LUKA DI LEHER
Wanita 30 tahun, mengeluh nyeri dengan skala 7 (0 10) pada luka di leher
post operasi, klien mengeluh sesak nafas, dari hasil observasi didapatkan drain daerah
luka dengan residu 300 cc, TD = 130/80, N = 88x/M, Sb = 39 0 C, RR = 30x/M, dan
hasil lab HB = 11, Mg/dl, leukosit 17x103, sebelum operasi klien mengeluh sering
mengalami palpitasi, dan juga mengalami penurunan berat badan.
1
2. KATA KUNCI
a. Wanita 30 tahun
b. Nyeri skala 7 ( 0 10 )
c. Luka di leher post opersi
d. Mengeluh sesak nafas
e. Drain daerah luka dengan residu 300 cc
f. Sebelum operasi klien mengalami palpitasi dan penurunan berat badan
g. Pemeriksaan fisik
1) Tekanan darah : 130/80
2) Nadi : 88x/M
TBC kelenjar leher3) Suhu badan : 390 C Hipertiroid
Definisi 4) Respiration rate : 30x/M Trakeostomi
TBC kelenjar leher 5) adalah
HB = 11, Mg/dl
Definisi
gumpalan jaringan dengan6) ukuran Definisi
leukosit 17x103
kurang lebih sebesar bji kacang Dalam Kamus Keperawatan,
Trakeostomi adalah suatu tindakan
dan menjadi rumah bagi sel-sel Tiroidektomi adalah operasi yang
dengan membuka dinding depan
darah putih. melibatkan operasi pemindahan
atau anterior trakea untuk
Etiologi : semua atau sebagian kelenjar
Berbagai kondisi bisa mempertahankan jalan napas agar
tiroid. Indikasi dilakukan
menyebabkan adanya udara dapat masuk ke paru-paru dan
tiroidektomi adalah gondok.,
pembekakan kelenjar getah memintas jalan napas bagian atas.
kanker tiroid, hipertiroidisme dan
bening yang ada dileher. Salah- gejala obstrukis lainnya. Etiologi
satu factor yang menyebabkan
adanya pembengkakan kelenjar Etiologi Untuk etiologi dari dilaksanakannya
di leher adalah adanya infeksi operasi dari trakestomi dilihat dari
local atau 3.infeksi
MAINdisekitar
MAP/ LembarCheklis Untuk etiologi dari
indikasi pelaksanaannya itu
a. MIND
kelenjar yang bengkak. MAP
Adapun dilaksanakannya operasi dikarenakan adanya edema trakea
beberapa infeksi yang tiroidektomi
LUKA DI LEHERdilihat dari karena trauma atau respon alergi,
menyebabkan adanya Obstruksi laring STD III dan IV,
pembengkakan kelenjar dileher indikasi pelaksanaannya itu
Ventilasi mekanik, Ketidak
ini adalah infeksi telinga, dikarenakan adanya karsinoma mampuan untuk membersikan jalan
pilek,radang amandel, radang tiroid, gondok, Klien dengan napas, Luka bakar jalan napas dan
pita suara serta infeksi selulitis. Perdarahan jalan napas
hipertiroidisme, maupun juga
ManifestasiKlinis :
hiperparatiroidisme. Manifestasi :
1. Terjadi penurunan berat
Manifestasi 1. Luka dileher post operasi
badan secara drastic
2. Tenggorokan terasa sakit 2. Sesak napas
1. Luka dileher post operasi 3. Nyeri
bila menelan dan bernapas 2. Sesak napas
3. Demam 4. Infeksi
3. Suhu tubuh 39oC 5. Perdarahan
4. Kelenjar dileher 4. Sebelum operasi mengalami 6. Aspirasi/atelektasis
membengkak palpitasi
5. Penurunan berat badan
6. Nyeri
7. Leukosit meningkat
2
b. LembarCheklis
NO Manifestasi Tiroidektomi TBC Kelenjar Trakeostomi
Klinis getah bening
1 Luka dileher
7. INFORMASI TAMBAHAN
Pembedahan pada kelenjar tiroid
8. KLARIFIKASI INFORMASI
23
Pembedahan pada tiroid sudah dikenal sejak lama yang bertujuan untuk
diagnostik dan terapi terutama pada kanker tiroid, berkembangnya metoda
diagnostik, seperti sidik tiroid, USG dan pemeriksaan aspirasi jarum halus telah
membantu peran bedah sebagai diagnostik, demikian juga halnya akan
biomolekuler, sehingga pada beberapa kelainan tiroid dapat mengalami perubahan
tindakan bedah dari operatif menjadi konservatif atau radikal menjadi kurang
radikal dan sebaliknya. Beberapa faktor resiko dapat menggolongkan kanker
tiroid berdiferensiasi baik atas grup low risk & high risk, sehingga tindakan
radikal hanya dianjurkan pada grup high risk. Pada kelainan tiroid yang bukan
oleh keganasan, pembedahan dilakukan bila dijumpai gejala penekanan pada
trakhea, gagal setelah terapi konservatif, kosmetik dan jenis tindakan bedah sesuai
indikasi..
23
tetapi tidak didapatkanlah lagi manifestasi klinis yang terdapat dalam
kasus diatas. Dan hal inilah yang menggugurkan kami mengangkat
diangnosa TBC kelenjar leher.
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTIROID
A. KONSEP MEDIS
1.1. Definisi
Dalam kamus keperawatan (Sue hinchliff) Tiroidektomi adalah operasi
yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian kelenjar tiroid.
23
Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok., kanker tiroid, hipertiroidisme
dan gejala obstrukis lainnya.
Fase awal pasca operasi dimulai ketika pasien berada di ruang pemulihan
atau recovery room. Asuhan keperawatan difokuskan pada penilaian dan
pemeliharaanstatus kardiopulmonal dan neurologi, tingkat kenyamanan dan
keadaan metabolic. Fase kedua dimulai ketika pasien dipindahkan keruang
perawatan. Perawat harus menyadari komplikasi yang biasa terjadi,termasuk
perdarahan, infeksi pada luka, cedera syaraf, dan hipopara tiroidisme
sekunder. (Roberts and Fenech, 2010).
1.2. Klasifikasi
a. Tiroidektomi subtotal
Yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan
yang mengalami pembesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang
masih tersisah masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-
hormon tiroid sehingga tidak diperlukan terapi pergantian hormon.
(Rumahorbo, 2015)
b. Tiroidektomi total
Yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani
tindakan ini harus mendapat terapi hormon yang besar dosisnya beragam
pada setiap individu dan dapat dipengaruh oleh usia, pekerjaan, dan
aktivitas. (Kusuma, 2015
1.3. Etiologi
Untuk etiologi dari dilaksanakannya operasi tiroidektomi dilihat dari
indikasi pelaksanaannya itu dikarenakan adanya :
a. karsinoma tiroid
b. gondok
c. Klien dengan hipertiroidisme
d. Tiroiditis
1.4. Patofosiologi
23
Indikasi dilakukan tindakan tiroidektomi adalah gondok,
hipertiroidisme, kanker tiroid. Tindakan pembedahan yang dilakukan
adalah membuat sayatan dileher bagian depan atau bagian kelenjar tiroid
di hilangkan. Dalam membuat sayatan harus berhati-hati untuk
menghindari kerusakan saraf disekitarnya atau pembuluh darah dileher.
Apabila terjadi kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
pendarahan udem laringeal yang akan meningkatkan terjadinya resiko
tinggi penurunan curah jantung. Selain itu pernafasan menjadi stidor,
obstruksi jalan nafas yang akhirnya membuata pembersihan jalan nafas
tidak efektif. Nyeri dapat terjadi dari edema jaringan yang disebabkan
karena terputusnya syaraf simpatis dari kerusakan jaringan yang terjadi
akibat tindakan tiroidektomi. Dari insisi yang dilakukan pada tindakan ini
akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Kurangnya pengetahuan
pasien dan keluarga dapat terjadi karena kurangnya informasi dalam
perawatan luka setelah tindakan pembedahan dilakukan.
Seseorang yang telah melakukan tiroidektomi akan mengalami
hambatan dalam berkomunikasi karena terjadi kerusakan pada langireal
yang menyebabkan perubahan tekanan atau penyaringan suara, suara
menjadi lemah, ketidakmampuan untuk berbicara. resiko cedera dapat
terjadi akibat gangguan produksi hormon yang menurun.
(Tamboyang, 2014)
1.5. Manifestasi klinis
a. Suara sesak
b. Lemah
c. Pendarahan
d. Tempat insisi kemarahan
e. Sesak tenggorokan
f. Pernafasan stidor
g. Sianosis
h. Nyeri
i. Hambatan dalam berkomunikasi
1.6. Penatalaksanaan.
a. Post operasi
23
1) Sebelum tindakan operasi, kadar hormon tiroid harus diupayakan
dalam keadaan normal untuk mencegah tiroktoksikosis pada saat
operasi yang dapat mengancam hidup klien.
2) Pemberian obata anti tiroid masih tetap dipertahankan disamping
menurunkan kadar hormon darah juga dimaksudkan untuk
mencegah perdarahan pada saat operasi karena obat ini mempunyai
efeke mengurangi vaskularisasi darah ke kelenjar tiroid.
3) Kondisi nutrisi harus optimal oleh karena itu dia tinggi protein dan
karbohidrat sangat dianjurkan
b. Pra operasi
1) Latih klien batuk secara efektif dan latih nafas dalam
2) Beritahukan klien kemungkinan suara menjadi serak
3) Monitor TTV setiap 15 menit samapi stabil dan kemudian setiap 30
menit selama 6 jam.
4) Berikan obat analgetik sesuai program terapi
5) Bantu klien batuk dan nafas dalam setiap 30 menit sampai 1 jam.
6) Gunakan pengisap oral atau trakea sesuai kebutuhan
1.7. Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi keperawatan paca operasi meliputi observasi dressing luka yang
sering, dimanadarah cenderung menumpuk. Segala bentuk observasi perlu
didokumentasikan,seperti volume drainase, konsistensi, warna dan fungsional
drainase. Suction drainumum digunakan untuk menghindari akumulasi darah dan
serum (seroma) setelahpengangkatan tiroid (Morrisey et al, 2008). Luka
tiroidektomi harus dipantau secara ketat untuk kenyamanan pasien. Tandat-tanda
perdarahan seperti hipotensi dan takikardi harus selalu diobservasi oleh perawat.
1.8. Komplikasi
a. Pendarahan.
Seperti halnya prosedur bedah, pasien yang menjalani operasi
tiroid beresiko untuk pendarahan. Suplai darah yang melimpah ke tiroid
dan diseksi yang terjadi selama pengangkatan kelenjar berkontribusi
potensi perdarahan pasca operasi. Pembentukan hematoma sekitar lokasi
operasi dapat menyebabkan kompresi trakea mengakibatkan obstruksi
jalan napas. Untuk meminimalkankomplikasi ini, ahli bedah dapat
menyisipkan selang drainase untuk mengalirkan perdarahan.
23
Dressing leher harus dipantau secara ketat untuk perubahan
kenyamanan. Tepi ganti leher harus diperiksa untuk mendeteksi
pembengkakan leher (LeMone & Burke, 2000). Perubahan lingkar leher
dapat menunjukkan pembentukan hematoma. Parameter fisiologis seperti
hipotensi dan takikardia dapat menunjukkan adanya perdarahan pasca
operasi. Perubahan status mental, tanda-tanda vital, perubahan ukuran,
ukuran leher, dan kecurigaan perdarahan harus dilaporkan kepada dokter
bedah segera.
b. Infeksi.
Infeksi pascaoperasi adalah risiko semua jenis operasi. Adanya
cairan yang keluar dan bau yang timbul dari luka operasi harus dinilai
dan dilaporkan. Pemantauan suhu dan jumlah darah lengkap untuk tanda-
tanda infeksi adalah fungsi keperawatan yang penting. Pemberian terapi
antibiotik dan perawatan luka secara teliti, dapat mengurangi insiden
infeksi pasca-operasi.
c. Defisit Paratiroid.
Hal ini dikarenakan kelenjar paratiroid berada di kedua sisi
kelenjar tiroid, hipoparatiroidisme merupakan komplikasi yang mungkin
terjadi akibat tiroidektomi. Gejala-gejala hipoparatiroidisme biasanya
terjadi 24 sampai 72 jam setelah operasi. Pasien akan menunjukkan
tingkat kalsium serum rendah (hypocalcemia), dan mungkin mengeluh
mati rasa dan kesemutan pada tangan, kaki, dan bibir. Intervensi
ditujukan untuk memulihkan kadar kalsium normal untuk mencegah
terjadinya kejang dan stridor laring.
23
B. Konsep Keperawatan
2.1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama : Ny. W
2) Umur : 30 thn
3) Jenis kelamin : Perempuan
b. Pengkajian system
1) Eliminasi :-
2) Pernapasan : 30x/menit
3) Keamanan :-
c. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini
a) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Mengeluh nyeri dengan skala 7 (0-10) pada luka dileher post
operasi.
b) Alasan masuk rumah sakit :
Wanita 30 tahun, mengeluh nyeri dengan skala 7(0-10) pada luka
dileher post operasi. Klien mengeluh sesak nafas, dari hasil
observasi didapatkan drain daerah luka dengan residu 300 cc, TD =
130/80, N = 88 x/m, SB = 39 0 C, RR = 30x/m. hasil Lab HB = 11,
Mg/dl, Leukosit 17 103. Sebelum operasi klien mengeluh sering
mengalami palpitasi, dan juga mengalami penurunan BB.
c) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : -
d. Pengkajian fisik
a) Keadaan umum: mengeluh nyeri skala 7 pada luka dileher post
operasi.
b) Tanda-tanda Vital
1) S : 390 C
2) TD : 130/80 mmHg
23
3) N : 88x/menit
4) R : 30 x/menit
c) Keadaan fisik
1) Kepala : -
2) leher : terdapat luka post operasi
d) Pemeriksaan penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan :
HB = 11, Mg/dl,
Leukosit 17 103
23
1 DS: Nyeri akut
1. Klien mengeluh Tiroidektomi
nyeri skala 7 (0-
edema pada jaringan
10)
2. Sebelum operasi kerusakan jaringan
klien mengeleh
saraf simpatis terputus
terjadi palpitasi
merangsang hipofisis
dan penurunan
berat badan medulla spinalis
23
2 DS : Tiroidektomi Hipertermi
Infeksi bakteri
DO:
1. TD = 130/80, Leukosit
2. N = 88x/M,
3. Sb = 390 C, inflamasi
4. HB = 11, Mg/dl,
5. leukosit 17x103 merangsang hipotalamus
demam
Hipertermi
3 DS : Ketidakefektifan
1. Klien mengeluh Tiroidektomi bersihan jalan napas
sesak nafas
Menghambat sintesi hormone tiroid
DO:
1. N = 88x/M pengangkatan kerja kelenjar tiroid
2. RR = 30x/M
Hiperplasia tiroid
sesak napas
23
23
2.4 Diagnosa keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional
1 Nyeri akut (00132) NOC : NIC
Observasi
Domain 12 : Kenyamanan Pain Level Observasi
1. Nyeri merupakan pengalaman
Kelas 1 : Kenyamanan Pain control 1. Kaji nyeri, catat lokasi,
Comfort level subjektif dan harus dijelaskan oleh
Fisik karakteristik (skala 0-10).
Tujuan: klien. Identifikasi karakteristik
Definisi : Laporkan perubahan nyeri
Setelah dilakukan tindakan nyeri dan faktor yang berhubungan
Sensori yang tidak dengan tepat.
keperawatan selama 3 x 24 jam merupakan suatu hal yang sangat
menyenangkan dan pengalaman
nyeri akutberkurang / teratasi penting untuk memilih intervensi
emosional yang muncul secara
dengan yang cocok dan untuk
aktual atau potensial kerusakan
Kriteria Hasil : mengevaluasi keefektifan dari
jaringan atau menggambarkan
1. Pasien Melaporkan nyeri terapi yang diberikan.
adanya kerusakan (Asosiasi 2. Merupakan indikator/derajat nyeri
beerkurang/terkontrol
Studi Nyeri Internasional): 2. Pasien Menunjukkan 2. Observasi adanya tanda- yang tidak langsung dialami.
serangan mendadak atau pelan perilaku mengurangi atau tanda nyeri non verbal
intensitasnya dari ringan sampai mengontrol nyeri (ekspresi wajah, meringis, 3. agar pusat rasa sakit nyeri dapat
berat yang dapat diantisipasi dll). segera ditangani
3. Kaji tipe dan sumber
dengan akhir yangdapat
nyeri untuk menentukan
diprediksi dan dengan durasi 4. untuk mengetahui respon pasien
intervensi
kurang dari 6 bulan terhadap nyeri yaitu dengan cara
4. Observasi reaksi noverbal
Batasan karakteristik: melihat sikap klien apakah
dari ketidaknyamanan
23
DS: nyaman atau tidak dan
1. Klien mengeluh nyeri
mengetahui apakah klien sulit
skala 7 (0-10)
untuk mengungkapkan rasa
2. Sebelum operasi klien
nyerinya
mengeleh terjadi palpitasi
Mandiri
dan penurunan berat
Mandiri 1. Menghilangkan/menurunkan nyeri
badan
1. Berikan dengan perubahan pada neuron
DO: masase/gosokan sensori dan relaksasi otot.
1. hasil observasi didapatkan punggung dengan
drain daerah luka dengan menjauhi daerah 2. Menurunkan stimulasi yang
residu 300 cc, operasi. berlebihan yang dapat mengurangi
2. TD = 130/80, 2. Anjurkan untuk
3. N = 88x/M, rasa nyeri atau Mengurangi respon
4. RR = 30x/M, beristirahat di tempat
pasien terhadap ketidaknyaman
dan hasil lab HB = 11, Mg/dl, yang tenang.
karena rasa tidak nyaman dapat
leukosit 17x103
memperparah nyeri yang dirasakan
pasien
3. Agar dapat melakukan penanganan
3. Lakukan pengkajian dan pencegahan lebih lanjut bila
nyeri secara nyeri dirasakan berat atau ringan
komprehensif termasuk serta lokasi bagian tubuh yang
lokasi, karakteristik, harus ditangani pada bagian
23
durasi, frekuensi, abdomen karena adanya
kualitas dan faktor pembesaran atau distensi
presipitasi
4. Mengetahui respon tentang nyeri
4. Gunakan strategi yang pernah dirasakan dengan
komunikasi teraupetik pendekatan komunikasi teraupetik
untuk mengetahui dimana perawat menanyakan
pengalaman nyeri dan tentang pengalaman klien terhadap
sampaikan penerimaan nyerinya sehingga perawat dapat
pasien terhadap nyeri mencatat hal-hal yang akan
dilakukan selanjutnya
HE
HE 1. informasi yang tepat dapat
1. Berikan informasi menurunkan tingkat kecemasan
tentang nyeri, seperti pasien dan menambah
penyebab nyeri, berapa pengetahuan pasien tentang
lama akan berlangsung, nyeri
dan antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur 2. Pemahaman pasien tentang
2. Jelaskan kepada pasien
penyebab nyeri yang terjadi
tentang sebab-sebab
akan mengurangi ketegangan
23
timbulnya nyeri pasien dan dan memudahkan
pasien untuk diajak bekerja
sama dalam melakukan
tindakan
3. agar nyeri dapat segera dicegah
dengan pemberian obat anti
3. Instrusikan pasien
nyeri
untuk
menginformasikan
kepada perawat jika
peredaran nyeri tidak
Kolaborasi
dapat dicapai 1. Analgetik dapat mengurangi rasa
Kolaborasi nyeri
1. Kolaborasi dengan
dokter dalam
2. sehingga dapat dengan cepat
pemberian analgetik
ditangani agar tidak mengalami
2. laporkan kepada dokter
nyeri kronis yang
jika tindakan tidak
berkepanjangan untuk
berhasil atau jika
penanganan lebih lanjut bila
keluhan saat ini
nyeri belum bisa diatasi
merupakan perubahan
yang bermakna dari
23
pengalaman nyeri
pasien di masa lalu
3. kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri
tidak berhasil
2 Hipertermia(00007) NOC NIC
Thermoregulation Fever treatment Fever treatment
Domain 11: 1. Mengetahui penyakit dengan nilai
Tujuan
Keamanan/Perlindungan Observasi suhu dan membantu dalam
Kelas 6 :Termoregulasi Setelah dilakukan tindakan
1. Monitor suhu sesering menetapkan intervensi tindakan
Definisi keperawatan selama 3 x 24 jam
Peningkatan suhu tubuh di atas mungkin
hipertermiaberkurang / teratasi
kisaran normal
dengan 2. Monitor warna dan suhu 2. Perubahan pada warna dan suhu
Batasan Karakteristik: kulit merupakan indikasi demam
Kriteria Hasil kulit
DS :
1. Suhu tubuh pasien dalam 3. Monitor tekanan darah,
3. Dengan adanya panas berlebihan
rentang normal nadi, dan RR
DO: 2. Nadi dan RR pasien mengakibatkan hemodinamika di
6. TD = 130/80, dalam rentang normal 4. Monitor penurunan tingkat dalam tubuh terganggu
7. N = 88x/M, 3. klien merasa nyaman kesadaran 4. Demam atau panas tinggi dapat
8. Sb = 390 C, mengakibatkan penurunan
9. HB = 11, Mg/dl
10. Leukosit 17x103 kesadaran karena pusat pengaturan
5. Monitor WBC, Hb, dan Hct suhu berada di otak tepatnya di
23
hipotalamus
5. Mengetahui penyebab demam
6. Monitor intake dan
6. Mengetahui secara pasti makan
output
yang masuk dan keluar
Mandiri
1. Selimuti pasien Mandiri
1. Untuk mencegah hilangnya
2. Lakukan tapid sponge
kehangatan pada klien
2. Dapat menurunkan penguapan dan
3. anjurkan pasien untuk penurunan suhu tubuh
3. meminimalisir produksi
banyak istirahat
4. Beri ekstra cairan (air, susu, panas yang diproduksi oleh
23
panas melalui efek kerja konduksi
Kolaboratif
Kolaboratif
1. Berikan antipiretik
1. Obat antipiretik bekerja sebagai
pengatur kembali pusat pengatur
panas
2. Berikan pengobatan untuk
2. Di gunakan untuk mengurangi
mengatasi penyebab
demam dengan aksi sentralnya
demam
pada hipotalamus
3. Kolaborasi pemberian
3. Pemberian cairan sangat penting
cairan intravena
bagi pasien dengan suhu tubuh
4. Berikan pengobatan untuk tinggi
4. Untuk mencegah terjadinya
mencegah terjadinya
menggigil
menggigil
Temperature regulation Temperature regulation
Observasi Observasi
1. Monitor suhu minimal tiap 1. Mengetahui perubahan suhu, suhu
2 jam 38,9-42,1C menunjukkan proses
2. Monitoring TD, NADI,
inflamasi
dan RR 2. TTV merupakan aluan untuk
3. Monitor warna dan suhu
mengetahui keadaan umum pasien
kulit 3. Untuk melihat keadaan kulit
4. Monitor tanda-tanda
4. Membantu dalam melaksanakan
hipertermi dan hipotermi
23
Mandiri diagnosa
1. Tingkatkan intake cairan Mandiri
dan nutrisi 1. Agar cairan dan nutrisi terpenuhi
sesuai kebutuhan
Health Education
Health Education
1. Ajarkan pada pasien cara
1. Untuk memberikan informasi ke
mencegah keletihan akibat
pasien tentang cara mencegah
panas
2. Ajarkan indikasi dari keletihan akibat panas
2. Memberikan pedoman untuk
hipotermi dan penanganan
menangani hipertermi dan
yang di perlukan
hipotermi pada waktu yang tepat
Kolaboratif Kolaboratif
1. Diskusikan tentang 1. Agar pasien dapat mengerti apa
pentingnya pengaturan efek negatif kedinginan
HE
4. Memberikan pasien beberapa
1. Beri Health Education cara untuk mengatasi dan
ke pasien dan mengontrol dispnea an
keluarganya mengenai menurunkan jebakan udara
HE
pengertian,
23
penanganan yang 1. Meningkatkan pengetahuan dan
diberikan tentang pemahaman dari pasien dan
penyakitnya keluarganya
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
oksigen
2. Kolaborasi pemberian
Kolaborasi
broncodilator sesuai
1. Meringankan kerja paru untuk
indikasi
memenuhi kebutuhan oksigen
serta memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh
2. Broncodilatormeningkatkan
ukuran lumen percabangan
trakeobronkial sehingga
menurunkan tahanan terhadap
aliran udara
23
23