PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
1) Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny.A G I P000
Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka
dengan Inpartu Kala I Fase Aktif menggunakan metode Varney.
1
1.2.2 Tujuan khusus
1) Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ny.A G I
P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep,
Puka dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.
2) Mampu melakukan interpretasi data pada Ny.A GI P000 Ab000 UK 40- 41
Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu
Kala I Fase Aktif.
3) Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ny.A GI P000 Ab000 UK 40-
41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu
Kala I Fase Aktif.
4) Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada
kasus Ny.A GI P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/
Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.
5) Mampu merencanakan asuhan pada Ny.A GI P000 Ab000 UK 40- 41
Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu
Kala I Fase Aktif.
6) Mampu melaksanakan asuhan pada Ny.A GI P000 Ab000 UK 40- 41
Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu
Kala I Fase Aktif.
7) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan Ny.A GI
P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep,
Puka dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.
2
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari Asuhan Kebidanan ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
1.4.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi teori mengenai kehamilan, konsep medis Hiperemesis Gravidarum dan
konsep asuhan kebidanan menurut Varney.
1.4.3 BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pendokumentasian dengan menggunakan 7 langkah Varney.
1.4.4 BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi.
1.4.5 BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
1.4.6 DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1Konsep Persalinan
2.1.1 Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang
dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Mochtar, 1998 : 91)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998 : 151)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Saifuddin, 2002 : 180)
2.1.2 Bentuk Persalinan
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan dari luar.
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
4
Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sehingga mengganggu sirkulasi utero
plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser) bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
1. Ganggang laminaria : beberapa laminaria
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang fleksus frankenhauser.
2. Amniotomi : pemecahan ketuban.
3. Oksitosin drip : pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
(Mochtar, 1998 : 92)
2.1.4 Tanda Tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki PAP
terutama pada primigravida, pada multi para tidak begitu terlihat.
b. Perut kelihatan makin melebar, fundus uteri menurun.
c. Perasaan sering-sering atausudah kencing (pola kisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian bawah rahim.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi. Kontraksi
lemah dari uterus disebut falselabot pains.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
(Mochtar, 1998 : 93)
2.1.5 Tanda Tanda Inpartu
a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
5
2.1.6 Mekanisme Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase :
1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3
cm berlangsung 7-8 jam.
2. Fase aktif
Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
- Periode dilatasi maximal : selama 2 jam pembukaan
berlangsung sampai 9 cm.
- Periode deseleasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm/ lengkap.
b. Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama,
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan-tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektonis menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum
ibu merasa seperti mau BAB, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang.
Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh
seluruh badan bayi. Pada kala II primi : 1 - 2 jam, pada multi - 1 jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2
kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 1-2 menit seluruh plasenta terlepas terdorong
ke vagina dan lahir spontan/ dengan sedikit dorongan dari atas sympisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc.
d. Kala IV (Observasi)
Adalah pengawasan selama 2 jam, selama 1 jam setelah bayi lahir dan cek
6
jalan lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
pendarahan post partum.
(Mochtar, 1998 : 94-97)
2.1.7 Patograf
a. Definisi
Adalah alat yang dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan
membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam
pelaksanaan.
b. Fase aktif (pembukaan 4)
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
1. DJJ tiap 30 menit (normalnya 120-160 x/menit).
2. Warna dan adanya air ketuban
U : ketuban utuh.
J : ketuban pecah dan jernih.
D : ketuban pecah dan bercampur darah.
M : ketuban pecah dan bercampur mekonium.
K : ketuban pecah dan tidak ada air ketuban.
(JPNK KR 2008 : 57)
c. Molase
0 : sutura terpisah.
1 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak atau bersentuhan)
2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.
3 : sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat diperbaiki.
(JPNK KR 2008 : 58)
d. Pembukaan serviks
Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x).
(JPNK KR 2008 : 58)
e. Penurunan.
Mengacu pada bagian terbawah yang teraba di atas simpisis pubis dengan
janin metode perlimaan:
5/5 : bagian terbawah janin telah memasuki PAP
4/5 : ( 1/5 ) bagian terbawah janin memasuki PAP
3/5 : (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul
2/5 : ( 3/5 ) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul
7
1/5 : (4/5) bagian telah masuk ke dalam rongga panggul
0/5 : seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul
dan sudah tidak dapat di raba dari pemeriksan luar.
