Anda di halaman 1dari 10

Analisa Kerusakan Bantalan Bola Jenis Deep Groove Pada Lori Pabrik Kelapa Sawit

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN BOLA (BALL BEARING) JENIS DEEP GROOVE


PADA LORI PABRIK KELAPA SAWIT DAN CARA PENANGGULANGANNYA

Arif Rahman Saleh

Abstrak
Tanda buah segar dibawa ke stasiun perebusan (sterilizer) dengan menggunakan lori. Kondisi
lingkungan kerja yang berubah-ubah dan pembebanan yang dinamis menyebabkan penurunan
kinerja dari bantalan roda lori sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan dengan rata-rata
kerusakan setelah Lori beroperasi selama 250 jam (31 hari produksi) dengan bentuk kerusakan yang
sama. Untuk mengetahui penyebab kerusakan dilakukan pengujian yang meliputi pemeriksaan
visual, Fraktografi, kekerasan, metalografi dan komposisi kimia. Dari pengujian makrofraktografi
menunjukkan kerusakan bantalan pada bagian landasan bola luar yang didahului dengan adanya
landasan luar mengalami rompal dengan bentuk permukaan patah fatik dengan panjang 26 mm,
kemudian disusul dengan patah statik (mendadak) akibat beban tekan. Dari pengujian
mikrofraktografi tidak ditemukan retak atau cacat lain nya, dan dari pengujian kekerasan jika
dibandingkan dengan standard masih berada didalam batas yang diizinkan. Kerusakan pada
bantalan disebabkan oleh pemasangan awal bantalan tidak menggunakan alat standard dan hal ini
menyebabkan timbulnya lekukan atau goresan pada tepi cincin luar sehingga terjadinya konsentrasi
tegangan dan bagian ini mengalami lelah, kemudian permukaan yang mengalami lelah terkelupas
sehingga menimbulkan crack (retak) yang menjalar yang memotong cincin bagian luar, kemudian
kontaminasi pelumas berupa zat asam dan kontaminasi dari pasir yang bersifat abrasif
menyebabkan penurunan kemampuan pelumasan dan permukaan bantalan menjadi kasar sehingga
meningkatkan terjadinya gesekan. Perhitungan umur bantalan adalah 5783 jam (1.6 tahun operasi)
tetapi dalam prakteknya dalam 250 jam operasi bantalan sudah mengalami kerusakan. Untuk
mencegah supaya kerusakan yang sama tidak terjadi kembali maka dalam pemasangan bantalan
harus menggunakan peralatan yang standard sehingga tidak melukai bantalan dan tetap menjaga
sistem pelumasan.

Kata Kunci: ball bearing, analisa kerusakan bantalan bola, kelelahan material

Abstract
Bunches of fresh fruit brought to the boiling station ( sterilizer ) by using lorries . Work environment
changing and dynamic loading causes a decrease in the performance of a lorry wheel bearing
causing damage to the average Lori damage after operating for 250 hours ( 31 days of production )
with the same form of damage . To find the cause of the damage done testing includes a visual
examination , Fraktografi , hardness , metallographic and chemical composition . Makrofraktografi
of testing showed damage the ball bearing on the runway outside the outer runway preceded by
experienced chipped with fatigue fracture surface shape with a length of 26 mm , followed by static
fracture ( sudden ) due to compressive load . Mikrofraktografi of testing found no cracks or other
defects of his , and of hardness testing when compared with the standard still be inside the allowed
limit . Bearing damage caused by the initial mounting pads do not use standard tools and this is
causing indentations or scratches on the outer edge of the ring so that the stress concentration and
this section are tired , then who are tired of flaky surface , giving rise to crack ( cracked ) that
extends the cut the outer ring , then contamination of the lubricant such as acidity and
contamination of abrasive sand causes a decrease in the ability of lubrication and bearing surfaces
become rough thus increasing the friction . Calculation of bearing life is 5783 hours ( 1.6 years of
operation ) , but in practice the 250 hours of operation have been damaged bearings . To prevent
damage to the same did not happen back then in the mounting pads must use standard equipment so
as not to hurt the pads and keep the lubrication system.

