2013 08 23 11 20 42 - Ontrol - 2 PDF
2013 08 23 11 20 42 - Ontrol - 2 PDF
PENYEARAH TERKONTROL
3-1 PENDAHULUAN
Pada bab 2 kita ketahui bahwa penyearah yang menggunakan diode akan mengha-
silkan tegangan keluaran yang tetap. Untuk dapat menghasilkan tegangan keluaran
yang terkontrol salah satunya adalah dengan menggunakan thyristor. Tegangan
keluaran penyearah dengan menggunakan thyristor dapat dikendalikan bergantung
pada sudut penyalaan thyristor. Thyristor kontrol-fasa (phase-control thyristor)
dinyalakan dengan memberikan pulsa pendek pada gate-nya dan padam akibat dari
prose komutasi alamiah komutasi atau jala-jala (natural or line commutation), dan
pada kasus dengan beban induktif yang sangat tinggi, thyristor dipadamkan dengan
menyalakan thyristor lain pada penyearah pada periode setengah siklus negatif
tegangan masukan.
Penyearah fasa-terkontrol {phase-controlled) adalah merupakan penyearah yang
sederhana dan murah, efisiensi penyearah ini secara umum berada diatas 95%.
Karena penyearah ini mengkonversikan tegangan ac ke dc, penyearah ini dikenal
sebagai konverter ac ke dc (ac-to-dc converter) dan banyak digunakan dalam
alpikasi industri terutama pada penggerak listrik dengan kecepatan variabel
(variable-speed drives), yang mencakup level daya hingga megawatt.
Konverter dengan fasa terkontrol dapat diklasifikasikan pada dua tipe, bergantung
pada suplai masukan : (1) konverter satu fasa, dan (2) konverter tiga fasa. Setiap tipe
dapat dibagi lagi menjadi (a) semikonverter (semiconverter), (b) konverter penuh
(full konverter), (c) konverter ganda (dual konverter). Semikonverter merupakan
konverter satu kuadran dan hanya memiliki satu polaritas tegangan dan arus
keluaran. Konverter penuh merupakan konverter dua kuadran yang dapat memilki
tegangan keluaran baik positif dan negatif, akan tetapi keluran arusnya hanya dapat
berharga positif. Konveter ganda akan beroperasi pada empat kuadran yang akan
dapat menghasilkan tegangan dan arus keluaran berharga positif maupun negatif.
Pada banyak aplikasi, konverter-konverter dihubungkan secara sen agar dapat
beropersi pada tegangan yang lebih tinggi serta meningkatkan faktor daya.
Perhatikan rangkaian gambar 3-la konverter satu fasa setengah gelombang dengan
resistif. Selama setengah siklus positif dari tegangan masukan, anode thyristor
relatif lebih positif terhadap katoda sehingga thyristor disebut terbius maju. Ketika
thyristor dinyalakan pada t = , thyristor Ti akan konduksi dan di beban akan
muncul tegangan masukan. Ketika tegangan masukan mulai negatif pada t = ,
anoda thyristor akan lebih negatif dari katodanya dan thyristor T) disebut terbaias
mundur, dan kemudian padam. Waktu setelah tegangan masukan mulai positif
hingga thyristor dinyalakan pada t = disebut sudul kelambatan atau penyalaan
a.
Gambar 3-lb menunjukkan daerah operasi konverter, dimana tegangan dan arus
keluaran memilki polaritas tunggal. Gambar 3-1 c menunjukkan bentuk gelombang
tegangan masukan, tegangan keluaran, arus beban dan tegangan pada thyristor T1.
Konverter ini tidak bisa digunakan pada aplikasi industri karena keluarannya
memiliki ripple yang tinggi dan frekuensi ripple iendah. Jika fs merupakan iiekuensi
dari suplai masukan, komponen frekuensi terendah pada tegangan ripple keluaran
akan adalah fs.
