Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

TEKNOLOGI KARET
FILLER (MIKRO DAN NANO) DAN ADIKTIF UNTUK KARET

OLEH
KELOMPOK 5
ANGGOTA
1. GEMA KESA LUCKITA 1307113288
2. GILANG FATHUR RAHMAN 1307112931
3. HERU KRISTIANTO 1307113530
4. MARISSA APRILIANI 1307115144
5. RENY NUR HIDAYAH 1307123076
6. SASTRA SILVERSTER G 1107114148

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi karet alam Indonesia menempati peringkat kedua setelah
Thailand (USAID, 2007). Besarnya produksi karet alam Indonesia tidak
diimbangi dengan perkembangan riset dan teknologi pengelolaan karet alam yang
dapat memenuhi permintaan pasar industri. Hal ini terbukti dengan besarnya nilai
impor karet sintetik oleh industri hilir. Jenis industri yang menggunakan produk
karet sebgai bahan penunjangnya antara lain: pertambangan, perminyakan,
otomotif, dan perhubungan.
Besarnya permintaan produk karet sintetik oleh industri secara umum
disebabkan oleh spesifikasi produk yang diinginkan tidak dapt dipenuhi oleh
produk karet alam olahan yang ada saat ini. Untuk dapat memenuhi spesifikari
produk karet tersebut, perlu pengembangan riset dan penggunaan teknologi yang
lebih maju, mulai dari pembuatan formulasi sampai kepada proses
manufakturnya.
Spesifikasi produk karet tertentu dapat terpenuhi jika komponen-
komponen maupun faktor-faktor yang membentuk sifat-sifat tersebut dapat
diidentifikasi. Oleh karena itu, pembuatan formulasi sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti bahan baku, bahan kimia, dan parameter proses (Bhowick,
1994). Faktor-faktor tersebut sangat berguna dalam memberikan informasi sifat-
sifat mekanis dari produk karet yang dikembangkan. Sifat karet dapat dipengaruhi
dengan penambahan bahan pengisi (filler), dan penambahan bahan aditif lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi filler?
2. Bagaimana proses penambahan filler pada karet?
3. Apa saja jenis-jenis bahan aditif?
4. Apa saja produk-produk yang dihasilkan dengan penambahan filler
dan bahan aditif?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui fungsi filler
2. Mengetahui proses penambahan filler
3. Mengetahui jenis-jenis bahan aditif
4. Mengetahui produk-produk yang dihasilkan dengan penambahan filler
dan bahan aditif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karet
Karet adalah material yang bersifat unik yang dapat bersifat elastis dan
viskos. Bagian dari karet dapat digunakan sebagai isolator guncangan, getaran dan
benturan. Meskipun arti dari karet sudah meluas, arti karet biasanya ditujukan
untuk material kompon dan yang tervulkanisasi. Dalam keadaan mentah, arti karet
ditujukan untuk elastomer. Material elastomer dan karet memiliki berbagai macam
variasi sifat spesifikasi penting dari material elastomer dan karet diantaranya
mekanik, termal, listrik, optik, pengolahan, dan sifat fisik. Sifat mekanis meliputi
kekuatan sobek (Tear Strength), kekuatan tarik tertinggi (Ultimate Tensile
Strength), modulus tarik atau modulus elastisitas, perpanjangan dan kekuatan
impak terukur dengan pengujian izod dan sampel yang diberi notch. Sifat termal
meliputi temperatur maksimum penggunaan, temperatur transisi gelas,
konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal (Coefficient of Thermal
Expansion). Sifat listrik dan optik meliputi resistivitas listrik, kekuatan dielektrik,
konstanta dielektrik atau permitivitas relatif, indeks bias, dan transmisi cahaya.
Menurut Sommer (2009), pemrosesan dan sifat fisik meliputi densitas bulk atau
individu, penyerapan air, viskositas, temperatur prosesan, dan indeks aliran
lelehan (Melt Flow Index).
Pembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan tahap awal dari
produksi barang jadi karet. Pembuatan kompon dilakukan dengan cara
pencampuran karet dengan bahan kimia sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan
di dalam mesin pencampur dan pembentukan dilakukan di dalam mesin
pembentuk setelah terlebih dahulu dilunakkan. Mesin two roll mill mampu
menghasilkan kompon yang homogen dengan cara memasukkan dan
mendispersikan bahan-bahan pencampur kedalam karet sehingga mudah diolah.
Mesin pembentuk mampu melunakkan kompon dengan cara menggesek dan
memanaskannya di dalam silinder dan lalu dibentuk dalam cetakan. Dalam proses
pencampuran dan pembentukkan kompon diperlukan gaya geser yang cukup besar
untuk melunakkan bahan dan ditambah lagi dengan energi panas.

Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang


linear mengalami reaksi sambung silang (crosslinking) sehingga menjadi molekul
polimer yang membentuk rangkaian tiga dimensi. Reaksi merubah karet yang
bersifat plastis (lembut) dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat.
Vulkanisasi juga dikenal dengan proses pematangan, dan molekul karet yang
sudah tersambung silang dirujuk sebagai vulkanisasi karet. Secara umum
vulkanisasi dibagi menjadi tiga sistim yaitu pemvulkanisasian konvensional,
semiefisien, dan efisien. Untuk tujuan pembedaan ketiga sistim ini dibedakan
berdasarkan jumlah kuratif (perbandingan antara sulfur dan pencepat) yang
digunakan. Ketiga tujuan pembedaan antara sistim effisien dan tidak efisien
(sistim konvensional) digunakan faktor efisien sambung silang (Indra Surya,
2006).

2.2 Bahan Pengisi (Filler)


Bahan pengisi (filler) merupakan bahan paling besar kuantitasnya di dalam
suatu campuran karet setelah karet itu sendiri. Pada umumnya bahan pengisi
digunakan untuk memperkuat karet, meningkatkan kepadatan dan meningkatkan
sifat pemrosesan. Penguatan karet merupakan bidang terpenting dalam teknologi
karet karena dapat meningkatkan satu atau lebih sifat elastomer, sesuai
kegunaannya. Selain itu, pengguna bahan pengisi akan meningkatkan banyaknya
rantai polimer. Bahan pengisi yang digunakan secara meluas oleh industri karet
alam adalah karbon black, kaolin, dan kalsium karbonat (Long, 1985).
Bahan Pengisi adalah suatu aditif padat yang ditambahkan ke dalam
matrik polimer untuk meningkatkan sifat-sifat bahan, pengisi fungsional
menghasilkan peningkatan spesifik dalam sifat mekanik dan sifat fisis. Perlakuan
dari bahan pengisi memungkin menjadi pendukung beberapa mekanisme.
Beberapa pengisi membentuk ikatan kimia dengan materik sebagai penguat;
sebagai contoh, karbon hitam menghasilkan ikatan silang didalam elastomers
dengan memakai reaksi radikal (Ketan, 2002). Beberapa penelitian telah
menunjukan bahan pengisi mempunyai peranan penting dalam memodifikasi
sifat-sifat dari berbagai bahan polimer sebagai contoh, dengan cara menambahkan
pengisi akan meningkatkan sifat mekanik, elektrik, termal, optik dan sifat-sifat
pemrosesan dari polimer, sementara dapat juga mengurangi biaya produksi.
Peningkatan sifat-sifat tergantung pada banyak faktor-faktor termasuk aspek rasio
dari bahan pengisi, derajat disprsi dan orientasi dalam matriks, dan adhesi pada
interface matriks - bahan pengisi (Makadia, 2000; Cho dan Paul, 2000 , Premphet
dan Horanont, 1999). Partikel-partikel inorganik untuk bahan pengisi polimer
telah digunakan secara luas oleh karena pada umumnya lebih murah dalam
pembiayaan. Bahan pengisi yang sering digunakan adalah , fiber glas, mika, talk,
SiO2 dan CaCO3 biasanya membentuk mikro komposit dengan peningkatan sifat-
sifat, (Cho dan Paul, 2000; Makadia, 2000; Ray dan Okamoto 2003). Berbagai
jenis pengisi digunakan dalam polimer alam dan polimer sintetik adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat fisik bahan.
Penambahan pengisi bertujuan mengurangkan biaya , mewarnai,
menguatkan atau mengukuhkan bahan polimer. Secara umumnya, keupayaan
penguatan sesuatu pengisi dipengaruhi oleh tiga ciri yang utama yaitu ukuran
partikel dan luas permukaan, bentuk dan struktur permukaan serta aktivitas dan
sifat-sifat kimia permukaan. Pengisi penguat pada umumnya mempunyai ukuran
partikel yang kecil, permukaan yang aktif secara kimia, permukaan yang memiliki
pori dan bentuk yang tidak seragam dapat meningkatkan adhesi (Hanafi, 2000).
Peningkatan sifat fisik bahan polimer dikaitkan dengan ukuran partikel pengisi.
Contohnya, tegangan dan modulus polimer berpengisi bergantung kepada ukuran
partikel . Ukuran partikel pengisi yang kecil meningkatkan darajat penguatan
polimer berbanding dengan ukuran partikel yang besar (Leblanc, 2002). Ukuran
partikel mempunyai hubungan secara langsung dengan luas permukaan persatuan
massa bahan pengisi. Oleh itu, ukuran partikel yang kecil menyediakan luas
permukaan yang besar bagi interaksi di antara polimer matrik dan bahan pengisi,
seterusnya meningkatkan penguatan bahan polimer.secara umum , semakin kecil
ukuran partikel semakin tinggi interaksi antara bahan pengisi dan matrik polimer.
Kohls & Beaucage (2002) melaporkan jumlah luas permukaan dapat ditingkatkan
dengan adanya permukaan yang berpori pada permukaan pengisi. Dimungkinkan
bahwa polimer dapat menembus masuk ke dalam permukaan yang berpori ketika
proses pencampuran .Selain dari luas permukaan, kehomogen sebaran partikel
