Anda di halaman 1dari 8

KONSEP STRES DAN ADAPTASI

1. Pengertian stress dan adaptasi


1) Stres
- Menurut Hans Selye tahun 1950 merupakan respons tubuh yang bersifat tidak
spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
- Taylor (1995) mendeskripsikan stress sebagai pengalaman emosional negatif disertai
perubahan reaksi biokimia, fisiologi, kognitif dan perilaku yang bertujuan untuk
mengubah atau menyesuaikan diri terhadap situasi yang menyebabkan stres.
- Davis, stress adalah kejadian kehidupan seharian yang tidak dapat dihindari
- Kazier,stress adalah fenomena universal setiap orang mengalaminya
- Stress adalah suatu kekuatan yang memaksa seseorang untuk berubah, bertumbuh,
berjuang, beradaptasi atau mendapat keuntungan semua kejadian dalam kehidupan,
bahkan yang bersifat positif juga menyebabkan stress. Sebagai contoh kenaikan
pangkat merupakan perubahan yang positif namun tanggung jawab yang baru
menyebabkan stress, tidak semua stress bersifat merusak karena rangsangan,
tantangan dan perubahan akan memberikan keuntungan bagi kehidupan seseorang.

Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya stress :


1. Faktor dalam diri individu (intrinsik)
- Faktor fisiologis : kehamilan, menopause
- Faktor psikologis : emosi
2. Faktordi luar diri individu (ekstrinsik)
- Manusia lain
- Kultur/masyarakat sekitar tempat individu hidup dan berinteraksi
- Bibit penyakit (virus, bakteri)
- Keadaan alam : iklim, suhu
- Peristiwa : ditolak, dikucilkan oleh teman

Stressor adalah :
a. Faktor yang menyebabkan klien mengalami
b. Berasal dari : sesuatu hal, peristiwa, situasi, manusia, sesuatu yang dialami individu
dalam lingkungan internal/eksternal yang harus ditangani
Faktor yang mempengaruhi tanggapan individu terhadap stressor :
1. Ciri-ciri seseorang
- Personality (kepribadian)
- Pengalaman masa lalu
2. Hakikat stressor
- Stressor bagi seseorang
- Lingkup stressor
- Lamanya stressor
- Jumlah beberapa stressor dalam waktu yang sama

Untuk lebih jelas tentang stess sebenarnya, maka dapat diketahui beberapa
pandangan diantaranya :
(1) Pandangan stress sebagai stimulus :
Pandangan ini menyatakan stress sebagai suatu stimulus yang menuntut, dimana
semakin tinggi besar tekanan yang dialami seseorang, maka semakin besar pula stress
yang dialami. Pandangan ini didasari hukum elastisitas Hooke yang menjelaskan
semakin berat beban satu logam, maka semakin besar pula stress yang dialami,
melalui pandangan ini maka dianalogikan pada manusia apabila semakin besar
tekanan yang dialami, semakin besar pula stress yang dialaminya.
(2) Pandangan stress sebagai respon
Mengindentifikasikan stress sebagai respon individu terhadap stresor yang diterima
dimana ini sebagai akibat respon fisiologi dan emosional atau juga sebagai respon
yang nonspesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan yang ada.
(3) Pandangan stress sebagai transaksional
Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara orang dengan lingkungan dengan
meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan terbentuknya
sebuah koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang
potensial mengandung stress dengan mengukur dari persepsi individu terhadap
masalah, mengkaji kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang
diarahkan mengatasi masalah

Tubuh mempunyai sifat alami untuk mempertahankan


keadaan seimbang :Homeostatis
Jika ada stress

Tubuh seseorang mengadakan respon agar berfungsi baik


dalam kondisi lingkungan yang berubah : Adaptasi

2) Adaptasi
- Adaptasi merupakan suatu perubahan yang menyertai individu dalam merespon
terhadap perubahan yang ada dilingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh
baik secara fisiologi maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.
- Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat semenjak lahir maupun dipelajari yang
dipergunakan untuk mengatasi stress guna membatasi tempat terjadinya, mengurangi,
atau menetralisir keadaan.

