Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS MODEL ANTRIAN

PADA LOKET PEMBERIAN SURAT JALAN


(Studi Kasus PT. Central Proteinaprima Tbk. Sidoarjo)
Dian Kusuma Negara

Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya


Email : negaradiankusuma@gmail.com

Abstrak.Skripsi ini membahas model antrian pada pemberian surat jalan di PT. Central Proteinaprima Tbk.Sidoarjo. Teori
antrian dan pengujian distribusi diperlukan untuk menentukan model antrian. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah
data harian pada bulan November 2013. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa model antrian pada PT. Central
Proteinaprima Tbk. Sidoarjo merupakan model Single Channel Single Phase yang merupakan model tunggal dengan satu
loket pelayanan, dengan disiplin antrian FCFS (First Come First Serve) yang digunakan untuk melayani truk datang.
Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah kedatangan truk dan pemberian surat
jalan, sedangkan dengan uji Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa data kedatangan truk dan pemberian surat jalan pada truk
mengikuti distribusi Poisson. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada dasarnya di PT. Central Proteinaprima Tbk.
Sidoarjo, tidak terjadi antrian.
Kata kunci:Single Channel Single Phase, model antrian, disiplin antrian, FCFS (First Come First Serve)

1. PENDAHULUAN
Suatu antrian adalah baris tunggu dari pelanggan (satuan) yang memerlukan layanan dari satu
atau lebih pelayan (fasilitas layanan) (Siagian, 1987).Proses dasar yang dianggap oleh model antrian
adalah pelanggan (customer) yang memerlukan pelayanan berasal dari suatu populasi yang disebut
sumber masukkan (input source). Pelanggan memasuki sistem antrian (queuing sistem) dan
menggabungkan diri atau membentuk suatu antrian. Pada waktu tertentu, anggota dalam antrian dipilih
untuk memeroleh pelayanan dengan menggunakan aturan tertentu yang disebut disiplin pelayanan
(service discipline). Pelayanan yang diperlukan oleh pelanggan kemudian dilakukan oleh mekanisme
pelayanan (service mechanism), dan setelah dilayani pelanggan dapat meninggalan sistem (Suprapto,
1988).
Pada artikel ini dibahas tentang model antrian yang membentuk satu jalur tunggal. Pemakaian
jalur tunggal dikarenakan proses pemuatan pabrikdibatasi hanya satu jam dan jalan menuju gudang
terdapat satu jalur. Untuk itu akan ditentukan model antrian yang tepat untuk masalah antrian pada
pemberian surat jalan di PT. Central Proteinaprima Tbk. Pada artikel ini juga dibahas tentang analisis
antrian model single channel single phase pada pemberian surat jalan. Waktu yang efisien mampu
meminimumkan anggaran biaya kerja dan mengoptimalkan hasil kerja pelayanan. Hasil dari model
antrian yang telah terbentuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pelayanan.

2. METODOLOGI
Ada dua tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan model antrian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan model antrian adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi data trafik harian.
b. Penentuan distribusi data.
c. Penentuan model antrian.
2. Menghitung karakteristik sistem antrian
Berikut yang akan dihitung dalam karakteristik sistem antrian:
: tingkat rata-rata kedatangan per satuan waktu (unit/waktu)
: tingkat rata-rata pelayanan per satuan waktu (unit/waktu)
: rata-rata jumlah individu dalam antrian (unit)
: rata-rata jumlah individu dalam sistem (unit)
: rata-rata waktu dalam antrian (jam)
: rata-rata waktu dalam sistem (jam)
: probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem

196
: probabilitas menunggu dalam sistem
: jumlah fasilitaspelayanan
: probabilitas lebih dari pelanggan dalam sistem
: probabilitas terdapat individu dalam sistem
: utilisasi fasilitas pelayanan
: laju kedatangan rata-rata efektif (unit/waktu).

2.1 Model-model Antrian


1. Single Channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada
satu pelayanan. Single Phase menunjukkan bahwa ada satu pelayanan sehingga yang telah
menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian.
2. Single Channel Multi Phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan (dalam phase-phase).
3. Multi Channel Single Phase terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh
antrian tunggal.
4. Multi Channel Multi Phase mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap,
sehingga lebih dari satu pelanggan dapat dilayani pada suatu waktu.

2.2 Model (M/M/1/N/)


Model adalah jumlah pelanggan yang diijinkan dalam sistem, (panjang
antrian maksimum . Demikian pada asumsi ini terdapat pelanggan dalam sistem, pelanggan yang
baru tiba akan membatalkan niatnya atau tidak diijinkan bergabung dalam antrian. Persamaan yang
digunakan dalam model ini adalah
{

dengan menganggap dan diperoleh

{
nilai ditentukan dari persamaan

atau

{
rumus untuk dapat diringkas sebagai

dengan catatan bahwa tidak kurang dari 1.


Jumlah pelanggan yang kendalikan oleh panjang antrian , bukan berdasarkan laju
kedatangan dan keberangkatan relatif, atau .
Dengan menggunakan diatas, akan didapat hasil yang diperkirakan dalam sistem dihitung
sebagai berikut :

{ }

197

( )

{ }

atau
{ }

{
Ukuran dapat diturunkan dari setelah laju kedatangan efektif ditentukan
berdasarkan

sehingga diperoleh

Dengan demikian peluang pelanggan yang dapat bergabung dalam sistem adalah ,
yang secara langsung mengarah pada rumus . Dengan menggunakan dan , diperoleh

(Taha, 1993).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Model Antrian
3.1.1 Penyajian Data
Data penelitian meliputi data jumlah kedatangan truk dan data waktu pemberian surat jalan.
Data jumlah kedatangan truk dan waktu pemberian surat jalan dikelompokkan perhari selama dua
minggu di mulai pada tanggal 4-15 November 2013. Pengambilan data dilakukan selama dua minggu
pada jam efektif kerja pukul 08.00-09.30 WIB.
3.1.2 UjiChi-Square
Berikut ini adalah hasil intepretasi data menggunakan uji Chi-Square.
1. Data jumlah kedatangan truk
Berdasarkan hasil perhitungan uji Chi-Square diperoleh nilai data jumlah kedatangan
truk, minggu ke-1 adalah 39,515, sedangkan nilai ujiChi-Square didapatkan 43,773 dengan derajat
kebebasan (degrees of freedom) 30 dan tingkat kepercayaan 0,05. Dengan menggunakan hipotesis uji
H0 : tidak ada hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari dan H1 : terdapat hubungan antara
jumlah kedatangan truk dan hari. Hal ini menunjukkan H0 diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat
hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari.Pada minggu ke-2 nilai sebesar 30,195
nilai ini lebih rendah dari pada nilai ujiChi-Square dengan derajat kebebasan (degrees of freedom) 20
dan tingkat kepercayaan 0,05 sebesar 31,410. Hal ini menunjukkan H0 diterima atau dapat dikatakan
tidak terdapat hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari.

198
2. Data jumlah pemberian surat jalan
Berdasarkan hasil perhitungan uji Chi-Square diperoleh nilai data jumlah pemberian
surat jalan,minggu ke-1 adalah 9,275, sedangkan nilai ujiChi-Square didapatkan 31, 410 dengan
derajat kebebasan (degrees of freedom) 20 dan tingkat kepercayaan 0,05. Dengan menggunakan
hipotesis uji H0 : tidak ada hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari dan H1 : terdapat
hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari. Hal ini menunjukkan H0 diterima atau dapat
dikatakan tidak terdapat hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari.Pada minggu ke-2 nilai
sebesar 6,9347 nilai ini lebih rendah daripada nilai ujiChi-Square dengan derajat kebebasan
(degrees of freedom) 20 dan tingkat kepercayaan 0,05 sebesar 15,507 Hal ini menunjukkan H0
diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara jumlah kedatangan truk dan hari.
3.1.3 Kolmogorov-Smirnov
Pada pengujian distribusi data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan
hipotesis : sebaran data berdistribusi Poisson, : sebaran data tidak berdistribusi Poisson untuk
data jumlah kedatangan pelanggan sedangkan : sebaran data berdistribusi eksponensial, : sebaran
data tidak berdistribusi eksponensial untuk data waktu pelayanan. Setelah diuji diperoleh nilai
signifikansi (p-value) untuk setiap data lebih besar dari , dimana = 0,05 maka diterima, ini
berarti data jumlah kedatangan berdistribusi Poisson dan data waktu pelayanan berdistribusi
eksponensial.
3.2 Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data, tingkat kedatangan( ) mengikuti
distribusi Poisson dan tingkat pemberian surat jalannya ( ), diperoleh
peluang terjadinya antrian truk dalam sistem , rata-rata truk dalam antrian ) sebesar
, rata-rata truk dalam sistem ) sebesar , laju kedatangan efektif
sebesar , rata-rata waktu menunggu dalam antrian ) senilai
, rata-rata waktu menunggu dalam sistem ) senilai .
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa di PT. Central Proteinaprima Tbk.Sidoarjo
tidak terjadi antrian. Hal ini dikarenakan waktu pengambilan data dilakukan dalam waktu hanya dua
minggu.

4. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa model antrian pada PT. Central Proteinaprima
Tbk. Sidoarjo merupakan model Single Channel Single Phase yang merupakan model tunggal, dimana
jumlah loket yang disediakan untuk melayani truk yang datang, yaitu terdapat satu loket pelayanan
dengan disiplin antrian FCFS (First Come First Serve). Berdasarkan hal yang diperoleh di PT. Central
Proteinaprima Tbk. Sidoarjo tidak terjadi antrian.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepadaIsnani Darti, Imam Nurhadi Purwanto, dan Marsudi
atas segala bimbingantelah diberikan selama pembuatan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
Siagian, P.,(1987),Penelitian Operasional: Teori dan Praktek, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Supranto, J.,(1988),Riset Operasi untuk Pengambilan Keputusan, UI-Press, Jakarta.
Taha, H., (1993), Riset Operasi Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

199

Anda mungkin juga menyukai