(JPNK KR 2008 : 42)
f. Waktu
g. Jam
h. Kontraksi
i. Oksitosin
j. Obat yang diberikan
k. Nadi, tekanan darah dansuhu
l. Protein, asetan dan volume urin
(Saifuddin, 202 : N-12)
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama : Selain sebagai identitas, upayakan bidan memanggil
dengan nama panggilan sehingga komunikasi antara
bidan dan pasien lebih akrab.
Umur : Data ini ditanyakan untuk menentukan apakah ibu
dalam persalinan beresiko atau tidak.
Agama : Sebagai dasar bidan dalam member dukungan mental
dan spiritual terhadap pasien dan keluarga sebelum
dan pada saat persalinan.
Pendidikan : Sebagai dasar bidan untuk menentukan meted yang
tepat dalam menyampaikan informasi mengenai
teknik melahirkan bayi. Tingkat pendidikan ini
sangat mempengaruhi daya tangkap dan tanggap
pasien terhadap instruksi yang di berikan bidan pada
saat persalinan.
8
Pekerjaan : Data ini menggambarkan tingkat social
ekonomi,pola sosialisasi, data pendukung dalam
komunikasi yang akan di pilih selama asuhan.
Alamat : Selain sebagai data mengenai distribusi local pasien,
data ini juga member gamaran mengenai jarak dan
waktu yang di tempuh pasien menuju lokasi
persalinan.
2. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama di tanyakan untuk mengetahui alasan pasien dating ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Pada kasus persalinan informasi yang
harus didapat dari pasien adalah kapan mulai terasa ada kenceng-
kenceng di perut,tanggal dan jamnya, bagaimana intensitas dan
frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari vagina yang berbeda
dari air kemih, jam dan tanggalnya, apakah sudah ada peneluaran
lendir dan darah, jam dan tanggalnya, serta pergerakan janin untuk
memastikan kesejahteraannya.
(Sulistyawati. 2010: 221)
5. RIWAYAT HAID
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa
bersalin, namun dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai
gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa
data yang harus kita peroleh adalah :
a. Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Untuk wanita Indonesia pada usi sekitar 12-16 tahun.
b. Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang di alami
dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari.
c. Banyaknya, data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstruasi yang di keluarkan. Kadang kita akan kesulitan
mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan yang biasanya kita
gunakan adalah banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang di
berikan pasien biasanya subyektif, namun kita dapat menggali
lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan mendukung seperti
sampai berapa kali ganti pembalut dalam sehari.
d. Keluhan, beberapa wanita menyampaikan keluhan yang di
rasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakit yang
sangat, pening sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak.
Keluhan yang di sampaikan pasien dapat menunjuk pada
diagnosis tertentu.
(Sulistyawati. 2010: 221-222)
e. Hari Pertama Haid Terakhir ( HPHT ), dikaji untuk menentukan
usia kehamilan dengan menghitung mulai dari hari pertama ibu
mendapatkan haid terakhir sebelum pasien diketahui hamil.
f. Tafsiran persalinan, untuk mentukan tafsiran persalinan
biasanya menggunakan rumus Neegle,yaitu HPHT + 7 hari 3
bulan.
(Sulistyawati. 2009: 53)
10
6. RIWAYAT PERKAWINAN
Data ini penting untuk kita kaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan
serta kepastian mengenai siapa yang mendampingi persalinan. Yang
harus ditanyakan adalah:
a. Usia pertama kali menikah
b. Lama pernikahan
c. Perkawinan yang sekarang adalah suami yang ke berapa
(Sulistyawati, 2010: 222)
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : Normal >145 cm
BB : Perkiraan berat badan yang dianjurkan adalah 4
kg pada kehamilan trimester I, 0,5 kg/mgg pada
kehamilan TM II dan TM III, total BB selama
hamil normalnya 15-16 kg.
(Sulistyawati. 2009: 69)
LILA : Dikaji untuk mengetahui status gizi ibu,
normalnya LILA > 23,5 cm.
TTV TD : Tekanan darah akan meningkat selama
kontraksi, disertai peningkatan sistole rata-rata
12
15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-10
mmHg.
