Anda di halaman 1dari 3

Soal-soal ujian board nasional 15 Oktober 2008:

Stasion 1. Epilepsi

1. Kasus dengan simulasi pasien : Seorang laki-laki, 35 tahun menderita epilepsi


sejak 5 tahun yll.
2. Lakukan anamnesis untuk menegakkan diagnosis.

Stasion 2. Pemeriksaan motorik

1. Kasus : Paraparesis lesi UMN.


2. Lakukan pemeriksaan motorik 7.

Stasion 3. Kasus Lesi LMN: Lemah keempat anggota gerak disertai kesemutan
ditangan dan kaki.

1. Sebutkan kemugkinan diagnosis dan DD/ SGB, Periodik Paralisis dan


Miastenia Gravis.
2. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis LP, kemudian
penguji menunjukkan hasil LP; sel 8, protein 70, glukosa normal. Bagaimana
hasil interpretasi hasilnya ? sel normal, protein meningkat, glukosa normal
disebut disosiasi sitoalbumin.
3. Pemeriksaan penunjang yang lain ENMG, hasil ditunjukkan dan baca
hasilnya. Interpretasi hasil apa? Pada gelombang F apa yang terjadi ? blok
konduksi, tidak timbul gelombang F.

Stasion 4. Kasus : Laki-laki lemah anggota gerak bawah, onset 3 minggu, ada nyeri
radikuler. Suami menderita TB paru.

1. Umbilikus letak lesi sesuai torakal bawah, kurang lebih TH 10.


2. Pemeriksaan yang dibutuhkan foto polos torakal AP/Lat, LP untuk
membuktikan adanya blok / tidak caranya tes Quectkensted, Mielografi,
MRI.
3. Penyebab nyeri radikulernya? terjadi penekanan radiks kelainan di
ekstradural. Diagnosis nya apa ? spondilisis TB. DD/ pada pasien ini?
Tumor, trauma, vaskular.

Stasion 5. MRI

1. Baca hasil MRI T1, T2, Hipointens


2. Letak sesuai dengan perdarahan arteri ?
3. Hasil kesimpulan MRI lesi infark didaerah A. serebri media.

Stasion 6. Nyeri kepala : Simulasi pasien : Wanita mengeluh nyeri kepala separuh.

1. Lakukan anamnesis untuk menegakkan diagnosis.


- Menyapa
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan keluhan utama
- Menanyakan sifat nyeri
- Menanyakan faktor pencetus
- Menanyakan aktivitas sehari Ada dibuku diagnosis migraine.

Stasion 7. Neurotraumatologi dan emergency. Kasus : Laki-laki 25 tahun kecelakaan


lalulintas. GCS 7. TD 100/60 mmHg. Muntah (+) dan kejang (+).

1. Tentukan tindakan untuk emergency Tentukan CK berat atas dasar GCS 7.


2. Putus kejang dengan diazepam 10 mg iv, tunggu 10-15 menit, bila kejang
diazepam kembali.
3. Tindakan yang dilakukan 1. Fiksasi leher. 2. ABC baca sendiri.3.
Turunkan TIK baca sendiri.4. Atasi hipotensi baca sendiri

Stasion 8. Baca CT-scan kepala

1. Cara baca CT_scan kepala


2. Cara menghitung volume perdarahan
3. Tentukan terapi medik dan terapi bedah ada di Guideline 2007.

Stasion 9. NeuroOphtalmologi; Kasus neuritis optika

1. Terangkan Swinging Flash Light Reflex ada dibuku neuroophtalmologi


warna hijau, tipis, tapi harus yang asli karena ada gambarnya pada
pemeriksaan pupil yang sehat, pupil akan berkontraksi mengecil, sedangkan
pupil yang sakit ikut mengecil. Apabila sinar dipindahkan kemata yang sakit
pupil tidak bereaksi. Mata sebelah juga tidak ada reaksi.
2. Sebutkan 5 penilaian funduskopi. 1. Batas pupil tegas/kabur. 2. Warna pupil
hiperemis. 3. Cuping (-). 4. Pembuluh darah perbandingan arteri vena 2:3.
5. Retina terdapat perdarahan dan eksudat reflex makula (-).
3. Kesimpulan : didapatkan adanya papil edema.

Stasion 10. Demensia. Kasus : Seorang laki-laki tua dengan keluhan sering lupa,
sering kencing, kesulitan berjalan.

1. Tentukan jenis demensianya NPH , hasil CT-Scan diperlihatkan, baca hasil


CT-Scan. 1. Edema periventrikel.2. Pembesaran ventrikel Hidrosefalus
2. Terapi yang diberikan pada pasien ini VP shunt

Stasion 11. LBP. Kasus : Nyeri menjalar, memberat dengan bersin dan mengejan

1. Diagnosisnya apa?
2. Sebutkan ciri redflags?

Stasion 12. EEG. Kasus : Dengan kejang umum. Hasil EEG baca !

1. Kesimpulan hasil EEG


Stasion 13. Instirahat

Yang ujian : Dr. Jubelhki Sirait

Penulis ulang : Dr. Darmawan

Catatan :

1. Setiap stasion wajib menyapa penguji.


2. Wajib belajar.
3. Yang belum mengerti / tidak ada stase mohon stase ulang.

Anda mungkin juga menyukai