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata Vdc dapat
diperoleh dari
dan Vdc dapat dikontrol dari Wm/ hingga 0 dengan mngubah-ubah antara 0
hingga . Tegangan keluaran rata-rata akan menjadi maksimum bila = 0 dan
tegangan keluaran maksimum Vdm akan menjadi
(c) dari persamaan (2-48) faktor ripple RF = (2,2212-1)1/2 = 1,983 atau 198,3%
(d) Tegangan rms sekunder trafo, Vs = Vm/V2 = 0,7070Vm. Nilai rms arus
sekunder trafo sama dengan arus beban Is = 0,3536Vm/R. Rating volt-
ampere (VA) trafo, VA = VSIS = 0,7070Vmx0,3536Vm/R. Dari persamaan
(2-49),
Rangakian semikonverter satu fasa diperlihatkan pada gambar 3-2a dengan beban
induktif tinggi. Arus beban diasumsikan kontinyu tanpa ripple. Selama setengah
siklus positif, thyristor T1 terbias maju. Ketika thyristor T1 dinyalakan pada t= ,
beban terhubung dengan suplai masukan melalui T1 dan D2 selama periode t
dan Vdc dapat dikendalikan dari 2Vm/ hingga 0 dengan mengatur dari 0 hingga .
Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah Vlta = 2WJn dan tegangan keluaran
temormalisasi adalah
Contoh 3-2
Semikonverter pada gambar 3-2a dihubungkan dengan supali 120 V, 60Hz. Arus
beban diasumsikan kontinyu dan kandungan ripplenya diabaikan. Perbandingan
belitan trafro satu (unity), (a) Carilah arus masukan dalam deret Fourier, tentukan
faktor harmonisa arus masukan HF, faktor pergeseran DF, faktor daya masukan
PF, (b) Jika sudut penyalaan = /2, hitung VdC, Vn, Vrms, HF, DF, PF.
Solusi : (a) Bentuk gelombang arus masukan diberikan pada gambar 3-2c dan arus
masukan sesaat dapat dinyatakan dalam sebuah deret Fourier sebagai berikut
dimana:
Nilai rms dari komponen harmonisa yang ke-n dari arus masukan diturunkan sebagai
berikut
Arus masukan rms dapat dihitung dari persamaan (3-11) sebagai berikut
Dalam prakteknya, suatu beban memiliki induktansi yang berhingga. Arus beban
tergantung pada nilai resistansi beban R, induktansi beban L dan tegangan baterai E
seperti terlihat pada gambar 3-2a. Operasi konverter dapat dibagi menjadi dua mode :
mode 1 dan mode 2.
Model. Mode ini berlaku untuk 0<wt<a, selama diode freewheeling Dm konduksi. Arus
beban in selama mode 1 dijelaskan oleh
dengan kondisi awal iL1(t=0) = lL0 pada keadaan tunak, akan diberikan
2Vssint adalah tegangan masukan arus beban i1.2 selama mode ini dapat diperoleh dari
dimana impedansi beban Z = [R2 + (L)2]1/2 dan sudut impedansi beban = tan-1 (L/R).
Konstanta AI, yang dapat ditentukan dari kondisi awal : pada t =a, IL2 =ILI, diperoleh
Substitusi Ai menghasilkan
Pada akhir mode ini yaitu kondisi keadaan tunak : IL2(t=i) = ILO. Dengan menerapkan
kondisi ini pada persamaan (2-16) dan menyelesaikan ILO, kita dapatkan
Arus rms thyristor dapat diperoleh dari persamaan (3-19) sebagai berikut
Arus keluaran rms dapat diperoleh dari persamaan (3-16) dan (3-19) sebagai berikut
Arus keluaran rata-rata dapat diperoleh dari persamaan (3-16 dan (3-19) sebagai berikut
Contoh 3-3
dan Vdc dapat dikontrol dari 2Vm/ ke-2Vm/ dengan mengatur dari 0 hingga .
Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah Vdm = 2Vm/i: dan tegangan keluaran
Contoh 3-4
Pada sudut penyalaan = /3, ulangi contoh 3-2 untuk konverter penuh satu fasa pada
gambar 3-3a.