Nadi : 60-88 kali/menit
RR : Sedikit peningkatan pernafasan dianggap
normal pada saat persalinan karena adanya
peningkatan metabolisme, normalnya 16-24
kali/menit
Suhu : Terjadi peningkatan suhu tubuh selama
persalinan, suhu tubuh normal 36,5 37,5 oC
(Sulistyawati. 2010: 67)
13
b. Palpasi
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid.
Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
abnormal, kolostrum sudah keluar atau belum.
(Sulistyawati. 2010: 226-228)
Abdomen :
Leopold I
Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat di fundus. Jika
pada fundus teraba bundar, lunak, kurang melenting itu berarti
bokong janin. Jika teraba bundar, keras melenting itu berarti
kepala janin, jika teraba bagian kecil yang menonjol,berarti itu
adalah bagian kecil janin.Dalam pengukuran TFU menggunakan
metelyn, TFU tidak boleh lebih dari 40 cm.
(JPNK-KR, 2008 : 47)
Leopold II
Menentukan bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri
perut ibu. Jika teraba keras, datar seperti papan, memanjang
berarti punggung (Puka atau Puki), namun jika teraba bagian-
bagian kecil yang menonjol maka itu adalah bagian kecil janin.
Leopold III
Untuk menentukan apa yang ada pada bagian bawah. Jika teraba
bundar, keras melenting itu berarti kepala janin. Jika teraba
bundar lunak, kurang melenting berarti bokong, jika teraba
bagian kecil yang menonjol berarti itu adalah bagian kecil jain.
Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah sudah masuk
PAP. Umumnya pada saat inpartu kepala sudah masuk panggul
(divergen). Kepala sudah masuk PAP berapa/5 bagian.
(Sulistyawati. 2009: 89-92)
Abdomen terasa keras saat his, pada fase laten HIS masing-
masing 5-30 menit berakhir 5-30 detik.
(Doenges, 2001: 266)
14
c. Auskultasi
DJJ : Normalnya 120-160 kali/menit, teratur, adekuat.
(Sulistyawati, Ari. 2010: 77)
Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing.
d. Perkusi
Reflek patella : +/+
(Sulistyawati. 2010: 228)
3. PEMERIKSAAN DALAM
- v/v: lendir,darah +/-
- tidak ada benjolan di sekitar vagina
- cm
- Eff.
- Ketuban :+/-
- Bagin terdahulu : kepala/bokong/muka
- Bagian terendah : uuk/uub arah jam
(JPNK-KR, 2008 : 56)
- Moulase
0 : Sutura terpisah
1 : Sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak / bersentuhan)
2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.
3 : Sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat diperbaiki.
(JPNK-KR, 2008 : 58)
- Penurunan kepala
5/5 : Bagian terbawah janin telah memasuki PAP
4/5 : (1/5) bagian terbawah janin memasuki PAP
3/5 : (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul
2/5 : (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga
panggul
1/5 : (4/5) bagian telah masuk ke dalam rongga panggul
0/5 : Seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam
rongga panggul dan sudah tidak dapat di raba dari
pemeriksan luar.
15
- Disekitar bagian terdahulu tidak ada bagian kecil janin yang
menyertai.
(JPNK-KR, 2008 : 42)
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
TBJ : TFU-11 X155
TFU-12 X 155
TFU-13 X 155
(Sulistyawati. 2009:140)
V. INTERVENSI
Dx : Ny... G ... P ... Ab ... Uk ... minggu janin T/H/I, Letkep, Puka dengan
inpartu kala I fase aktif.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan baik diharapkan ibu
mengerti kondisinya dan ibu bisa melahirkan dengan selamat.
KH :
- KU ibu baik
- TTV dalam batas normal
- DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit)
- His adekuat
Intervensi :
1. Berikan dukungan ibu secara emosional dan spiritual.
R/ Ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan.
2. Hadirkan pendamping ibu.
R/ Memberi ketenangan dan motivasi untuk ibu.
3. Bantu ibu untuk mengatur posisi yang nyaman.
18
R/ Menambah kenyamanan ibu.
4. Pantau TTV, DJJ, his dan kemajuan pembukaan ibu.
R/ Indikator kemajuan dan perkembangan persalinan.
