Oleh
Anggita Manongga
Destine Lumepaa
Diana Pasuhuk
Eka Yuli Ardyanningsih
Herlisa Katiandagho
Indri A. Kaporoh
Indri Mandagi
Janet J. Sundalangi
Kurnia Yunus
Mercy Cornelis
Melani Lahope
Nila Sari
Nurhayati Arbie
Olpin Tumole
Sasmita Lambaihang
Serafim Makienggung
Dosen Pengampu
Elvi R. Rindengan, S.Si, Apt
NIP : 197806091997032001
Poltekkes Kemenkes Manado
1
Kata Pengantar
Puji sukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporam ini dengan
baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen mata kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi, selain itu
dimaksudkan untuk menambah wawasan bagi para pembaca .Dalam laporan
ini, kami membahas tentang Mikrobiologi air, udara dan idustri yang
mencakup tentang pengaruhnya di dalam kehidupan sehari-hari.
Tak lupa kamu ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Demikianlah laporan ini
disusun , semoga laporan ini dapat memberikan informasi dan dapat
bermanfaat bagi kita semua .
Penulis
Kelompok 2
2
Pendahuluan
Mikroorganisme adalah jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut
sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut
sebagai mikroba bukan hanya
karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa,
tetapi juga
pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad
tingkat
tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1
mm. Ukuran
mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel
mikroba
umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop,
walaupun
demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa
alat
pembesar.
3
Daftar Isi
I. Pembukaan
Kata
Pengantar.................................................................................................
1
Pendahuluan............................................................................................
.........2
Daftar
Isi.............................................................................................................
.3
Tata
tertib........................................................................................................
...4
II. Isi
Pengenalan
Alat...............................................................................................6
Media Pertumbuhan
Mikroba...................................................................9
Sterilisasi..................................................................................................
........11
Laporan Praktikum
I...................................................................................14
Laporan Praktikum
II.................................................................................18
Klasifikasi Staphylococcus dan E.Coli..................................................23
Klasifikasi
Salmonella.................................................................................27
Pewarnaan
Gram..........................................................................................31
Uji
Efektivitas................................................................................................
4
.36
III. Penutup
Kesimpulan..............................................................................................
........41
Daftar
Pustaka................................................................................................42
TATA TERTIB
Laboratorium Mikrobiologi
2. Letakkan tas dan benda-benda lain milik anda yang tidak diperlukan pada
tempat yang disediakan dan jangan sekali-kali meletakkannya di atas
meja laboratorium.
5
5. Cucilah tangan anda baik-baik dengan air dan sabun sebelum dan
sesudah kegiatan untuk pergi ke kamar kecil.
7. Jauhkan tangan anda dari mulut, hidung, mata, dan telinga selama anda
bekerja di laboratorium.
11. Bila biakan yang sedang anda pindahkan tercecer ke lantai atau di
meja praktikum, tuangkan desinfektan ke atasnya, seka dengan kertas
tissue atau kapas dan buang di tempat yang disediakan untuk bahan-
bahan bukan kaca yang terkontaminasi.
15. Lup inokulasi dan jarum inokulasi harus disterilkan dengan cara
memijarkan seluruh panjang kawatnya sebelum dan sesudah
penggunaan. Percikan biakan dapat dihindarkan dengan cara memulai
pemanasan di dalam kerucut api sebelah dalam yang berwarna lebih biru.
16. Bila pipet yang sama perlu digunakan lebih dari satu kali, jangan
meletakkannya langsung diatas meja diantara penggunaan, tetapi
letakkan pada penyangga pipet yang disediakan.
6
17. Api pada pembakar Bunsen atau lampu spiritus harus dikecilkan atau
dimatikan pada waktu tidak digunakan.
18. Biakan yang tidak diperlukan lagi serta bahan-bahan bekas pakai yang
mempunyai potensi bahaya harus diletakkan dalam tempatnya masing-
masing yang disediakan:
24. Cuilah jas laboratorium anda sehingga bersih pada waktu anda dating
kembali ke laboratorium pada waktu berikutnya.
