Anda di halaman 1dari 101

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang

Disusun Oleh :
1. Muh. Fachri Adam (412 13 001)
2. Ramdhani Nur Saputra (412 13 012)
3. Ulfah (412 13 015)
4. Diah Ayu Septriani (412 13 016)
5. Hendrik Tapung (412 13 017)

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing, Pembimbing,

Ir. Efraim Bara Hasmar


Halim, ST,MT
NIP. 19620425 199103 1 002 NIP. 19670529 199003 1 002

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Teknik Sipil

Zulvyah Faisal, ST,MT


NIP. 19761129 200912 2 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
ini demi memenuhi tuntutan akademik.
Kami menyadari bahwa hingga akhir penyusunan laporan ini tidak lepas dari berbagai
hambatan dan tantangan, namun itu semua dapat teratasi dengan ketabahan, ketekunan,
kesabaran dan kerja keras serta bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Sehingga kami
merasa bersyukur dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen
pembimbing kami, serta teman-teman yang ikut memberikan sumbangsihnya demi
menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa,laporan praktikum inimasih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari segala pihak dalam penyempurnaan
berikutnya..

Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya untuk kita semua.


Amin.

Makassar, Juni 2013

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Lembar Asistensi i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
BAB II DASAR TEORI...............................................................................2
BAB II JOB 1 MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN 9
JOB 2 MEMBUAT GARIS LURUS DAN MENGUKUR JARAK DENGAN RINTANGAN
19
JOB 3 PENGENALAN DAN PENGGUNAAN WATERPASS 30
JOB 4 MEMBUAT GARIS KONTUR 59
JOB 5 PROFIL MEMANJANG DAN MELINTANG 77
JOB 6 PENGENALAN THEODOLITE 116
JOB 7 PENGUKURAN POLIGON TERBUKA SISTEM STADIA 122
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN 130
SARAN 130

BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah merupakan bagian kecil dari ilmu yang lebih luas, yaitu Geodesi.
Geodesi sendiri memiliki dua tujuan, yaitu tujuan ilmiah dan tujuan praktis. Tujuan ilmiahnya
adalah untuk menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan tujuan praktisnya adalah untuk
membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau sebagian kecil bentuk
permukaan bumi. Ilmu ukur tanah untuk jurusan sipil hanya mempelajari tujuan praktisnya
saja, yaitu untuk membuat peta bagi keperluan-keperluan teknik sipil.
Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran diatas permukaan
bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan, karena adanya perbedaan relative muka bumi
yang diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu : datar, bukit, dan gunung.
Permukaan bumi yang tidak beraturan tersebut dapat diartikan sebagai suatu bidang
pada ruang tiga (3) dimensi dalam suatu koordinat siku-siku ruang (X,Y, dan Z), dimana
(X,Y) mewakili bidang horizontal muka bumi dan Z mewakili tinggi titik tersebut terhadap
suatu titik referensi (titik nol) yang telah disepakati terlebih dahulu.
Sehingga pembuatan peta dengan kondisi lapangan sebagaimana tersebut diatas dapat
digambarkan secara tepat. Sesuai dengan posisis tiga (3) dimensinya.
Berangkat dari hal tersebut, maka melalui praktikum ilmu ukur tanah ini diharapkan
praktikan dapat melakukan pengukuran X,Y dan Z pada titik-titik di permukaan bumi. Dan
sekaligus dapat memberikan hasil peta serta lay out rencana dari peta yang dihasilkan
tersebut untuk aplikasi teknik sipil.

BAB I
DASAR TEORI
A. DASAR TEORI
Pengukuran jarak lurus dan datar dengan alat sederhana
Untuk menghubungkan dua buah titik dilakukan dengan membuat suatu garis.
Membuat garis lurus adalah suatu faktor yang penting pada setiap kegiatan pengukuran. Hal
ini berarti pengukuran harus menghasilkan angka dan tempat yang tepat. Garis tersebut
biasanya di lapangan ditentukan oleh dua buah patok, jalon, pen atau tanda titik lainnya.
Sebuah garis lurus selain ditentukan oleh dua buah titik pada kedua ujungnya, masih
diperlukan titik-titik perantara. Cara yang paling sederhana didalam menentukan titik-titik
perantara ini adalah dengan menggunakan jalon.
Profil memanjang dan melintang
Pengukuran profil memanjang dan melintang adalah suatu cara atau metode yang
digunakan untuk menentukan beda tinggi setiap titik yang ditinjau. Pengukuran ini digunakan
untuk menentukan berapa volume galian yang ada dan berapa volume timbunan yang
dibutuhkan untuk meratakan daerah yang ditinjau.
Garis kontur
Garis kontur adalah garis-garis yang menggambarkan tempat-tempat yang mempunyai
ketinggian atau beda tinggi yang sama pada daerah yang ditinjau. Kontur biasanya digunakan
pada daerah pemetaan hasil penginderaan jarak jauh. Syarat-syarat suatu kontur yaitu :

1. Garis-garis pada kontur harus sama tebal.


2. Tidak ada garis yang saling berpotongan.
3. Tidak ada garis yang bercabang.

Pengukuran ( Plane Table )


Plane Table adalah alat untuk mengukur jarak yang digunakan pada pengukuran
poligon tertutup, di mana hasil pengukuran langsung disertai dengan gambar objeknya.
Pengukuran plane table biasanya digunakan untuk menghitung luas.
Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah jenis pengukuran jarak untuk menentukan titik-titik
koordinat.pada ujung awal poligon terbuka diperlukan suatu titik tertentu dan sudut jurusan
tertentu.Supaya keadaan menjadi simetris, maka pada titik akhir dibuat titik yang tentu dan
diikatkan pada jurusan yang tentu pula.
Poligon Tertutup
Untuk poligon tertutup dalam pengukuran mempunyai prinsip langkah kerja
yang sama dengan poligon terbuka. Pada pengukuran poligon tertutup cukup diperlukan suatu
titik tertentu dan sudut jurusan yang tentu pula pada awal pengukuran.Pengukuran akhir
harus kembali ( menutup ) ke titik awal.