dalam matriks polimer juga penting bagi menentukan kekuatan interaksi di antara
pengisi dan matriks polimer. Partikel yang terserak secara homogen meningkatkan
interaksi melalui penjerapan polimer di atas permukaan bahan pengisi.
Sebaliknya, partikel yang tidak tersebar secara homogen memungkin
menghasilkan aglomerat atau penggumpalan di dalam matriks polimer. Wujud
aglomerat atau penggumpalan akan megurangi luas permukaan seterusnya
melemahkan interaksi di antara pengisi dan matriks dan mengakibatkan
penurunan sifat fisik bahan polimer.
2.2.1 Jenis-jenis Bahan Pengisi (Filler)
Pada proses pengolahan karet ada dua macam bahan pengisi yaitu :
1. Bahan pengisi tidak aktif
Bahan pengisi ini menambah kekerasan dan kekuatan pada bahan jadi
yang dihasilkan, tetapi sifat lainnya menurun. Biasanya bahan pengisi yang tidak
aktif lebih banyak digunakan agar untuk menekan harga karena bahan ini
harganya lebih murah. Contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium
karbonat, barium sulfat.
Kaolin adalah jenis lempung yang mengandung mineral kaolinit dan
terbentuk melalui proses pelapukan. Kaolin merupakan jenis tanah liat primer
yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan keramik putih karena sifatnya
yang sangat tahan api Harjanto S, 2001).
Kaolin memiliki komposisi utama berupa hidrous aluminium silikat
(Al2O3.2SiO2.2H2O) dan beberapa mineral penyerta. Secara fisik kaolin adalah
batuan yang terdiri dari tanah mineral, biasanya bewana putih bersih dan
kekuningan, lunak, berbutir halus. Kaolin termasuk bahan pengisi tidak aktif. Jika
ditambahkan ke dalam campuran lateks karet alam, akan menambah kekerasan
dan kekakuan. Selain itu kaolin juga lebih disukai karena harganya relative lebih
murah dibandingkan lainnya,
Carbon black dengan ukuran partikel kecil memberikan kuat tarik tertinggi
pada penambahan optimum. Modulus merupakan fungsi utama dari ukuran,
sruktur dan banyaknya penambahan karbon black. Makin meningkat struktur
carbon black makin tingi modulus dan akan meningkat lagi jika pemakaian
karbon black bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus, merupakan fungsi
dari struktur karbon black, tapi struktur yang makin tingi memberikan
perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak carbon black struktur tinggi yang
ditambahkan perpanjangan putus makin turun.
Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar seperti
N990(MT mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi
oleh meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh,
sedang struktur tinggi dan ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan
scorh.
Table berikut ini menunjukkan ukuran dan struktur carbon black serta
pengaruh ukuran dan stuktur terhadap sifat kompon.
Klasifikasi Indeks ukuran partikel Indeks stuktur
N220 (ISAF) 22 114
N330 HAF 27 102
N550 FEF 41 121
N762 SRF-LM 75 62
N990 MT 250 42
Tabel Pengaruh ukuran struktur terhadap sifat kompon
Penurunan ukuran partikel Peningkatan struktur
Sifat kompon
(struktur tetap) (struktur tetap)
Kekerasan Naik Naik
Kuat tarik Naik variable
Modulus Tak berpengaruh Naik
Perpanjangan putus Tak berpengaruh Turun
Resilience Turun Tak brpengaruh
Dispersibility Turun Naik
Kemantapan dimensi Tak berpengaruh Naik
(gren strength
Extrusion shrinkage
dan die well Tak berpngaruh turun
Dari kedua tabel tersebut diketahui bahwa derajad penguatan meningkat
dengan makin mengecilnya ukuran. Makin halus ukuran bahan pengisi makin
besar energy yang diperlukan untuk mendisperdikannya ke dalam karet, maka
makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan pengisi memegang peranan penting
pada kuat tarik kompon. Carbon black dengan ukuran partikel kcil memberikan
kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Modulus merupakan fungsi utama
dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon nlack. Makin meningkat
struktur carbon black makin tingi modulus dan akan meningkat lagi jika
pemakaian karbon black bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus,
merupakan fumgsi dari struktur karbon black, tapi struktur yang makin tingi
membrikan perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak carbon black struktur
tinggi yang ditambahkan perpanjangan putus makin turun.
Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar seperti
N990 MT mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi
oleh meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh,
sedang struktur tinggi dan ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan
scorh. Table berikut memberikan petunjuk pemilihan jenis karbon black untuk
beberapa produk barang jadi karet.