A.Pengenalan Alat
1. MIKROSKOP
7
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat atu mengenali benda-
benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya
BAGIAN-BAGIAN MIKROSKOP
1. Lensa okuler
Lensa yang dekat dengan mata pengamat.pengamat lensa
inibberfungsiuntuk membentuk bayangan meja, tegak, dan diperbesar
dari lensa objektif
2. Lensa objektif
Lensa ini berada dekat padaobjek yang dimati, lensa ini membentuk
bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Dimanalensa ini diatur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3. Tabung mikroskop
Tabung ini berfungsi untuk mengatur focus dan menghubungkan lensa
objektif dengan lensa okuler.
4. Makrometer (pemutar kasar)
Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikoskop secara
tepat
5. Mikrometer (Pemutar halus)
Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop
secaralambat, dan bentuknya lebih kecil daripadamakrometer.
6. Revolver
Mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
7. Reflektor
Terdiri dari 2 jenis cermin, yaitu cermin datardan cermin cekung.
Reflector berfungsi untuk memantulkan cahaya ddari cermin ke meja
objek melalui ubang yang terdapat di mea objek dan menuju mata
8
pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang dibutuhkan
terpenuhi. Sedangkan jika kerang cahaya maka menggunakan cermin
cekung karena berfungsi mengumpulkan cahaya.
8. Diafragma
Berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk
9. Kondensor
Berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk. Alat ini dapat
diputar dan dinaik-turunkan.
10. Meja mikroskop
Sebagai tempat meletakkan objek yang dimati.
11. Penjepit kaca
Berfungsi sebagai tempat untuk menjepit kaca yang melapisi objek
agar tidak mudah bergeser
12. Lengan mikroskop
Berfungsi sebagai pegangan mikroskop.
13. Kaki mikroskop
Berfungsi menyangga / menopang mikroskop.
14. Sendi inklinasi (pengatur sudut)
Berfungsi mengatur sudut/ tegaknya mikroskop.
2. AUTOCLAVE
9
Medium yang akan bergantung pada banyak sediktnya barng yang
agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah
pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan
temperature akan terusmenerus naik sampai 121C.
BAGIAN-BAGIAN AUTOCLAVE
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Klep pengaman
5. Tombol on-of
6. Thermometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
3. INKUBATOR
10
Cooded incubator : incubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu
ambeient.
Co2 incubator : incubator yang mampu menyediakan keadaan kaya
co2.
Automatic temperature change incubator : incubator yang dilengkapi
dengan pengatur perubahan suhu automatis sehingga tidak perlu
memindahkan kultur ke incubator lain saat membuthkan perubahan
suhu secara tetap.
Portable incubator : indicator jinjing atau mudah dibawa yang
umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologilingkungan.
A. Definisi Media
Media adalah suatu substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakan mikroba.
Syarat media :
11
3. Steril, sebelum ditanami mikroba tidak ditumbuhi oleh mikroba lain
yang tidak diharapkan.
B. Jenis Media
a. Berdasarkan Bentuknya
Dengan ada tidaknya bahan tambahan berupa zat pemadat seperti agar-
agar atau gelatin, dikenal 3 bentuk media yaitu :
2. Media semi padat atau semi cair, media yang ditambahi tepung agar-
agarsebanyak 50% atau kurang dari yang seharusnya. Umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air
dan hidup anerobik atau fakultatif.
b. Berdasarkan Komposisi/susunannya
Berdasarkan komposisi media di bagi atas :
1. Media alami, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami seperti
kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur dsb.
2. Media semi sintesis, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami
dan bahan-bahan sisntesis.contoh : Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton
10,0 gramEkstrak daging 10,0 gramNaCl 5,0 gramAquadest 1000 ml
12
CaCO3 Seangin
c. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan pengaruh zat yang ditambahkan kedalamnya maka media
dapat dibedakan menjadi :
1. Media umum (general medium) merupakan media yang
dipergunakan untuk pertumbuhan satu atau lebih kelompok mikroba,
misalnya kaldu nutrisi untuk bakteri, agar kentang dekstrosa untuk
jamur dan sebagainya.
13
2 x 15 cawan petri x 7,5 ml = 225ml + 10%= 247,5 ml
250 ml
60 gr=15 gr
Untuk 1liter 60gr, untuk 250ml 1000 ml
C. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis
organism hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal_agent atau proses fisik dengan tujuan
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Sterilisasi di desain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan
tipe mikroorganismenya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau
membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut
sterilant.
Ukuran populasi
Populasi mikroorganisme yang besar memerlukan waktu lebih
lama sampai tercapainya kematian dibandingkan populasi yang
kecil.
Komposisi populasi
Bentuk endospora bakteri lebih resisten dibandingkan bentuk
vegetatifnya.
Konsentrasi/ intensitas agen antimikroba
Makin tinggi konsentrasi agen, makin banyak mikroorganisme
yang dapat dimatikan. Pada titik tertentu, peningkatan
konsentrasi tidak meningkatkan kecepatan pembunuhan.
Beberapa agen antimikroba justru lebih efektif pada konsentrasi
lebih rendah. Contohnya: etenol 70% lebih efektif dibandingkan
etanol 95%.
Lama paparn
Semakin lama populasi mikroorganisme terpapar agen
antimikroba, semakin banyak mikroorganisme yang mati.
Temperature
Peningkatan temperatur dapat meningkatkan aktivitas agen
antimikroba
Linkungan sekitar
Kondisi lingkungan sekitar dapat menghalangi ataupun
mempercepat destruksi. Untuk dapat memetikan
mikroorganisme terdapat dalam bahan protein seperti nanah,
jaringan, atau eksudat jaringan.
Jenis-jenis sterilisasi :
a. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengtan bahan kimia
tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara
membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering
membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh
panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai
otoklaf, tyndalisasi dan pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki
minyak yang dapat diisi dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode
dengan mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja. Pasteurisasi
adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah
mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu bahan. Pemanasan kering dapat
memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat dilakukan penyinaran
dengan sinar gelombang pendek.
15
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik
terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat
iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat
dipakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium),
alkohol, fenol, hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin,
rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid
ataupun beta-propilakton
c. Sterilisasi secara mekanik.
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan
dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring
16
1. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau
kotoran lain.
2. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
3. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
4. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope Rusia).
5. Seluruh permukaan harus terendam.
b) Dengan uap air.
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan
dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan,
agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan.waktu
sterilisasi 30 menit.
Caranya yaitu:
1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta
didesinfeksi.
2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan dalam
dandang
c) Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.
Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum
digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang disebut
autoclave.
Caranya yaitu:
1. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan
didesinfeksi
2. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
3. Kemudian dibungkus kain/kertas.
4. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.
3. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan
kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan
pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh
zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.
4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet
Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi
udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.Misalnya: di kamar
operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan
dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.
5. Sterilisasi dengan filtrasi
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan.
Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Tujuannya adalah
untuk filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-
obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam
perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril. Jenis
filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman.
Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.
17
D. Praktikum I
Judul Praktikum : Pembuatan Media dan Proses Sterilisasi
Hari / Tanggal : Rabu / 10 September 2013
Metode : Pembuatan Media (Nutrient Agar) dan (Lactose Broth)
dan Proses
Sterilisasi
Tujuan : Untuk Mengetahui Cara Pembuatan Media dan Proses
Sterilisasinya
dengan menggunakan Autoklaf
4. Apabila N.A telah didihkan dan menjadi jernih, N.A diangkat dari hot
plate kemudian erlenmeyer yang telah berisi N.A jernih segera
disumbat dengan kapas dan kemudian dibungkus dengan kertas kaf
dan diikat dengan benang katun.
7. Pada saat menuang N.A jernih, tiap sekali tuang mulut erlenmeyer
dipanaskan pada pembakar spiritus (cara sterilisasi).