B. PERALATAN / PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN


1. Jalon
Fungsinya : sebagai tanda tempat titik yang telah ditinjau.

2. Pen / Patok
ungsinya : sebagai tanda tempat titik yang telah ditinjau dan untuk memberi tanda batas jalon, dimana
titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain, misalnya tanda bangunan, jalan
raya, pengairan dan sebagainya.

3. Nivo jalon
ungsinya : sebagai alat bantu untuk meluruskan dan ketegakan, berdirinya jalon yang ditancapkan.

4. Rol meter
ungsinya : untuk mengukur jarak antara dua titik yang ditinjau dari suatu pengukuran.

5. Waterpass tukang
ungsinya : sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui kedataran atau ketegakan benang meteran.

6. Unting-unting
ungsinya : sebagai alat yang digunakan untuk menentukan titik siku-siku dan tegak suatu alat.

7. Statif
Fungsinya : sebagai alat yang digunakan untuk memudahkan berdirinya jalon.
8. Alat tulis
Fungsinya : untuk mencatat hasil pengukuran.

9. Bak ukur
Fungsinya : Untuk membantu melihat pembacaan benang atas, tengah, bawah.

10. Payung
Fungsinya : Untuk melindungi alat waterpass dan theodolit dari sinar matahari.

11. Tripot
Fungsinya : - sebagai alat bantu pada jalon agar jalon tidak berpindah tempat.
- sebagai alat untuk meletakkan waterpass, dan theodolit.

12. Pesawat Waterpass


ungsinya : Sebagai alat optis untuk mengukur jarak dan sudut horizontal dan digunakan untuk
mengetahui kedataran atau ketegakan benang meteran.

13. Theodolit
Fungsinya : Untuk mengukur sudut atau luas di atas permukaan Bumi
Theodolit Manual Theodolit Digital

JOB I
MEMBUAT GARIS LURUS DILAPANGAN

Hari / tanggal : Rabu, 26 Februari 2014


Lokasi : Lapangan Politeknik Negeri Ujung Pandang
Kelompok : 3 (Tiga)
Instruktur : - Ir. Efrain Bara
- Hasmar Halim,S.T,M.T

A. TUJUAN

Tujuan Umum
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud suatu garis dan mengenal menggunakan alat ukur
sederhana serta membuatgaris lurus dan mengukur jarak datar di lapangan.
2. Dapat melakukan pengukuran dengan tepat dan akurat.
3. Dapat mengetahui dan dapat mengatasi adanya kesulitan-kesulitan dalam melakukan
pangukuran
4. Dapat menjadi teliti dan hati-hati pada penggunaan alat-alat maupun pekerjaan.
5. Dapat terampil membidik (mengincar) garis lurus ketika menancapkan jalon-jalon atau
patok-patok dilapangan.
6. Dapat mengetahui dan dapat mengatasi adanya kesukaran-kesukaran dan kekurangan-
kekurangan dalam pembuatan garis lurus dilapangan.
7. Dapat teliti, terlatih, dan kreatif dalam bekerja.

Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengukuran di lapangan.
2. Dapat membuat garis urus dan mengukur jarak datar antara dua titik di lapangan.
3. Dapat membuat jarak yang lurus dan datar antara dua titik terhadapjarak yang panjang di
lapangan.
4. Dapat memperpanjang garis lurus di lapangan.
5. Dapat membuat garis diantara dua titik pada bangunan di lapangan.
6. Dapat membuktikan keakuratan dalam pengukuran.
B. DASAR TEORI

Sebuah proyek ketekniksipilan, tentu tidak lepas dari pengukuran jarak, dan pengukuran
yang dilakukan pada umumnya adalah pengukuran jarak dalam skala besar. Berbicara
mengenai pengukuran tentu berkaitan dengan pembuatan garis lurus di lapangan dengan
menggunakan rol meter dan peralatan lainnya. Hal ini merupakan salah satu keterampilan
dari ilmu ukur tanah.

Pemetaan objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi, ataupun
manajemenasset. Suatu objek tiga dimensi merupakan objek yang memiliki dimensi panjang,
lebar ,dan tinggi yang direpresentasikan dengan koordinat tiga dimensi (X, Y, Z).
Pelaksanaan pengambilan data dalam pemetaan tiga dimensi suatu objek dapat dilakukan
dengan berbagai model pemetaan yang identik dengan peralatan yang digunakan. Pada
dasarnya metode-metode tersebut menghasilkan outputsuatu data koordinat tiga dimensi
dansetiap peralatan yang digunakan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dalam membuat garis lurus, diantaranya mngukur
jarak, membuat garis tegak siku-siku, pengukuran lebar sungai, pengukuran lebar gedung
daan sebagainya.

Adapun peralatan yang digunakan, yaitu:

1. Jalon 5 buah, yaitu alat yang digunakan untuk melihat suatu kelurusan dari pengukuran
2. Rol meter 1 buah, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dari suatu pengukuran.
3. Nivo, yaitu alat yang digunakan untuk melihat ketegakan dari jalon.
4. Patok / pen 5 buah, yaitu digunakan untuk menandakan titik-titik yang telah ditentukan.
5. Statif 2 buah, yaitu alat yang digunakan untuk memudahkan berdirinya jalon.
6. Waterpass, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kedataran.
7. Alat tulis menulis
8. Alat pengamanan pengukur (jas lab dan helm)
D. PETUNJUK UMUM

kan dengan seksama job sheet ini dan langkah-langkah kerjanya


ncarlah selalu dari dua posisi jalon ( kiri dan kanan )
3. pemancangan jalon harus vertikal ( tegak lurus ) dan tepat pada titik yang telah ditentukan.
Untuk membuat jalon vertikal, dapat dilakukan dengan menggunakan nivo jalon atau
waterpass tukang.
4. Semua peralatan tidak boleh dijadikan mainan atau diletakkan di sembarang tempat.
5. Setelah selesai, semua peralatan dikumpulkan, dibersihkan, dan dikembalikan dalam kondisi
seperti semula ( saat pengambilan / peminjaman).
6. Data hasil pengukuran lapangan agar diperiksa dan diparaf oleh instruktur