No Produk Jenis Karbon Black


Telapak ban (ketahan kikis dan sobek tinggi HAF,ISAF, SAF

1 Conveyor belt, hak dan sol sepatu hitam HAF


2 Carcass bahan (kalor timbul rendah SRF, GPF
3
4 Barag-barang ekstrusi, weather strip FEF, GPF-HS
5 Karet antiststik ISAF, HAF
6
7 General purpose moulding GPF, SRF
Oil seal, O-RING( taha oli dan pempatan SRF, MT, FT
tetap rendah

Sedangkan bahan pengisi non-black dapat dibagi menjadi 3 kelompok


sebagai barikut:

1. Penguat misalnya silica

2. Bukan penguat misalnya kalsium karbonat(whiting dan titanium oksida

3. Semi penguat misalnya kaolin

Silica mempunyai keasaman yang tinggi sehingga menghambat


vulkanisasi, diperlukan pencepat lebih banyak dan bahan tambahan seperti
senyawa amina, glycol dan coupling agent sepeti silane. Silane harus ditambahkan
kedalam karet sebelum bahan lain ditambahkan kdalam karet sebelum bahan lain
ditambahkan, jika tidak fungsinya sebagai coupling agent akan hilang.
Pengolahan karet dengan pengisi silica diperlukan suhu lebih tinggi untuk
mengurangi uap air karena silica bersifat higroskopis. Kalsium karbonat
mempunyai ukuran partikel yang besar dan bersifat tidak memperkuat. Titanium
dioksida dapat meningkatkan warna putih. Kaolin dapat meningkatkan sedikit
ketahanan abrasi dan modulus. Pada jenis yang keras mempunyai kemampuan
reinforcing lebih besar dri pada yang lunak. Kaolin dapat membantu ekstusi dalam
hal kelancaran dan kehalusan. Kaolin yang keras dapat menghindari penyusutan
dimensi (shrinkage). Jumlah pemakaian filer tergantung dari kebutuhan atau
kekerasan dari produk yang akan dibuat.
Gambar Carbon Black Komersial Gambar Carbon Black

