Sumber Daya Air merupakan hal yang pokok dalam mendukung peningkatan
pembanunan daerah. Sumber Daya air merupakan tiang utama dari
pembangunan infrastruktur baik dalam sektor pertanian, perkebunan,
permukiman serta industri lainnya. Akibat dari pembangunan yang tidak terbatas
menyebabkan terjadinya krisis sumber daya air. Beberapa sumber daya air yang
ada di Kabupaten Landak yaitu Sungai, Mata air pegunungan,dan air tanah
dangkal
Sumberdaya air tersebut saat ini dipakai sebagai air bersih (mandi, cuci dan
minum) dan kebutuhan untuk dipergunakan sebagai irigasi persawahan, tegalan,
kebun dan lain-lain. Rencana kebutuhan air bersih untuk Kabupaten Landak
Tahun 2032 adalah 2023,71 liter/ detik dengan kehilangan air 3.373 liter/ detik.
Sehingga kebutuhan air bersih tersebut akan dapat dilayani sepenuhnya oleh
sumber air bersih (PDAM) dengan kapasitas produksi 16.864,22 liter/ detik.
Tingkat pelayanan yang diberikan oleh PDAM Kabupaten Landak belum
menjangkau semua kecamatan. Daerah pelayanannya baru di Kecamatan
Ngabang, dan hanya sekitar 10 % saja dari jumlah penduduk di Kecamatan
Ngabang yang sudah terlayani PDAM pada Tahun 2011.
Berikut daftar sungai yang ada di Kabupaten Landak
Ringkasan
Sumber daya air adalah tonggak utama dalam pembangunan daerah.Oleh karena
itu sumber daya air merupakan fokus pertama dalam rencana pembangunan
daerah.
Isu Strategis 2: Ketersediaan Infrastruktur Dan Sarana-Prasarana Transportasi
1. Pengembangan Wilayah
2. Bertambahnya jumlah penduduk dan wilayah
permukiman
3. Produk RTRW
Ringkasan
Sarana transportasi merupakan roda utama untuk meningkatkan pertumbuhan
perekonomian. Dimana perekonomian akan meningkat seiiring dengan perbaikan
sarana dan prasarana transportasi yang layak dan memadai. Jalan sebagai
penghubung antara wilayah dan distribusi barang,jasa,dan informasi merupakan
urat nadi perekonomian rakyat.
Ringkasan
Tantangan utama dalam pembangunan adalah membangun sumber daya
manusia yang berkualitas yang sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Kemiskinan dan dan kurang gizi merupakan fenomena yang saling terkait, oleh
karena itu meningkatkan status gizi suatu masyarakat erat kaitannya dengan
upaya peningkatan ekonomi. Secara umum dapat dikatakan bahwa peningkatan
ekonomi sebagai dampak dari berkurangnya kurang gizi dapat dilihat dari dua
sisi, pertama berkurangnya biaya berkaitan dengan kematian dan kesakitan dan
sisi lain akan meningkatkan produktivitas
Isu Strategis 6: Alih Fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya
Yang termasuk dengan kawasan budidaya adalah kawasan hutan produksi,
kawasan pertanian, kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan pariwisata,
kawasan fasilitas umum, kawasan pendidikan dsb. Dengan berdasarkan
pertimbangan bahwa jika semakin besar tingkatan suatu rencana tata ruang
maka pertimbangan dari segi aspek fisiknya semakin kecil dalam menentukan
arahan tata ruangnya serta hal sebaliknya maka berdasarkan hal tersebut
dengan menggunakan metode analisis super impose (pertampalan) dari kondisi
kemiringan lahan, kesesuaian lahan, kawasan hutan, pada wilayah perencanaan
(Kabupaten Landak) maka sebaran luasan kawasan budidaya dan non budidaya
pada yaitu Kawasan Lindung meliputi:
a. Hutan Lindung dengan luas kurang lebih 53.282 hektar;