E. LANGKAH KERJA

1.1 Membuat Garis Lurus Antara Dua Titik


a. Pengukuran awal
1. Tahap persiapan yaitu menyiapkan atau mengorder segala peralatan yang akan digunakan
dilapangan dan gambar kerja praktikum yang akan dilaksanakan.
2. Memasang Jalon A dan B pada masing-masing Statif dan gunakan nivo untuk menentukan
kelurusan dari Jalon tersebut. kemudian tempatkan pada titik yang akan diukur jaraknya.
3. Menancapkan Jalon C di titik sembarang dekat dengan Jalon A pada perpanjangan garis A-B.
Dan berturut-turut diikuti oleh titik D dan E.
4. Sejajarkan Jalon A hingga D dengan cara, satu orang berdiri dan membidik dibelakang Jalon
A, dan salah seorang lainnya memegang Jalon D sambil mendengarkan instruksi dari orang
pertama.
5. Sejajarkan Jalon A hingga D dengan cara, satu orang berdiri dan membidik dibelakang Jalon
A, dan salah seorang lainnya memegang Jalon D sambil mendengarkan instruksi dari orang
pertama
6. Mengulangi langkah yang sama pada Jalon A hingga E dan A hingga B, sampai seluruh Jalon
benar-benar lurus dalam satu pandang.
7. Mengukur jarak A-C dengan menggunakan rol meter. Satu orang memegang ujung rol meter
pada titik A, dengan menempatkan ujung rol meter sejajar dibagian tengah Jalon A, satu
orang memegang dan menyesuaikan panjang rol meter yang terjangkau pada Jalon C dan
seorang lainnya berada ditengah memegang waterpass untuk menentukan kelurusan dari rol
meter tersebut sebelum dilakukan pembacaan jarak ukur.
8. Mengulangi langkah yang sama pada Jalon C-D, D-E dan E-B.
9. Mencatat hasil pengukuran.

b. Pengukuran kedua
1. Pada posisi pengukuran awal, Jalon C dipindahkan kearah Jalon A sejauh 1 m dan tetap
sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik tersebut dinamakan C1.
2. Jalon D dipindahkan kearah Jalon C sejauh 1 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-
B. Titik tersebut dinamakan D1.
3. Jalon E dipindahkan kearah Jalon D sejauh 1 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-
B. Titik tersebut dinamakan E1
4. Membidik kembali Jalon seperti pada prosedur pengukuran awal, untuk mendapatkan
kelurusan antar-jalon.
5. Mengukur jarak A-C1 dengan menggunakan rol meter. Mengulangi langkah yang sama pada
Jalon C1-D1, D1-E1 dan E1-B
6. Mencatat hasil pengukuran.

c. Pengukuran ketiga
1. Pada posisi pengukuran kedua, Jalon C dipindahkan kearah Jalon D sejauh 2 m dan tetap
sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik tersebut dinamakan C2.
2. Jalon D dipindahkan kearah Jalon E sejauh 2 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-
B. Titik tersebut dinamakan D2.
3. Jalon E dipindahkan kearah Jalon B sejauh 2 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-
B. Titik tersebut dinamakan E2.
4. Membidik kembali Jalon seperti pada prosedur pengukuran awal, untuk mendapatkan
kelurusan antar-jalon.
5. Mengukur jarak A-C2 dengan menggunakan rol meter. Mengulangi langkah yang sama pada
Jalon C2-D2, D2-E2 dan E2-B
6. Mencatat hasil pengukuran.

d. Pengukuran keempat
1. Pada posisi pengukuran ketiga, Jalon D2 dihilangkan, dan Jalon C2 dan E2 disesuaikan.
2. Meluruskan kembali semua Jalon, dengan membidik dibelakang Jalon C2 dan E2. Jika
bidikan dilakukan dibelakang Jalon C2, maka arah pandang mengarah ke Jalon A.
Sebaliknya jika bidikan dilakukan dibelakang jalon E2, maka arah pandang mengarah ke
Jalon B.
3. Mengukur jarak A-C2 dengan menggunakan rol meter. Mengulangi langkah yang sama pada
Jalon C2-E2, dan E2-B
4. Mencatat hasil pengukuran.
JOB II
MAMBUAT GARIS LURUS DILAPANGAN DENGAN RINTANGAN DAN
MEMBUAT SUDUT SIKU-SIKU

Lokasi : Lapangan Merdeka Politeknik Negeri Ujung Pandang


Hari/Tanggal : Senin, 5 Maret 2014
Kelompok : III (Tiga)
Instruktur : - Ir. Efrain Bara
- Hasmar Halim ST., MT.
A. Tujuan

Tujuan Umum
1) Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sudut siku-siku dengan tepat dan akurat.

2) Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat mengatasi adanya kesulitan-kesulitan dalam


melakukan pangukuran sudut siku-siku dan pengukuran jarak dengan rintangan.

3) Mahsiswa dapat menjadi teliti dan hati-hati pada penggunaan alat-alat maupun pekerjaan.

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sudut siku-siku di lapangan.

2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh bangunan atau rintangan.

3. Mahasiswa dapat membuat garis sejajar di lapangan.

4. Mahasiswa dapat membuktikan keakuratan dalam pengukuran.

B. Dasar Teori

Membuat garis lurus dilapangan dengan membuat sudut siku-siku untuk pengukuran
pada rintangan merupakan suatu keterampilan dari ilmu ukur. Pada pengukuran ini kita dapat
menggunakan beberapa cara pengukuran untuk membuat sudut siku-siku diantaranya yaitu
dengan menggunakan segitiga siku-siku dengan perbandingan sisinya yaitu 3 : 4 : 5 ( segitiga
sebangun ), cara kedua yaitu dengan menggunakan sifat garis tinggi ke alas didalam segitiga
sama kaki yang memotong
Membuat sudut siku-siku dan membuat garis lurus dilapangan dengan rintangan
merupakan suatu keterampilan dari ilmu ukur yang menggunakan perbandingan sisinya ada 3
: 4 : 5, pengukuran ini biasanya digunakan untuk mengukur rintangan sungai yang
menggunakan perbandingan dua buah segitiga siku-siku sebangun.