Hasil dari perilaku adaptif ini dapat berupa semua respon dengan berusaha
mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan. Selain itu respon adaptif juga merupakan
suatu totalitas respon dari manusia sebagai makhluk holistik, yang memerlukan waktu dalam
proses penyesuaian dan setiap orang akan berbeda dalam proses penyesuaian, adakalanya orang
cepat dalam beradaptasi namun adakalanya lambat dalam beradaptasi dan semua respon adaptif
tidak selamanya cukup dalam menghadapi perubahan akan tetapi terkadang dijumpai tidak
adekuat dan pada dasarnya respon adaptif itu melelahkan mengingat membutuhkan tenaga dan
sumber yang cukup.

Karakteristik respon adaptif adalah :


a. Semua respon adaptif berusaha mempertahankan keseimbangan
b. Adaptasi adalah totalitas respon dari manusia (holistik)
c. Respon adaptif terbatas
d. Adaptasi memerlukan waktu
e. Kemampuan adaptasi berbeda pada setiap orang
f. Respon adaptif mungkin tidak adekuat
g. Respon adaptif melelahkan karena memerlukan tenaga dan sumber

Tujuan Adaptasi
a. Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar
b. Menghadapi tuntutan keadaan secara realistic
c. Menghadapi tuntutan keadaan secara objektif
d. Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional

Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain :
a. Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan).
b. Regresi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali.
c. Kompromi (kesepakatan).
Contoh :
Seorang mahasiswa gagal dalam ujian akhir program, mungkin ia akan bekerja keras
(terang-terangan), regresi dengan keluar dari pendidikan, serta mungkin mau mengulang lagi
dengan berusaha semampunya (kompromi).

2. Stress dan adaptasi pada siklus kehidupan perempuan


a. Adaptasi fisiologis
Tubuh mempunyai mekanisme pertahanan alamiah yang bekerja secara teratur sehingga
tubuh dapat beradaptasi terhadap bermacam-macam faktor internal dan eksternal. Riset
klasik yang dilakukan Selya, 1976 (dalam Potter dan Perry, 1997) membagi adaptasi
menjadi 2, yaitu :
a) LAS (Local Adaptation Syndrome)
Las merupakan proses adaptasi yang bersifat lokal, misalnya ketika daerah tubuh
atau kulit terkena infeksi, maka daerah sekitar kulit tersebut akan menjadi
kemerahan, bengkak, terasa nyeri, panas, kram. Ciri-ciri LAS adalah sebagai
berikut :
- Bersifat lokal, yaitu tidak melibatkan keseluruhan sistem tubuh
- Bersifat adaptif, yaitu diperlukan stressor untuk menstimulasinya
- Bersifat jangka pendek, yaitu tidak berlangsung selamanya
- Bersifat restoratif, yaitu membantu memperbaiki homestatis daerah atau bagian
tubuh
b) GAS (General Adaptation Syndrome)
Gas merupakan proses adaptasi yang bersifat umum atau sistematik. Misalnya
apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi, maka timbul gangguan sistem atau seluruh
tubuh lainnya berupa panas diseluruh tubuh dan berkeringat.
Gas terdiri dari tiga tahap yaitu :
- Tahap reaksi alarm
Yaitu tahap dimana individu siap menghadapi stressor yang akan masuk ke
dalam tubuh. Tahap ini dapat diawali dengan kesiagaan yang ditandai dengan
perubahan fisiologis pengeluaran hormone oleh hipotalamus, yang dapat
menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan adrenalin yang selanjutnya
memacu denyut jantung dan menyebabkan pernapasan menjadi cepat dan
dangkal. Kemudian hipotalamus melepaskan hormone ACTH (Hormon
Adrenokortikotropik) yang dapat merangsang adrenal untuk mengeluarkan
kortikoid yang akan mempengaruhi berbagai fungsi tubuh. Aktivitas hormonal
yang ekstensif tersebut mempersiapkan seseorang untuk fight or - flight.
- Tahap resistensi
Pada tahap ini tubuh sudah mulai stabil, tingkat hormon, tekanan darah dan
output jantung kembali ke normal. Individu berupayaberadaptasi dengan
stressor. Jika stress dapat diselesaikan, tubuh akan memperbaiki kerusakan yang
mungkin telah terjadi. Namun jika stressor tidak hilang, maka ia akan memasuki
tahap ketiga
- Tahap kelelahan
Tahap ini ditandai dengan terjadinya kelelahan karena tubuh tidak mampu lagi
menanggung stress dan habisnya energi yang diperlukan untuk beradaptasi.
Tubuh tidak mampu melindungi dirinya sendiri menghadapi stressor, regulasi
fisiologis menurun dan jika stress terus berlanjut dapat menyebabkan kematian.