Gambar Fly Ash


2. Bahan pengisi yang menguatkan (Aktif).
Bahan pengisi aktif atau penguat, contohnya karbon hitam, silica,
aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan
,ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus pada barang yang
dihasilkan. Kadang kadang bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam
campuran sebagai alternatif penghematan biaya. Bahan pengisi yang digunakan
dalam pembuatan benang karet adalah titanium dioksida (TiO2) yang berbentuk
tepung dan bewarna putih bersih.
2.3 Bahan Tambahan/Bahan Aditif
Untuk membuat barang-barang berbahan karet, agar mempunyai sifat-sifat
seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku
utama diperlukan juga bahan tambahan atau aditif. Penggunaan bahan tambahan
ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk
yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya , maka bahan tambahan atau bahan
pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi : bahan pembantu proses
vulkanisasi: bahan pemercepat (accelerator), bahan penggiat (activator
accelerator), bahan pemantap (stabilezer) dan bahan pendukung atau bahan
tambahan lainnya: bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan
pelumas (lubricant), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame
retardant dsb.
2.3.1 Bahan Pemercepat (Acceleator).
Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia
industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara
tak langsung juga menambah biaya. Bahan pencepat reaksi digunakan untuk
mengatasi kelambatan ini. Bahan pemercepat berfungsi untuk membantu
mengontrol waktu dan temperatur pada proses vulkanisasi dan dapat memperbaiki
sifat vulkanisasi karet. Beberapa jenis bahan pemercepat antara lain bahan
pemercepat organik. Misalnya, Marcapto Benzhoathizole Disulfida (MBTS),
Marcapto Banzhoathizole (MBT), dan Diphenil Guanidin (DPG), Tetra Metil
Thiura Disulfarat (TMTD) dan bahan pemercepat anorganik, misalnya Karbonat,
Timah hitam, Magnesium, dan lain-lain.
Klasifikasi accelerator berdasarkan struktur kimia:
1. Bahan Pencepat Thiazoles (Cepat-sedang)
Populer untuk mechanical rubber goods, ban sepeda, ban dalam, sepatu.
contoh: 2-Mercptobenzothiazole (MBT), Dibenzothiazyl Sulfida (MBTS).

Gambar MBT

Gambar MBTS
2. Bahan Pencepat Sulfenamida (Cepat-ditunda)
Populer untuk barang yang akan mengalami heavy dynamic
stresses seperti ban, conveyor belts dll. Contoh: N-Cyclohexyl-2-
benzothiazylsulfenamide (CBS), Benzothiazyl-2-
sulfen morpholide (MBS), Benzothiazyl-2 dycyclohexyl sulfonamide
(DCBS).
3. Bahan Pencepat Thiuram (Cepat)
Populer untuk Steam joints, stem hose, hot water bottles,food contactdll,&
booster untuk thiazol dan sulfenamida.
Contoh Tetrmetiltiuram disulfida (TMTD),
Tetrametiltiuram monosulfida (TMTM), Tetraetiltiuram disulfida (TETD).

Gambar TMTD
4. Bahan pencepat Ditiokarbamat (Ultra Cepat)
Bisa untuk low temp cured (115 - 125C), bisa untuk warna organik, putih,
transparan, adesif,& untuk barang lateks.
Contoh: Zinc diethyldithiocarbamate ZDEC,
Zinc dimethyldithiocarbamate (ZDMC),
Zinc dibutyldithiocarbamate (ZDBC)

Gambar ZDBC Gambar ZDEC


Gambar ZDMC
2.3.2 Bahan Penggiat atau pengaktif (Activator Acceleration)
Bahan pengaktif atau penggiat adalah bahan yang dapat meningkatkan
kerja dari bahan pemercepat. Fungsi bahan pengaktif atau pengiat adalah
menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak
termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses pengolahan karet.
Umumnya bahan pemercepat tidak dapat bekerja baik tanpa bahan pengaktif.
Bahan pengaktif yang bisa digunakan adalah ZnO, asam stearat, PbO, MgO dan
sebagainya. Campuran bahan pengaktif, bahan pemercepat dan belerang (S)
disebut sistem vulkanisasi dari kompon (vulcanising system of the coumpond).

Gambar ZnO
2.3.3 Bahan Penstabil (Stabillizer)
Stabilizer berfungsi untuk mempertahankan produk karet dari kerusakan,
baik selama proses, dalam penyimpanan maupun aplikasi produk. Ada 3 jenis
bahan penstabil yaitu : penstabil panas (heat stabilizer), penstabil terhadap sinar
ultra violet (UV Stabilizer) dan antioksidan.
UV stabilizer
UV stabilizer berfungsi mencegah kerusakan barang karet akibat pengaruh
sinar matahari. Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung sinar ultra violet
dengan panjang gelombang 3000-4000A yang mampu memecah sebagian besar
senyawa kimia terutama senyawa organik.
Antioksidan (Antioxidan)
Antioksidan adalah molekul yang mampu memperlambat ataupun
mencegah oksidasi molekul lain . Oksidasi merupakan suatu reaksi kimia yang
mentransfer elektron dari satu zat ke oksidator . Reaksi oksidasi dapat
menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai ,menyebabkan kerusakan
sel tubuh Antioksidan menghentikan reaksi berantai dengan melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi
lainnya dengan sendirinya teroksidasi. Oleh karena itu ,antioksidan sering kali
merupakan reduktor seperti senyawa tiol,askorbat ataupun polifenol.(Wikipedia).
Model pengisian ruang antioksidan dan glutasion. Bola kuning merupakan atom
sulfur yang memberikan aktivitas antioksidan, manakala bola merah, biru, putih,
dan kelabu mewakili atom oksigen, nitrogen, hidrogen, dan karbon secara
berturut-turut.

Bahan yang digunakan sebagai antioksidan pada karet alam adalah


sunproof dan wingstay L. Fungsi bahan ini adalah untuk melindungi benang karet
dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di dalam
udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap pengaruh ion ion tembaga,
besi dan mangan. Bahan antioksidan adalah bahan yang digunakan untuk
mengurangi proses oksidasi pada vulkanisat. Antioksidan dapat memperlambat
pengrusakan pada produk barang jadi karet. Penambahan bahan antioksidan
diperlukan karena kadar antioksidan alam dari karet cukup rendah, akibatnya
dapat menyebabkan karet mudah lengket, keras, retak-retak dan rapuh. Proses
oksidasi dapat terjadi karena panas, radiasi, ozon, oksigen, cuaca dan sebagainya.
Antioksidan berfungsi mencegah atau mengurangi kerusakan produk plastik
karena pengaruh oksidasi yang dapat menyebabkan pemutusan rantai polimer.
Tanda-tanda yang terlihat apabila produk plastik rusak adalah
Polimer menjadi rapuh.
Kecepatan alir polimer tidak stabil dan cenderung menjadi lebih tinggi.
Sifat kuat tariknya berkurang.
Terjadi retak-retak pada permukaan produk.
Terjadi perubahan warna .
Jenis bahan antioksidan diantaranya Butilated Hidroksi Toluen (BHT) dan Phenil-
Beta-Naphthyl-amine (PBN).

Gambar BHT
2..3.4 Bahan Antioksidan dan Antiozon
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh
oksigen maupun ozon yang terdapat di udara, karena unsur-unsur yang terkandung
dalam udara tersebut dapat menurunkan sifat fisik atau bahkan menimbulkan
retak-retak dipermukaan barang jadi karet. Bahan-bahan ini juga dapat melindungi
barang dari karet terhadap ion-ion peroksida yaitu ion tembaga, ion mangan atau
ion besi, serta terhadap suhu tinggi, sinar matahari, keretakan dan kelenturan.
Antioksidan dikelompokkan antara lain ke dalam:
1. Fenil nafrilamin (seperti PAN dan PBN)
2. Kondensat aldehid-amina (seperti agerite resin)
3. Kondensat keton-amina (seperti flectol H)
4. Turunan difenil-amina (contoh : nonox OD)
5. Fenil sulfida (seperti santowhite crystals)
6. Turunan fenol (seperti montaclere dan lonol)
Jenis wax atau lilin bisa juga membantu melindungi karet dalam kondisi
statis terhadap ozon (Krisna S, Bhuana, 1993).
2.3.5 Bahan Anti Degredant
Adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan
yang melindungi bahan jadi karet dari pengusangan dan peningkatan usia
penggunaaanya. Bahan yang sering digunakan antara lain: wax (anti ozonan)
senyawa amina dan senyawa turunan fenol (ionol)
Antidegradant digunakan dalam kompon untuk melindungi kompon karet
terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh oksigen, ozon cahaya matahari, katais
logam dan benturan mekanik. Anti degradant dapat dapat melindungi barang jadi
aret dari pengusangan dan peningkatan usia penggunaannya (life time) wax dapat
digunakan bersama-sama dengan antiozzonan melindungi karet dari ozon, wax
bermanfaat untk gerak statis dan anti ozonan dari senyawa amina untuk gerak
dinamis. Semyawa amina mudah migrasi dan meninggalkan bercak warna (stain)
jika bersentuhan, selain baik sebagai anti ozonan juga sebagai anti flek dan anti
oksidan barang jadi karet yang berwarna gelap. Anti degradant dari senyawa fenol
baik digunakan untuk barang jadi karet yang berwarna jernih atau putih.
Penggunaan bahan anti degradat pada umumnya berkisar 1-2 phr
2.3.6. Inisiator
Inisiator sering digunakan untuk membentuk radikal bebas. Sebahagian
besar polimer sintetik dihasilkan melalui proses polimerisasi reaksi rantai yang
sering disebut polimerisasi adisi. Inisiator organik seperti benzoil peroksida
banyak digunakan sebagai perekat yang bahagiannya sama dari suatu inisiator dan
suatu cairan seperti dibutil flatat. Peroksida organik mudah diuraikan dan dapat
dipercepat dengan pemanasan. Penambahan dalam jumlah sedikit dari amina
tersier seperti : C6H6N(CH2)2 atau N,N-dimetil aniline atau dengan garam-garam
organik dari logam-logam kuat seperti kobal naphthenat.