Solusi : (a) Bentuk gelombang arus masukan ditunjukkan pada gambar 3-3c dan arus
masukan sesaat dapat dinyatakan dalam deret Fourier sebagai berikut
Dimana
dan n adalah sudut pergeseran dari arus harmonisa ke-n. Nilai rms arus masukan
harmonisa ke-n adalah
-
Nilai rms arus masukan dapat dihitung dari persamaan (3-25) sebagai
Catatan : Komponen fundamental arus masukan selalu 90,03% dari Iu dan faktor
harmonisa akan tetap konstan sebesar 48,34%.
Pada akhir mode-1 pada kondisi tunak iL(t = t+) ~ IL1 = IL0. Dengan menggunakan
kondisi ini pada persamaan (3-28) dan menyelesaikan untuk ILo, diperoleh
Nilai kritis dari a ketika I0 menjadi nol dapat diselesaikan untuk nilia yang diketahui dari
0, R, L, E dan Vs dengan metode iteratif. Arus thyristor dapat ditentukan dari persamaan
dan
Maka,
Karena tegangan keluaran sesaat kedua konverter tidak sefasa, sehingga akan muncul
tegangan sesaat yang berbeda dan hal ini mengakibatkan munculnya arus sirkulasi
antara kedua konverter. Arus sirkulasi ini tidak akan mengalir ke beban dan umumnya
dibatasi dengan reaktor arus sirkulasi (circulating current reactor) Lr seperti"yang
ditunjukkan pada gambar 3-4a.
Jika v01 dan vo2 adalah berturut-turut tegangan sesaat konverter 1 dan 2, arus sirkulasi
dapat diperoleh dengan mengintegrasikan tegangan sesaat mulai dari t = 2-1.
Karena kedua tegangan keluaran rat-rata selama interval t - +i hingga 2-i adalah
sama dan kontribusinya berlawanan terhadap arus sirkulasi sesaat iT yaitu nol.
Contoh 3-6
Konverter ganda satu fasa pada gambar 3-4a dioperasika dari sumber 120 V 60
Hz dan resiatansi beban R =10 . Induktansi sirkulasi Lc = 40 mH, sudut
penyalaan i = 60 dan 2 = 120. Hitunglah arus sirkulasi puncak dan arus
puncak pada konverter 1
Solusi: = 2x60 = 377 rad/s, i = 60, Vm = V2xl20 = 169,7 V, f = 60 Hz, dan
Lj = 40 mH. Untuk t = 2 dan i = 60, persamaan (3-33) memberikan arus
sirkulasi puncak
Dari persamaan (3-5), tegangan keluaran rata dari kedua semikonverter adalah :
belitan primer dan sekunder adalah Np/Ns = 2. Akibat tidak adanya diode freewheeling,
salah satu konverter tidak dapat di-bypass dan kedua konverter harus beroperasi pada
saat yang bersamaan.
Pada mode penyearahan, satu konverter beoperasi penuh (1=0) dan sudut penyalaan
konverter yang lain 2, diatur dari 0 hingga untuk mengatur tegangan dc keluaran.
Gambar 3-6b menunjukkan tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan ke
konverter, dan arus masukan sumber. Dengan membandingkan gambar 3-6bdengan
gambar 3-2b, dapat dilihat bahwa arus masukan dari sumber serupa dengan pada
semikonverter. Sebagai hasilnya faktor daya konverter ini dapat ditingkatkan, tetapi
faktor daya-nya masih lebih rendah dari semikonverter seri.
Pada mode membalik (inversion), satu konverter dioperasikan secara terlambat 2= ,
dan sudut penyalaan konverter yang lain 1 diatur dari 0 hingga untuk mengatur
tegangan keluaran rata-rata. Gambar 3-6d menunjukkan karakteristik v-i konverter
penuh seri.
