Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

YURAENI
21216079

KEPERAWATAN JIWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
PROGRAM STUDI NERS PROFESI
2016

1
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN SENSORIK PERSEPSI: HALUSINASI

1. Kasus ( Masalah Utama )


Halusinasi adalah distorsi perseptual palsu yang terjadi dalam respons
maladaptif. Pasien secara aktual mengalami distorsi sensori yang menjadi
nyata dan berrespons terhadapnya, tidak ada stimulus eksternal (Stuart &
Laraia, 2005).
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang
diterima disertai dengan penurunan berlebihan distorsi atau kerusakan respon
beberapa stimulus. (Nanda,2006).
Gangguan sensorik persepsi: halusinasi adalah gangguan penerimaan
panca indera tanpa adanya sumber rangsang eksternal (Keliat, 2006)

Jenis-Jenis Halusinasi:
N Jenis halusinasi Data Obyektif Data Subyektif
O
1. Halusinasi Dengar: Bicara atau tertawa Mendengar
Klien mendengar suara dan sendiri suara-suara
bunyi yang tidak Marah-marah tanpa atau
berhubungan dengan sebab kegaduhan.
stimulus nyata dan orang Menyedengkan Mendengar
lain tidak mendengarnya telinga ke arah suara yang
tertentu mengajak
Menutup telinga bercakap-
cakap.
Mendengar
suara
menyuruh
melakukan
sesuatu yang
berbahaya.
2. Halusinasi Penglihatan: Menunjuk-nunjuk ke Melihat
Klien melihat gambaran arah tertentu bayangan,
yang jelas atau samar-samar Ketakutan dengan sinar, bentuk

2
tanpa stimulus yang nyata pada sesuatu yang geometris,
dan orang lain tidak tidak jelas. bentuk
melihatnya kartoon,
melihat
hantu atau
monster
3. Halusinasi Penghidu: Mengisap-isap Membaui
Klien mencium bau yang seperti sedang bau-bauan
muncul dari sumber tertentu membaui bau-bauan seperti bau
tanpa stimulus yang nyata tertentu. darah, urin,
dan orang lain tidak Menutup hidung. feses,
menciumnya kadang-
kadang bau
itu
menyenangk
an.
5. Halusinasi Pengecapan: Sering meludah Merasakan
Klien merasa makan Muntah rasa seperti
sesuatu yang tidak nyata. darah, urin
Biasanya merasakan atau feses
makanan yang tidak enak.
6. Halusinasi Perabaan: Menggaruk-garuk Mengatakan
Klien merasakan sesuatu permukaan kulit ada serangga
pada kulitnya tanpa di permukaan
stimulus yang nyata. kulit
Merasa
seperti
tersengat
listrik

3
TAHAP-TAHAP HALUSINASI

1. Tahap I : Menenangkan, ansietas tingkat sedang.


Secara umum menyenangkan.
Karakteristik : Merasa bersalah dan takut serta mencoba memusatkan
pada penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas. Individu
mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya dapat
dikendalikan dan bisa diatasi (non psikotik)
Perilaku yang teramati:
a. Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai
b. Menggerakan bibirnya tampa menimbulkan suara
c. Respon verbal yang lambat.
d. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasikkan .

2. Tahap II : Menyalahkan, ansietas tingkat berat. Halusinasi


menyalahkan.
Karakteristik : Pengalaman sensori bersifat menyalahkan dan
menakutkan, orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali
mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang
dipersepsikan, individu mungkin merasa malu karena pengalaman
sensorinya dan menarik diri dari orang lain (non psikotik)
Perilaku klien yang teramati :
a. Peningkatan SSO yang menunjukan ansietas. Misalnya peningkatan
nadi, tekanan darah dan pernafasan.
b. Penyempitan kemampuan kosentrasi.
c. Dipenuhi dengan pengalaman sensori mungkin kehilangan
kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dan realita.

3. Tahap III : Pengendalian, ansietas tingkat berat. Pengalaman sensori


menjadi penguasa.
Karakteristik : Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan
pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya.

