Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hermi Inayah

Alamat : Bantarbarang, Rt 4 Rw 5, Rembang, Purbalingga


No Hp. : 085726463353
Ponpes / Sekolah : Ponpes Durotu aswaja / Unnes
Judul : Dewan Perwakilan Rakyat dan Perpolitikan dalam Bingkai Pesantren

Dewan Perwakilan Rakyat dan Perpolitikan dalam Bingkai Pesantren

Selamat malam, perkenalkan nama saya Hermi Inayah. Saya seorang warga negara
Indonesia yang sudah di akui oleh negara sebagai warna negara Indonesia yang sah. Sebagai
mahasiswa, calon guru sekaligus santri saya dilatih dan mulai terbiasa melihat segala sesuatu
dari banyak sisi, tidak melulu melihat sesuatu atau fenomene dari sudut pandang sosial dan
agama, namun juga dari sudut pandang politik. Politik selalu terkait dan memang tidak aakn
pernah lepas dari adanya sebuah pemerintahan. Saya sadari bahwa kehidupan kita tidak akan
pernah lepas dari politik. Dan saya semakin melihat hal tersebut, yaitu kehidupan politik
dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan dan juga dalam pesantren dimana saya tinggal
saat masih duduk dibangku SMA dan sekarang. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa kita
memang membutuhkan adanya politik dan juga tidak mungkin bisa sepenuhnya lepas dari
kegiatan politik. Namun, disini yang akan lebih saya soroti adalah politik yang berjalan di
pesantren ditempat saya tinggal sekarang. Tidakkah kalian sadar bahwa setiap kehidupan kita
tidak lepas dari politik? Apakah dipesantren terdapat politik? Bagaimana pelaksanaan politik
dipesantren? Eh jangan salah, sering kali kita menganggap dunia politik merupakan dunia
yang penuh dengan permainan kotor, politik sebagai adu kekuasaan diantara mereka yang
punya kedudukan lebih tinggi, dan politik sebagai penyebab kacaunya peraturan suatu
negara. Kabanyakan orang memang menganggap bahwa politik memang kotor. Marilah kita
buka pemikiran kita dan kita soroti dari sisi yang lain.
Pesantren merupakan miniatur sebuah pemerintahan negara. Pengasuh diibaratkan
sebagai eksekutif, pengurus sebagai legislatif, dan dewan keamanan pondok bersama
pengasuh sebagai lembaga yudikatifnya, sedangkan santri sebagai rakytanya. Pesantren juga
memiliki konstitusi yang jelas, yaitu aturan pesantren. Jadi, bukankah jelas bahwa pesantren
merupakan salah satu sistem politik.
Pertama kali masuk ke pesantren, kita merasakan bagaimana rasanya berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan yang baru. Perkenalan dengan sesaam santri dan juga
pengurus. Berdasarkan kebiasaan yang ada dan budaya yang memang sudah berjalan, santri
baru masih sangat polos dan takut dengan berbagai peraturan. Namun, seiring berjalannya
waktu, santri akan mulai mengenal dan terbiasa dengan peraturan pesantren. Di tahun kedua,
biasanya mulai ada perekrutan pengurus dan pembaruan peraturan yang ada. Hal tersebut
termasuk dalam pelaksanaan kegiatan rekrutmen politik. Pembaruan peraturan dilakukan
melalui cara yang demokratis. Dalam hal ini, pengurus akan menampung semua aspirasi dan
usulan dari para santrinya. Proses inilah yang disebut dengan input dalam sistem politik.
Setelah semua aspirasi telah tertampung, pengurus akan menkomunikasikannya dengan pihak
ndalem, yaitu pengasuh pondok. Proses inilah yang dalam dunia perpolitikan disebut dengan
proses sistem politik. Pihak ndalem akan mempertimbangkan aspirasi-aspirasi santri yang
nantinya dapat disetujui oleh pengasuh pondok dan ada juga aspirasi yang ditolak
pemenuhannya oleh pihak ndalen atau pengasuh pondok. Pengasuh akan memilih dan
menetapkan aturan yang memang sesuai untuk diterapkan dipondok. Peraturan tersebut
merupakan salah satu kebijakan pengasuh yang dalam dunia politik biasa disebut dengan