Adapun peralatan yang digunakan, yaitu:

1. Jalon 4 buah, yaitu alat yang digunakan untuk melihat suatu kelurusan dari pengukuran.
2. Rol meter 1 buah, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dari suatu pengukuran.
3. Nivo, yaitu alat yang digunakan untuk melihat ketegakan dari jalon.
4. Patok / pen 5 buah, yaitu digunakan untuk menandakan titik-titik yang telah ditentukan.
5. Statif 2 buah, yaitu alat yang digunakan untuk memudahkan berdirinya jalon.
6. Waterpass, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kedataran.
7. Alat tulis menulis

D. Petunjuk Umum
kan dengan seksama job sheet ini dan langkah-langkah kerjanya
ncarlah selalu dari dua posisi jalon ( kiri dan kanan )
3. pemancangan jalon harus vertikal ( tegak lurus ) dan tepat pada titik yang telah ditentukan.
4. Untuk membuat jalon vertikal, dapat dilakukan dengan menggunakan nivo jalon atau
waterpass tukang.
5. Semua peralatan tidak boleh dijadikan mainan atau diletakkan di sembarang tempat.
6. Setelah selesai, semua peralatan dikumpulkan, dibersihkan, dan dikembalikan dalam kondisi
seperti semula ( saat pengambilan / peminjaman).
7. Data hasil pengukuran lapangan agar diperiksa dan diparaf oleh instruktur.

E. Langkah Kerja

1.1 Mambuat Garis Lurus Dilapangan Dengan Rintangan


1. Tahap persiapan yaitu menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan
dilapangan.
2. Tancapkan jalon A sejajar dengan Jalon B pada posisi samping kanan gedung
3. Tancapkan Jalon D pada sembarang titik
4. Satu orang berdiri pada titik C membaca prisma dan menghadap ke Jalon D untuk
menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik D dan B. prisma dipegang bersamaan
dengan unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon B dan Jalon
D dalam prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik C.
5. Kemudian satu orang berdiri pada titik E membaca prisma dan menghadap kearah Jalon B
untuk menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik D dan B. prisma dipegang
bersamaan dengan unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon B
dan Jalon D dalam prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik E.
6. Mengukur jarak A-B, B-C, C-D, D-E, E-B.
7. Cabut Jalon B dan C, kemudian gambit dengan patok.
8. Tancapkan jalon J sejajar dengan Jalon I pada posisi sebelah kiri gedung
9. Tancapkan Jalon G pada sembarang titik
10. Satu orang berdiri pada titik H membaca prisma dan menghadap ke Jalon G untuk
menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik I dan G. prisma dipegang bersamaan
dengan unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon I dan Jalon G
dalam pembcaan prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik G.
11. Kemudian satu orang berdiri pada titik F membaca prisma dan menghadap kearah Jalon I
untuk menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik G dan I. prisma dipegang
bersamaan dengan unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon G
dan Jalon I dalam pembacaan prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik F .
12. Mengukur jarak J-I, I-H, H-G, G-F, F-I
13. Satu orang membidik dibelakang Jalon G dan satu orang lainnya berada pada Jalon D untuk
memegang jalon dan mendengarkn instruksi dari orang pertama. Tujuannya untuk
memastikan kelurusan Jalon G hingga Jalon D.
14. Mencatat semua hasil pengukuran kemudian menghitung lebar gedung dari setiap pembacaan
pengukuran yang telah dilakukan.
15. Mengukur jarak D-G menggunakan rol meter dengan bantuan waterpass yang dipegang oleh
satu orang untuk memastikan kelurusan setiap ujung rol meter.

F. Hasil Pengukuran

Pengukuran Jarak
Titik
(m)
AB 5,45
BC 2,23
CD 5,48
DE 2,26
BE 5,44
JI 3,32
IH 1,01
HG 5,50
GF 1,06
FI 5,47
Perhitungan :
Jarak dari titik A ke titik J
Jarak titik A ke gedung = 1,15 m
Jarak titik J ke gedung = 1,23 m

AJ = DG (IH + JI + Jarak titik J ke gedung + Jarak titik A ke gedung + AB + BC)

= 34,61 (1,01 + 3,32 + 1,23 + 1,15 + 5,45 + 2,23)

= 34,61 (14,39)

= 20,22 meter

Jarak Langsung dari titik X ke titik Y (lebar gedung) = 20 meter


1.2.Membuat Garis Lurus Dengan Menggunakan Prisma Untuk Pengukuran Jarak/Lebar
Sungai
A. Membuat garis lurus di lapangan dengan sungai
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengukur lapangan
2. Meletakkan jalon A dan jalon B pada titik yang telah ditentukan sambil mengontrol
ketegakkannya dengan menggunakan nivo jalon.

3. Memasang patok C yang sejajar dengan titik A

4. Seorang pengukur berdiri pada titik C mencari titik D menggunakan prisma dengan cara
menghadap kearah Jalon A kemudian pengukur lainnya memegang Jalon dan mendengar
arahan dari pengukur yang menggunakan prisma. Jika Jalon pada titik A dengan Jalon yang
dipegang seorang pengukur telah lurus dalam prisma maka titik tempat berdirinya Jalon
adalah titik D.

5. Memasang patok F yang sejajar titik B.

6. Seorang pengukur berdiri pada titik B mencari titik E menggunakan prisma dengan cara
menghadap kearah Jalon A kemudian pengukur lainnya memegang Jalon dan mendengar
arahan dari pengukur yang menggunakan prisma. Jika Jalon pada titik B dengan Jalon yang
dipegang seorang pengukur telah lurus dalam prisma maka titik tempat berdirinya Jalon
adalah titik E.

