Oleh :
dr. Rio Yoga Pramana Wisnu
PUSKESMAS PLAOSAN
MAGETAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Masalah gizi di Indonesia dan dinegara berkembang pada umumnya masih didominasi
oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Besi, Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), dan masalah gizi lebih terutama di kota-kota
besar. Menurut Widia Karya Pangan dan Gizi pada tahun 1993, bahwa Indonesia mengalami
gizi ganda dimana gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah
baru yaitu gizi lebih
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat,
misalnya penurunan konsentrasi belajar, resiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan
kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak
masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau
kurus. Prevalensi Anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus
berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui
faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya
penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.
Prevalensi obesitas anak saat ini mengalami peningkatan di berbagai negara tidak
terkecuali Indonesia. Tingginya prevalensi obesitas anak disebabkan oleh pertumbuhan
urbanisasi dan perubahan gaya hidup seseorang. Menurut WHO, satu dari 10 (sepuluh) anak di
dunia mengalami kegemukan. Prevalensi yang cenderung meningkat baik pada anak maupun
orang dewasa sudah merupakan peringatan bagi pemerintah dan masyarakat bahwa obesitas
dan segala implikasinya memerlukan perhatian khusus.
Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kejadian obesitas meningkat 2 (dua) kali lipat pada
anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun, bahkan meningkat tiga (3) kali lipat pada anak usia
6-11 tahun. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak usia 6-15 tahun meningkat dari 5%
tahun 1990 menjadi 16% tahun 2001(soegondo, 2008).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dijumpai pada WUS usia 15-49 sebesar 24,9% pada
tahun 1999 dan menurun menjadi 16,7% pada tahun 2003. Pada umumnya proporsi WUS
dengan risiko KEK cukup tinggi pada usia muda (15-19 tahun), dan menurun pada kelompok
umur lebih tua.
Sedangkan pada desa Plumpung kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan sendiri pada
bulan Desember tahun 2016 didapati cakupan program gizi masih tergolong rendah, yakni
mencapai 5,88% dari target sebesar 100%. Tentu saja data ini menunjukkan bahwa pencapaian
masih jauh dari target sehingga intervensi pada bidang ini perlu dilakukan. Salah satunya
adalah dengan mengadakan penyuluhan gizi dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan
gizi pada masyarakat yang mana kali ini lebih dikhususkan pada anak usia remaja.
Pada masa remaja, yang mana biasanya mereka sedang dalam tahap sekolah, para
remaja juga sering kali mendapatkan asupan gizi yang kurang tepat, teruatama saat mereka
berada di lingkungan sekolah. Jajanan-jajanan yang dijual oleh para pedagang kaki lima sering
kali merupakan jajanan yang kandungan gizinya kurang tepat bagi pertumbuhan dan
perkembangan para remaja. Oleh sebab itu, penyuluhan ini ditujukan untuk mengedukasi para
pelajar untuk lebih memilih dan memilah makanan yang lebih tepat bagi mereka saat hendak
membeli makanan di sekolah.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan para pelajar MTs
Plumpung kecamatan Plaosan kabupaten Magetan di bidan gizi yang tepat bagi masa
pertumbuhan
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan, memberitahukan pengertian gizi.
2. Pentingnya gizi seimbang yang diperlukan oleh remaja dan dewasa.
3. Menanamkan gaya hidup sehat kepada remaja agar mencegah timbulnya penyakit-
penyakit pada gizi remaja
III. Sasaran
Remaja di usia sekolah
IV. Target Kegiatan
Melalui kegiatan ini diharapkan para remaja terutama yang bersekolah di MTs
Plumpung ini memiliki pengetahuan tentang gizi yang tepat bagi pertumbuhan dan
perkembangan mereka sehingga dapat menjadi lebih selektif dalam memilih makanan yang
hendak mereka konsumsi.
V. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan slide power point.
VI. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : 9 Februari 2017
Waktu : 09.00 WIB-Selesai
Tempat : MTs Plumpung, Plaosan kabupaten Magetan
Jumlah peserta: 40 Peserta
40
35
30
25
20 benar
Column1
15
10
0
soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8 soal 9 soal 10
Pada grafik ini didapati bahwa banyak peserta memiliki pengetahuan yang cukup tentang
arti gizi secara umum. Namun pada soal gizi secara spesifik dan kelainan gizi masih didominasi
oleh para pelajar yang tidak memilki cukup pengetahuan.
Grafik Post-test
45
40
35
30
25
benar
20 Column1
15
10
0
soal 1 soal 2 soal 3 soal 4 soal 5 soal 6 soal 7 soal 8 soal 9 soal 10
Dari grafik post-test di atas dapat diamati bahwa terdapat peningkatan peserta yang
dapat menjawab soal dengan benar dan menurunnya jumlah peserta yang salah dalam menjawab
soal.
IX. Kesimpulan
Dilihat dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan nara sumber pada peserta di
MTs Plumpung, Plaosan kabupaten Magetan, dapat disimpulkan terjadi peningkatan
pengetahuan gizi baik secara umum maupun secara khusus beserta dengan kelaian gizinya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan dari penyuluhan ini telah tercapai,
yakni terjadinya peningkatan pengetahuan gizi bagi usia sekolah.