output sistem politik. Setelah peraturan disetujui oleh pengasuh, maka selanjutnya akan
disosialisasikan kepada seluruh santri. Hal ini dilaksanakan oleh pengasuh sekaligus
pengurus pondok dalam sebuah pertemuan besar. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk
dari sosialisasi politik. Diharapkan dari adanya sosialisasi tersebut, santri mengenal
sekaligurs mematuhi aturan yang berlaku. Bahkan terkadang tidak hanya dilakukan satu kali
pertemuan besar, bisa sampai dua-tiga kali untuk benar-benar disetujui oleh semua santri. Jika
dalam rapat besar itu masih ada yang kurang setuju aturan masih bisa diperbaiki. Setelah
semuanya setuju, barulah peraturan pondok akan segera ditetapkan. Jadi aturan yang baru ini
benar-benar aturan yang di setujui oleh semua santri. Hal tersebut diharapkan agar tidak
terjadi banyaknya pelanggaran yang dilakukan noleh santri, karena pada prinsipnya aturan
memang dibuat tidak untuk dilanggar, tetapi untuk dipatuhi. Nah sama halnya dengan
peraturan yang ada di negara kita sekarang ini, sangat banyak peraturan yang di langgar,
hampir semua warga negara indonesia pernah melanggar peraturan bahkan tidak hanya satu
atau dua kali melainkan berkali-kali. Mengapa demikian? Alasan utama aturan di langgar
adallah karena para warganya kurang setuju dengan aturan tersebut, mereka merasa di
beratkan bahkan merasa di rugikan oleh adanya peraturan tersebut. Selain itu, penyebab
pelanggaran juga disebabkan karena sebelumnya kurang adanya sosialisasi politik mengenai
aturan yang diberlakukan. Hal tersebut yang kemudian membuat banyak dari masyarakat
Indonesia yang mengannggap bahwa hukum di Indonesia itu tumpul keatas dan runcing
kebawah.
Sekarang kembali kepada penguasa tertinggi dalam sebuah negara, yaitu rakyat.
Semua kembali kepada rakyat, dengan tujuan mensejahterakan hidup rakyat. Maka dari itu,
adanya Dewan Perwakian Rakyat diharapkan bisa bena-benar menampung aspirasi dari
semua rakyat. Dalam hal ini DPR harus terbuka, jujur, dan amanah dalam melaksanakan
tugas ynag diembannya. Dalam hal melaksanakan tugasnya dengan baik, DPR perlu
mengadakan diskusi dengan pemuda dan tokoh-tokoh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
masyarakatlah yang memang benar-benar mengetahui keadaan lingkungan mereka dan
mengetahui tentang aoa ynag memang mereka butuhkan demi mencapai kesejahteraan dalam
hidup mereka. Diskusi tersebut sebaiknya dilakukan secara periodik dalam masa periode
tertentu. Agar pemerintah bisa dapat mengetahui secara jelas keadaan masyarakat yanng
sebenarnya. Sehingga maslah-masalah yang dialamai masyarakat akan segera ditemukan dan
diselesaikan dengan baik. Peran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam hal ini sangatlan
penting, bukan jabatan untuk bergaya, bukan jabatan untuk menunjukan siapa kuat dan siapa
yang lemah, dan bukan pula jabatan untuk merendahkan orang lain. Namun benar -benar
harus sebagai penyambung lidah antara rakyat dan pemerintah. DPR juga perlu
mengembalikan kepercayaan rakyat kembali yang memang selama ini masyarakat
menganggap DPR tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Masyarakat juga harus mampu
melihat politik dari sisi yang lain, politik yang adil, politik yang dapat mengayomi rakyatnya,
politik yang dapat memakmurkan rakyatnya dan politik yang dapat mensejahterakan
rakyatnya.
Seperti halnya miniatur tadi yang berjalan dengan sangat lancar dalam sebuah
pesantren, saya sebagai pemuda bangsa juga mengharapkan kepemerintahan dapat berjalan
dengan lancar. Masing-masing dari bagian pemerintahan dapat menjalankan tugasnya secara
baik. Semoga DPR bisa benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik dengan menampung
dan menyampaikan aspirasi rakyat!

Anda mungkin juga menyukai