5. Bantu ibu melakukan relaksasi pernapasan saat ada kontraksi.
R/ Mencegah bengkak pada alat kelamin jika ibu meneran saat pembukaan
belum lengkap, menghemat energi.
6. Bantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
R/ Menjaga tenaga ibu agar tetap kuat dan mencegah dehidrasi.
7. Siapkan partus set, heacting set, alat, obat dan tempat.
R/ Semua peralatan di siapkan sejak awal akan mempermudah penolong
dalam melakukan pertolongan persalinan.
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi.
VII. EVALUASI
Sesuai Kriteria hasil.
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE (INC)
PADA NY. A GI P000 Ab000 UK 40-41 MINGGU
JANIN TUNGGAL/HIDUP/INTRAUTERIN, LETKEP, PUKA DENGAN INPARTU
KALA I FASE LATEN DENGAN KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DI KAMAR BERSALIN PUSKESMAS SINGOSARI
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama Ibu : Ny.A Nama Suami : Tn. I
Umur : 23 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Tohjoyo Rt 07/ 07, Pagentan, Singosari.
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan mulai merasakan kenceng-kenceng pada perut ibu bagian
bawah hari ini tanggal 16 Mei 2014 jam 23.00 WIB. Ibu mengatakan
kenceng- kencengnya semakin sering dan kuat. Ibu mengatakan sudah
keluar darah ataupun lendir pada alat kelamin dan cairan ketuban belum
keluar.
3. RIWAYAT PERNIKAHAN
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 1 tahun
Usia pertama menikah : 20 tahun
Jumlah anak : Tidak Ada
4. RIWAYAT HAID
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur 28 hari
20
Lama Haid : 15 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari
Warna dan bau : Merah kehitaman, bau khas darah haid
Dysminorrhea : Tidak ada
Fluor Albus : Tidak Ada
Keluhan : Tidak Ada
HPHT : 3- 8- 2013
TP : 10- 5- 2014
K
N KEHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS KB
E
o T
Sua Hamil U Peno Pen BB/ H La
Cara JK H M Lama ASI Cara
mi Ke K long yulit PB umur ma
1. Hamil ini - - - - - - - - - - - - - -
3. Aktivitas Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah Ibu miring kiri dan
seperti memasak, mencuci baju dan bersih- kanan secara
bersih rumah dibantu dengan suami dan lebih bergantian, kadang
sering istirahat. duduk atau posisi
setengah duduk di
atas tempat tidur.
22
4. Istirahat Ibu mengatakan istirahat siang 2 jam pukul Ibu tidak tidur
13.00-15.00 WIB dan istirahat malam 8 jam selama persalinan.
pukul 21.00-05.00 WIB, tetapi sering bangun.
5. Kebersihan Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti baju Ibu tidak mandi
dan ganti pakaian dalam 2 kali sehari, keramas selama persalinan.
2 hari sekali.
7. Seksual Ibu mengatakan belum pernah melakukan Tidak Ada
hubungan suami istri selama hamil.
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB sekarang : 64 kg
BB sebelum hamil : 56 kg
LILA : 29 cm
TTV TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Suhu : 36 oC
23
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
a. Inspeksi
Kepala : Rambut warna hitam bergelombang, bersih dan tidak
rontok, tidak ada benjolan abnormal.
Wajah: Simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarium.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, bersih, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Mulut dan gigi : Simetris, bibir lembab, lidah bersih, gigi bersih
tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Leher : Simetris, tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe, tidak terlihat bendungan vena jugularis.
Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, bersih, ada
hiperpigmentasi areola mamae, payudara tidak tegang,
kolostrum belum keluar.
Abdomen : Terjadi pembesaran uterus sesuai kehamilan, tidak ada
luka bekas operasi, tampak striae albican, tampak linea
nigra.
Genetalia : Bersih, tidak ada odema dan varises, sudah keluar
darah lendir, belum keluar cairan ketuban.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terlihat oedema dan varises.
Bawah : Simetris, tidak terlihat oedema dan varises.
b. Palpasi
Hidung : Tidak ada polip
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid maupun limfe,
tidak teraba bendungan vena jugularis.
Payudara : Konsistensi kenyal, tidak teraba benjolan abnormal,
kolostrum belum keluar, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal.
Leopold I
24
TFU 3 jari di bawah processus xifoideus (32 cm), di
fundus teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting
yaitu (bokong janin).
