Anda di halaman 1dari 2

Ekowisata Konservasi Penyu di Pantai Taman, Pacitan

Pantai taman merupakan pantai yang terletak di Desa Hadiwarno Kec. Ngadirojo Kab.
Pacitan . Pantai Taman masih terjaga keasriaannya dengan udara segar dan air pantai yang
masih bersih. Sifat fisik wilayah Pantai Selatan Jawa umumnya memiliki kontur yang curam.
Kondisi topografi berupa kombinasi antara dataran rendah (pantai), bukit dan pegunungan.
Pantai taman yang terletak di Pantai Selatan Jawa sudah sejak lama dikenal sebagai tempat
peneluran penyu dapat dikatakan termasuk jenis pantai berpasir halus. Pantai berpasir
dicirikan oleh ukuran butiran sedimen halus dan memiliki tingkat bahan organik yang tinggi.

Gambar. Pantai Taman, Pacitan


Kondisi pantai demikianlah yang menyebabkan beberapa macam spesies penyu hidup
dan berkembangbiak. Penyu merupakan kelompok hewan purba saat ini dalam kondisi
semakin mendekati kepunahan, oleh karena itu perlu dilakukannya kegiatan konservasi untuk
melindungi dan menyelamatkan populasi penyu, terutama di Indonesia karena terdapat 6 dari
7 spesies penyu yang masih ada di dunia saat ini. Pantai Taman di Desa Hadiwarno Kec.
Ngadirojo Kab. Pacitan didiami 4 dari 6 spesies penyu di Indonesia.
4 jenis penyu (dari 7 jenis penyu dunia) tersebut yaitu: penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas), dan
penyu blimbing (Dermochelys coriacea). Setiap jenis penyu diklasifikasikan sebagai
terancam, terancam punah, dan sangat terancam punah.
Upaya untuk menjaga agar keberadaan penyu laut tetap lestari telah dilakukan di
Pantai Taman, antara lain: menjaga pantai tempat penyu bertelur, membuat daerah penetasan
telur buatan dan membuat kolam pembesaran tukik sebelum dilepaskan kembali ke lautan.
Upaya konservasi penyu terbilang sukses dengan kegiatan ekowisata sebagai
penunjang dananya. Penangkaran penyu ini dikelola warga setempat yang difasilitasi Dinas
Kelautan dan Perikanan Pacitan. Peran aktif masyarakat dilakukan dengan membangun
hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat di antaranya dengan pelibatan masyarakat
sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga tahap pelaksanaan serta monitoring dan
evaluasi, menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan
ekowisata, memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar tidak
terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat serta menyediakan
peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.

Gambar. Tempat Konservasi Penyu


Tujuan dari dilakukannya kegiatan konservasi penyu di pantai Taman sebagai objek
ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan potensi
sumber daya alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang
berkesinambungan. Pengembangan konservasi penyu sangat mungkin diunggulkan, karena
satwa penyu merupakan satwa langka dunia sehingga perlindungan penyu akan sangat
mungkin dapat menggaet perhatian dunia internasional.Selain adanya tempat konservasi
penyu yang mampu menarik daya minat pengunjung baik domestik maupun mancanegara ada
beberapa fasilitas lain yang tersedia di pantai Taman ini yang dapat memberi kesan bagi
pengunjungnya yaitu diantaranya pusat informasi mengenai penyu, kolam renang, dan flying
fox terpanjang di Indonesia sepanjang 367 m. Pembangunan flying fox tersebut ber-fungsi
untuk menarik wisatawan datang berkunjung sekaligus membantu upaya konservasi dan
untuk kampanye konservasi penyu secara nasional maupun internasional. Hal tersebut
dikarenakan Desain pengelolaan konservasi penyu yang baik membutuhkan adanya
dukungan infrastruktur yang ekstensif, pembinaan kapasitas dan pembiayaan yang tinggi.

Gambar. Flying Fox

Anda mungkin juga menyukai