PERTAMBANGAN
Aktifitas pertambangan menyebabkan pencemaran
terhadap
Air permukaan : Kepmen LH No. 202 Tahun 2004 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan
Bijih Emas dan atau Tembaga
Air laut : Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air
laut
Air tanah : PerMenkes No. 492/MENKES/Per/IV/2010/ Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Getaran : Kepmen LH No. Kep-49/MENLH/11/1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Getaran Mekanik
Lampiran I Kepmen LH No. 202 Tahun 2004
** = jika ada versi yang telah diperbaharui, maka digunakan versi yang terbaru
Dampak penambangan terhadap air permukaan
KEGIATAN PENAMBANGAN
Loading Hauling
KEGIATAN CRUSHING
PENAMBANGAN BIJIH AU DI PTAR
Stockpile Bijih di PTAR
Kegiatan pertambangan memberikan dampak :
Bukaan lahan, air hujan (run-off) tinggi, membawa
partikel tanah masuk ke sungai (jika tidak ada
pengelolaan)
Peningkatan kekeruhan pada air sungai atau badan
air penerima
Ingat TSS pada PP 82/2001 berapa..?
A=RxKxLxSxCxP
S
s
1, 4
Untuk nilai indeks erosi hujan dikorelasikan terhadap data curah hujan yang di
dapat dari Stasiun BMG setempat, dan nilai R adalah 84,05.
Untuk indeks panjang kemiringan dikorelasikan melalui perhitungan peta
topografi wilayah studi dan harga L yang didapat 1,65.
Untuk indeks sudut kemiringan dihubungkan dengan kemiringan lahan dari
Van Zuidam (1968) dan didapat nilai 6,69.
Untuk nilai C dan P lahan budidaya masyarakat di sekitar rencana proyek
diperkirakan berkisar 0,00010-0,00012
Saat kegiatan konstruksi dimana pada pembukaan lahan tidak ada
pengelolan maka nilai C dan P diperkirakan menjadi 0,224. Sedangkan
indeks erodibilitas tanah diperkirakan 0,02.
Dengan demikian kegiatan konstruksi diperkirakan akan menghasilkan
erosi tanah tahunan sebesar
A =RxKxLxSxCxP
= 84,05 x 0,02 x 1,65 x 1,16 x 0,224
= 0,72 ton/ha/tahun
Jika luas area terbuka di tahap konstruksi adalah 20,0 ha maka erosi lahan
per tahun akibat rencana kegiatan penambangan adalah 14,4 ton.
Untuk besarnya TSS yang terkandung dalam air larian untuk bukaan lahan
dapat dihitung dengan Chow (1964) :
Volume air larian dicari menggunakan persamaan Chow (1964) yakni:
Q = CIA
Keterangan:
Q = volume air larian dalam m3/hari
C = koefisien air larian
I = intensitas hujan-harian dalam mm/hari hujan
A = luas lahan proyek dalam ha
Koefisien air larian dihitung dari rata-rata angka Chow (1964)
yakni 0,23.
Untuk hari hujan rerata adalah 12 hari dan curah hujan rerata
bulanan adalah 271,5 mm/bulan hingga intensitas hujan-harian
adalah = 9,05 mm/hari hujan.
Masukkan data ke persamaan, maka Q = 3,12 m3/hari
Potensi besarnya erosi harian = 2,84 kg/hari
Besarnya TSS terbawa air larian =
2,84 kg/hari: 3,12 m3/hari = 0,910 kg/m3 =
91,0 mg/l
Hasil pengukuran menunjukkan TSS (Total
Suspended Solid) air permukaan di beberapa lokasi
berada diantara 1 sampai 86 mg/l. Adanya konstruksi
tanpa pengeloaan akan meningkatkan TSS sebesar
91,0 mg/l hingga diperkirakan akan melampui baku
mutu yang diperbolehkan menurut PPRI No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pengendalian
Pencemaran Air yakni TSS dengan Baku Mutu 50
mg/l
TUGAS (dikumpul saat Mid Semester)
cari paper berbahasa Inggris dan berekstensi PDF
tentang kegiatan pertambangan dan dampaknya
terhadap sumberdaya air (permukaan dan/atau
airtanah). Download dan buat resume dari paper
tersebut dengan bahasa Indonesia minimal 2 lembar
kertas A4 dan 1,5 spasi