HALUSINASI
YURAENI
21216079
KEPERAWATAN JIWA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
PROGRAM STUDI NERS PROFESI
2016
1
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN SENSORIK PERSEPSI: HALUSINASI
Jenis-Jenis Halusinasi:
N Jenis halusinasi Data Obyektif Data Subyektif
O
1. Halusinasi Dengar: Bicara atau tertawa Mendengar
Klien mendengar suara dan sendiri suara-suara
bunyi yang tidak Marah-marah tanpa atau
berhubungan dengan sebab kegaduhan.
stimulus nyata dan orang Menyedengkan Mendengar
lain tidak mendengarnya telinga ke arah suara yang
tertentu mengajak
Menutup telinga bercakap-
cakap.
Mendengar
suara
menyuruh
melakukan
sesuatu yang
berbahaya.
2. Halusinasi Penglihatan: Menunjuk-nunjuk ke Melihat
Klien melihat gambaran arah tertentu bayangan,
yang jelas atau samar-samar Ketakutan dengan sinar, bentuk
2
tanpa stimulus yang nyata pada sesuatu yang geometris,
dan orang lain tidak tidak jelas. bentuk
melihatnya kartoon,
melihat
hantu atau
monster
3. Halusinasi Penghidu: Mengisap-isap Membaui
Klien mencium bau yang seperti sedang bau-bauan
muncul dari sumber tertentu membaui bau-bauan seperti bau
tanpa stimulus yang nyata tertentu. darah, urin,
dan orang lain tidak Menutup hidung. feses,
menciumnya kadang-
kadang bau
itu
menyenangk
an.
5. Halusinasi Pengecapan: Sering meludah Merasakan
Klien merasa makan Muntah rasa seperti
sesuatu yang tidak nyata. darah, urin
Biasanya merasakan atau feses
makanan yang tidak enak.
6. Halusinasi Perabaan: Menggaruk-garuk Mengatakan
Klien merasakan sesuatu permukaan kulit ada serangga
pada kulitnya tanpa di permukaan
stimulus yang nyata. kulit
Merasa
seperti
tersengat
listrik
3
TAHAP-TAHAP HALUSINASI
4
Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami
kesepian jika pengalaman tersebut berakhir (Psikotik)
Perilaku klien yang teramati:
a. Lebih cendrung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya dari pada menolak.
b. Kesulitan berhubungan dengan orang lain
c. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari
ansietas berat seperti : berkeringat, tremor, ketidak mampuan
mengikuti petunjuk .
d. Tahap IV : Menaklukan , ansietas tingkat panik. Secara umum
halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
Karakteristik : pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu
tidak mengikuti perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak diintervensi terapeutik (psikotik)
Perilaku yang teramati :
a. Perilaku menyerang teror seperti panik .
b. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau mebunuh orang lain .
c. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti : amuk,
agitasi, menarik diri.
d. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek .
e. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
5
b. Faktor presipitasi
Teori biologis : lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik,
berhubungan dengan perilaku psikotik, dan dopamin neurotransmiter
Teori psikologis : sosial budaya, kehilangan, kekacauan komunikasi
dalam keluarga, tidak ada hubungan saling terbuka sesama anggota
keluarga.
c. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik
termaksud :
a.Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang
tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari.
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c.Menarik Diri
d. Rentang Respons
6
1) Pikiran logis adalah pikiran yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah perasaan yang
timbul dari hati sesuai dengan pengalaman
4) Perilaku sesuai adalah perilaku yang dilakukan oleh individu
sesuai dengan stimulus atau harapan respons
5) Hubungan sosial harmonis adalah segala sesuatu yang
berhubungan baik mengenai masyarakat
b. Respons psikososial
1) Kadang pikiran terganggu
2) Ilusi adalah interpretasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang sungguh terjadi, karena rangsangan panca
indera.
3) Emosi berlebihan atau kurang: masalah emosi termasuk afek
datar yaitu rentang dan intensitas ekspresi emosi terbatas
4) Perilaku yang tidak biasa yaitu katatonia, gangguan pergerakan,
gangguan perilaku sosial
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain atau hubungan dengan orang lain
c. Respons maladaptif
1) Waham adalah merupakan salah satu gagasan yang menetap,
keyakinan yang salah, yang tidak sesuai dengan latar belakang
budaya klien
2) Halusinasi adalah ketidakmampuan individu mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang
diterima melalui pancaindera
3) Pertukaran proses emosi: Ketidakmampuan memunculkan
emosi yang tepat terhadap stimulus atau ketidakmampuan
berlebihan terhadap pengendalian kontrol diri (locus of control)
4) Perilaku yang tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang
tidak teratur
7
5) Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami
individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain sebagai
suatu keadaan negatif atau mengancam
3. Pohon Masalah
Risiko Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial
8
Gangguan persepsi sensorik: halusinasi (pendengaran, penglihatan,
perabaan, penciuman, pengecapan)
DS : Ungkapan tentang isi, frekuensi, waktu, yang dilakukan, dan
perasaan saat terjadi halusinasi
DO :
Perilaku halusinasi: mendengarkan sesuatu, berbicara sendiri,
pandangan tajam ke suatu tempat, merasakan sesuatu di kulit,
pengecapan, menghidu sesuatu tanpa ada objeknya
Tingkat konsentrasi rendah, tidak mampu fokus pada lingkungan
Perilaku melamun, sampai dengan teror, melukai karena kendali
halusinasi
4. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensorik: halusinasi (pendengaran, penglihatan, perabaan,
penciuman, pengecapan)
9
10