Keywords : ball bearing, ball bearing failure analysis , material fatigue

Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 49


1. PENDAHULUAN Bahan penelitian yang digunakan adalah
Di pabrik pengolahan kelapa sawit tandan bantalan yang belum mengalami kerusakan
buah segar (TBS) akan diterima oleh stasiun dan bantalan yang telah mengalami kerusakan.
penimbangan lalu ke Stasiun Penerimaan Buah
(loading ramp), pada stasiun ini TBS diterima
dan diseleksi sesuai dengan mutu dan standard
fraksi kematangan dan setelah itu TBS akan
dibawa ke stasiun perebusan (sterilizer)
dengan menggunakan lori. Pada stasiun ini
buah sawit direbus dalam sterilizer dengan uap
bertekanan untuk memudahkan proses
pengolahan selanjutnya sekaligus menekan Gambar 1. bantalan yang belum mengalami kerusakan
laju kenaikan asam lemak bebas (ALB),
dengan panas steam 140C dengan 3 tahapan Metodologi dalam penelitian ini adalah :
tekanan dan waktu yang bervareasi, yaitu Investigasi histori dari pengoperasian
tekanan 23 Psi dengan waktu 15 Menit, bantalan.
tekanan 33 Psi dengan waktu 15 Menit dan Yang dilakukan pada langkah ini adalah
tekanan 43 Psi dengan waktu 35 Menit. melakukan pemeriksaan terhadap kondisi
Setelah proses sterilizer selesai, Lori yang operasi dari bantalan diantaranya adalah:
berisi buah yang telah direbus kemudian akan (1)Kondisi lokasi pemasangan bantalan dengan
menurunkan buah tersebut pada Tresser. tujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan
Kemudian lori akan kembali lagi ke loading terhadap kontaminasi. (2)Melakukan
ramp untuk memulai proses pengangkutan pengukuran keseragaman diameter dari poros
TBS kembali dan masuk ke sterilizer, dan dan bantalan serta kaitannya dengan
siklus perebusan berulang kembali. temperatur kerja dan perbedaan temperatur
Terjadinya kerusakan pada bantalan roda antara bantalan dan poros untuk mengetahui
Lori, kerusakan ini terjadi rata-rata setelah toleransi pemasangan yang digunakan
Lori beroperasi selama 250 jam (31 hari (3) Mengumpulkan data pengoperasin dari
produksi) dan dengan bentuk kerusakan yang bantalan (waktu pemasangan bantalan, lama
sama. Sehingga perlu dilakukan analisa baik operasi, putaran bantalan, (4) Memeriksa jenis
secara visual maupun melalui pengujian pelumas yang digunakan serta jadwal
laboratorium untuk mengetahui penyebab pelumasanMemeriksa data perawatan dari
kerusakan agar penyebab kerusakan dapat bantalan
diketahui sehingga dapat dilakukan langkah
penanggulangan. Pemeriksaan komponen secara visual
Tujuan dari penelitian ini adalah Menentukan (1) Memeriksa permukaan kontak cincian
faktor utama penyebab kerusakan dan bagian luar dan cincin bagian dalam untuk
menyampaikan timbulnya kerusakan secara melihat pengaruh kontaminasi terhadap
jelas, mendapatkan petunjuk untuk timbulnya karat. (2) Memeriksa permukaan
pencegahan kerusakan, serta langkah-langkah bagian luar cincin untuk mengetahui teleransi
penanggulangan untuk mencegah kerusakan pemasangan serta kondisi permukaan terhadap
yang sama kedepan. pengaruh dari karat. (3) Melakukan
pemeriksaan terhadap kondisi pelumas dengan
2. METODOLOGI PENELITIAN tujuan untuk mengetahui pengaruh dari
Page 50 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014
Analisa Kerusakan Bantalan Bola Jenis Deep Groove Pada Lori Pabrik Kelapa Sawit