7. Mengukur dan mencatat jarak CD, AD, AC, BF dan EF.


8. Menghitung jarak AB menggunakan menggunakan perbandingan rumus segitiga dari data-
data jarak yang telah diukur.

Data Pengukuran
Jarak Pengukuran
Titik
(m)
CD 2,018
AD 4,653
AC 4,103
BF 6, 287
EF 7,330
Jarak AB
ADC
AFE

14,903

Jarak Optis
AB = AF BF
= 14,903 6,287
= 8,616 m
Jarak AE
ADC
AFE

16,900 m

G. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
(a) Untuk membuat garis lurus di lapangan dapat digunakan beberapa cara seperti membuat
garis sejajar, membuat garis tegak lurus (menggunakan rumus segitiga siku-siku atau segitiga
sama kaki) dengan bantuan prisma siku-siku.
(b) Untuk garis lurus yang melalui rintangan gedung, bila BCD dan BED siku-siku maka jarak
DE sama dengan BC.
Saran
(a) Untuk membuat garis tegak lurus di lapangan dengan menggunakan rumus segitiga siku-siku
atau segitiga sama kaki sebaiknya menggunakan perbandingan segitaga dengan skala kecil,
misalnya pada segitigia siku-siku ( 3 : 4 : 5 ) . Agar jarak ukur dapat dijangkau dengan rol meter
dan lebih memudahkan pengukuran.
(b) Dalam praktek atau dalam pelaksanaan dilapangan harus sesuai dengan prosedur kerja.
(c) Membidik / mengincar jalon hendaknya dilakukan pada dua sisi jalon / bidikan kanan dan
kiri.
(d) Dengan melihat kesalahan pengukuran yang terjadi diatas maka perlu ketelitian yang lebih
dalam menggunakan Pentaprisma agar hasil yang diperoleh benar dan pas.
(e) Pada saat menarik dan membaca rollmeter harus hati hati dan teliti sebab banyak
kesalahan pengukuran terjadi akibat kesalahan dari membaca rollmeter tersebut.

F. TABEL DATA PENGUKURAN


Membuat garis lurus antara dua titik dengan rol meter
Pengukuran ke-1
Bacaan Jarak (m)
AC 7,59
CD 9,78
DE 9,35
EB 8,50
Total 35,22

Pengukuran ke-2
Bacaan Jarak (m)
AC 6,45
CD 8,98
DE 8,05
EB 9,78
Total 35,26

Pengukuran ke-3
Bacaan Jarak (m)
AC 11,95
CD 7,65
DE 6,75
EB 8,92
Total 35,27

Pengukuran ke-4
Bacaan Jarak (m)
AC 10,36
CD 11,32
DE 13,55
Total 35,32
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dalam pengukuran suatu garis di lapangan harus terbentuk satu garis lurus saja, sehigga hasil
pengukuran data mencapai hasil yang akurat.
Kekurangan yang ada dalam pengukuran yaitu membuat satu garis lurus. Untuk pengukuran
tersebut dibutuhkan ketelitian dalam mengamati apakah telah membentuk garis lurus atau tidak.

2. Saran
Dalam membuat garis lurus di lapangan kita harus teliti sehingga garis yang kita iginkan
tercapai kelurusannya dengan baik.
Sebaiknya terbentuk satu garis lurus sehingga hasil pengukuran memperoleh data yang kita
inginkan.
Dalam pekerjaan pengukuran di lapangan kita harus bekerja sama dengan baik.

JOB IV
MEMBUAT GARIS KONTUR

Lokasi : Lapangan Politeknik Negeri ujung Pandang


Kelompok : 3 ( tiga)
Instruktur : - Ir.Efraim Bara
- Hasmar Halim,S.T,M.T

A. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat terampil mengukur dan membuat peta kontur.

1.2. Tujuan Khusus


1. Dapat menggunakan waterpass dengan baik dan benar.
2. Dapat menentukan elevasi titik diatas permukaan tanah dengan alat waterpass.
3. Dapat mengetahui prosedur pembuatan peta kontur.
4. Dapat membuat peta kontur dengan komputer

B. DASAR TEORI
Didalam pengukuran membuat garis kontur dilapangan dimaksud untuk dapat
mengetahui elevasi titik diatas permuakaan tanah dengan alat waterpass dan terampil dalam
menarik garis kontur pada titik elevasi yang diperoleh dari pengukuran elevasi.
Untuk melakukan pengukuran garis kontur dengan menentukan titik pertama utnuk
penempatan waterpass. Sebelum melakukan pembacaan rambu ukur terlebih dahulu tentukanlah
sudut siku-siku dengan menyetel alat ukur penentuan kesikuan yang ada pada waterpass sebesar
90 derajat atau 100 grid.
Dalam pengukuran ini yang harus diperhatikan adalah ketegakkan dan kesikuan
waterpass antara koordinat X dan Y dilapangan. Penempatan waterpass harus tepat pada titik
yang telah ditentukan, dan lurus antar titik yang satu dengan yang lain dan pembacaannya harus
teliti dan benar-benar akurat.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengukuran garis kontur haruslah
dengan benar-benar konsentrasi dan fokus dalam pembacaan BA, BT dan BB pada bak ukur.
Apabila dalam pengukuran tanpa memperhatikan bagian-bagian alat yang berfungsi mendukung
dalam ketepatan pengukuran seperti penentuan kesikuan, ketegakkan dan pembacaan rambu
ukur maka akan terjadi suatu kesalahan dari hasil pengukuran.
Apabila didalam pengukuran pembuatan garis kontur dengan menggunakan alat dengan
fungsinya masing-masing sesuai dengan contoh yang diberikan oleh instruktur pembimbing dan
dosen maka pengukuran data akan memperoleh hasil yang maksimal.
Peralatan yang diperlukan:
1. Rol meter untuk mengukur jarak antara titik tempat menancapkan patok /pen dan kelurusan dari
titik yang satu dengan yang lain.
2. Pesawat waterpass berfungsi untuk membidik atau membaca BA,BT dan BB terhadap bak ukur.
3. Bak ukur yaitu sebagai tempat pembacaan ukuran BA,BT dan BB dari waterpass.
4. Unting-unting untuk menentukan AS pada titik yang telah di tentukan sebagai tempat waterpas.
5. Nivo untuk menentukan ketegakan bak ukur.
6. Kaki tiga/tripoid/statif berfungsi sebagai tempat waterpass dan sebagai penentu ketepatan titik
atau asas dengan unting-unting.
7. Patok /pen digunakan untuk menandai tempat atau jarak yang telah diukur dan sebagai tempat
untuk mendirikan bak ukur.
8. Payung digunakan untuk melindungi waterpas dari sinar matahari pada saat melakukan
pembacaaan rambu ukur.
9. Helm untuk pelindung kepala
10. Alat Tulis untuk mencatat hasil pengukuran

C. LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang akan digunakan dalam pengukuran ini.
2. Tempatkan titik awal pengukuran (0,0) berupa titik pusat koordinat X,Y. Selanjutnya
ukur jarak lurus dari titik (0,0) kearah X sepanjang 20 m dan beri patok disetiap 5 m, kemudian
kontrol dengan waterpass kelurusan garis di patok yang dipasang.
3. Setelah itu ukur jarak lurus dari titik (0,0) kearah Y sepanjang 25 m, dan beri patok di
setiap 5m, kemudian control dengan waterpass kelurusan garis di patok yang di pasang.
4. Dirikan statif pada titik A (0,0) dan pasang pesawat dengan benar. Cek ketegakan alat
dengan menyetel nivo pada pesawat dan jangan lupa untuk mengatur sudut sesuai ketentuan.
5. Ukur dan catat ketinggian alat. Hal ini berlaku setiap waterpass berpindah titik.
6. Kemudian orang pertama membidik bak ukur pada titik A1 dan catat hasil pengukuran
BA, BT dan BB selanjutnya dengan cara yang sama bidik A2,A3, A4, A5 dan catat hasilnya.
7. Setelah pengukuran di titik Y selesai, putar alat ke arah X sebesar 100 grid. Bidik ke
titik B lalu catat hasil pembacaan BA,BT,BB.
8. Setelah itu catat hasil pembacaan BA, BB dan BT dengan cara yang sama pada titik X
dan di lakukan pada titik C,D,E, dan F.
9. Pindahkan pesawat pada titik B kemudian orang kedua membidik ke titik A(0,0)
sebelum membaca ke arak titik (B1) dan catat pembacaan BA, BT, BB, setelah itu arahkan ke
titik (B1) kemudian selanjutnya ukur jarak pada setiap 5m dan tentukan titiknya (B1 , B2, B3,
B4, B5). Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada tiap titik.
10. Bidik ke titik C, putar sebanyak 100 grid, lakukan pembacaan BA,BT,BB dan catat
datanya.
11. Pindahkan pesawat pada titik C kemudian orang kedua membidik ke titik B sebelum
membaca ke arak titik (C1) dan catat pembacaan BA, BT, BB, setelah itu arahkan ke titik (C1)
kemudian selanjutnya ukur jarak pada setiap 5m dan tentukan titiknya (C1, C2, C3, C4, C5).
Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada tiap titik.
12. Bidik ke titik D, putar sebanyak 100 grid, lakukan pembacaan BA,BT,BB dan catat
datanya.
13. Pindahkan pesawat pada titik D kemudian orang kedua membidik ke titik C sebelum
membaca ke arak titik (D1) dan catat pembacaan BA, BT, BB. Setelah itu arahkan ke titik (D1)
dengan memutar alat searah jarum jam sebanyak 100 grid kemudian selanjutnya ukur jarak pada
setiap 5m dan tentukan titiknya (D1, D2, D3, D4, D5). Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada
tiap titik.
14. Bidik ke titik E, putar sebanyak 100 grid, lakukan pembacaan BA,BT,BB dan catat
datanya.
15. Pindahkan pesawat pada titik E kemudian orang kedua membidik ke titik D sebelum
membaca ke araH titik (D1) dan catat pembacaan BA, BT, BB, setelah itu arahkan ke titik (D1)
dengan memutar alat searah jarum jam sebanyak 100 grid kemudian selanjutnya ukur jarak pada
setiap 5m dan tentukan titiknya (D1, D2, D3, D4, D5). Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada
tiap titik.
16. Selanjutnya data-data hasil pembidikan di olah untuk mendapatkan beda tinggi, elevasi
dan jarak optis tiap titik koordinat.
17. Setelah selesai, semua peralatan dikumpulkan, dibersihkan, dan dikembalikan dalam
kondisi seperti semula (saat pengembalian/ peminjaman)
D. DATA HASIL PENGUKURAN

BEDA
POSISI PEMBACAAN
JARAK (m) TINGGI Elevasi
ALAT & BENANG (m)
TITIK (M)
TINGGI
TARGET
ALAT
BA BT BB UKUR OPTIS
(m)