Dari persamaan (3-21), tegangan keluaran rata-rata dua konverter penuh adalah
Contoh 3-7
dimana Vm adalah tegangan fasa puncak. Tegangan keluaran rata-rata maksimum yang
teijadi pada sudut penyalaan, a = 0 adalah
Tegangan keluaran rata-rata maksimum yang muncul pada sudut penyalaan = 0 adalah
Vdm = 33Vm/ dan tegangan keluaran temormalisasi adalah
Contoh 3-9
Catatan : Faktor daya akan lebih baik dari konverter setengah gelombang tiga fasa
Dimana Vac adalah tegangan maSukan sa.\umn(line-to-line) rms. Arus beban iL2 selama
interval 2 dapat diperoleh dari
Gambar 3-10b menunjukkan bentuk gelombang pada a = n/3. Untuk a > n/3, tegangan
keluaran sesaat v0 akan memiliki bagian negatif. Karena arus yang melalui thyristor tidak
dapat negatif, maka arus beban akan selalu positif. Akibatnya dengan beban resistif,
tegangan sesaat tidak dapat negatif, dan konverter penuh akan berperilaku seperti
semikonverter.
Gontoh 3-10
Ulangi contoh 3-8 untuk konverter penuh tiga fasa pada gambar 3-10a. Solusi :
Tegangan fasa Vs = 208/V3 = 120,1 V, Vm = V2VS = 169,83 V, Vn =0,5, dan R = 10
1 Tegangan keluaran maksimum Vdm = = 3^3 x
169,83/tc = 280,9 V. Tegangan keluaran rata-rata V* = 0,5 x 280,9 = 140,45 V.
Catatan : Faktor daya lebih kecil dari pada semikonverter tiga fasa, tetapi lebih tinggi
dari pada konverter setengah gelombang tiga fasa.
Contoh 3-11
Arus beban konverter penuh tiga fasa pada gambar 3-10a adalah kontinyu dimana
kandungan ripple-nya diabaikan. (a) Nayatakan arus masukan dalam deret Fourier,
dan tentukan faktor harmonisa HF arus masukan, faktor pergeseran DF, dan faktor
daya masukan PF. (b) Bila sudut penyaiaan a = rc/3, hitunglah V, HF, DF, dan PF.
Solusi : bentuk gelombang arus masukan ditunjukkan dalam gambar 3-10b arus
masukan sesaat dari salah satu fasa dapat dinyatakan dalam sebuah deret Fourier
sebagai berikut
dimana
Catatan : Bila kita bandingkan faktor daya dengan contoh 3-8, dimana beban resistif mumi,
akan terlihat bahwa faktor daya masukan tergantung pada faktor daya beban.
3-9.1 Konverter Penuh Tiga Fasa Beban RL Dari gambar 3-10b tegangan keluaran adalah
Dimana cot5 = cot + 71/6, dan Vab adalah tegangan saluran masukan. Dengan memilih vab
sebagai referensi tegangan, arys beban iL dan diperoleh dari
Contoh 3-12
Konverter penuh tiga fasa gambar 3-10a mempunyai beban L = 1,5 mH, R = 2,5 Q, dan E =
10 V. Tegangan saluran masukan Vab = 208 V (rms), 60 Hz. Sudut
Bila Vol dan v02 adalah tegangan konverter 1 dan 2, tegangan saat pada induktor selama
interval (n/6 + aO < cot < (rr/2 + aO adalah
(3-64)
(3-65)
Arus sirkulasi tergantung pada sudut penyalaan ai dan induktasi L,-. Arus tersebut menjadi
maksimum bila cot = 2rc/3 dan ai =.0. Walaupun tanpa beban luar, konverter dapat secara
kontinyu beropersi karena adanya arus pusar sebagai hasil dari tegangan ripple pada
induktor. Hal ini memungkinkan pembalikan arus beban beijalan dengan halus selama
perubahan dari operasi satu kuadran ke kuadran lain dan memberikan respon dinamik yang
cepat, terutama untuk penggerak motor elektrik.