4
Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami
kesepian jika pengalaman tersebut berakhir (Psikotik)
Perilaku klien yang teramati:
a. Lebih cendrung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya dari pada menolak.
b. Kesulitan berhubungan dengan orang lain
c. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari
ansietas berat seperti : berkeringat, tremor, ketidak mampuan
mengikuti petunjuk .
d. Tahap IV : Menaklukan , ansietas tingkat panik. Secara umum
halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik : pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu
tidak mengikuti perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak diintervensi terapeutik (psikotik)
Perilaku yang teramati :
a. Perilaku menyerang teror seperti panik .
b. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau mebunuh orang lain .
c. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti : amuk,
agitasi, menarik diri.
d. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek .
e. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Faktor predisposisi :
Teori biologi : faktor genetik yang mungkin terlihat dalam
perkkembangan suatu kelainan psikologis, kecacatan sejak lahir, teori
biokimia (peningkatan dopamin neurotransmiter yang menghasilkan
gejalagejala peningkatan aktivitas yang berlebihan
Teori psikososial : teori sistem keluarga (disfungsi perkembangan
keluarga/konflik keluarga), teori interpersonal (hubungan orang tuaanak
yang pernah ansietas), teori psikodinamik (mekanisme pertahan ego pada
waktu ansietas maladaptif).

5
b. Faktor presipitasi
Teori biologis : lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik,
berhubungan dengan perilaku psikotik, dan dopamin neurotransmiter
Teori psikologis : sosial budaya, kehilangan, kekacauan komunikasi
dalam keluarga, tidak ada hubungan saling terbuka sesama anggota
keluarga.

c. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik
termaksud :
a.Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang
tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari.
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c.Menarik Diri

d. Rentang Respons

RENTANG RESPONS NEUROBIOLOGIS

Respons Adaptif Respons Maladaptif


Pikiran logis Kadang pikiran Gangguan proses pikir
Persepsi akurat terganggu Halusinasi
Emosi konsisten Ilusi Pertukaran proses
dengan pengalaman Emosi berlebihan emosi
Perilaku sesuai atau kurang Perilaku tidak
Hubungan yang Perilaku yang terorganisir
harmonis tidak biasa Isolasi sosial
Menarik diri

Rentang respons neurobiologis menurut Stuart & Laraia, 2005 adalah


sebagai berikut:
a. Respons adaptif

6
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang
timbul dari hati sesuai dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu
sesuai dengan stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang
berhubungan baik mengenai masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang sungguh terjadi, karena rangsangan panca
indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek
datar yaitu rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan,
gangguan perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap,
keyakinan yang salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang
budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang
diterima melalui pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan
emosi yang tepat terhadap stimulus atau ketidakmampuan
berlebihan terhadap pengendalian kontrol diri (locus of control)
4) Perilaku yang tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang
tidak teratur

7
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami
individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai
suatu keadaan negatif atau mengancam

A. Prinsip Tindakan Keperawatan pada klien Halusinasi


a. Tetapkan hubungan saling percaya
b. Kaji gejala halusinasi.
c. Fokus pada gejala dan minta klien menjelaskan apa yang terjadi.
d. Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat dan atau
alkohol.
e. Jika klien bertanya,
f. nyatakan sederhana bahwa anda tidak mengalami stimulus yang sama.
g. Bantu klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan halusinasi (saat ini maupun yang
lalu).
h. Bantu klien identifikasi hubungan antara halusinasi dan kebutuhan yang
direfleksikannya.
i. Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.
j. Identifikasi cara gejala-gejala psikosis lainnya.

3. Pohon Masalah
Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensorik: Halusinasi Core Problem

Isolasi Sosial

a. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

8
Gangguan persepsi sensorik: halusinasi (pendengaran, penglihatan,
perabaan, penciuman, pengecapan)
DS : Ungkapan tentang isi, frekuensi, waktu, yang dilakukan, dan
perasaan saat terjadi halusinasi
DO :
Perilaku halusinasi: mendengarkan sesuatu, berbicara sendiri,
pandangan tajam ke suatu tempat, merasakan sesuatu di kulit,
pengecapan, menghidu sesuatu tanpa ada objeknya
Tingkat konsentrasi rendah, tidak mampu fokus pada lingkungan
Perilaku melamun, sampai dengan teror, melukai karena kendali
halusinasi

4. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensorik: halusinasi (pendengaran, penglihatan, perabaan,
penciuman, pengecapan)

5. Rencana Keperawatan : Terlampir

9
10

Anda mungkin juga menyukai