23,0
BM
00
B 1,525 1,500 1,476 5,000 4,900 -0,070 22,93
C 1,600 1,550 1,343 10,000 25,700 -0,120 22,810
D 1,690 1,418 1,344 15,000 34,600 0,012 22,822
A E 1,780 1,457 1,360 20,000 42,000 -0,027 22,795
1,430 A1 1,474 1,450 1,425 50,000 4,900 -0,020 22,775
A2 1,541 1,491 1,441 10,000 10,000 -0,061 22,714
A3 1,599 1,521 1,491 15,000 10,800 -0,091 22,623
A4 1,662 1,562 1,462 20,000 20,000 -0,132 22,491
A5 1,690 1,569 1,441 25,000 24,900 -0,139 22,352
A 1,352 1,329 1,306 5,000 4,600 0,051 22,403
B1 1,449 1,425 1,402 5,000 4,700 -0,045 22,358
B B2 1,532 1,485 1,432 10,000 10,000 -0,105 22,253
1,380 B3 1,575 1,502 1,425 15,000 15,000 -0,122 22,131
B4 1,635 1,545 1,442 20,000 19,300 -0,165 21,966
B5 1,640 1,515 1,390 25,000 25,000 -0,135 21,831
C 1,472 1,448 1,424 5,000 4,800 -0,068 21,763
B 1,289 1,265 1,240 5,000 4,900 0,275 22,038
C1 1,390 1,367 1,342 5,000 4,800 0,173 22,211
C C2 1,430 1,382 1,331 10,000 9,900 0,158 22,369
1,540 C3 1,492 1,420 1,345 15,000 14,700 0,120 22,489
C4 1,569 1,469 1,370 20,000 19,900 0,071 22,560
C5 1,625 1,501 1,378 25,000 24,700 0,039 22,599
D 1,404 1,380 1,355 5,000 4,900 0,160 22,759
C 1,352 1,328 1,303 5,000 4,900 0,292 23,051
D D1 1,455 1,431 1,408 5,000 4,700 0,189 23,240
1,620 D2 1,521 1,474 1,424 10,000 9,700 0,146 23,386
14,90
D3 1,580 1,506 1,431 15,000 23,500
0 0,114
19,50
D4 1,655 1,556 1,460 20,000 23,564
0 0,064
24,60
D5 1,675 1,550 1,429 25,000 23,634
0 0,070
E 1,437 1,433 1,429 5,000 0,800 0,187 23,821
D 1,395 1,370 1,345 5,000 5,000 0,090 23,911
E E1 1,525 1,500 1,475 5,000 5,000 -0,040 23,871
10,00
1,460 E2 1,585 1,540 1,485 10,000 23,791
0 -0,080
15,00
E3 1,605 1,530 1,455 15,000 23,721
0 -0,070
20,00
E4 1,660 1,560 1,460 20,000 23,621
0 -0,100
25,00
E5 1,670 1,545 1,420 25,000 23,536
0 -0,085

Kontrol:
1. Menghitung Jarak Optis
Rumus untuk menghitung jarak analisa:

D=(BA-BB)x100

Dimana:
D = Jarak (meter)
BA = Benang Atas (meter)
BB = Benang Bawah (meter)
a. Dari Titik A
Dari titik A ke titik B
D = (1,525 - 1,476) x 100 = 4,900
Dari titik A ke titik C
D = (1,600 - 1,343) x 100 = 25,700
Dari titik A ke titik D
D = (1,690 - 1,344) x 100 = 34,600
Dari titik A ke titik E
D = (1,780 - 1,360) x 100 = 42,000
Dari titik A ke titik A1
D = (1,474 - 1,425) x 100 = 4,900

Dari titik A ke titik A2


D = (1,541 - 1,441) x 100 = 10,000
Dari titik A ke titik A3
D = (1,599 - 1,491) x 100 = 10,800
Dari titik A ke titik A4
D = (1,662 - 1,462) x 100 = 20,000
Dari titik A ke titik A5
D = (1,690 0,441) x 100 = 124,900
b. Dari titik B
Dari titik B ke titik A
D = (1,352 - 1,306) x 100 = 4,600
Dari titik B ke titik B1
D = (1,449 - 1,402) x 100 = 4,700
Dari titik B ke titik B2
D = (1,532 - 1,432) x 100 = 10,000
Dari titik B ke titik B3
D = (1,575 - 1,425) x 100 = 15,000
Dari titik B ke titik B4
D = (1,635 - 1,442) x 100 = 19,300
Dari titik B ke titik B5
D = (1,640 - 1,390) x 100 = 25,000
Dari titik B ke titik C
D = (1,472 - 1,424) x 100 = 4,800
c. Dari titik C
Dari titik C ke titik B
D = (1,289 - 1,240) x 100 = 4,900
Dari titik C ke titik C1
D = (1,390 - 1,342) x 100 = 4,800
Dari titik C ke titik C2
D = (1,430 - 1,331) x 100 = 9,900
Dari titik C ke titik C3
D = (1,492 - 1,345) x 100 = 14,700
Dari titik C ke titik C4
D = (1,569 - 1,370) x 100 = 19,900
Dari titik C ke titik C5
D = (1,625 - 1,378) x 100 = 24,700
Dari titik C ke titik D
D = (1,404 - 1,355) x 100 = 4,900
d. Dari titik D
Dari titik D ke titik C
D = (1,352 - 1,303) x 100 = 4,900
Dari titik D ke titik D1
D = (1,455 - 1,408) x 100 = 4,700
Dari titik D ke titik D2
D = (1,521 - 1,424) x 100 = 9,700
Dari titik D ke titik D3
D = (1,580 - 1,431) x 100 = 14,900
Dari titik D ke titik D4
D = (1,655 - 1,460) x 100 = 19,500
Dari titik D ke titik D5
D = (1,675 - 1,429) x 100 = 24,600
Dari titik D ke titik E
D = (1,437 - 1,429) x 100 = 800
e. Dari titik E
Dari titik E ke titik D
D = (1,395 - 1,345) x 100 = 5,000
Dari titik E ke titik E1
D = (1,525 - 1,475) x 100 = 5,000
Dari titik E ke titik E2
D = (1,585 - 1,485) x 100 = 10,000
Dari titik E ke titik E3
D = (1,605 - 1,455) x 100 = 15,000
Dari titik E ke titik E4
D = (1,660 - 1,460) x 100 = 20,000
Dari titik E ke titik E5
D = (1,670 - 1,420) x 100 = 25,000

2. Menghitung Beda Tinggi

H =

Dimana:
H = Beda Tinggi (meter)
BT = Benang Tengah (meter)

a. Dari titik A
HAB = i BT
= 1,430 1,500
= -0,070
HAC = i BT
= 1,430 1,550
= -0,120
HAD = i BT
= 1,430 1,418
= 0,012
HAE = i BT
= 1,430 1,457
= -0,027
HAA1 = i BT
= 1,430 1,450
= -0,020
HAA2 = i BT
= 1,430 1,491
= -0,061
HAA3 = i BT
= 1,430 1,521
= -0,091
HAA4 = i BT
= 1,430 1,562
= -0,132