Leopold II
Di bagian kanan perut ibu teraba tahanan memanjang
yatiu (punggung janin). Dibagian kiri perut ibu teraba
kosong dan teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas).
Leopold III
Bagian terdahulu teraba bulat, keras, melenting
(kepala), tidak dapat digoyangkan (sudah masuk PAP).
Leopold IV
Divergen, kepala teraba 2/5 bagian diatas symfisis.
HIS : 2 kali dalam 10 menit lamanya 30 detik.
TBJ : (TFU - 11) x 155 = (32 - 11) x 155 = 3255 gram.
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.
Abdomen : DJJ 133 kali/menit, teratur, adekuat dan terdengar
keras di perut sebelah kanan bawah pusat.
d. Perkusi
Reflek patella : Tidak dikaji
3. PEMERIKSAAN DALAM
Tanggal/Jam : 16 Mei 2014/ 23.50 WIB
Vulva vagina : Tidak terdapat varises, tidak ada odema, tidak terdapat
jaringan parut.
Pembukaan : 2 cm
Effacement : 25%
Ketuban : Utuh
Bagian terendah : Kepala bagian belakang
Bagian terdahulu : Ubun-ubun kecil
Hodge : Penuruhan kepala Hodge I
Moulage : Tidak ada (0)
25
Bagian kecil : Tidak Ada
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak Terkaji
30
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril.
19. Saat kepala perlahan keluar, tangan kanan melindungi perineum sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu
cepat, saat kepala bayi sudah lahir mengusap wajah bayi dengan kasa steril.
20. Memeriksa adakah lilitan tali pusat pada leher bayi.
21. Menunggu sampai kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar.
22. Memposisikan tangan biparietal pada kepala janin untuk melahirkan bahu.
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga leher dengan keempat jari
pada punggung dan ibu jari di letakkan di dada.
24. Tangan kiri menyusuri punggung, bokong serta kaki bayi. Segera
membebaskan jalan nafas dan mengeringkan bayi.
25. Bayi lahir spontan tanggal 5 Mei jam 16.30 WIB, bayi menangis kuat,
warna kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin laki-laki, AS 8-9.
Kala III (Kala Uri)
Tanggal/Jam : 16 Mei 2014/ 05.00 WIB
26. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks, serta
mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering.
27. Mengecek fundus untuk memastikan tidak ada bayi kedua.
28. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin dipaha ibu untuk
mencegah perdarahan.
29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM.
30. Menjepit tali pusat dengan klem 2-3 cm dari pusat bayi dan menjepit dengan
klem kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama.
31. Memotong tali pusat bayi diantara kedua klem dan melakukan pengikatan
tali pusat.
32. Meletakkan bayi di atas perut ibu.
33. Menyelimuti bayi dan memakaikan topi dikepala bayi.
34. Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva.
35. Melakukan PTT saat uterus kontraksi.
36. Melakukan PTT dengan tangan kanan memegang klien sementara tangan
kiri menekan uterus ke arah dorsokronial.
31
37. Menarik tali pusat sesuai dengan arah jalan lahir hingga plasenta tampak
pada vulva.
38. Melahirkan plasenta dengan hati-hati. Setelah plasenta tampak pada vulva,
memutar plasenta searah jarum jam.
Plasenta lahir lengkap tanggal 16 Mei 2014/ 08.15 WIB
- Kotiledon : 20 buah
- Tebal : 3 cm
- Diameter : 18 cm
- Bentuk : Bundar
- Panjang tali pusat : 50 cm
- Inserti : Sentral
39. Setelah plasenta lahir, lakukan massase fundus uteri berlawanan dengan
arah jarum jam.
40. Mengecek kelengkapan plasenta dan memasukkan plasenta ke dalam wadah
khusus.
41. Meriksa robekan jalan lahir (laserasi) dan kemungkinan terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Melakukan penjahitan karena adanya rupture
perineum derajat 2.
42. Memeriksa kontraksi uterus (uterus berkontraksi dengan baik).
43. Membiarkan bayi tetap di atas perut ibu selama 1 jam.
44. Menimbang dan mengukur bayi serta memberikan salep mata dan
menyuntikan vitamin K 1 mg di paha kiri bayi secara IM. (BB 3300 gram,
PB 49 cm, LILA 11,5 cm).