18
8. Setelah dituang, cawan petri yang berisi N.A jernih dimasukkan ke
dalam kulkas atau lemari pendingin agar menjadi padat
Nutrient Agar
A. Perhitungan bahan
19
B. Cara Kerja
Lactose Broth
A. Perhitungan bahan
B. Cara Kerja
4. L.B yang ada dalam erlenmeyer dituang ke dalam gelas bekker sedikit
demi sedikit yang bertujuan untuk memudahkan menuang L.B ke
dalam tabung reaksi
5. L.B yang ada dalam gelas bekker dituang ke dalam tabung reaksi
sebanyak 5 ml tiap tabung (5 ml diukur dengan satu sampel tabung
reaksi)
6. Tabung yang telah dimasukkan L.B tutup kembali dengan kapas mulut
tabung yang sebelumnya harus dibuka untuk memasukkan L.B dan
letakkan tabung dalam gelas bekker
20
1. Pijarkan jarum inokulasi diatas lampu bunsen
E.Praktikum II
JUDUL : Inokulasi Bakteri Pada Media Cair dan Media Padat
21
lampu spiritus/ bunsen
Kawat ose
Tabung reaksi
Inkubator
Cawan petri
Rak tabung reaksi
Kapas
Label
Korek api
Masker
o Bahan yang digunakan :
Bakteri Escherichia coli
Bakteri Staphylococcus Aureus
Media cair (lactose broth)
Media padat (nutrient agar)
Alkohol
22
kedalam tabung reaksi, tanpa menyentuh dinding bagian dalam
tabung.
o Kemudian ose dimasukkan sampai kedalam tabung.
o Angkat ose, panaskan kembali mulut tabung reaksi,sumbat dengan
kapas, setelah itu letakkan kedalam rak tabung reaksi. Pijarkan
kembali ose secara menyeluruh (kawat).
o Letakkan ose pada posisi awal
o Masukkan tabung reaksi yang telah berisi bakteri
o akukan pengamatan selama 2 x 24 jam
o Cucilah tangan kembali dan spray dengan alkohol
23
o Setelah melakukan inokulasi cucilah tangan dan spray dengan
alkohol
o Lakukan pengamatan
Hari Pertama
24
Hari Kedua
25
Hasil pengamatan dlam tabung reaksi
Kesimpilan
A. Dalam cawan petri
1. Dari data yang di dapat, siejak diadakan penggoresan bakteri
dalam cawan petri sampai hari ke- 2, jumlah bakteri yang
dibiarkan semakin bertambah
2. Dapat disimpulkan bahwa penggoresan bakteri pada cawan petri
berhasil, ditandai dengan adanya koloni-koloni bakteri yang
tumbuh pada goresan yang dilakukan walaupun terdapat
kesalahan dalam tekhnik penggoresan pada beberapa cawan
petri
B. Dalam tabung reaksi
1. Dari data yang di dapat, bahwa hari pertama bakteri SA belum
muncul di tandai dengan tidak terjadinya perubahan warna
2. Pada hari ke-2 muncul endapan berwarna putih , walaupun
perubahan warna belum sepenuhnya terjadi
26
F. Klasifikasi Bakteri
A. Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus
Kingdom : Eubacteria
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
27
alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin
dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan
makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin
menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin
merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena
luka bakar.
Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o 37o
C dengan suhu minimum 6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini
dapat tumbuh pada pH 4,0 9,8 dengan pH optimum 7,0 7,5. Pertumbuhan
pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai
komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam
nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya
thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil.
Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin,
leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin
dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak
mengandung asam amino atau protein.
Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran
pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung,
mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin.
Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar
keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi,
- Penyakit paru
28
- Orang-orang dengan sistem
kekebalan/imun yang melemah
Kingdom : Monera
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gommaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus :
Escherichia
Spesies :
E. Coli
29
Secara morfologi E.coli merupakan kuman berbentuk batang pendek,
gemuk, berukuran 2,4 x 0,4 sampai 0,7, Gram negative, tak bersimpai,
bergerak aktif dan tidak berspora. Secara tipikal bakteri yang mesofilik ini
akan tumbuh pada suhu 7-10C sampai 50C dengan suhu optimal bagi
pertumbuhannya adalah 30C.
Bakteri Escherichia coli (E. coli) biasanya terdapat dalam jaringan atau
saluran pernapasan ayam yang sakit. bakteri ini akan melimpah pada air
yang kualitas nya jelek, terutama setelah turunya hujan. E.coli bersifat
patogen dan infeksinya dapat berbentuk kematian embrio pada telur tetas,
infeksi yolksac, omfalitis, koliseptikemia, airsacculitis (radang kantong
udara), enteritis, infeksi alat reproduksi (salpingitis). E.coli disebut juga
koliform fekal, hal ini karena E.coli ditemukan di dalam saluran usus ternak
dan saluran usus manusia dan didapatkan dalam feses, sehingga E.coli
dikenal sebagai indikator kontamisasi kotoran. E.coli berkembangbiak
dengan cara membelah diri. Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah
sehingga membentuk sel-sel tunggal, pada beberapa generasi sel-sel
membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga membentuk filamen
yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trikom. Heterokist
dapat mengikat nitrogen bebas di udara, contohnya pada Gleocapsa.
Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen
(terlihat dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan.
Heterokist terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif, sedangkan akinet
terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh
dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-penebalan
eksternal oleh tambahan zat yang kompleks.
Ciri-ciri bakteri :
- Merupakan bakteri dari kelompok gram negatif
- Berbentuk batang dari pendek sampai kokus
- Berdiameter 1,1-1,5 x 2,0-6,0 m
- Terdapat tunggal, berpasangan dan dalam rantai pendek
- Tidak berspora
- Motil atau tidak motil
- Aerobik, anaerobik fakultatif
- Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi
30
- Dalam usus besar manusia berfungsi menekan pertumbuhan bakteri
jahat dan juga membantu dalam proses pencernaan termasuk dalam
proses pembusukkan sisa-sisa makanan.
- Membantu produksi vitamin K dalam proses pembusukkan sisa makanan.
Kerajaa Bacteria
n:
Filum: Proteobakteria
Kelas: Gamma
Proteobakteria
Ordo: Enterobakterial
es
31
Famili: Enterobakteriak
ceae
Genus: Salmonella
Lignieres 1900
Spesies
S. bongori
S. enterica
A. Patogenitas
B. Media tumbuh
32
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa
gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.
Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan
bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga
jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan
komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi
laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal
dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan
berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan
indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.
Salmonella Typosa
Salmonella Thypimorium
Morfologi spesies ini adalah batang lurus pendek dengan panjang 1-1,5
mikrometer. Tidak berbentuk spora, gram negatife dan ciri-ciri morfologi dan
fisiologi sangat erat hubungannya dengan genus lain dalam family
enterobacteriaceae. Biasanya bergerak motil dengan menggunakan
peritrichous flagella, dan kadang terjadi bentuk non motilnya. Memproduksi
asam dan gas dari glukosa, maltose, mannitol dan sorbitol, tetapi tidak
memfermentasi laktosa, sukrosa atau salian tidak membentuk indol, susu
koagulat atau gelatin cair(Robinson, 1998).
33
Salmonella entereditis
Salmonella Thyposa
a. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
b. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah.
Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan
yang asam-asam atau pedas.
c. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di
hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan
lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan,
akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut.
d. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna
menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare,
namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air
besar).
e. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa
lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan
rasa sakit di perut.
34
f. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman
dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang
parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
Tifoid berasal dari bahasa Yunani yang berarti smoke, karena terjadi
penguapan panas tubuh serta gangguan kesadaran disebabkan demam yang
tinggi. Penyakit demam yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang
merupakan bakteri penyebab diare yang disertai demam tifoid (tifoid fever)
yang diawali demam lebih dari seminggu dan kondisi tubuh seseorang
seperti akan menderita flu. Demam sukar turun walau sudah minum obat
dan disertai nyeri kepala yang hebat.
H. Pewarnaan Gram
35
Zat Warna
- Flagella
- Kapsula
Negatif - Granula
36
HASIL PEWARNAAN
TAHAPAN PERLAKUAN Gram Gram
Positif Negatif
Pewarnaan
Kristal Violet Ungu Ungu
Awal
(30 det)
Larutan
Mordan Tetap Tetap
Jodium
(30 det)
Tidak
Dekolorai Etanol 95% Tetap
berwarna
(10-20 det)
Zat Warna Ungu
Safranin Merah
Lawan muda
(10-20 det)
Contoh zat warna basa misalnya: metilin biru, safranin, safranin merah
netral, dan sebagainya, dengan anionnya adalah Cl - , SO42- , CH3COO- , CO-
OHOO- dan sebagainya. Sedang zat warna asam misalnya Na eosianat, eosin,
fukhsin, fukhsin asam, merah kongo dan sebagainya, dengan kationnya
adalah Na+ , K+ , Ca+ , NH3+.
Disamping zat warna asam dan zat warna basa juga didapatkan zat warna
indiferen seperti sudan III, dimetil amid azo benzol dan zat warna netral
seperti eosin metilin biru.
Salah satu sifat dan zat warna untuk penggunaan pewarnaan mikroba ialah
bahwa zat warna asam pada umumnya mempunyai sifat bersenyawa lebih
cepat dengan bagian-bagian sitoplasma sel, sedang zat warna basa mudah
bereaksi dengan bagian-bagian inti sel.
Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam pewarnaan:
1. Fiksasi :
yang dilakukan sebelum zat warna digunakan. Bertujuan untuk:
a) Melekatkan sel pada gelas obyek
b) Membunuh mikroba, karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai
daripada sel dalam keadaan hidup
c) Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif NH3+ yang akan
bereaksi dengan gugus OH+ dan zat warna.
d) Mencegah terjadinya otolisis sel yang proses pecahnya sel yang
disebabkan oleh enzim yang ada didalamnya.
e) Merubah daya ikat zat warna
Fiksasi dapat dilakukan secara fisik dengan pemanasan ataupun
pengeringan secara dingin, sedang yang paling umum dilakukan secara
kimia dengan penambahan sabun, formalin, fenol dan sebagainya.
37
2. Peluntur Warna :
Bermaksud untuk warna sel yang telah diwarnai. Senyawa ini digunakan
untuk menghasilkan keadaan yang kontras pada sel mikroba sehingga
dengan jelas dapat dilihat di bawah mikroskop misalnya.
Pada umumnya sel mikroba yang mudah diwarnai akan lebih cepat pula
dilunturkan, sedang sebaliknya sel mikroba yang sukar diwarnai akan sulit
pula untuk dilunturkan.
3. Substrat :
Yang berhubungan dengan kandungan sel yang terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak dan asam nukleat. Zat warna asam ataupun basa yang dapat
bereaksi dengan isi sel akan dipengaruhi oleh kehadiran senyawa diatas,
apakah menjadi cepat ataupun lambat. Sehingga berdasarkan pada
komposisi kandungan selnya, sel tersebut dapat dibagi menjadi sel yang
asidofilik, sel basofilik dan sel sudanofilik. Ini berarti bahwa sel asidofilik
dapat mengikat zat warna asam, sel basofilik dapat mengikat zat warna basa
dan sudanofilik yang larut dalam minyak.
4. Intensifikasi pewarnaan :
Bermaksud untuk mempercepat pewarnaan mikroba, misalnya dengan
penambahan mordan, sehingga zat akan terikat lebih kuat dalam jaringan.
Mordan juga sesuai dengan sifatnya terbagi menjadi mordan asam, yaitu
yang dapat bereaksi dengan zat warna basa, misal asam tanin dan asam
pikrat. Kedua mordan basa, yaitu yang dapat bereaksi dengan zat warna
asam, misal FeSO4, K-antomonium, asetil pirimidinium klorida dan
sebagainya. Selain dengan penambahan mordan, intensifikasi dapat pula
dilakukan dengan meningkatkan zat warna, temperatur pewarnaan, misal
antara 60 900C.
Tipe Pewarnaan
Sesuai dengan jenisnya pewarnaan terhadap mikroba ada dua kelompok
besar, yaitu:
38
Yang dimaksud dengan pewarnaan tunggal atau pewarnaan sederhana,
yaitu cara pewarnaan yang hanya menggunakan satu jenis pewarna saja,
misal dengan metilin biru, gentian violet, fukhsin basa, safranin dan
sebagainya.
Sedag yang dimaksud dengan pewarnaan bertingkat yaitu cara pewarnaan
dengan menggunakan beberapa jenis pewarna secara bertahap. Ini
mengingat bentuk dan sifat sel mikroba yang berbeda penerimaannya
terhadap pewarna, sehingga pada akhirya cara pewarnaan bertingkat ini
dapat pula dipergunakan sebagai salah satu cara untuk membedakan
kelompok mikroba.
Salah satu pewarnaan bertingkat yang paling banyak dipergunakan dan
sangat populer ialah pewarnaan Gram yang dikembangkan oleh Christian
Gram (1884), yang kemudian lebih disempurnakan secara bertahap.
Tahapan pewarnaan Gram dapat menghasilkan dua kelompok besar
bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif.
Hasil Gram positif dan Gram negatif ini disebabkan oleh perbedaan
kandungan dinding sel bakteria yaitu bahwa kandungan senyawa
peptidoglikan pada dinding sel Gram negatif.
Sistem pewarnaan Gram dilaksanakan berdasarkan tahapan yang sudah
ditentukan didalam penggunaan pewarna ataupun pelunturnya.
Berbeda dengan pewarnaan negatif, maka ini tidak ditujukan untuk
memberikan warna kepada jasad (sel) tetapi justru terhadap latar
belakang tempat dimana sel tersebut ditempatkan. Dalam beberapa hal,
cara ini lebih menguntungkan karena disamping bentuk sel akan secara
jelas terlihat sesuai dengan warna alaminya serta ukuran aslinya, juga
bentuk sel tidak kembali. Zat warna yang digunakan untuk sistem ini
antara lain dalam bentuk Na eosinat, yang dalam larutan akan berubah
menjadi ion Na+ dan eosin, misalnya yang terdapat pada pewarna nigrosin.
39
PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAM
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kaca objek Biakan Kuman : Escherichia coli
Mikroskop
Staphylococcus
Ose Zat warna : Karbol kristal ungu
0,5%
Lampu spritus Cairan lugol
Cawan petri alkohol 96%
Rak tabung reaksi air fukhsin 0,5%
Botol semprot Aquades
Minyak imersi
Cara Kerja
1. Membuat preparat
Kaca objek dibersihkan dahulu dengan kain yang bersih, kemudian
dilewatkan diatas api untuk menghilangkan lemak, biarkan dingin. Sebelum
dipakai buat batas bulatan dengan spidol. Jika kuman yang diperiksa
ditanam dalam media cair, ambil satu sengkelit ditaruh diatas kaca objek,
sebarkan seluas 1-2cm2 (diambil dengan ose yang sudah dipijarkan).
Jika kuman yang diperiksa ditanam pada media padat, maka dibuat suspensi
kuman dengan satu sengkelit NaCl fisiologis atau aquades steril di atas kaca
objek. Biarkan mengeringdi udara atau dipercepat dengan melewatkan
diatas api (difiksasi).
2. Tuangkan larutan Karbol Kristal Ungu pada sediaan dan biarkan selama 5
menit
3. Cuci dengan air
4. Tuangkan cairan Lugol selama 45-60 detik, kemudian dicuci dengan air
5. Cuci dengan alkohol dengan cara mencelupkan dalam bejana berisi
alkohol 96% dan goyang-goyangkan selama 30 detik, atau sampai zat warna
bersih
6. Cuci dengan air
7. Tuangkan air Fukhsin, biarkan selama 1-2 menit, cuci dengan air dan
keringkan
8. Tetesi minyak imersi di atas sediaan, periksa dengan mikroskop
40
Pengamatan : 1. Kuman gram positif berwarna ungu biru
2. Kuman gram negatif berwarna ungu merah
Kesimpulan
Dengan pewarnaan gram kita dapat mengetahui bentuk jasad bakteri
apakah bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif atau gram negatif.
Hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa bakteri gram negatif yang
seharusnya berwarna ungu merah saat diamati di bawah mikroskop elektron
berwarna ungu biru. Hal tersebut diakibatkan oleh penambahan zat warna
(karbol kristal ungu) yang terlalu lama atau melebihi dari waktu yang
ditentukan dan pemucatan dilakukan terlalu cepat tidak sampai zat warna
benar-benar menghilang
I. Uji Efektivitas
Tujuan : Menguji aktivitas antimikroba dari bahan-bahan alami dan kimia.
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di
permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
sangat dingin hingga lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang
asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan
(Afriyanto 2005).
41
rendah sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup (Gobel,
2008).
Ada yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, ada pula yang bereaksi
dengan cepat ketika membunuh mikroorganisme dan sebaliknya. Sebagai
contoh merkuri klorida, zat antiseptik yang sangat kuat, akan tetapi dapat
menyebabkan iritasi bila digunakan pada bagian tubuh atau jaringan lembut.
Perak nitrat memiliki kekuatan membunuh yang lebih rendah, tetapi aman
digunakan pada jaringan yang lembut, seperti mata atau tenggorokan.
42
Iodium dapat memusnahkan mikroorganisme dalam waktu kurang dari 30
detik. Antiseptik lain bekerja lebih lambat, tetapi memiliki efek yang cukup
lama. Kekuatan suatu zat antiseptik biasanya dinyatakan sebagai
perbandingan antara kekuatan zat antiseptik tertentu terhadap kekuatan
antiseptik dari fenol (pada kondisi dan mikroorganisme yang sama), atau
yang lebih dikenal sebagai koefisien fenol (coefficient of phenol). Fenol
sendiri, pertama kali digunakan sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister
pada proses pembedahan (Dwidjoseputro, 1994).
1. Konsentrasi
2. Waktu terpapar
3. Jenis mikroba
4. Kondisi lingkungan: temperatur, pH dan jenis tempat hidup.
43
Amoksisilin merupakan antibiotik yang tahan terhadap asam tetapi tidak
tahan terhadap penisilinase. Beberapa keuntungan penggunaan amoksisilin
dibanding ampisilin adalah absorpsi obat dalam saluran cerna lebih
sempurna, sehingga kadar amoksisilin dalam darah lebih tinggi. Amoksisilin
sering digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, saluran
empedu, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp, seperti demam tipoid.
Efek terhadap Bacillus dysentery lebih rendah dibanding ampisilin karena
lebih banyak obat yang diabsorpsi oleh saluran cerna (Siswandono dan
Soekardjo, 2000). Difusi amoksisilin ke jaringan-jaringan dan cairan-cairan
tubuh lebih baik. Amoksisilin dapat pula menyebabkan gangguan-gangguan
usus dan kulit tetapi lebih jarang
daripada ampisilin (Tjay dan Rahardja, 2002). Amoksisilin dan ampisilin
merupakan antibiotik turunan penisilin yang mempunyai aktivitas dan
spektrum penghambatan yang sama, yaitu dapat
menghambat kerja enzim transpeptidase dengan cara mengikat enzim
melalui ikatan kovalen sehingga mencegah pembentukan dinding sel bakteri
(Siswandono dan Soekardjo, 2000).
44
memungkinkan agar sampel antibakteri berdifusi pada permukaan media
agar. Aktivitas antibakteri
ditunjukkan dengan daerah bening disekitar sumuran.
B. Metode Dilusi
45
Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil lidi kapas yang steril
3. Ambil tabung reaksi yang berisi bakteri, buka sumbat kapas, panaskan
mulut tabung
4. Ambil bakteri menggunakan lidi kapas
5. Panaskan kembali mulut tabung reaksi dan sumbat kembali dengan kapas
6. Ambil cawan petri, panaskan (pinggiran)
7. Buka tutup cawan, dan gores secara merata diseluruh permukaan media
N.A
8. Masukkan lidi kapas ke dalam gelas bekker yang berisi desinfektan
9. Ambil cakram (antibiotik ampisillin) dengan menggunakan pinset steril
10.Letakkan cakram di dalam media (dibagian tengah), lalu tekan perlahan
sampai
menempel
11. Tutup cawan petri dan panaskan kembali (pinggiran)
12. Pinset disterilkan dengan dipijarkan di lampu bunsen
13. Bungkus cawan petri kembali dan masukkan ke dalam inkubator
14. Lakukan pengamatan 1 x 24 jam
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Dari semua praktikum dapat disimpulkan bahwa mikrobiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dengan kasat
mata, tetapi harus menggunakan mikroskop dengan pembesaran.
Lewat praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ilmu
46
mikrobiologi berkaitan dengan bidang kesehatan khususnya dalam bidang
farmasi.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella
47
http://missikamaryanie.blogspot.com/2012/02/bakteri-salmonella.html
http://sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajar-mikrobiologi.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/1786/2/Mikrobiol2012_OK.pdf
48