Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Uji
Inderawi/Sensoris
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Sebagai akibat persaingan yang semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah
satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Perusahaan-perusahaan yang
dahulu bersaing hanya pada tingkat local atau regional, kini harus pula bersaing
dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu
menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam
pasar global.
Demikian halnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
produksi pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam skala global, maka
perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara
lebih baik dalam rangka menghasilkan produk pangan berkualitas tinggi dengan
harga yang wajar dan bersaing. Hal ini berarti agar perusahan atau industri pangan
mampu bersaing secara global diperlukan kemampuan mewujudkan produk
pangan yang memiliki sifat aman (tidak membahayakan), sehat dan bermanfaat
bagi konsumen. Atau dengan kata lain produk bermutu atau produk yang
memenuhi standar yang ditetapkan secara international, yang dalam konteks
makalah ini adalah ISO.
ISO dalam Tjiptono dan Diana (1995) merupakan standar sistem mutu
universal memberikan kerangka yang sama bagi jaminan kualitas yang dapat
dipergunakan di seluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 (Tjiptono & Diana,
1995) adalah 1) Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi
kebutuhan para pembeli; 2) Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak
manajemen sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan telah dicapai dan dapat
dipertahankan; dan 3) Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak
pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam
produk atau jasa yang dihasilkan.
Definisi makanan adalah tiap bahan yang diedarkan sebagai bahan
makanan manusia,termasuk bahan tambahan dalam makanan (Permenkes RI No.
280/Menkes/Per/XI/1976).Mutu pangan adalah kesesuaian antara karakteristik
produk pangan tertentu dengankemampuannya dalam memenuhi perannya
sebagaimana yang dikehendaki konsumen.
Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasarkan
konsensus semua pihakyang terkait dengan memperhatikan syarat- syarat
kesehatan, keselamatan, perkembanganiptek dan teknologi serta berdasarkan
pengalaman, perkembangan masa kini, dan masa yangakan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.Proses merumuskan, merevisi,
menetapkan dan menerapkan standar, dilaksanakansecara tertib dan dengan
kerjasama semua pihak
Tujuan standarisasi mutu pangan: menjaga konsistensi produk,
memberikan perlindungankepada konsumen, menciptakan persaingan
perdagangan yang sehat, menjaga kelestarianlingkungan hidup.
Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri
pangandan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
mengimplementasikan tujuanindustri untuk memenuhi permintaan konsumen.
Teknologi pangan diharapkan berperandalam perancangan produk, pengawasan
bahan baku, pengolahan, tindak pengawetan yangdiperlukan, pengemasan,
penyimpanan, dan distribusi produk sampai ke konsumen. Industripangan
merupakan industri yang mengolah hasilhasil pertanian sampai menjadi produk
yangsiap dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, industri pangan lebih
berkiprah padabagian hilir dari proses pembuatan produk tersebut.
Menurut Wirakartakusumah dan Syah(1990), fungsi utama suatu industri
pangan adalah untuk menyelamatkan, menyebarluaskan,dan meningkatkan nilai
tambah produkproduk hasil pertanian secara efektif dan efisien.
Beberapa kasus di Indonesia menunjukkan bahwa adanya kelemahan
dalam halpengawasan mutu industri pangan dapat berakibat fatal terhadap
kesehatan konsumen dankelangsungan industri pangan yang
bersangkutan.Penolakan beberapa jenis makanan olahan yangdiekspor ke luar
negeri juga menunjukkan bahwa pengawasan mutu masih belumdilaksanakan
dengan baik.Oleh karena itu, perkembangan teknologi yang pesat diikutidengan
pertumbuhan industri yang cepat harus didukung oleh sistem pengawasan mutu
yangbaik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Pengendalian Dokumen
Dalam penerapan sistem standar jaminan mutu, perusahaan dituntut untuk
menyusundan memelihara prosedur pengendalian semua dokumen dan data yang
berkaitan dengansistem mutu.Tujuan pengendalian dokumen adalah untuk
memastikan bahwa para pelaksana tugas sadarakan adanya dokumen-dokumen
yang mengatur tugas mereka. Perusahaan harus menjaminseluruh dokumen
tersedia pada titik-titik dimana mereka dibutuhkan.
4. Pengendalian Pembelian
Pembelian bahan hampir seluruhnya berdampak kepada mutu produk akhir
sehinggaharus dikendalikan dengan baik.Perusahaan harus memastikan bahwa
semua bahan dan jasayang diperoleh dari sumber-sumber di luar perusahaan
memenuhi persyaratan yangditentukan.
5. Pengendalian Produk yang Dipasok Pembeli
Adakalanya pembeli produk kita, mensyaratkan penggunaan produknya
untuk digunakan dalam rangka memenuhi persyaratan kontrak. Perusahaan
bertanggung jawab terhadappencegahan kerusakan pemeliharaan, penyimpangan,
penanganan dan penggunaannya selamabarang tersebut dalam tanggung
jawabnya.
6. ldentifikasi Produk dan Kemampuan Telusur
Identifikasi suatu produk dan prosedur penelusuran produk merupakan
persyaratanpenting sistem mutu untuk keperluan identifikasi produk dan
mencegah tercampur selamaproses, menjamin hanya bahan yang memenuhi syarat
yang digunakan, membantu analisiskegagalan dan melakukan tindakan koreksi,
memungkinkan penarikan produk cacat/rusakdari pasar serta untuk
memungkinkan penggunaan bahan yang tidak tahan lama digunakandengan
prinsip FIFO (First In First Out).
7. Pengendalian Proses
Pengendalian proses dalam sistem standar jaminan mutu mencakup
seluruh factoryang berdampak terhadap proses seperti parameter proses, peralatan,
bahan, personil dankondisi lingkungan proses.
8. Inspeksi dan Pengujian
Meskipun penekanan pengendalian mutu telah beralih pada kegiatan-
kegiatanpencegahan dalam tahap sebelum produksi (perancangan, rekayasa proses
dan pembelian)inspeksi dengan intensitas tertentu tidak dapat dihindari dalam
sistem mutu.
9. Inspeksi, Pengukuran dan Peralatan Uji
Pengukuran atau kegiatan pengujian bermanfaat jika hasil pengukuran
dapatdiandalkan.Untuk itu alat pengukur atau alat uji harus memenuhi kecermatan
dan konsistensijika dioperasikan pada kondisi yang biasa digunakan.
10. lnspeksi dan Status Pengujian
Tujuan utama sistem mutu adalah untuk memastikan hanya produk-produk
yangmemenuhi spesifikasi sesuai kesepakatan yang dikirim ke pelanggan.Sering
dalam suatupabrik yang besar, produk yang memenuhi spesifikasi, yang belum
diperiksa dan yang tidakmemenuhi spesifikasi berada pada tempat yang
berdekatan sehingga mungkin bercampur.Dengan demikian status inspeksi suatu
produk harus jelas yaitu :
Produk belum diperiksa
Produk sudah diperiksa dan diterima
Produk sudah diperiksa tetapi ditolak
11. Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai
Dalam sistem produksi harus dapat disingkirkan produk-produk yang tidak
sesuai.Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan mempunyai
prosedur tertulisuntuk mencegah terkirimnya produk-produk yang tidak sesuai
kepada konsumen.Jika produkyang tidak sesuai terdeteksi pada tahap produksi,
prosedur yang ada harus tidak membiarkanproduk tersebut diproses lebih lanjut.
12. Tindakan Koreksi
Setiap kegiatan atau sistem operasi dapat saja menyimpang dari kondisi
operasistandar (prosedur) karena berbagai alasan sehingga menghasilkan produk
yang tidak sesuai.Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan
mempunyai sistem institusionaluntuk memonitor kegiatan produksi atau proses.
Jika ketidaksesuaian diketahui, tindakankoreksi harus dilakukan segera agar
sistem operasi kembali kepada standar.
13. Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan dan Pengiriman
Perusahaan manufaktur terlibat dengan berbagai bahan dan produk, baik
dalambentuk bahan mentah, produk antara untuk di proses lagi maupun produk
jadi. Adalah sangatpenting menjamin bahwa mutu dari semua bahan dan produk
tersebut tidak terpengaruh olehpenyimpanan yang kondisinya kurang baik,
penanganan yang tidak tepat, pengemasan yangtidak memadai dan prosedur
pengiriman yang salah.
14. Catatan-Catatan Mutu
Perusahaan harus menyusun dan memelihara prosedur untuk identifikasi
pengumpulan. pembuatan indeks, pengarsipan, penyimpanan dan disposisi catatan
mutu.Catatan mutu memberikan bukti obyektif bahwa mutu produk yang
disyaratkan telah dicapaidan berbagai unsur sistem mutu telah dilaksanakan
dengan efektif.