b. Taman Nasional dengan luas kurang lebih 54.922 hektar;
c. Cagar Alam dengan luas kurang lebih 3.009 hektar; dan
d. Faktor pembatas lereng
e. Kawasan Lindung gambut dan
f. Sempadan sungai
Ringkasan
Kawasan lindung serta kawasan budidaya merupakan kawasan yang mesti dijaga
kelestariannya sebagai penyangga suatu daerah
Isu Strategis 7: Belum optimalnya pengembangan sektor dan komoditas
unggulan (pertanian, perkebunan, perikanan dan perternakan serta industri)
Ringkasan
Belum berkembangnya industri pengolahan komoditas unggulan berbasis industri
rumah tangga sehingga masyarakat menjual hasil pertanian secara mentah yang
berdampak pada harga penjualan yang murah. Produk unggulan belum
ditempatkan secara khusus dalam pengembangan industri rumah tangga yang
memiliki potensi bahan baku yang cukup besar
pada pengembangan industri rumah tangga
Isu Strategis 8: Peningkatan angka kemiskinan dan angka pengangguran
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Landak
sebanyak 329.649 jiwa yang terdiri dari 172.373 laki-laki dan 157.276
perempuan dengan sex rasio 110. Artinya dari 100 orang penduduk perempuan
terdapat 110 orang penduduk laki-laki. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk
pertengahan tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Landak sebanyak 347.504
jiwa yang terdiri dari 181.377 laki-laki dan 166.127 jiwa perempuan dengan sex
ratio 109. Selama kurun waktu 2000-2010 laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Landak sebesar 1,57 persen per tahun. Dari 13 kecamatan yang ada
di Kabupaten Landak telihat bahwa penyebaran penduduknya tidak merata. Ada
beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya di atas 40.000 jiwa seperti
Kecamatan Sengah Temila dan Ngabang. Dan ada pula kecamatan yang jumlah
penduduknya di bawah 15.000 jiwa seperti Kecamatan Banyuke Hulu,
Sompak, Kuala Behe dan Meranti. Begitu pula dengan tingkat kepadatan
penduduk yang bervariasi. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Mempawah Hulu dengan tingkat kepadatan rata-rata 68
penduduk per Km2 dan kepadatan penduduk yang terkecil di Kecamatan
Kuala Behe dengan tingkat kepadatan rata-rata 15 penduduk per Km2. untuk
lebih jelasnya mengenai keadaan penduduk di Kabupaten Landak dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Sumber : BPS Landak (2015)
Ringkasan
Masalah pengangguran dan tenaga kerja di Indonesia masih menjadi persoalan
yang perlu disikapi secara serius sehinga sangat dibutuhkan cakupan pekerjaan
formal untuk meningkatkan perlindungan risiko kerja dan perlindungan sosial
serta mempertahankan pertumbuhan.
Isu Strategis 9: Alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian
Sebagian besar penduduk Kabupaten Landak bermata pencaharian di sektor
pertanian. Selama tahun 2013 terdapat 141 Gabungan Kelompok tani dan ada
1.548 kelompok tani yang terdaftar. Luas tanah persawahan di Kabupaten
Landak akhir tahun 2013 mencapai 71.528 hektar. Berikut adalah tabel Luas
lahan sawah per Kecamatan di Kabupaten Landak
Luas Lahan Sawah di Kabupaten Landak
No. Kecamatan Luas Area Sawah
1 Sebangki 3.805
2 Ngabang 3.750
3 Jelimpo 3.317
4 Sengah Temila 13.144
5 Mandor 5.215
6 Menjalin 7.874
7 Mempawah Hulu 8.569
8 Sompak 5.860
9 Menyuke 8.750
10 Banyuke Hulu 2.656
11 Meranti 3.300