HAA5 = i BT
= 1,430 0,596
= 1,492

b. Dari titik B
HBA = i BT
= 1,430 1,329
= 0,051
HBB1 = i BT
= 1,430 1,425
= -0,045
HBB2 = i BT
= 1,430 1,485
= -0,105
HBB3 = i BT
= 1,430 1,502
= -0,122
HBB4 = i BT
= 1,430 1,545
= -0,165
HBB5 = i BT
= 1,430 1,515
= -0,135

HBBC = i BT
= 1,430 1,448
= -0,068

c. Dari titik C
HCB = i BT
= 1,430 1,265
= 0,275
HCC1 = i BT
= 1,430 1,367
= 0,173
HCC2 = i BT
= 1,430 1,382
= 0,158
HCC3 = i BT
= 1,430 1,420
= 0,120
HCC4 = i BT
= 1,430 1,469
= 0,071
HCC5 = i BT
= 1,430 1,501
= 0,039
HCD = i BT
= 1,430 1,380
= 0,160
d. Dari titik D
HDC = i BT
= 1,430 1,382
= 0,292

HDD1= i BT
= 1,430 1,431
= 0,189
HDD2 = i BT
= 1,430 1,474
= 0,146
HDD3 = i BT
= 1,430 1,506
= 0,114
HDD4 = i BT
= 1,430 1,556
= 0,064
HDD5 = i BT
= 1,430 1,550
= 0,070
HDE = i BT
= 1,430 1,433
= 0,187

e. Dari titik E
HED = i BT
= 1,430 1,370
= 0,090
HEE1 = i BT
= 1,430 1,500
= -0,040
HEE2 = i BT
= 1,430 1,540
= -0,080

HEE3 = i BT
= 1,430 1,530
= -0,070
HEE4 = i BT
= 1,430 1,560
= -0,100
HEE5 = i BT
= 1,430 1,545
= -0,085

3. Elevasi
a. Dari titik A
Elevasi B = BM + HAB
= +23,000 + (-0,070)
= +22,930 meter
Elevasi C = El B + HAC
= +22,930 + (-0,120)
= +22,810 meter
Elevasi D = El C + HAD
= +22,810 + (0,012)
= +22,822 meter
Elevasi E = El D + HAE
= +22,822 + (-0,027)
= +22,795 meter
Elevasi A1 = El E + HAA1
= +22,795 + (-0,020)
= +22,775 meter
Elevasi A2 = El A1 + HAA2
= +22,775 + (-0,061)
= +22,714 meter

Elevasi A3 = El A2 + HAA3
= +22,714 + (-0,091)
= +22,632 meter
Elevasi A4 = El A3 + HAA4
= +22,632 + (-0,132)
= +22,491 meter
Elevasi A5 = El A4 + HAA5
= +22,491 + (-0,139)
= +22,352 meter
b. Dari titik B
Elevasi A = El A5 + HBA
= +22,352 + 0,051
= +22,403 meter
Elevasi B1 = El A + HBB1
= +22,403 + (-0,045)
= +22,358 meter
Elevasi B2 = El B1 + HBB2
= +22,358 + (-0,105)
= +22,253 meter
Elevasi B3 = El B2 + HBB3
= +22,253 + (-0,122)
= +22,131 meter
Elevasi B4 = El B3 + HBB4
= +22,131 + (-0,165)
= +22,966 meter
Elevasi B5 = El B4 + HBB5
= +22,966 + (-0,135)
= +22,831 meter
Elevasi C = El B5 + HBC
= +22,831 + (-0,068)
= +22,763 meter
c. Dari titik C
Elevasi B = El C + HCB
= +22,763 + 0,275
= +22,038 meter
Elevasi C1 = El B + HCC1
= +22,038 + 0,173
= +22,211 meter
Elevasi C2 = El C1 + HCC2
= +22,211 + 0,158
= +22,369 meter
Elevasi C3 = El C2 + HCC3
= +22,369 + 0,120
= +22,489 meter
Elevasi C4 = El C3 + HCC4
= +22,489 + 0,071
= +22,560 meter
Elevasi C5 = El C4 + HCC5
= +22,560 + 0,039
= +22,599 meter
Elevasi D = El C5 + HCD
= +22,599 + 0,160
= +22,759 meter

d. Dari titik D
Elevasi C = El D + HDC
= +22,759 + 0,292
= +23,051 meter
Elevasi D1 = El C + HDD1
= +23,051 + 0,189
= +23,240 meter

Elevasi D2 = El D1 + HDD2
= +23,240+ 0,146
= +23,386 meter
Elevasi D3 = El D2 + HDD3
= +23,386 + 0,114
= +23,500 meter
Elevasi D4 = El D3 + HDD4
= +23,500 + 0,064
= +23,564 meter
Elevasi D5 = El D4 + HDD5
= +23,564 + 0,070
= +23,634 meter
Elevasi E = El D5 + HDE
= +23,634 + 0,187
= +23,821 meter

e. Dari titik E
Elevasi D = El E + HED
= +23,821 + 0,090
= +23,911 meter
Elevasi E1 = El D + HEE1
= +23,911 + (-0,040)
= +23,871 meter
Elevasi E2 = El E1 + HEE2
= +23,871+ (-0,080)
= +23,791 meter
Elevasi E3 = El E2 + HEE3
= +23,791 + (-0,070)
= +23,721 meter

Elevasi E4 = El E3 + HEE4
= +23,721 + (-0,100)
= +23,621 meter
Elevasi E5 = El E4 + HEE5
= +23,621 + (-0,085)
= +23,536 meter

E. SKETSA KONTUR
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah mempraktekkan job Membuat Garis Kontur ini, kita mampu dan dapat semakin
terampil menggunakan alat sipat datar setelah pada job sebelumnya sudah mempraktekkan
pengoperasian alat.

2. Saran
Pada saat melakukan kegiatan praktikum usahakan agar selalu berkonsentrasi agar data hasil
pengukuran tepat dan dapat diolah dengan baik pada saat perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai