BAB I
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita : Tn. M
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Sidoarjo
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : 21 Juni 2016
Tanggal Pemeriksaan : 25 Juni 2016
Tanggal KRS : 29 Juni 2015
2
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri pada luka kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Sidoarjo pada tanggal 21 Juni 2016 dengan
keluhan nyeri pada luka kaki kiri. Nyeri pada luka dirasakan sejak 3
minggu yang lalu, bernanah. Nafsu makan pasien menurun sehingga berat
badan pasien menurun 1 kg. Pasien terlihat lemas. Pasien merasa mual,
nyeri ulu hati namun tidak muntah, merasa pusing, sesak dan nyeri dada
tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah sakit seperti ini sebelumnya, sehingga
menyebabkan masuk rumah sakit 2 tahun yang lalu. Riwayat transfusi
darah, penggunaan obat-obatan lewat jarum suntik, hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat penyakit diabetes. Riwayat hipertensi,
penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga menengah ke atas. Pasien seorang pekerja
kantoran sehingga membuat waktunya sibuk jadi malas gerak dan olahraga
karena kecapekan sehabis pulang dari kantor. Pasien mengaku tidak
memiliki kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol maupun obat-
obatan terlarang.
d. Paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : fremitus raba (+) normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : RH (-), WH (-)
e. Abdomen
Inspeksi :Perut datar, simetris
4
f. Ektremitas
Superior : akral hangat + | +, edema -/-
Inferior : akral hangat + | +, edema -/+ (selulitis pedis
sinistra)
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu Hexokinase 450 mg/dL*
BUN Kinetik UV 16,0 mg/dL
Serum Kreatinin Jaffe 1,3 mg/dL *
ELEKTROLIT
Natrium ISE 125 mmol/L*
Kalium ISE 4,6 mmol/L
Chlorida ISE 93 mmol/L*
V. DIAGNOSIS KERJA
DM dengan Selulitis Pedis (S)
VI. PENATALAKSANAAN
Diagnosis
GDA serial, SE
Medikamentosa
Inf. Asering 14 tpm
6
VII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam, bila gula darah pasien terkontrol, pola makan dan pola
hidup terjaga dengan baik, dapat menjadi Dubia ad Malam bila sebaliknya
yang terjadi, mengingat sudah adanya selulitis yang merupakan gejala
infeksi sebelum menjadi gangren yang pada akhirnya bisa menyebabkan
amputasi.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat
dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan
gangguan fungsi insulin. 3 Tanda-tanda yang khas dan umum pada penderita DM
Poliuria (sering buang air kencing). Hal ini sering terjadi pada penderita diabetes
karena adanya gangguan dalam produksi insulin tentunya. Karena titik berat
gangguan pada pasien kencing manis adalah gangguan insulin ini. Jika insulin
(insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada atau sedikit
maka ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah.
Kemudian hal ini akan menyebabkan ginjal menarik tambahan air dari darah
untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih cepat penuh dan
hal ini otomatis akan membuat para penderita DM akan sering kencing buang air
kecil. Polydipsia (sering merasa haus). Keinginan untuk sering minum karena
adanya rasa haus banyak terjadi pada pasien dengan diabetes melitus ini. Karena
memang adanya juga gangguan hormon serta juga efek dari banyak kencing
diatas, maka penderita akan sering merasakan haus dan ingin untuk sering minum.
Dan ini salah satu ciri diabetes mellitus (DM). Polyphagia (kelelahan kelemahan).
tubuhnya akan sering dan sepat merasa lemah. Hal ini salah satu penyebabnya
adalah produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang
harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak
berjalan dengan semestinya dan juga optimal. Karena sel energi tidak mendapat
8
asupan sehingga orang dengan kencing manis akan merasa cepat lelah.5 Diabetes
Beberapa perbedaan utama antara diabetes Tipe I dan Tipe II seperti dapat
karena nafsu makan pasien menurun dan kemungkinan juga bisa terjadi
diakibatkan adanya pendarahan yang keluar bersama infeksi selulitisnya. Pada
pemeriksaan gula darah meliputi gula darah puasa 356 mg/dL (meningkat dari
nilai normal <110) gula darah 2JPP 435 mg/Dl (meningkat dari nilai normal
<140). Pada pemeriksaan hasil albumin dan globulin tampak nilai globulin lebih
dari nilai albumin yaitu 3,9 g/dL (globulin) sedangkan albumin didapatkan 2,5
g/dL, menandakan bahwa adanya gangguan pada livernya walaupun Nampak
normal pada hasil pemeriksaan nilai SGOT SGPT.
Peningkatan kadar gula darah pada seseorang merupakan medium yang
sangat baik untuk pertumbuhan bakteri yang merupakan penyebab selulitis.
Dalam diabetes, gula darah yang naik ke tingkat yang sangat tinggi akan membuat
sebuah lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri. Maka kontrol
kadar gula darah dengan mengkonsumsi makanan-makanan rendah lemak dan
gula diikuti dengan giat berolahraga. Selanjutnya aliran darah lambat yang
menyebabkan peningkatan konsentrasi gula darah akan membuat darah menjadi
lebih kental atau tebal. Hal ini tentu akan membuat darah sulit mengalir melalui
pembuluh kecil. Oleh karena itu, komponen darah yang penting sukar mencapai
lokasi luka dan kulit rusak lainnya. Lambatnya aliran darah ini berimbas pada
lambatnya penyembuhan luka. Oleh karena itu, banyak luka akan menjadi
terinfeksi dengan penyembuhan yang lambat pada penderita diabetes. Luka ini
terbuka dan terinfeksi dan menjadi titik masuk yang paling mudah bagi bakteri
untuk tumbuh dan menyerang kulit. Tak heran jika kemudian selulitis menjadi
infeksi yang umum untuk diabetes. Beberapa penderita diabetes biasanya
memiliki masalah dengan rasa nyeri seperti yang dikeluhkan pasien ini. Oleh
karena itu, banyak diantara penderita DM memiliki luka di kaki dan bagian tubuh
lainnya yang tidak mendapatkan perhatian yang baik sehingga tidak berusaha
untuk menyembuhkan luka tersebut. Hal ini membuat bakteri-bakteri penyebab
selulitis masuk ke dalam luka penderita diabetes.6
Berdasarkan penatalaksanaan terapi yang telah diberikan pada Tn.M, maka
didapatkan pembahasan sebagai berikut :
Inf. Asering 14 tpm
Diet B2100 kkal
Inj. Insulin Aspart 3x10 ui
Inj. Insulin Glargine 0-0-20ui
10
1. Inf. Asering
Asering diberikan pada pasien ini tentunya untuk mengganti elektrolit
tubuh agar tidak terjadi adanya dehidrasi sebagai terapi cairan untuk
dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien ini yang
bekerja dengan cara mengurangi kadar gula dalam darah. Insulin aspart
dependent).
4. Inj. Cefoperazon Sulbactam
Cefoperazone - Sulbactam adalah gabungan obat yang biasa
membelah dan kemudian mengikat sel tersebut pada satu atau lebih protein
tidak akan berpengaruh pada infeksi viral seperti demam dan influenza.
Pada pasien ini ditemukan adanya selulitis yang merupakan akibat dari
infeksi.
5. Inj. Gentamicyn
Gentamicyn termasuk dalam golongan antibiotik. Obat ini
atau pereda rasa sakit. Obat ini dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan
hingga menengah. Pada pasien ini didapatkan adanya rasa nyeri pada luka
di kaki kirinya. Obat ini juga bisa dipakai untuk menurunkan demam
tidak terlalu fokus pada rasa sakit. Paracetamol juga bekerja dengan
sakit yang tergolong ringan hingga menengah. Obat ini tidak dianjurkan
untuk penggunaan jangka panjang. Obat ini termasuk jenis obat anti
serta inflamasi). Proses tersebut akan mengurangi rasa sakit namun tidak
BAB III
KESIMPULAN
Pasien laki-laki berusia 53 tahun, dengan keluhan nyeri pada luka kaki
kiri. Nyeri pada luka dirasakan sejak 3 minggu yang lalu, bernanah. Nafsu makan
pasien menurun sehingga berat badan pasien menurun 1 kg. Pasien terlihat lemas
namun tak terlihat kurus. Riwayat keluarga pasien, ibu pasien memiliki penyakit
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign, kepala leher, thorax (cor dan
pulmo), abdomen dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba. Pemeriksaan
masuk 450 mg/dL, dengan GDA serial sampai saat KRS GDA saat terakhir adalah
283 mg/dL.
penunjang yang telah dilakukan maka Tn. M dapat didiagnosa dengan Diabetes
DAFTAR PUSTAKA
buku ajar ilmu penyakit dalam. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk,
editor. Jilid III. Edisi IV. Jakarta : balai penerbit FKUI, 2006; 1857.
2. Waspadji S. Komplikasi kronik diabetes : mekanisme terjadinya,
diagnosis dan strategi pengelolaannya. Dalam : buku ajar ilmu
penyakit dalam. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Jilid III.
Edisi IV. Jakarta : balai penerbit FKUI, 2006; 1906.
3. Soegondo S. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta : PERKENI, 2011.