Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Rizki Aliyah

Nim : P01031114089
Kelas : D-III V-b
Tugas Mata Kuliah PBAK

1. Pengertian Laporan dan Pengaduan


Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah
atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan
kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah
melakukan tindak pidana aduan yang merugikan.

2. Perbedaan prinsip laporan dan pengaduan


Prinsip laporan yaitu peristiwa yang dilaporkan belum tentu perbuatan pidana,
sehingga dibutuhkan sebuah tindakan penyelidikan oleh bejabat yang berwenang
untuk menentukan perbuatan tersebut merupakan tindak pidana atau bukan.
Prinsip pengaduan yaitu adanya kepastian telah terjadi sebuah tindak pidana yang
termasuk dalam aduan, dimana tindakan seorang pengadu yang mengadukan
permasalahan pidana, aduan harus segera ditindak lanjuti dengan sebuah tindakan
hukum yaitu serangkaian tindakan penyelidikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini khususnya Polri harus bisa menentukan apakah sebuah
peristiwa yang dilaporkan oleh seorang pengadu merupakan sebuah tindak pidana
atau bukan.

3. Tata Cara Laporan


Dalam hal Anda ingin melaporkan suatu tindak pidana atau kejahatan, Anda dapat
langsung datang ke kantor kepolisian yang terdekat pada lokasi peristiwa pidana
tersebut terjadi. Adapun daerah hukum kepolisian meliputi (tercantum di Pasal 4 ayat
[1] Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian
Negara Republik Indonesia PP 23/2007).
Untuk wilayah administrasi kepolisian, daerah hukumnya dibagi berdasarkan
pemerintahan daerah dan perangkat sistem peradilan pidana terpadu (Pasal 2 ayat [2]
PP 23/2007). Sebagai contoh jika melihat ada tindak pidana di suatu kecamatan, maka
kita dapat melaporkan hal tersebut ke Kepolisian tingkat Sektor (POLSEK) di mana
tindak pidana itu terjadi. Akan tetapi, kita juga dibenarkan/dibolehkan untuk
melaporkan hal tersebut ke wilayah administrasi yang berada di atasnya misalnya
melapor ke POLRES, POLDA atau MABES POLRI.
Pada saat kita berada di Kantor Polisi, silakan menuju ke bagian SPKT (Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu) yang merupakan unsur pelaksana tugas pokok di
bidang pelayanan kepolisian. SPKT memiliki tugas memberikan pelayanan terhadap
laporan/pengaduan masyarakat. Hal ini sebagaimana ketentuan Pasal 106 ayat (2)
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 23 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian
Sektor, yang berbunyi.
SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap
laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta
memberikan pelayanan informasi.
Laporan oleh pelapor dilakukan secara lisan maupun tertulis, setelah itu berhak
mendapatkan surat tanda penerimaan laporan dari penyelidik atau penyidik.

Pasal 108 ayat (1) dan ayat (6) KUHAP :

Pasal (1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi
korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan
laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun
tulisan;
Pasal (6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik
harus memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang
bersangkutan.

Kewajiban kita sebagai pelapor sesungguhnya sudah mengurangi tugas dari


kepolisian yang seharusnya menjaga kondisi lingkungan agar tetap dalam keadaan
aman. Oleh karenanya, kita yang sudah membantu dan meringankan tugas Polri
dalam melaksanakan tugas, melakukan laporan tentang dugaan tindak kejahatan tidak
dipungut biaya. Kalaupun ada yang meminta bayaran itu adalah oknum yang
sepatutnya Anda laporkan oknum tersebut ke Divisi Profesi dan Pengamanan
(Propam) Polri. Sepengetahuan petugas jaga/piket Sentra Pelayanan Kepolisian
menerima laporan selama 24 Jam, 7 hari dalam seminggu. Ini merupakan bentuk
pelayanan Kepolisian kepada masyarakat.
Sedangkan untuk pengaduan melalui telepon, di dalam Peraturan Kepala Kepolisian
No. 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Kepoolisian
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas POLRI, Kepolisian membuka dan
menyediakan akses komunikasi informasi tentang keluhan masyarakat yang ingin
melapor melalui telepon.

4. Contoh Laporan
Mengenai laporan yang terkait dengan tindak pidana Pemilu, harus dipahami bahwa
mekanisme penanganannya pun berbeda karena UU No. 10 tahun 2008 tentang
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD mengatur secara khusus hukum acara
penanganan Tindak Pidana Pemilu termasuk mekanisme pelaporannya.
Mengacu kepada pasal 247 ayat (2) bahwa penerimaan laporan pelanggaran Pemilu
dilakukan Bawaslu, Panwaslu provinsi, Panwaslu kabupaten/kota, Panwaslu
kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dengan
penekanan penerimaan laporan dilakukan secara tertulis, yang bila benar ternyata
terdapat tindak pidana pemilu maka berdasarkan pasal 247 angka (9) UU Pemilu,
temuan dan laporan tentang dugaan pelanggaran pemilu yang mengandung unsur
pidana, setelah dilakukan kajian dan didukung dengan data permulaan yang cukup,
diteruskan oleh Bawaslu kepada penyidik Kepolisian. Proses penyidikan dilakukan
oleh penyidik polri dalam jangka waktu selama-lamanya 14 hari terhitung sejak
diterimanya laporan dari Bawaslu.
Hal ini mengandung makna bahwa dalam hal pelaporan adanya tindak pidana Pemilu,
UU No. 10 tahun 2008 mengatur secara khusus mekanisme penerimaan laporan
tindak pidana pemilu yaitu penerimaan laporan dilakukan (hanya) oleh Bawaslu,
Panwaslu provinsi, Panwaslu kabupaten/kota, Panwaslu kecamatan, Pengawas Pemilu
Lapangan dan Pengawas Pemilu Luar Negeri (bukan oleh Polri) sehingga Polri tidak
diberi kewenangan untuk menerima pelaporan atau dengan kata lain Polri tidak
diperkenankan merespon laporan dari masyarakat mengenai tindak pidana Pemilu
dengan tindakan penyidikan.

Anda mungkin juga menyukai