kontaminasi (air dan bahan kimia) serta


memeriksa bau dari pelumas (untuk
mengetahui apakah pelumas terbakar atau
terkontaminasi zat kimia). (4) Melihat posisi
pembebanan pada bantalan untuk memahami
jenis pembebanan yang telah terjadi dan
apakah bola dan jalurnya berjalan dengan
semestinya serta memeriksa lebar jalur pada
sisi dalam cincin bagian luar dan permukaan
cincin bagian dalam guna mengetahui Gambar 2. Bantalan yang
ketidaksejajaran, ketidakrataan diameter poros mengalami kerusakan
(oval) serta pengaruh besarnya beban yang
terjadi. (5) Memeriksa kehalusan permukaan Investigasi.
dari bola dan jalur bola untuk mengetahui Setelah dilakukan investigasi terhadap
ketersediaannya pelumasan pada bantalan bantalan mengalami kerusakan maka didapat
serta memeriksa kondisi permukaan terhadap hasil penyebab dari kerusakan bantalan
terjadinya goresan atau lekukan.(6) sebagai berikut:
Memeriksa kondisi cangkang bantalan untuk (1) Pemakaian bantalan ini telah berlangsung
melihat efek kontaminasi atau korosi. selama 250 jam operasi (1 bulan dengan
pemakaian normal 8 jam dalam satu hari
Pengujian Laboratorium produksi) lamanya dan selama beroperasi tidak
(1) Pengujian makrofraktografi untuk melihat pernah dilakukan pembongkaran kembali. (2)
jenis patahan yang terjadi serta menentukan Perilaku pembebanan yang terjadi pada
posisi awal perpatahan guna menganalisa lebih bantalan adalah beban radial dengan arah
lanjut penyebab terjadinya kerusakan. (2) beban mengikuti perputaran dari bantalan.
Pegujian Metalografi untuk melihat struktur Cincin bagian dalam diam dan cincin bagian
mikro dari bantalan yang telah mengalami luar berputar, pola pembebananan ini dapat
kerusakan guna mengetahui apakah terjadi dilihat dari lebar jalur yang merata pada
perubahan dan pengaruh dari perubahan permukaan cincin bagian dalam, tetapi
tersebut terhadap sifat mekanis dari bantalan dikarenakan toleransi yang tidak sesuai antara
kemudian melakukan perbandingan dengan dudukan cincin luar dengan tempat
bantalan yang masih baru. pemasangannya pada roda maka menyebabkan
Pengujian komposisi kimi untuk melihat pola pada bagian dalam cincin bagian luar
perpaduan unsur kimia pada bantalan apakah merata dan tidak meruncing pada bagian ujung
terjadi perubahan jika dibandingkan dengan nya. (3) Pelumas yang digunakan untuk
material standard bantalan dan mengetahui bantalan adalah Grease jenis No melt merk
pengaruh dari perubahan tersebut terhadap Trane, jika dilihat dari spesifikasi pelumasnya
sifat mekanik dari bantalan jenis ini tidak akan mengalami perubahan
(mencair) pada suhu operasi di dalam ruang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN o
sterilizer sebesar 140 C tetapi dalam
Bentuk Kerusakan Bantalan. pengoperasiannya pelumas ini meleleh, dan
Pengamatan permukaan yang mengalami jadwal pelumasan nya adalah setiap 7 (tujuh)
kerusakan dapat dilihat melalui Fotografi hari operasi atau 56 jam lori beroperasi. (4)
dengan menggunakan kamera dapat dilihat Adanya kontaminasi pasir/kotoran dari jalur
pada gambar Lori pada pelumas bantalan sehingga
Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 51
menyebabkan menurunnya kemampuan Kegiatan Pengujian Laboratorium.
pelumasan bantalan. Dimana hal ini dibuktikan Telah dilakukan pengujian sebagaimana
dengan pemeriksaan secara langsung dari alur penelitian yang dikaitkan dengan segala
pelumas bantalan yang terkontaminasi oleh zat kemungkinan yang dapat memberikan
asam dan kotoran, serta pelumasan yang tidak gambaran akhir dalam rangka menjawab
memadai pada bantalan dan hal ini dibuktikan pemicu peristiwa kerusakan bantalan. Setiap
dengan warna jalur pada cincin bagian luar dan kegiatan dilakukan sesuai prosedur dan
dalam yang terlihat seperti cermin. Selanjutnya penggunaan sarana pengujian yang
juga terlihat adanya tanda adanya lekukan- spesifikasinya jelas, dan dilaksanakan di
lekukan yang disebabkan oleh tumbukan pada B2TKS Puspitek Serpong, Jakarta
permukaan kontak, kemudian adanya
kontaminasi dari pasir yang bersifat abrasif Makrofraktografi
menyebabkan permukaan bantalan menjadi Dilakukan foto dokumentasi permukaan
kasar dan meningkatkan terjadinya gesekan. (5) bantalan yang mengalami patah seperti yang
Pemasangan bantalan pada poros tidak terlihat pada gambar berikut ini :
menggunakan alat yang standard yaitu
menggunakan sebuah pipa yang memiliki
diameter yang sama dengan cincin bantalan
kemudian dipukul menggunakan palu, perlakuan
ini menyebabkan timbulnya lekukan atau
goresan pada tepi cincin luar dan pada saat
bantalan beroperasi dan bantalan menerima
beban secara terus menerus lekukan dan goresan
ini menyebabkan terjadinya konsentrasi
tergangan sehingga bagian ini mengalami lelah, Gambar 3. Permukaan bantalan yang
mengalami patah
hal ini ditandai dengan adanya patah fatique
pada sisi cincin luar, kemudian permukaan yang
mengalami lelah terkelupas sehingga Gambar diatas menunjukkan bantalan
menimbulkan crack (retak) yang menjalar yang
pada bagian landasan bola luar yang didahului
dengan adanya landasan luar mengalami
memotong cincin bagian luar. Toleransi yang
rompal dengan bentuk permukaan patah fatik
terlalu besar saat pemasangan antara poros dan
dengan panjang 26 mm
bantalan sehingga menyebabkan cincin bagian
dalam ikut berputar dan menyebabkan terjadi
keausan pada poros dan menyebabkan terjadinya Patah Fatik 26 mm Patah Statik
ketidaksetimbangan.