12 Kuala Behe 1.407
13 Air Besar 3.881
Total 71.528
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Landak (2015)
Dari tabel diatas terlihat bahwa luasan lahan sawah terbesar berada di
Kecamatan Sengah Temila dengan luasan 13.344 Ha dan luasan lahan sawah
terkecil ada di Kecamatan Kuala Behe dengan luasan lahan 1.407 Ha. Dari
keseluruhan lahan sawah tersebut tidak semua lahan sawah diusahakan atau
ditanami. Untuk luasan Sawah yang diusahakan (cultivated area) sampai dengan
akhir 2013 dan frekuensi penanamannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Luasan Sawah Yang diusahakan
Luas (Ha) dan Frekuensi Total
No Kecamatan Penanaman
1 kali 2 kali 3 kali Cultiva
ted
(1) (2) (3 (4 (5
1 Sebangki )1.83 ) 700 ) (6 2.53
2 Ngabang 8
2.45 650 8
3.10
3 Jelimpo 0
2.08 10 0
2.09
4 Sengah Tumila 7 5.43 7
5.43
5 Mandor 2.95 1
2.14 62 1
5.16
6 Menjalin 7
2.68 6
3.64 5
6.32
7 Mempawah Hulu 4
2.41 1
3.51 5
5.92
3 1 4
8 Sompak 2.96 2.84 5.81
9 Menyuke 6 8
2.95 4.30 4
7.25
10 Benyuke Hulu 1.00 0
1.05 0 0
2.05
11 Meranti 7
1.20 0 150 7
1.35
12 Kuala Behe 0 729 0729
13 Air Besar 2.37 2.37
Jumlah 6
22.70 23.08 4.36 6
50.15
7
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Landak (2015) 7 2 6
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah total lahan sawah yang
diusahakan/ditanami oleh masyarakat Kabupaten Landak adalah sekitar 50.156
Ha. Dengan Frekuensi tanam 1 kali seluas 22.707 Ha dan 2 kali penanaman
23.087 Ha dan 3 kali penanaman seluas 4.300 Ha.
Ringkasan
ALih fungsi lahan pasti terjadi pada wilayah manapun, namun pembatasan akan
alih fungsi lahan yang sesuai perlu dilakukan agar tetap terjada sumber daya
alam pada wilayah tersebut
Untuk lebih jelas mengenai kondisi pertambangan yang telah memiliki Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi di kabupaten Landak dapat dilihat pada
tabel berikut.
Pertambangan di Kabupaten Landak yang telah memiliki IUP
Operasi Produksi
Nama Jenis Luas
No Perusahaan/Pemili Bahan Areal Produksi
.1 PT. Borneo Edo
k Galia
Bauksit (Ha
18.630 (Ton/Tahun)
Data Belum
2. International
PT. Mekko Metal Mining Bauksit 5.050 Lengkap
Data Belum
3. PT. Borneo Edo Bauksit 19.090 Lengkap
Data Belum
4. International
PT. Aneka Tambang Tbk Bauksit 20.710 Lengkap
Data Belum
5. PT. Ponti Star Emas 4.726 Lengkap
Data Belum
Data
Perkiraan Kecendruangan Masa Depan
Faktor pendorong yang diperkirakan akan Perkiraan dampak negatif
memperngaruhi kecendrungan masa depan dan positif dari faktor
pendorong terhadap
kecendrungan masa
depan
1. Berkembangnya industri baik dari sektor Sumber daya alam yang
perkebunan (kelapa sawit) maupun kaya pada Kabupaten
pertambangan Landak membuat banyak
2. Peningkatan persebaran wilayah permukiman investor melakukan
3. Tingginya tingkat pengangguran investasi di Kabupaten
4. Tingginya tingkat kemiskinan Landak terutama pada
bidang perkebunan
kelapa sawit serta
pertambangan. Tingginya
tingkat kemiskinan
membuat masyarakat
dengan senang hati dan
terbuka menyambut
investor yang datang ke
daerah tersebut,
Keterbukaan wilayah juga
menjadi alasan utama
untuk memberikan lahan
untuk investasi
Ringkasan
Pertambangan merupakan salah satu potensi yang dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan perekonomian lokal maupun pendapatan daerah
Kabupaten Landak