Stressor

Tahap reaksi
alarm

Tahap
resistensi
Tahap
kelelahan

Istirahat kematian

Gambar : Proses Adaptasi Fisiologis


b. Adaptasi psikologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian secara psikologis dengan cara
melakukan mekanisme pertahanan diri yang bertujuan melindungi atau bertahan dari
serangan atau hal yang tidak menyenangkan. Adaptasi secara psikologis dikenal dengan
strategi pemecahan masalah (problem solving strategis) dan mekanisme pertahanan diri
(defence mechanism).
Adaptasi psikologis bisa bersifat konstruktif atau destruktif. Perilaku yang
konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk memecahkan konflik.
Bahkan rasa cemas pun bisa menjadi konstruktif, jika dapat member sinyal adanya
suatu ancaman sehingga individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi
dampaknya. Perilaku destruktif tidak membantu individu mengatasi stressor. Bagi
sebagian orang, penggunaan alkohol dan obat-obatan mungkin tampak seperti perilaku
adaptif namun kenyataannya, justru menambah dan bukannya mengurangi stress.
Contoh :
- Meminta bantuan pada orang lain
- Rela dan mampu untuk mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang
ada
- Mencoba mencari lebih banyak mengenal situasi informasi aktual mengenai
masalah supaya dapat ditentukan masalah tersebut secara realistis
- Berusaha untuk menentukan masalah sehingga dapat dikendalikan
- Membuat beberapa rencana untuk memecahkan masalah
c. Adaptasi sosial budaya
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian
perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, misalnya seseorang
yang tinggal dalam lingkungan masyarakat dengan budaya gotong royong akan
berupaya beradaptasi dengan lingkungan tersebut
d. Adaptasi spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya.
Misalnya apabila mengalami stress, seseorang akan giat melakukan ibadah seperti rajin
sembahyang, berpuasa dan sebagainya.
Kasus
Ketika saya berumur kurang lebih 4 tahun saya mengalami stress dimana saat itu orang tua saya
bercerai dan akhirnya saya berpisah dengan ibu kandung saya, dimana ayah saya tidak
mengizinkan ibu kandung saya untuk di asuh nya, peristiwa yang mungkin tidak terlupakan oleh
saya ketika ayah saya menampar ibu kandung saya, mereka berantam hebat di hadapan saya,
sementara saya hanya bisa menangis terisak-risak. Mereka berantam dengan hebatnya hampir
bunuh-bunuhan di depan saya, saya menangis sekencang-kencangnya namun mereka tidak
mendegarkan tangisan saya, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi 1 atau 2 kali saja, akan tetapi
berulang kali, hal seperti inilah yang membuat saya menjadi stress dimana saya takut untuk
melihat orang-orang disekitar saya, bahkan melihat ayah saya saja saya menjerit Ampun
Ampun sambil berlari menuju kamar dan menjerit histeris sendirian. Ketika itu saya tidak mau
berbicara pada siapapun saya hanya bisa memanggil ibu ibu, namun akhirnya stress saya tidak
berlanjutan sampai sekarang karena ayah saya membawa saya ke terapi, untuk dilihat
perkembangan saya. Dan alhamdulillah sampai sekarang saya tidak takut lagi melihat orang
tetapi masih adalah segan dikit sama orang.

Pembahasan Kasus
Kasus saya tersebut termasuk stress yang diakibatkan oleh faktor lingkungan yaitu
1. Tindakan kriminal dimana, karena saya sering melihat orang tua saya berantam tiap hari dan
hampir bunuh-bunuhan akhirnya mempegaruhi situasi kondisi saya, saya jadi takut melihat orang
dan terkadang saya menjerit histeris sendiri didalam kamar.

2. Kehilangan keluarga(ibu kandung) dimana, karena saya ketika kecilnya lebih dekat kepada ibu,
ketika mereka bercerai akhirnya saya merasakan perubahan situasi dimana saya di asuh oleh
ayah saya yang sedikit kejam, sehingga menimbulkan ketakutan yang berlebihan seperti ketika
melihat ayah saya, saya berkata Ampun Ampun.

Anda mungkin juga menyukai