ADENOTONSILITIS KRONIS
Disusun Oleh :
30101206838
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
CASE BASED DISCUSSION
ADENOTONSILITIS KRONIS
Oleh :
Pembimbing
TINJAUAN PUSTAKA
lekukan saja. Adenoid merupakan jaringan limfoid yang pada keadaan normal
berperan membantu sistem imunitas tetapi bila telah terjadi infeksi kronis
maka akan terjadi pengikisan dan fibrosis dari jaringan limfoid. Pada
penyembuhan jaringan limfoid tersebut akan diganti oleh jaringan parut yang
tidak berguna.
1.1.2. Tonsil
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang terletak di fosa tonsilaris pada
kanan kiri orofaring. Batas fosa tonsilaris adalah bagian depan plika
tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina dan tonsil lingual
fosatonsil pada kedua sudut orofaring dan dibatasi oleh pilar anterior (otot
tersusun vertikal dan diatas melekat padapalatum mole, tuba eustachius dan
dasar tengkorak. Otot ini meluas kebawah sampai kedinding atas esofagus.
otot ini lebih penting daripada palatoglosus dan harus diperhatikan pada
operasi tonsil agar tidak melukai otot ini. Kedua pilar bertemu diatas
memasuki jaringan pada dasar lidah dan lateral dinding faring. Tonsil
berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-
30 kriptus yang meluas kedalam jaringan tonsil. Tonsil tidak mengisi seluruh
sering menyebabkan sering terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada
jalan nafas.
Fungsi tonsil antara lain :
- Membentuk zat-zat anti dalam sel plasma pada waktu terjadi reaksi seluler.
- Mengadakan limfositosis dan limfositolisis.
- Menangkap dan menghancurkan benda-benda asing maupun
1.2. Definisi
1.2.1. Adenotonsilitis kronis
Adenotonsilitis kronis adalah radang kronis pada tonsila
operatif.
Secara umum, penatalaksanaan tonsilitis kronis
submandibula.
Gejala & tanda tonsilitis kronis: Tonsilitis kronis
napas berbau.
1.2.1.2. HIPERTROFI ADENOID
Adenoid adalah massa yang terdiri dari jaringan
kurang pendengaran
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan
kepala.
Terapi Pada hipertrofi adenoid dilakukan terapi
adenotom.
1.3. FAKTOR RESIKO ADENOTONSILITIS
1. Usia muda.
Adenotonsilitis paling sering terjadi pada usia prasekolah hingga
pertengahan remaja.
2. Sering terkena kuman.
Anak usia sekolah berada dalam kontak yang dekat dengan teman
menyebabkan adenotonsilitis.
3. Pengobatan radang tonsil-adenoid akut yang tidak tuntas,
4. Rangsangan berupa iritasi kronis dari asap rokok, iritasi kronis dari
terlampau dingin
6. Kebersihan rongga mulut yang buruk.
1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi x-foto soft tissue nasofaring radio adenoid,
berulang lebih dari 6 kali per tahun selama dua tahun berturut-turut, maka
sangat dianjurkan melakukan operasi adenotonsilektomi dengan cara
kuretase.
Indikasi tonsilektomi :
The American Academy of Otalaryngology-Head and Neck
Indikasi adenoidektomi
1. Sumbatan- Sumbatan hidung yang menyebabkan bernapas melalui
1.7. Komplikasi
Komplikasi adenoiditis kronik adalah : faringitis, bronkitis, sinusitis
kronik, otitis media akut berulang, otitis media kronik, dan akhirnya
kecurigaan neoplasma.
Komplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila
maka torus tubarius akan rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Anak K
Agama : Islam
Tempuran, Magelang
Pekerjaan : Siswa
No. Rm : 145380
kambuh
3. Riwayat penyakit alergi obat: disangkal
4. Riwayat operasi: disangkal
iv. Riwayat penyakit keluarga
1. Anggota keluarga tidak ada yang mengeluh sakit
serupa
v. Riwayat sosial ekonomi
1. Pasien adalah seorang anak karyawan.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Status generalis
Vital sign:
TD: 100/70
Rr: 18x/min
Nadi: 80x/menit
Suhu: 38,4 C
Pemeriksaan kepala
Kepala : Mesocephale
Wajah : Simetris, alergic shiner(-),
Telinga
Faring:
Kanan Kiri
Ukuran T4 T4
Detritus
(+) (+)
Phalatal penomen
(-) (-)
a. Adenotonsilitis kronis
b. Tonsilitis kronis
c. Adenoid hipertrofi
V. Diagnosis Sementara
a. Adenotonsilitis kronis
a. Pemeriksaan laboratorium
i. Darah lengkap
hematokrit 42,3 %,
RDW 12,9%,
b. X foto.
VII. Diagnosis
a. Adenotonsilitis kronis
VIII. Penatalaksanaan
a. Farmakologis:
Amoxicillin/clavulanate (125/31.25mg)/5ml 3xsehari
b. Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan fisik
TTV : Demam
Wajah : Facies Adenoid
Faring :
tonsil T4-T4, permukaan tidak rata (+) (berbenjol
(-).
Telinga dan Hidung : dalam batas normal
BAB III
PEMBAHASAN
I. Subjektif
Pasien perempuan nama: anak K 10 tahun 5 bulan datang ke poli THT
RST magelang diantar ibunya dengan keluhan saat menelan terasa sakit di
minum, serta badan demam kurang lebih seminggu ini. Sering kali pasien
merasa ada yang mengganjal saat menelan Keluhan ini sudah lebih 1 tahun
yang lalu dirasakan pasien. Pasien saat tidur selalu mendengkur dan juga
tersumbat
Menurut teori:
Tonsilitis kronis dengan hipertrofi tonsil dapat menyebabkan
serius, ditandai dengan episode obstruksi saluran napas atas selama tidur
Objektif
Pada pemeriksaan fisik An.K, ditemukan demam 38,4 C. Dari status
kripte melebar(+), detritus (+), dan palatum penomen (-). Tidak ada
anamnesis bahwa gejala sudah dirasakan lebih dari 1 tahun yang lalu dan
permukaannya tidak rata, pelebaran kriptus, dan sebagian kripti terisi oleh
juga mengaku saat tidur mendengkur dan sering terbangun tengah malam,
badan pasien sering merasa demam, gejala ini semua sudah sekitar 1 tahun
lebih ini pasien rasakan. Pada riwayat terdahulu pasien mengaku sudah
merasakan gejala ini lebih dari 1 tahun, riwayat pilek dan batuk sering
asma disangkal, riwayat trauma disangkal, riwayat keluarga tidak ada anggota
Indikasi tonsilektomi :
1. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun wallaupun telah
3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan
pulmonale.
Indikasi adenoidektomi
1. Sumbatan
2. Sleep apnea
3. Gangguan menelan
4. Gangguan berbicara
2. Infeksi