45. Melakukan penyuntikan Hb 0 di paha kanan bayi secara IM setelah 1 jam
penyuntikan vitamin K.
46. Menilai kontraksi berjalalan baik dan tidak terjadi perdarahan.
47. Mengajari ibu untuk melakukan masase uterus, jika perut teraba keras
berarti uterus dalam keadaan baik.
48. Memastikan tidak ada perdarahan banyak. Perdarahan 100 cc.
49. Menghitung nadi ibu. Nadi 88 kali/menit.
50. Menilai nafas dan suhu bayi tiap 15 menit pada 1 jam pertama PP dan tiap
30 menit pada 1 jam kedua PP.
51. Membereskan peralatan bekas pakai dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5 %.
32
52. Membuang bahan-bahan bekas pakai pada tempat sampah medis dan non
medis.
53. Membersihkan ibu dengan air DTT dan memakaikan pembalut dan celana
dalam serta menggantikan pakaian ibu.
54. Memastikan ibu sudah merasa nyaman dan membantu ibu memberikan ASI
nya pada bayi.
55. Melakukan dekontaminasi ruang persalinan dengan larutan klosin 0,5% dan
semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5 %.
56. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % dan
melepas semua APD.
57. Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir lalu dikeringkan
dengan handuk bersih.
58. Melakukan dokumentasi tindakan yang sudah di lakukan pada partograf.
Kala IV
Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi KK Perdarahan
08.30 110/70 88 36,2 2 JBP Baik Kosong 150 cc
08.45 110/70 88 - 2 JBP Baik Kosong -
1
08.55 110/70 84 - 2 JBP Baik Kosong -
08.00 120/80 84 - 2 JBP Baik Kosong -
09.30 110/70 84 36,5 2 JBP Baik Kosong 100 cc
2
10.00 110/70 84 - 2 JBP Baik Kosong -
BAB IV
PEMBAHASAN
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara spontan
dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara spontan
dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
Pembahasan merupakan studi kasus yang membahas tentang kesenjangan yang
ditemukan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dalam asuhan kebidanan yang diangkat
33
oleh penulis tidak ditemui kesenjangan antara teori dengan kasus. Semua pelaksanan
pengkajian data hingga evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. A GI P000 Ab000 UK 40- 41 minggu
janin T/H/I, Letkep, Puka dengan inpartu kala I fase Laten dengan keadaan ibu dan janin Baik
di Puskesmas Singosari.
Maka peulis dapat membandingkan dan memperaktekkan ilmu yang telah didapatkan
tidak di temukan suatu kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya laporan asuhan kebidanan pada Ny. A G I P000 Ab000 Uk 40-41
Minggu, Janin T/H/I, Letkep, Puka Dengan Inpartu Kala I Fase Aktif, yang telah penulis
selesaikan, menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif
telah dilakukan dan pemeriksaan sesuai dengan sandart yang telah diterapkan sehingga
diharapkan akan dapat mengurangi kematian maternal maupun neonatal. Dapat ditarik
beberapa kesimpulan :
34
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya
ketelitian, kepekaan dan peranan dari ibu hamil sehingga diperoleh data yang
menunjang untuk mengangkat diagnosa kebidanan.
2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan
pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta
keseimbangan dengan tinjauan pustaka.
3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan
pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena
dalam perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga
masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada
tinjauan kasus nyata.
4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari
perencanaan akan di laksanakan.
5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi Ny. L GI P000 Ab000 UK 39- 40 minggu
janin T/H/I, Letkep, Puka dengan inpartu kala I fase aktif.maka sebagian dari
semua masalah dapat diatasi. Pada akhirnya, keberhasilan dalam mengatasi
masalah klien didukung oleh beberapa faktor diantaranya sarana yang memadai
dan adanya tindakan yang komperhensif.
5.2 Saran
Setelah penyusunan laporan ini penulis menyarankan agar setiap paramedic tahu
dan mengerti tentang asuhan yang diberikan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sehingga
dapat memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu inpartu tersebut supaya angka
kematian dan kesakitan ibu inpartu dapat diturunkan dan diharapkan paramedik dapat
lebih meningkatkan asuhan yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
36