Anda di halaman 1dari 7

PERPETAAN DAN PEMETAAN DIGITAL

Oleh: Ilham Alimuddin, ST, MGIS

Kata survei tidak dapat dilepaskan dengan kata kartografi. Survei adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data langsung dari lapangan.
Mengingat luasnya definisi ini, semua disiplin ilmu yang melibatkan pendataan
langsung ke lapangan dapat saja melakukan survey, misalnya survei
kependudukan, survei ekonomi survey kelayakan, dan lain-lain. Dari definisi di
atas survey identik dengan lapangan. Sedangkan kartografi berasal dari kata
kart dan grafi. Kedua kata ini berasal dari bahasa latin cart (peta) dan
grafica (gambaran). Dari buku Elements of Cartography karangan Robinson, et
al, Cartography didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari dan membuat
peta dengan semua aspek yang ada di dalamnya. Dengan perkembangan
teknologi yang pesat sekarang, peta yang dulunya hanya dapat dilihat dari
hasil cetakan, kini dengan revolusi digital, peta dapat dilihat dengan media-
media visualisasi tanpa harus mencetaknya.
Untuk lebih memudahkan pengertian gabungan antara survey dan
kartografi, maka lebih mudah untuk menggunakan kata pemetaan topografi.
Pengertian Pemetaan Topografi yang sempit, istilah pemetaan topografi berarti
ilmu membuat peta dasar (topografi). Dalam artian yang luas pemetaan
topografi merupakan suatu pekerjaan (proses) dimana posisi keadaan
gambaran bidang permukaan tanah diukur dan hasilnya digambar diatas kertas
dengan simbol-simbol pada peta skala tertentu yang hasilnya berupa peta
topografi.
Peta topografi memiliki arti komunikasi yang dapat menjelaskan pesan
yang diberitakan antara si pengirim dan si penerima pesan (pemakai peta).
Fungsi Pemetaan Topograf
a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif letak suatu tempat dalam
hubungannya dengan tempat lain dipermukaan bumi.
b. Memperlihatkan ukuran yaitu dari peta dapat diukur luas daerah
dan jarak diatas permukaan bumi.
c. Memperlihatkan bentuk yaitu gunung, lembah, sungai, pantai/laut
dan lainnya.
d. Mengumpulkan dan menseleksi data-data dari suatu daerah dan
menyajikannya di atas peta (symbol).
Tujuan Pemetaan Topograf :
a. Komunikasi informasi ruang.
b. Menyampaikan informasi.
c. Digunakan untuk membantu suatu pekerjaan misalnya : Bidang
perencanaan dan konstruksi lingkungan.
d. Digunakan untuk mendesain misalnya jalan raya/tol, bendungan,
irigasi, tambang, dll.
e. Analisis data spasial : misalnya perhitungan luas, volume dsb.
Metode Pemetaan Topograf yang umum digunakan antara lain :
1. Theodolith
2. Kompas Brunton
3. Fotogrametri
4. Plane Table
5. Komputerisasi/ GPS

Skala Pada Pemetaan Topograf


Skala sangat erat hubungannya dengan fungsi dan tujuan peta topografi.
Sesungguhnya tidak ada suatu skala yang ideal untuk peta topogarfii, yang
dapat memuaskan semua pihak. Karena satu skala saja tidak akan dapat
memenuhi semua keinginan dari sipemakai peta, jadi mungkin saja suatu
wilayah atau suatu lokasi daerah yang akan dipetakan dapat dibuat sesuai
dengan skala yang diinginkan.
Tiap negara punya variasi dalam skala, sebab kepentingannya
bermacam-macam misalnya untuk peta perencanaan biasa dipakai skala besar
sedangkan untuk wilayah yang tidak banyak kegunaannya (perencanaan) akan
digambar dalam skala kecil.
Skala dalam pemetaan topografi dikelompokkan sebagai berikut:
1. 1: 1000 sampai 1 : 5000 adalah skala sangat besar terutama untuk tujuan
perencanaan keteknikan.
2. 1 : 5000 sampai 1 : 25.000 adalah skala besar
3. 1 : 25.000 sampai 1 : 100.000 adalah skala sedang
4. 1 : 100.000 sampai 1 : 1.000.000 adalah skala kecil
Pengelompokan ini tentu dapat juga bervariasi yang penting adalah
standarisasi yang jelas karena keuntungannya dapat membandingkan unsur
unsur yang disajikan dalam peta topografi tersebut. Misalnya batasan antara
kecamatan, kabupaten, propinsi dan atau negara dengan negara.

GPS (Global Positioning System)


Selain alat pengukuran di atas, alat pengukuran yang akan difokus dari
pelatihan ini adalah GPS atau Global Positioning System. Sebuah alat
pengukuran topografi dan lokasi dengan teknologi satelit. GPS yang
merupakan kependekan dari Global Positioning System, adalah suatu sistem
navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari
beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit
pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah
satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS
bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai
8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan
ketelitian sangat tinggi.

Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing


and Ranging Global Positioning System; ada juga yang mengartikan
"Navigation System Using Timing and Ranging.") Dari perbedaan singkatan itu,
orang lebih mengenal cukup dengan nama GPS. GPS mulai diaktifkan untuk
umum 17 Juli 1995.

Kegunaan

Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui
mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan
pergerakan pasukan.

Navigasi

GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa
jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan
menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara,
sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem Informasi Geografs

Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan


dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai
referensi pengukuran.

Pelacak_kendaraan

Kegunaan lain GPS adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS
pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja
kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.

Pemantau gempa

Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau
pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan
pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik
pergerakan vulkanik ataupun tektonik

Bagaimana GPS mengetahui posisinya

Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran


posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut
dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu.
Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita anggap sebagai titik),
tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada. Untuk mengetahui
keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut
menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda
karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau
timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat
jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah
dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik
berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota
B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas
lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D.
Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan
radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran
antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B,
C, dan D adalah Satelit.

GPS, Alat Pemandu Akurat dan Terukur

Lebih jauh dengan GPS, Satelit navigasi saat ini bukan hanya dimanfaatkan
untuk tujuan militer. Pasca-Perang Dingin, wahana yang bernilai strategis itu
justru berkembang lebih pesat di dunia sipil.

Muncul pertama kali sebagai sarana untuk survei dan pemetaan, keberadaan
satelit pemandu ini telah mendorong pembuatan alat penerima global
positioning system (GPS) sebagai produk komersial, yang dicari sebagai
penunjuk lokasi dan pemandu arah untuk tujuan rekreasi.

Bila Anda ingin lebih cepat sampai ke tempat yang dituju tanpa harus bertanya
ke sana kemari, maka alat GPS yang dimuati peta elektronis daerah tujuan
Anda memang merupakan sarana yang tepat. Begitu pula dengan membawa
GPS ke mana pun melangkah, maka bila terjadi musibah dalam perjalanan,
operator di stasiun pemantau akan segera melacak posisi Anda. Karena itu,
tindakan penyelamatan dapat segera dilakukan.

Layanan jasa-jasa ini dapat berlangsung karena ada dua sarana yang bekerja,
selain alat GPS yang kita miliki. Pertama adalah 21 satelit navigasi GPS milik AS
yang beroperasi di sekeliling Bumi ini, yakni pada ketinggian 20.200 km dari
muka Bumi. Selain itu, ada stasiun bumi sebagai pengontrol gerak satelit, yaitu
di pulau-pulau di Samudra Atlantik; Samudra Hindia; Samudra Pasifik; dan di
Colorado Springs, AS.

Dengan dua sarana ini, pemakai yang memiliki alat penerima sinyal dari satelit
GPS dapat terbantu untuk mencari posisi di muka Bumi secara cuma-cuma.
Adapun untuk tujuan pemantauan armada angkutan, operator di stasiun pusat
perusahaan angkutan itu dapat mengetahui keberadaan armadanya di mana
pun.

Ini dimungkinkan karena pada alat penerima sinyal GPS yang dibawa kendaraan
itu juga terpasang antena radio. Antena itu mengeluarkan sinyal gelombang
radio pada frekuensi yang telah ditetapkan. Jasa ini antara lain telah diterapkan
perusahaan taksi Blue Bird di Jakarta.

Saat ini kita dapat menjumpai berbagai ukuran alat penerima GPS. Untuk
berbagai keperluan, seperti yang ditampilkan dalam Pameran Teknologi Survei
dan Pemetaan di Jakarta Convention Center, 23-27 Agustus 2006. Produk itu
mulai dari yang seukuran laptop hingga yang sekecil telepon selular.

GPS yang seukuran laptop dipasang pada kapal laut untuk memandu agar tetap
di jalurnya. Karena memiliki jalur dan tujuan yang tetap, koordinat jelajah dan
tujuan akhir kapal diplot pada peta digital GPS. Karena itu, dengan memasang
sistem kendali navigasi otomatis, wahana itu dapat berjalan sendiri tanpa
campur tangan nakhoda.

Selain GPS yang berukuran besar, ditampilkan pula berbagai peranti GPS yang
lebih kecil, dari yang seukuran telepon selular hingga jam tangan yang mudah
dibawa-bawa. Untuk memiliki alat GPS sebesar ponsel itu diperlukan dana Rp 4
juta.

Peta Elektronik/ Peta Digital

Ini belum termasuk peta elektronik jaringan jalan. Untuk peta elektronik Kota
Jakarta misalnya, dijual dengan harga Rp 1 juta. Pengisian file itu harus
dilakukan petugas di dealer penjualan GPS, karena belum dapat diisi sendiri
oleh pengguna.

Upaya pengembangan aplikasi GPS dirintis industri swasta di Indonesia dengan


membuat peta digital jalan. Khusus peta digital Kota Jakarta dan Bandung
mengacu pada atlas yang disusun oleh Gunther W Holtorf. Namun, tingkat
kesalahannya dalam menunjukkan lokasi masih berkisar 5-15 meter.
Kekurangtelitian ini disebabkan penggunaan data geometri yang belum
mengacu pada standar internasional.

Anda mungkin juga menyukai