A. Vitamin A
Vitamin A dapat ditemukan dalam sayur-sayuran, daging, hati, telur dsb. Bentuk aktif
vit. A yang terdapat pada bahan makanan hewani : retinol, retinal dan asam retinoat,
sedangkan dalam bhan makanan umumnya berupa provitamin A yaitu karoten. Fungsi
vitamin A terbagi atas 3 golongan besar yaitu :
1. Fungsi dalam proses melihat, yang mana vit A berperan sebagai retinal yang
merupakan komponen dari zat penglihat rhodopsin.
2. Fungsi dalam metabolisme umum, fungsi ini sangat berkaitan dengan
metabolisme protein yaitu : menjaga integritas epitel, pertumbuhan, permeabilitas
membrane, pertumbuhan gigi dan produksi hormon steroid.
3. Fungsi dalam proses reproduksi, misalnya pada hewan coba apabila terjadi defisiensi
vit. A dapat memberikan dampak kemandulan baik pada jantan maupun betina, tetapi
fungsi vitamin A pada proses ini tidak dapat dipenuhi oleh asam retinoat.
Metabolisme vit. A di dalam saluran cerna, ester vitamin A dihidrolisa dengan bantuan
enzim hydrolase dan retinol yang terbebas diserap dengan proses penyerapan aktif.
Provitamin A diserap sambil diubah menjadi retinol dalam sel epitel usus dengan bantuan
enzim 5,5-dioksi hydrolase dan untuk penyerapan karoten diperlukan empedu.
Kebutuhan Vit. A ini sesuai dengan usia dan dinyatakan dalam Satuan Internasional
(SI/hari)
Usia
Pria Wanita
6-12 bln 1200
1-3 th 1500
4-6 th 1800
7-9 th 2400
10-12 th 3450 3400
13-dst 4000 3500
Wanita hamil 4000
Wanita menyusui 6500
a. Defisiensi vit. A
b. Hipervitaminosis
Kelainan ini jarang ditemukan di Indonesia. Gejala akut : muntah-muntah, mencret, pada
anak akan menunjukkan hambatan pertumbuhan, nyeri tulang panjang. Pada orang dewasa
dengan dosis 1 juta SI untuk beberapa hari timbul gejala nausea, vomitus, rasa sakit kepala,
hiperhemoglobinemia dengan peningkatan jumlah sel eritrosit.
c. Hiperkarotenemia
Apabila mengkonsumsi karoten berlebih akan timbul warna kuning diseluruh tubuh
B. Vitamin D
Beberapa fungsi Vit. D yaitu : meningkatkan absorpsi Ca dan fosfat di dalam usus,
mendorong pembentukan garam-garam Ca di dalam jaringan, dan berpengaruh meningkatkan
resorpsi fosfat di dalam tubuli ginjal, sehingga meningkatkan kondisi konsentrasi Ca dan
fosfat di dalam jaringan untuk sintesa garam Ca fosfat. Kebutuhan vit D dapat dikonsumsi
kurang lebih 400 SI /hr sudah mencukupi untuk semua umur dan jenis kelamin serta apabila
terjadi defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rachitis dan apabila berlebih dapat
menyebabkan gejala hipervitaminosis
Jenis vitamin D
Vit. D1 terdapat pada penyinaran ergosterol dari bahan tumbuhan
Vit. D3 / cholecalsiferol didapat dari hewani yakni 7-dehidrokolesterol.
Vit. D2 / calciferol merupakan vitamin yang dihasilkan dari penyinaran ergosterol
Vit. D4 yang berasal dari minyak nabati yang mengandung 22-dehidrokolesterol,
setelah disinari UV.
C. Vitamin E
D. Vitamin K
Berfungsi dalam proses sintesa protrombin, Faktor VII, Faktor IX dan Faktor X yang
diperlukan dalam pembekuan darah. Jenis-jenis vit. K : vit.K3 (menadion), vit. K1
(phylloquinone), vit. K2(n) (menaquinone-n), vit. K2(35) ( menaquinone-7).
Vitamin C dapat dioksidasi secara reversibel menjadi dehydro vitamin C dan katabolisme
lebih lanjut menghasilkan asam oksalat. Kadar vit. C yang normal : 0,8-10mg% tanpa disertai
ekskresi yang meningkat. Berfungsi sebagai antioksidan, kesehatan substansi matrix
jaringan, integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel (kolagen), mekanisme
imunitas, kesehatan epitel pembuluh darah , penurunan kadar kolesterol, dan pertumbuhan
tulang dan gigi. Defisiensi Vit. C dapat mengakibatkan :
a. Kelainan di dalam rongga mulut : dapat terjadi defect di dalam jaringan keras bakal
gigi (bila terjadi defisiensi pada saat pembentukan bakal gigi) pada dewasa dapat
memberikan kelainan terutama pada jaringan lunak ginggiva.
b. Kelainan tulang berbentuk perdarah an subperiosteal yang meberikan rasa nyeri pada
daerah tersebut .
B. Vitamin B1
C. Riboflavin (B2)
Berfungsi sebagai komponen koenzim dan bentuk aktifnya : Flavine adenine dinucleotide
(FAD) dan Flavin mononucletide (FMN) . Kebutuhan riboflavin : 0,025 x jumlah gram
protein yang dikonsumsi atau 0,55 mg/1.000 kalori sehari serta konsumsi riboflavin =< 0,7
mg pada orang dewasa menunjukkan gejala-gejala defisiensi. Gejala-gejala pada defisiensi :
Berfungsi sebagai koenzim. Bentuk aktifnya : NAD dan NADP. Kebutuhan niasin : 9 mg
ekivalen/hari. Dapat dibentuk dari prekursor triptofan dan apabila terjadi defisiensi
menyebabkan pellagra dengan gejala 3D (dermatitis, demensia, diare).
E. Pyridoxin (B6)
Terdapat 3 bentuk aktif yaitu : pyridoxin, pyridoxal, pyridoxamin. Berfungsi sebagai
komponen koenzim pyridoksal-5 phosphatase. Koenzim ini berperan serta dalam banyak
sekali enzim yang berhub dgn metab. protein dan asam amino. Defisiensinya memberikan
manifestasi pada hewan coba: kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, vomitus dan
diare, Acrodynia, Paralisis, Gangguan penglihatan, dan anemia nutritional.
F. Biotin
Berfungsi sebagai komponen ko-enzim dan terikat langsung pada asam amino terminal
L-lysine dari apoenzim. Enzim ini berperan dalam fiksasi CO2. Defisiensi biotin pada hewan
coba berbentuk scaly dermatitis dan kelainan rambur menjadi rontok
G. Asam pantotenat
H. Asam folat
Bentuk aktifnya : tetrahydrofolic acid, suatu koenzim yang mentransfer gugusan formyl,
hydroxymethyl, methylene dan formimine yang terikat pada N4 atau N10. Metabolisme asam
folat sangat erat berhubungan dengan fungsi vit. B12 dan asam askorbat. Defisiensi asam
folat memberikan gambaran klinik anemia megaloblastik di dalam sumsum tulang dan pada
wanita hamil, defisiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada janinnya.
Berfungsi sebagai ko-enzim, terikat pada 5deoksiadenyl melalui atom Co pada struktur
vitamin ini dan fungsi vit. B12 sangat erat hubungannya dengan fungsi asam folat dalam
mensintesis nucleoprotein. Defisiensi salah satu atau kedua vitamin tsb sekaligus
menyebabkan anemia makrocytik. Sejumlah sistem enzim memerlukan ko-enzim tersebut :
reaksi-reaksi mutase dan reaksi-reaksi dehydrase
J. Mineral
Mineral terbagi 2 yaitu : MAKROMINERAL yang diperlukan > 100 mg/hari, antara
lain :Ca, P, Na, K, S, F dan MIKROMINERAL yang diperlukan < 100 mg/hari, antara lain :
Iodium, Fe, Cl, Cu, Zn.
Fungsi calcium dan Fosfor ini saling berhubungan yaitu : diperlukan dalam mekanisme
pembekuan darah, diperlukan dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf dan diperlukan dlam
fungsi berbagai enzim.
Fungsi natrium dan kalium adalah mempertahankan keseimbangan air,
memepertahankan tekanan osmose, memeprtahankan keseimbangan asam basa dan
mekanisme sodium pump.
Zat iodium dan Fe berfungsi sebagai komponen hormon tiroid. Iodium merupakan zat
gizi esensial dalam tubuh dan zat besi (Fe) merupakan mikroelemen esensial bagi tubuh.
Apabila terjadi defisiensi iodium akan mengakibatkan hipotiroidisme yang menyebabkan
hipertropfi kelenjar gondok. Bentuk-bentuk konjugasi Fe :
d. ferritin
e. hemosiderin
Defisiensi zat besi mengakibatkan anemia zat besi dan merupakan problema nasional ,
sering terjadi pada wanita hamil dan menyusui. Pencegahannya dengan cara memberikan
preparat besi pada wanita hamil