Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN ILMU-

ILMU LAIN
1. Hubungan Filsafat dengan ilmu pengetahuan.
Filsafat pada umumnya adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Dalam perumusan suatu ilmu atau pengetahuan sebelum secara konkrit disebut
sebagai ilmu dan pengetahuan, tentunya ada rumusan yang dianggap mampu
memberikan nilai-nilai yang mendekati kesepurnaan berfikir, sehingga akhirnya
sesuatu itu dikatakan sebagai ilmu atau pengetahuan. Dalam kajian itu pula
ternyata melalui suatu proses yang orang ahli disebut berfilsafat. Filsafat dan
filsafat ilmu tidak bisa dipisahkan diibaratkan uang logam dua sisi yang saling
terkait.
Untuk memahami perlu dipisahkan, filsafat ilmu yaitu disiplin ilmu (obyek yang
dibahas), sementara filsafat landasan filosofis bagi proses keilmuan.
Gambaran sejarah penemuan filsafat, bahwa filsafat dalam pandangan barat
muncul pada abad 7 SM di Yunani. Filsafat muncul ketika orang-orang berfikir
dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia dan ingkungan sekitarnya. Filosof-
filosofnya Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Filosof-filosof yang
terbesar : Socrates gurunya Plato, Plato gurunya Aristoteles. Mengapa filsafat
muncul di Yunani tidak di daerah yang beradap lainnya seperti Babilonis,
Mesir, Israel? Jawabannya mudah yaitu di Yunani tidak ada kasta, pendeta,
sehingga intelektual orang lebih bebas.

2. Hubungan filsafat ilmu dengan ilmu administrasi.


Manusia merupakan makluk yang tidak pernah puas untuk memenuhi
kebutuhannya. Sebagai makluk sosial ia juga tidak akan bisa hidup tanpa orang
lain, dengan kata lain senantiasa membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas itu. Sementara jumlah barang pemuas
kebutuhan tidaklah sebanding dengan apa yang diinginkan. Oleh sebab itu
dibutuhkan suatu ilmu yang mampu mengatur bagaimana kebutuhan dapat
terpenuhi tanpa menimbulkan permasalahan satu sama lain. Manajemen
merupakan ilmu yang mengatur tentang bagaimana manusia dapat memperoleh
kebutuhannya secara efektif dan efisien. Dalam hubungan administrasi dan
manajemen tidak dapat dipisahkan dan telah menjadi bagian dari administrasi dan
saling melengkapi karena hakekat administrasi adalah manajemen dan organisasi.
Dimana manajemen mengelola 6 (enam) sumber daya yang ada atau lebih dikenal
6 M.

3. Hubungan Filsafat dengan agama.


Hubungan antara filsafat dengan agama dalam sejarah kadang-kadang dekat dan
baik, kadang-kadang jauh dan buruk. Ada kalanya para agamawan merintis
perkembangan filsafat. Ada kalanya pula orang-orang beragama merasa oleh
pemikiran para filosof yang kritis dan tajam. Para filosof sendiri kadang-kadang
memberi kesan somong dan sok tahu, meremehkan wahyu dan iman.
Socrates, dipaksa minum racu atas tuduhan atheis, padahal dia berusaha
mengantar kaum muda kota Athena kepada penghayatan keagamaan yang lebih
mendalam.

1
Filsafat Ibnu Rusyid dianggap menyelewengkan dari ajaran-ajaran islam padahal
dia mencoba mendamaikan iman dan pengetahuan, mengalami berbagai
penganiayaan, dia ditangkap dan diasingkan.

Pada akhir abad ke 20 situasi mulai jauh berubah baik filsafat maupun agama.
Filsafat makin menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan manusia paling mendasar
tentang asal-usul yang sebenarnya, tentang makna kebahagiaan, tentang jalan
kebahagiaan, tentang tanggung jawab dasar manusia, tentang makna kehidupan,
tentang apakah hidup ini berdasarkan sebuah harapan atau tanpa arti, paling dapat
dirumuskan serta diersihkan dari keracunan, tetapi tidak dijawab. Dialog antara
filsafat dan agama akan dapat memberikan keuntungan kedua belas pihak,

Filsafat dapat menyumbangkan 4 (empat) pelayanan pada agama.


1) Salah satu masalah yang dihadapi oleh setiap agama wahyu, adalah masalah
interprestasi. Maksudnya teks wahyu yang merupakan firman Allah/Sabda
Allah selalu dengan sendirinya terumus dalam bahasa dari dunia. Akan tetapi
segenap makna dan arti bahasa manusia tidak pernah 100% pasti, itulah
sebabnya kita sering mengalami apa yang disebut salah paham. Hal itu juga
berlaku bahasa wahana wahyu, hampir setiap kalimat ada kamungkinan salah
tafsir. Oleh karena itu penganut agama yang sama pun sering masih cukup
berbeda dalam memahami isi dan arti wahyu. Oleh sebab itu setiap agama
wahyu mempunyai cara untuk menangani masalah itu. Agama Islam misalnya
ijma dan Qias. Nah dalam usaha manusia memahami wahyu secara tepat,
untuk mencapai kata sepakat filsafat dapat saja membantu dengan memberi
jawaban atas pertanyaan berdasar nalar filsafat dapat membantu agama dalam
memastikan arti wahyu.
2) Secara spesifik selalu dan telah memberikan pelayanan itu kepada ilmu yang
mencoba mensistimatikan, membetulkan dan memastikan ajaran agama
yang berdasarkan wahyu dan ilmu theologi. Theologi dengan sendirinya
memerlukan paham-paham dan metode-metode tertentu dan paham-paham
dan metiode-metode itu dengan sendirinya dari filsafat.
3) Filsafat dapat membantu agama dalam menghadapi masalah-masalah baru,
artinya masalah-masalah yang pada saat wahyu diturunkan belum secara
langsung dibicarakan dalam wahyu. Misalnya masalah bayi tabung dan
cangkokan ginjal. Bagaimana orang mengambil sikap terhadap kedua masalah
itu : boleh atau tidak? Bagaimana dalam hal iniia mendasarkan diri agamanya,
sementara dalam kitab suci agamanya 2 (dua) masalah itu tidak pernah
dibahas. Jawabannya hanya dapat ditemukan dalam cara-cara menerapkan
prinsip-prinsip etika yang termuat dalam kontek lain dalam kitab suci. Nah
dalam proses itu diperlukan filsafat moral.
4) Filsafat melalui fungsi kritisnya, salah satu idiologi. Dibawah semburan
segala macam pandangan, kepercayaan, aliran, agama, idiologi, keyakinan.
Semua pandangan itu memiliki satu kesamaan yaitu mereka mengatakan
kepada masyarakat : bagaimana dia harus hidup, bersikap dan bertindak.
Filsafat menganalisa idiologi itu secara kritis, mempertanyakan dasarnya,
memperlihatkan implikasinya, membuka kedok kepentingan, barang kali ada
dibelakangnya.

Anda mungkin juga menyukai