2.3.7 Bahan Pelunak (Plasticizer)


Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian
bentuk. Penambahan bahan pengisi yang cukup banyak perlu diimbangi dengan
bahan pelunak. Apabila karet harus dicampur dengan banyak bahan pengisi, karet
akan menjadi jenuh (kurang elastis) dan keras. Untuk mempertinggi elastisitas
menurunkan kadar kekerasan ditambahkan bahan pelunak (Rubber Sticting,
1983).
Menurut Abednego, penambahan bahan pelunak ke dalam kompon karet,
menghasilkan sifat-sifat berikut :
1. Memudahkan pencampuran bahan pengisi ke dalam kompon karet.
Penambahan bahan pengisi harus diimbangi dengan penambahan bahan
pelunak. Penambahan bahan pengisi akan meningkatkan kekerasan,
sedangkan penambahan bahan pelunak akan mengurangi kekerasan.
Penambahan bahan pengisi dan bahan pelunak bersama-sama akan
menghasilkan vulkanisat dengan kekerasan tetap, tapi kekuatan
vulkanisatnya akan berkurang.
2. Mempersingkat waktu dan menurunkan suhu pencampuran.
3. Menghambat" Scorch" (penghangusan)
4. Memudahkan proses pemberian pembentukan
Contoh bahan pelunak ialah minyak mineral (senyawa parafinik, naftenik,
aromatik, lilin parafin (parafin wax dan minyak nabati. Minyak aromatik
bercampur baik dengan karet alam, SBR (styrene butadiene rubberl, dan BR
(butadiene rubber, akan tetapi kurang baik untuk IIR [isobulylene-isoprene (butyl
rubber)] dan EPDM (ethylene propynele terpolymer rubber). Sedangkan minyak
parafinik mempunyai sifat sebaliknya. Khusus untuk karet-karet polar seperti
NBR [acrylonitrilbutadienecopolymer (nitril rubberl] dan CR (polychloroprene
rubber) digunakan bahan pelunak ester, seperti DOP (dioktilftalat dan DBP
(dibutilftalat). Bahan pelunak jenis lain adalah bitumen (mineral rubberl, pinetar
dan faktis. Damar (coumarone resin, phenolic resin) lebih banyak digunakan
untuk meningkatkan daya rekat (tackiness) kompon karetnya, sedangkan
petroleum dan parafin wax berfungsi sebagai pelumas (lubricant). Asam stearat
adalah salah satu contoh bahan pelunak. Asam stearat umumnya diperoleh dari
hidrolisa lemak. Asam stearat penting dalam vulkanisasi karet yang dapat bereaksi
dengan seng oksida atau dengan logam oksida lainnya. Selama vulkanisasi untuk
membentuk karet yang dapat larut pada garam, yang mana pada gilirannya
bereaksi dengan bahan pencepat (Akiba & Hashim, 1997).
2.3.8 Bahan Pewangi
Bau karet yang khas serta bau bahan kimiayang tidak enak, dapat
dihilangkan dengan menambahkan bahan pewangi. Walaupun tidak semua jenis
karet menggunakan bahan pewangi, tetapi ada beberapa jenis yang
menggunakannya. Contoh bahan pewangi antara lain Rodo 10.
2.3.9 Bahan Peniup
Fungsi bahan peniup adalah membentuk pori halus yang menyebabkan
karet menjadi ringan dan empuk. Bahan peniup ini terutama digunakan untuk
pembuatan karet mikroseluler. Contohnya porofor BSH dan Vucacel BN.
2.3.10 Bahan Pewarna
Bahan pewarna dicampurkan untuk memberikan warna pada barang yang
akan dihasilkan. Bahan pewrna yang digunakan adalah zat warna organic yang
larut dalam air, tidak mengandung logam tembaga, tidak beracun dan tidak
mengandung unsur mangan. Penggunaan bahan pewarna tergantung dari jenis
warna apa yang dinginkan, misalnya Genedyne Black untuk memberikan warna
hitam.
2.4 Proses Penambahan Bahan Pengisi (Filler) dan Bahan Aditif
Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat
pencampur (mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin
giling terbuka (open mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka
yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua
rol berbeda (penggilangan dengan friksi). Lebar celah diatara dua rol dapat diatur
dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon, sebelum proses
pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut dengan
proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi
lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia
mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah
karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian
rupa sampai diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian
bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan
dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit
demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang. Setelah semua bahan
kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan dipotong dan dikeluarkan dari
gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi untuk dibentuk menjadi bentuk
lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.
2.5 Contoh Produk Hasil Penambahan Filler dan Bahan Aditif