15. Audit Mutu Internal
Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan suatu perusahaan untuk
melembagakan suatu audit sistematis terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan mutu,untuk mengetahui apakah prosedur dan instruksi memenuhi
persyaratan standar .Perusahaanjuga harus bisa mendemonstrasikan bahwa semua
operasi dan kegiatan dilaksanakan sesuaiprosedur tertulis dan semua tujuan sistem
mutu telah dicapai.
16. Pelatihan dan Motivasi
Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan kebutuhan pelatihan harus
diidentifikasi dengan cermat dan menyiapkan prosedur untuk melaksanakan
pelatihan semuapersonil yang kegiatannya berkaitan dengan mutu.
BAB III
PEMBAHASAN
Tinjauan Kasus
Air Minum dalam Kemasan (AMDK) merupakan air minum yang siap
dikonsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih
dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air minum yang dikemas dalam
berbagai bentuk wadah beserta ukuran seperti 1500 ml, 600 ml, 240 ml, 220 ml
(cup) serta galon.
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses
pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water
treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air
kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan. Untuk Air kemasan Non
mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air
pengunungan.
Adapun proses Pengolahan air untuk menjadikan air siap dikemas dan
dipasarkan secara umum, ada beberapa proses yang harus dilalui antara lain :
1. Proses Water Treatment System
2. Proses Quality Control System
3. Proses Pengemasan ( Gallon, Bottle, Cup, dll)
4. Proses Pengepakan
5. Proses Distribusi
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi air minum dalam kemasan yaitu
Syarat fisik : fisik air harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Syarat mikrobiologis meliputi, tidak mengandung E.coli dan coliform.
Syarat kimia meliputi bebas zat beracun, logam berat, pestisida dan
radioaktif, total disolved solid jumlah padatan logam air lebih kecil dari
30 ppm. Satuan ukurannya dikenal dengan ppm, PH balance 6,5-8.5 .
Berikut ini merupakan Tabel SNI dari Air Minum Dalam Kemasan (AMDK):
Penyebab Kasus Air Mineral Tak Layak Komsumsi
Kasus ditemukannya air mineral yang berwarna keruh, disebabkan oleh
adanya padatan tersuspensi. Padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap.
Terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari
sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, pasir, endapan
lumpur. Namun pada umunya kadar kekeruhan yang tinggi, seringkali dikaitkan
dengan adanya mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa. Bakteri, virus dan
protozoa terbawa pada padatan tersuspensi tersebut
Adanya padatan tersuspensi di dalam AMDK tersebut, menurut kelompok
kami dapat disebabkan dari setelah proses ozonisasi, tidak langsung dilakukan
proses pengemasan produk tetapi air disimpan di dalam penampungan produk 2
(product storage 2). Dimana pada saat di dalam product storage 2, kemungkinan
storage tersebut sanitasinya kurag baik, sehingga padatan tersuspensi terdapat
pada air minum.
Menurut kelompok kami, penyeleseian dari kasus ditemukannya air
mineral yang berwana keruh dapat I lakukan dengan upaya mengendalikan mutu
produk.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab pembahasan didapat
beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
a. Syarat mutu AMDK diantaranya sebagai berikut :
1. Syarat fisik : fisik air harus jernih, tidak berwana, tidak berbau, dan tidak
berasa
2. Syarat mikrobiologis meliputi, tidak mengandung E.coli dan coliform.
3. Syarat kimia meliputi bebas zat beracun, logam berat, pestisida dan
radioaktif, total disolved solid jumlah padatan logam air lebih kecil dari 30
ppm. Satuan ukurannya dikenal dengan ppm, PH balance 6,5-8.5 .
b. Upaya untuk meningkatkan produk merupakan suatu cara untuk mempertahankan
atau memperbaiki mutu produk Air Minum Dalam Kemasan, salah satu upaya
yaitu mengendalikan mutu produk. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) meliputi pengawasan mutu bahan baku,
pengawasan mutu selama proses, pengawas mutu terhadap produk, dan
pengawasan mutu bahan pengemas.
3.2 Saran
Adapun saran yang kami sampaikan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
a. Disarankan agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang
bagaimana syarta mutu produk Air Minum Dalam Kemasan yang baik dan benar
sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu
b. Disarankan agar mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan bagaiman
upaya untuk meningkatkan mutu produk dalam bidang pangan dengan baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya, Toni. 2013. Ribuan Gelas Air Mineral Tak Laik Konsumsi
Ditemukan. Dari : https://daerah.sindonews.com/read/712540/21/ribuan-gelas-
air-mineral-tak-laik-konsumsi-ditemukan-1359539230
Diakses : 3 Maret 2017