Beberapa penyebab kerusakan diatas


menyebabkan pembebanan menjadi
terkonsentrasi sehingga material bantalan
menjadi lelah kemudian terjadi pengelupasan
pada bagian tepi cincin bagian luar selanjutnya
terjadi patahan yang melintang sehingga
menyebabkan bantalan mengalami kerusakan. Gambar 4. Permukaan yang mengalami patah
fatik

Page 52 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014


Analisa Kerusakan Bantalan Bola Jenis Deep Groove Pada Lori Pabrik Kelapa Sawit

Pada gambar diatas dilihat dari sisi dalam ball


bearing, tidak ditemukan adanya kerusakan
pada landasan bola bala, tanda panah
menunjukkan awal terjadinya patah fatik.
Panjang patah fatik 26 mm
6x

6x

Gambar 6. Proses Penjalaran patah Gambar 7. Patah statik

Pada gambar diatas dengan pembesaran


Gambar diatas menunjukkan bentuk patah
kamera 6X menunjukkan permukaan patahan
statik (mendadak) akibat beban tekan.
samping landasan berupa patah fatik, terlihat
penjalaran patah lelah berupa garis pantai
Mikrofraktografi
(beach mark).

1 2 3

200x

Gambar 8. Struktur Mikro awal patah


Patah Statik
Patah Fatik Gambar diatas Menunjukkan Struktur mikro
lokasi1 (awal patah) berupa martensit dengan
butir karbida chrom. Etsa: nital 3%

6x
Gambar 5. Arah Patahan 200x 500x

Pada gambar diatas Bidang patah landasan ball


Gambar 9. Struktur Mikro daerah patah statik
bearing sejalan dengan permukaan patah lelah
pada samping landasan. Permukaan patah Gambar diatas Struktur mikro daerah patah
melintang mempunyai bentuk patah rapuh statik (lokasi 2 dan 3) berupa martensit dengan
dari panjang landasan sisanya masih terdapat butir karbida chrome menyebar merata, tidak
daerah patah lelah (lihat panah).
Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 53
ditemukan adnya retak atau cacat lainnya.
Etsa: nital 3%

Bila 1 buah Lori beroperasi selama 8 jam


4 dalam satu hari produksi maka umur dari
500x bantalan adalah 1.6 tahun operasi.

5 Dalam prakteknya bantalan yang baru


beroperasi selama 250 jam sudah mengalami
kerusakan.

KESIMPULAN
500x
Gambar 10. Struktur Mikro awal patah 1. Ball bearing patah pada landasan luar
yang terlebih dahulu landasan mengalami
Gambar diatas menunjukan Struktur mikro rompal pada tepi landasan dan
awal patah (daerah fatik lokasi 4) dan daerah menunjukkan rompal/patah tersebut
tengah (lokasi 5) berupa martensit dengan berupa patah lelah dengan panjang 26
butir karbida chrome menyebar merata, tidak mm. Penyebab dari kerusakan ini adalah
ditemukan adnya retak atau cacat lainnya. dimulai pada saat pemasangan awal
Etsa: nital 3%. menggunakan alat yang tidak standard
Dari pengujian dan kekerasan jika sehingga menyebabkan terjadinya cacat
dibandingkan dengan standard dari material pada permukaan berupa lekukan serta
bantalan nilainya masih berada dalam batas goresan yang menyebabkan terjadinya
yang diizinkan. konsentrasi tegangan sehingga
permukkan lekukan mengalami lelah dan
Perhitungan Umur Bantalan terkelupas sehinggat menimbulkan
Dari data berat keseluruhan dari Lori dengan retakan yang memotong landasan luar.
muatan adalah sebesar 7500 kg (73575 N), 2. Pada permukaan patah tebal landasan
dimana Lori memiliki 2 buah roda dan dengan posisi melintang mempunyai
masing-masing roda terdapat bantalan pada jenis patah statik atau secara tiba-tiba.
bagian kiri dan kanannya. Sehingga besar gaya 3. Komponen lainnya seperti bola baja, ring
yang ditumpu oleh bantalan adalah total berat pemegangbola baja dan landasan dalam
dibagi empat titik menjadi 19384 N. putaran kondisi baik tidak ditemukan adanya
dari roda adalah sebesar 250 rpm, dari data retak atau cacat lainnya.
bantalan NACHI didapat nilai Basic Dynamic 4. Struktur mikro landasan ball bearing
Load rating (Cr) adalah 57000 N. dengan berupa martensit dengan butir karbida
dipilih faktor pembebanan untuk kategori chrome menyebar merata.
kejut ringan (Ks = 1.5) 5. Nilai kekerasan material landasan bola
baja berkisar 739-767 HV
untuk menentukan umur bantalan adalah: 6. Perhitungan umur bantalan berdasarkan
pembebanan yang terjadi diperoleh umur
bantalan adalah 5876 jam (1.6 tahun
operasi) tetapi dalam prakteknya

Page 54 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014


Analisa Kerusakan Bantalan Bola Jenis Deep Groove Pada Lori Pabrik Kelapa Sawit

bantalan yang baru beroperasi selama Dieter, GE. (1990). Metalurgi Mekanik. Edisi
250 jam sudah mengalami kerusakan. Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga
7. Langkah penanggulangan yang harus George E. Dieter. (1993). Metalurgi Mekanik
dilakukan guna mencegah kerusakan Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : PT. Gelora
adalah dengan melakukan pemasangan Aksara Pratama.
dan pelepasan bantalan dengan Ian Bradley. (1976). Bearing Design and
menggunakan peralatan yang tidak Fitting, Microfiche Reference Library, Model
melukai permukaan bantalan kemudian & Allied Publications Argos Books Limited,
memeriksa kembali suaian antara poros Station Load : King Langley.
dan bantalan serta bantalan dengan Julie A Bannantine. (1990). Fundamentals of
kedudukaknya pada roda guna mencegah Metal Fatigue Analysis. New Jersey : Prentice-
ketidaksetimbangan dan selalu Hall.
melakukan pelumasan berkala dengan Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell. (1999).
selalu memeriksa kondisi pelumas dan Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta : Erlangga.
melakukan pembersihan pada komponen Neville W. Sachs P.E. (2007). Practical Plant
roda guna mencegah masuknya material Failure Analysis (a guide to understanding
asing yang dapat menyebabkan karat dan Machinery Deterioration and Improving
aus pada komponen bantalan. Equipment Reliability). London : CRC Release
Taylor & Franciss.
SARAN NTN Corporation. (2009). Bearing Load
Calculation : NTN Publication.
1. Melakukan pelumasan secara teratur guna
SKF Product Information. (1996). Bearing
menjaga kualitas dari pelumas tetap terjaga
Failures and their Causes, Sweden: SKF
dan bantalan tidak mengalami kekurangan
Publication PI 401 E.
pelumasan untuk menghindari beban
Stolarski, T.A. (1990). Tribology in Machine
gesekan yang dapat menyebabkan
Design. Oxford : Heinemann Newness.
kerusakan.
Sularso, Kiyokatsu Suga. (2002). Dasar
2. Lakukan pemeriksaan berkala terhadap
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
bantalan dan juga sistem pelumasan
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
terhadap kotoran ataupun sesuatu yang
Titherington Rimer, Lea Prasetyo. (1984).
dapat mengkontaminasi sistem dan segera
Mekanika Terapan. Jakarta : Erlangga.
lakukan perbaikan dan perawatan jika
terjadi ganguan.
3. Gunakan alat yang tidak melukai bantalan
ketika memasang dan membongkar
bantalan.

DAFTAR PUSTAKA

ASM Handbook. (2005). Volume 1.


Properties And Selection Irons And High
Performance Alloys : ASM
David Brook. (1991). Elementary
Engineering Fracture Mechanics :
Kluwer Academic Publishers.

Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 55


Page 56 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai