Anda di halaman 1dari 2

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM)

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atauUniversal Declaration of


Human Rights merupakan salah satu dokumen formal mengenai hak asasi manusia. DUHAM
diresmikan oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1948 atas dasar adanya berbagai macam
pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada masa itu, terutama akibat Perang Dunia II.
DUHAM tidak memiliki kekuatan yang mengikat secara legal formal, akan tetapi DUHAM
merupakan dokumen resmi internasional yang telah diadopsi ke dalam konstitusi dan undang-
undang di berbagai Negara.
DUHAM dari segi hukum tidak mempunyai daya ikat seperti konvensi atau perjanjian
internasional. Hal tersebut sejalan dengan kompromi dalam penyusunan “the bill of human
rights”, yang memandatkan kepada sebuah komisi berdasarkan Pasal 68 Piagam PBB, untuk
promosi HAM. Saat itu muncul 2 aliran tentang sifat daya ikat keberlakuan aturan tentang
HAM, yang nantinya disusun oleh komisi.
Meskipun DUHAM telah di terima tetapi karena sifatnya sebagai deklarasi yaitu berupa
pernyataan, maka tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum, sehingga tujuan deklarasi
sebagai pengakuan martabat manusia sulit diwujudkan, Untuk itu supaya tujuan DUHAM,
dapat menjadi kenyataan diperlukan alat/instrumen HAM internasional.
Instrumen HAM internasional merupakan alat yang berupa standar- tandar pembatasan
pelaksanaan dan mekanisme kontrol terhadap kesepakatan kesepakatan antar negara tentang
jaminan HAM yang berupa undang – undang internasional HAM ( International Bill of Right)
Undang - undang internasional HAM tersebut bentuknya berupa kovenan (perjanjian) dan
protokol , Kovenan , yaitu perjanjian yang mengikat bagi Negara - negara yang
menandatanganinya. Istilah covenant (kovenan) digunakan bersarnaan dengan treaty
(kesepakatan) dan convention (konvensi/perjanjian). Sedangkan protokol merupakan
kesepakatan dari negara - negara penandatangannya yang memiliki fungsi untuk lebih lanjut
mencapai tujuan - tujuan suatu kovenan.
Walaupun DUHAM tidak mengikat secara yuridis sebagaimana perjanjian
internasional, tetapi ia mempunyai arti penting secara historis dan politik serta yuridis.
DUHAM telah menjadi dokumen yang dimanfaatkan dalam forum politik dan yuridis, serta
dijadikan referensi pokok dalam penyusunan perjanjian internasional hak-hak asasi di level
regional seperti Konvensi Eropa, Konvensi Amerika dan Piagam Eropa. Demikian juga,
DUHAM telah menjadi referensi penting dalam perumusan HAM di level konstitusi sebuah
negara atau nasional. Bahkan, deklarasi digunakan oleh bangsa-bangsa yang menuntut
kemerdekaan, bebas dari praktik penjajahan/kolonial, serta digunakan dalam perjuangan
praktik diskriminasi rasial.
Karena perkembangan tersebut, maka DUHAM telah menjadi bagian dari hukum
internasional yakni sebagai hukum kebiasaan. Ia mempunyai sifat dokumen yang mengikat
secara politis, serta status pengikatannya secara perlahan lahan menjadi tidak ditolak negara-
negara anggota PBB, khususnya karena keterlibatan negara-negara dunia ketiga dalam proses
perumusannya.

Anda mungkin juga menyukai