Anda di halaman 1dari 27

PENCEMAR PADA KEGIATAN

PERTAMBANGAN
Aktifitas pertambangan menyebabkan pencemaran
terhadap
Air permukaan : Kepmen LH No. 202 Tahun 2004 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan
Bijih Emas dan atau Tembaga
Air laut : Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air
laut
Air tanah : PerMenkes No. 492/MENKES/Per/IV/2010/ Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Getaran : Kepmen LH No. Kep-49/MENLH/11/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Getaran Mekanik
Lampiran I Kepmen LH No. 202 Tahun 2004

Parameter Satuan Kadar Maksimum Metode analisis**


pH 6-9 SNI 06-6989-11-2004
TSS mg/L 200 SNI 06-6989-3-2004
Cu* mg/L 2 SNI 06-6989-6-2004
Cd* mg/L 0,1 SNI 06-6989-18-2004
Zn* mg/L 5 SNI 06-6989-7-2004
Pb* mg/L 1 SNI 06-6989-8-2004
As* mg/L 0,5 SNI 06-6913-1992
Ni* mg/L 0,5 SNI 06-6989-22-2004
Cr* mg/L 1 SNI 06-6989-22-2004
Hg* mg/L 0,005 SNI 06-2462-1991
Keterangan :
* = sebagai konsentrasi ion logam terlarut

** = jika ada versi yang telah diperbaharui, maka digunakan versi yang terbaru
Dampak penambangan terhadap air permukaan
KEGIATAN PENAMBANGAN

Drilling Blasting Loading Crushing Conveying &


Hauling stockpiling
Gambar 2.12. (a) Ilustrasi pemboran
untuk pembuatan lubang tembak. (b)
ilustrasi kegiatan peledakan batu kapur
KEGIATAN LOADING & HAULING

Loading Hauling
KEGIATAN CRUSHING
PENAMBANGAN BIJIH AU DI PTAR
Stockpile Bijih di PTAR
Kegiatan pertambangan memberikan dampak :
Bukaan lahan, air hujan (run-off) tinggi, membawa
partikel tanah masuk ke sungai (jika tidak ada
pengelolaan)
Peningkatan kekeruhan pada air sungai atau badan

air penerima
Ingat TSS pada PP 82/2001 berapa..?

Kadar TSS harus dibawah yg diinginkan


Erosi Lahan

Untuk laju erosi masing-masing lokasi dihitung menggunakan Universal Soil


Loss Equation (USLE) dari Weischmeier dan Smith (1960), yaitu :

A=RxKxLxSxCxP

Keterangan : A = Besar Erosi (Ton/Tahun)


R = Indeks Erosivitas Hujan
S = Faktor Kemiringan Lereng
K = Indeks Erodibilitas
C = Faktor Vegetasi Penutup Tanah
L = Faktor Panjang Lereng
P = Faktor Tindakan Pengelolaan Tanah
Nilai R dihitung dengan rumus :
R = R = 6,199 (Rm)1,21 + (Rd) 0,47 + (R maks)0,53

Nilai K diperoleh dari tabel erodibilitas tanah yang memuat informasi


bermacam-macam jenis tanah beserta nilai erodibilitasnya masing-
masing. Jenis tanah ditentukan dari hasil deskripsi sifat tanah dan
analisis kimia tanah
Nilai L dihitung dengan rumus :
Lo
L
22 , dimana Lo = Panjang Lereng

Data panjang lereng diperoleh dari pengukuran lapangan dan peta


Nilai S dihitung dengan rumus :

S
s
1, 4

9 dimana s = kemiringan lereng (%)

Nilai C diperoleh dari tabel faktor C (pengelolaan tanaman). Tabel


tersebut memuat informasi macam penggunaan lahan apa saja yang
telah terjadi di daerah studi.
Nilai P diperoleh dari tabel faktor P yang khusus berisikan bermacam-
macam tindakan konservasi tanah berserta nilai faktor masing-masing
tindakan tersebut
Untuk erosivitas hujan (R) dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan Bol (1978):
R = 6,199 (Rm)1,21 + (Rd) 0,47 + (R maks)0,53

Untuk nilai indeks erosi hujan dikorelasikan terhadap data curah hujan yang di
dapat dari Stasiun BMG setempat, dan nilai R adalah 84,05.
Untuk indeks panjang kemiringan dikorelasikan melalui perhitungan peta
topografi wilayah studi dan harga L yang didapat 1,65.
Untuk indeks sudut kemiringan dihubungkan dengan kemiringan lahan dari
Van Zuidam (1968) dan didapat nilai 6,69.
Untuk nilai C dan P lahan budidaya masyarakat di sekitar rencana proyek
diperkirakan berkisar 0,00010-0,00012
Saat kegiatan konstruksi dimana pada pembukaan lahan tidak ada
pengelolan maka nilai C dan P diperkirakan menjadi 0,224. Sedangkan
indeks erodibilitas tanah diperkirakan 0,02.
Dengan demikian kegiatan konstruksi diperkirakan akan menghasilkan
erosi tanah tahunan sebesar
A =RxKxLxSxCxP
= 84,05 x 0,02 x 1,65 x 1,16 x 0,224
= 0,72 ton/ha/tahun
Jika luas area terbuka di tahap konstruksi adalah 20,0 ha maka erosi lahan
per tahun akibat rencana kegiatan penambangan adalah 14,4 ton.
Untuk besarnya TSS yang terkandung dalam air larian untuk bukaan lahan
dapat dihitung dengan Chow (1964) :
Volume air larian dicari menggunakan persamaan Chow (1964) yakni:
Q = CIA
Keterangan:
Q = volume air larian dalam m3/hari
C = koefisien air larian
I = intensitas hujan-harian dalam mm/hari hujan
A = luas lahan proyek dalam ha
Koefisien air larian dihitung dari rata-rata angka Chow (1964)
yakni 0,23.
Untuk hari hujan rerata adalah 12 hari dan curah hujan rerata
bulanan adalah 271,5 mm/bulan hingga intensitas hujan-harian
adalah = 9,05 mm/hari hujan.
Masukkan data ke persamaan, maka Q = 3,12 m3/hari
Potensi besarnya erosi harian = 2,84 kg/hari
Besarnya TSS terbawa air larian =
2,84 kg/hari: 3,12 m3/hari = 0,910 kg/m3 =
91,0 mg/l
Hasil pengukuran menunjukkan TSS (Total
Suspended Solid) air permukaan di beberapa lokasi
berada diantara 1 sampai 86 mg/l. Adanya konstruksi
tanpa pengeloaan akan meningkatkan TSS sebesar
91,0 mg/l hingga diperkirakan akan melampui baku
mutu yang diperbolehkan menurut PPRI No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pengendalian
Pencemaran Air yakni TSS dengan Baku Mutu 50
mg/l
TUGAS (dikumpul saat Mid Semester)
cari paper berbahasa Inggris dan berekstensi PDF
tentang kegiatan pertambangan dan dampaknya
terhadap sumberdaya air (permukaan dan/atau
airtanah). Download dan buat resume dari paper
tersebut dengan bahasa Indonesia minimal 2 lembar
kertas A4 dan 1,5 spasi

Anda mungkin juga menyukai