1. Sol Sepatu
Sol sepatu adalah permukaan sepatu yang langsung bersentuhan dengan
lantai. Sol biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang dibuat oleh
sebuah calendar (Marthan, 1998). Sol sepatu merupakan salah satu faktor penentu
kualitas sepatu. Sol sepatu boots dibuat dari kompon keras (hard sol). Umumnya,
sepatu boots dibuat dengan warna dasar hitam. Karena itu pembuatan sol sepatu
boots digunakan bahan yang sifatnya keras seperti karet RSS, dan bahan pengisi
dari hitam arang. Penggunaan sol karet di Indonesia ini sangat besar, dari data
hasil survey potensi industri alas kaki, diperkirakan 50% dari konsumsi sol di
Indonesia adalah sol karet (Profil Industri Kecil, 1986).
Syarat utama yang harus dimiliki oleh sol adalah ketahanan, kelenturan,
kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan serta bagian atas sol yang melekat
(Marthan, 1998). Dalam pembuatan sol sepatu kompon merupakan campuran
karet mentah dengan beberapa bahan kimia (ZnO, St acid, chemisil, paraffinic oil,
TiO2, SP, sulfur, MBTS, DPG,DEG, CaCO3) yang terlebih dahulu diramu dengan
mencampurkannya menggunakan open mill atau banburi untuk mendapatkan
kompon karet yang siap divulkanisasi. Kedalam kompon ditambahkan bahan
pengisi dengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik, memperbaiki
karakteristik pengolahan dan menurunkan biaya. Kompon sol sepatu adalah
kompon standar yang digunakan dalam pembuatan sol sepatu. Dan untuk
selanjutnya dilakukan pengujian sifat-sifat mekanik vulkanisat karet dari kompon
sol sepatu yang sudah jadi. Hasil pengujian sifat mekanik sol sepatu dapat
diketahui dengan menyesuaikan hasil pengujian terhadap hasil yang baku. Standar
mutu sol sepatu secara umum dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Sebenarnya formula sol sepatu sangat bervariasi, tergantung pada kualitas
dan karakteristik tertentu yang perlu dipertimbangkan tetapi umunya formula
dasarnya tertera pada table dibawah ini:

Carbon black, tanah liat, pemutih, bubuk, magnesium karbonta, serat alam dan
lain-lain (Sumber: SBP Board Of Consultants and Enginners, 1987)
BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Bahan Pengisi (Filler) merupakan suatu aditif padat yang ditambahkan
ke dalam karet untuk meningkatkan sifat-sifat bahan, pengisi fungsional
menghasilkan peningkatan spesifik dalam sifat mekanik dan sifat fisis. Perlakuan
dari bahan pengisi memungkin menjadi pendukung beberapa mekanisme. Bahan
pengisi dapat meningkatkan kekuatan bahan karet.
2. Ukuran filler yang lebih halus atau kecil lebih baik daripada yang
berukuran besar, karena luas permukaan filler semakin luas sehingga menyatu
dengan karet.
3. Bahan tambahan atau bahan aditif berfungsi untuk membuat barang-
barang berbahan karet mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki,
Penggunaan bahan tambahan tergantung pada bahan baku yang digunakan dan
mutu produk yang akan dihasilkan.
4. Jenis-jenis bahan aditif bahan pembantu proses vulkanisasi: bahan
pemercepat (accelerator), bahan penggiat (activator accelerator), bahan
pemantap (stabilezer) dan bahan pendukung atau bahan tambahan lainnya: bahan
pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant),
pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame retardant dsb.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai