Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH THERMODINAMIKA

Hukum Pertama Termodinamika


(Pemicu 2)

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Wahidin NPM. 1506673536
2. Aisyah Latifah NPM. 1506717916
3. Dionisius P.W NPM. 1506746071
4. Aisyah Fadhlillah NPM. 1606951166
5. Chunairil Wijaya NPM. 1606951185

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
2017

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak-Nya laporan yang
berjudul HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk pembuatan tugas penulisan laporan pemicu 2
mata kuliah Thermodinamika. Selain itu, tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui konsep sifat senyawa murni beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan.Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini
dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1 Ibu Dr. Ir. Praswasti PDK Wulan, MT yang telah memberikan kepercayaan dan
kesempatan untuk membuat laporan, juga memberikan pengarahan dan bimbingannya
kepada penulis,
2 Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar laporan ini dapat menjadi
lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.
Penulis berharap laporan yang sederhana ini dapat menambah pengetahuan pembaca
mengenai Hukum Pertama Termodinamika beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
serta bermanfaat bagi rekan mahasiswa dan semua kalangan masyarakat.

Depok, 6 Maret 2017

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................1


DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB II. ISI PEMICU.......................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................37

2
BAB I
ISI PEMICU

1. Sebagai calon sarjana Teknik Kimia, peserta kuliah Termodinamika dari Universitas Depok
diingatkan untuk secara konsisten mengamati bahwa massa dan energi dikonservasi.
Pengamatan ini telah dikenal sebagai hukum pertama termodinamika yaitu energi tidak
dapat diciptakan maupun dihancurkan, hanya dapat mengubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Energi datang dalam berbagai bentuk. Seluruh peserta kuliah diminta untuk
membuat daftar semua jenis energi dan memberikan contoh dalam kehidupan nyata
masing-masing.
Jawab :
a. Energi Bunyi
Bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Ketika kita mendengar bunyi guntur yang
sangat keras, terkadang kaca jendela rumah kita akan ikut bergetar. Hal ini karena bunyi
sebagai salah satu bentuk energi merambatkan energinya melalui udara. Sebenarnya ketika
terjadi guntur, energi yang dimiliki guntur tidak hanya mengenai kaca rumah tetapi
mengenai seluruh bagian rumah. Akan tetapi, energi yang dimiliki Guntur tidak cukup
besar untuk menggetarkan bagian rumah yang lainnya.

b. Energi Listrik

Energi listrik merupakan energi kinetik yang dihasilkan dari pergerakan elektron, yaitu
partikel bermuatan negatif (-). Muatan listrik yang bergerak akan menimbulkan arus listrik.
Energi listrik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebagai
penerangan. Energi listrik juga dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin. Energi
listrik yang biasa kita gunakan dalam rumah tangga berasal dari pembangkit listrik.
Pembangkit listrik tersebut menggunakan berbagai sumber energi, seperti air terjun, reaktor
nuklir, angin, atau matahari. Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik sangat
besar. Untuk menghasilkan sumber energi listrik yang lebih kecil, energi listrik yang
dihasilkan baterai dapat menyalakan bohlam, sinar dari bohlam merupakan salah satu
bentuk energi elektromagnetik.

c. Energi Kimia
Energi kimia merupakan energi yang dilepaskan selama reaksi kimia. Energi ini dapat
bertransfomasi ketika suatu reaksi kimia dilangsungkan, seperti reaksi pemutusan ikatan
yang akan menghasilkan elemen-elemen produk. Contoh dalam kehidupan yaitu: nasi yang
mengandung glukosa (C6H12O6), di dalam sel tubuh akan mengalami reaksi pembakaran
oleh oksigen yang kita hirup untuk menghasilkan CO2 dan H2O serta energi yang
dihasilkan untuk melakukan kerja, sedangkan energi kimia yang terlibat dalam ikatan
produk tentunya memiliki karakteristik yang berbeda untuk reaktan berupa glukosa.
3
Contoh energi kimia lainnya adalah pada peristiwa menyalanya kembang api. Energi kimia
yang terkandung dalam bahan bakar jenis ini sangat besar sehingga dapat digunakan untuk
menggerakkan mobil, pesawat terbang, dan kereta api.

d. Energi Elektromagnetik

Energi elektromagnetik dapat berupa radiasi gelombang elektromagnetik, seperti


gelombang radio, sinar-X, sinar dll, serta cahaya terlihat dan tak terlihat. Contoh:
gelombang radio yang dapat ditransmisikan ke dalam bentuk suara.

e. Energi Kalor (Panas)

Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat mengakibatkan perubahan suhu
maupun perubahan wujud zat. Energi kalor pada umumnya adalah hasil sampingan dari
perubahan bentuk energi lainnya. Energi kalor dapat diperoleh dari energi kimia, misalnya
pembakaran bahan bakar. Energi kalor juga dapat dihasilkan dari energi kinetik benda-
benda yang bergesekan. Sebagai contoh, ketika kamu menggosok-gosokkan telapak
tanganmu maka kamu akan merasakan panas pada telapak tanganmu.

f. Energi Pegas

Setiap benda yang elastis atau lentur memiliki energi pegas. Jika memberikan gaya
terhadap benda elastis tersebut seperti menekan, menggulung, atau meregangkan sebuah
benda elastis, maka kemudian benda tersebut akan kembali ke bentuk semula. Ketika
benda tersebut kamu beri gaya maka benda memiliki energi potensial. Ketika gaya kamu
lepaskan, energi potensial pada benda berubah menjadi energi kinetik. Contoh benda
elastik antara lain, per, trampoline, ketapel, pegas dan busur panah.

g. Energi Nuklir

Energi nuklir merupakan energi yang tersimpan dalam inti suatu atom (nukleus). Energi ini
dapat dihasilkan melalui reaksi nuklir sebagai reaksi fusi dan fisi dari inti atom. Reaksi
nuklir terjadi pada inti atom yang pecah atau bergabung menjadi inti atom yang lain dan
partikel-partikel lain dengan melepaskan energi kalor. Reaksi nuklir terjadi di matahari,
reaktor nuklir, dan bom nuklir. Energi yang ditimbulkan dalam reaksi nuklir sangat besar,
oleh karena itu dibeberapa negara energi nuklir digunakan sebagai pembangkit listrik.

h. Energi Cahaya

Energi cahaya dapat diperoleh dari benda-benda yang dapat memancarkan cahaya,
misalnya matahari, api dan lampu. Energi cahaya biasanya disertai bentuk energi lain
seperti energi kalor (panas). Bahkan dengan menggunakan sel surya, energi yang
dipancarkan oleh matahari dapat diubah menjadi energi listrik.

i. Energi Mekanik

4
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena sifat geraknya. Energi
mekanik terdiri dari energi potensial dan energi kinetik.

Secara matematis dapat dituliskan :

Em = Ep + Ek

dimana Em = Energi Mekanik; Ep = Energi Potensial ; Ek= Energi kinetik

j. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya (kedudukan) terhadap
suatu acuan. Sebagai contoh sebuah batu yang kita angkat pada ketinggian tertentu
memiliki energi potensial, jika batu kita lepas maka batu akan melakukan kerja yaitu
bergerak ke bawah atau jatuh. Jika massa batu lebih besar maka energi yang dimiliki juga
lebih besar, batu yang memiliki energi potensial ini karena gaya gravitasi bumi, energi ini
disebut energi potensial bumi.

Energi potensial bumi tergantung pada massa benda, gravitasi bumi dan ketinggian benda.
Sehingga dapat dirumuskan:

Ep = m.g.h

dimana :

Ep = Energi potensial

m = massa benda

g = gaya gravitasi

h = tinggi benda

k. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Makin besar kecepatan
benda bergerak makin besar energi kinetiknya dan semakin besar massa benda yang
bergerak makin besar pula energi kinetik yang dimilikinya.

Secara matematis dapat dirumuskan:

Ek = 1/2 ( m.v2 )

dimana :

Ek = Energi kinetik

m = massa benda

5
v = kecepatan benda

2. Energi internal dan entalpi adalah dua termodinamika kuantitas atau variabel yang
digunakan dalam persamaan keseimbangan energi. Energi panas ditambahkan ke gas
molekul poliatomik dapat muncul sebagai energi rotasi dan vibrasi (serta translasi) dari
molekul gas. Jelaskan energi internal molekul gas dalam hal mode yang berbeda gerak:
translasi, rotasi, dan mode getaran, selain kontribusi elektronik. Gunakan diagram berikut
menunjukkan distribusi Boltzmann populasi untuk rotasi, getaran, dan tingkat energi
elektronik pada suhu kamar.

Jawab :
Energi Internal Molekul Gas Dalam Hal Mode Gerak Dan Distribusi Boltzmann

Energi internal (energi dalam) molekul gas dapat didefinisikan sebagai berikut:

U= C v dT

Pada gerak translasi, nilai kapasitas panas dari molekul gas adalah:

3
C v = nR
2

Sehingga, energi dalamnya adalah:

6
3
U= nRT
2

Ketika molekul gas mulai mengalami gerak rotasi, nilai kapasitas panasnya menjadi:

5
C v = nR
2

Sehingga, energi dalamnya adalah:

5
U= nRT
2

Dan ketika molekul gas mulai mengalami gerak rotasi, nilai kapasitas panasnya menjadi:

7
C v = nR
2

Sehingga, energi dalamnya adalah:

7
U= nRT
2

Hal ini dapat dijelaskan dalam gambar berikut:

Gambar 1. Diagram Cv versus T pada Molekul Gas


sumber: www.ux1.eiu.edu
7
Distribusi Boltzmann dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Ei E j
N i ( kT )
=e
Nj

Dengan k adalah nilai konstanta Boltzmann sebesar 1,381 x 10 -23 J/K. Dalam
pengaplikasiannya untuk tingkat energi, terdapat beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

Semakin tinggi keadaan energi suatu molekul, semakin sedikit populasi molekul yang
menempati keadaan tersebut.
Semakin tinggi suhu suatu molekul, semakin banyak populasi molekul yang menduduki
keadaan energi tinggi,
Tingkat energi akan semakin banyak terpopulasi apabila perbandingan antara Ei Ej
dengan kT dekat (seperti dalam gerak translasi dan gerak rotasi).

Dari gambar 4 pada pemicu, ditunjukan bahwa tingkat energi pada gerak rotasi lebih
banyak terpopulasi daripada gerak vibrasi dan gerak elektronik pada suhu ruangan. Hal ini
bersesuaian dengan poin ketiga dari pernyataan mengenai distribusi Boltzmann diatas.
Lalu, pada diagram, semakin tinggi tingkat energinya, semakin sedikit populasi molekul
yang menempati tingkat eergi tersebut. Hal ini bersesuaian dengan poin pertama dan poin
kedua dari pernyataan mengenai distribusi Boltzmann diatas.

3. Jelaskan bagaiman kita bisa memperkirakan kapasitas panas gas monoatomik dan
poliatomik yang ideal sebagai fungsi suhu (Ar, H20, dan CO2) berdasarkan prinsip
ekurpartisi. Plot nilai teoritis dibandingkan dengan nilai yang Anda peroleh dengan
menggunakan persamaan kapasitas panas gas ideal dan parameter-parameter yang
diberikan dalam Buku Smith dan van Ness atau Moran and Saphiro. Pelajari diagram yang
di berikan di bawah ini. Jelaskan mengapa ada diskontinuitaas dalam plot kapasitas panas
air. Hitung panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol gas metana dari 300 K
sampai 800 K, dengan menggunakan data yang di tampilkan . Apakah Anda pikir masuk
akal mengasumsikan kapasitas panas yang konstan untuk seluruh rentang suhu?

8
Gambar 2. Grafik Cpm terhadap Temperatur
sumber: www.dickyHans.blogspot
Jawaban:
Teorema ekuipartisi atau yang disebut juga dengan ekuipartisi energi, menyatakan
bahwa setiap derajat kebebasan yang muncul pada energi total memiliki nilai rata-rata
energi senilai 12 kBT pada kesetimbangan termal dan menyumbang 12 kB ke dalam sistem
kapasitas panas. Dalam konteks ini, kB merupakan konstanta Boltzmann dan T merupakan
temperatur yang dinyatakan dalam satuan Kelvin. Teorema ini dihubungkan dengan
molekul-molekul gas monoatomik dan poliatomik. Nilai energi dalam dari gas
monoatomik ideal yang mengandung sebanyak n partikel, dinyatakan dengan 32 nkBT. Hal
ini berarti bahwa setiap partikel memiliki rata-rata 32 kBT unit energi.Partikel monoatomik
memiliki tiga derajat kebebasan translasional, sesuai dengan gerakannya dalam tiga dimesi.
Partikel monoatomik tidak memilki derajat kebebasan dari gerak rotasi ataupun vibrasi.
Oleh karena itu, energi dalam yang ditunjukkan untuk setiap derajat kebebasan dari
gas ideal monoatomik adalah kBT. Seperti yang tertera pada pernyataan diatas, untuk
molekul yang terdiri dari lebih dari satu atom, maka terdapat tiga gerakan yang mungkin
dimiliki molekul tersebut. Perbedaan yang sangat signifikan antara molekul monoatomik,
diatomik, dan poliatomik adalah perhitungan energi dalamnya. Energi dalam dapat
dinyatakan sebagai:

= 12 = 12

dimana f adalah derajat kebebasan untuk setiap gerakan tersebut. Maka, energi internal
total dari sistem dapat dinyatakan sebagai:
= + +
Penentuan derajat kebebasan untuk masing masing gerakan pada molekul dapat dipelajari
melalui contoh berikut:
a. Derajat Kebebasan dan Energi Dalam
Gas Monoatomik
Gas monoatomik, atau suatu gas yang tersusun dari atom tunggal (contoh; He, Ne, Ar),
9
memiliki kapasitas panas yang kecil. Hal itu disebabkan karena ia hanya memiliki sedikit
derajat kebebasan. Atom-atomnya dapat bebas bertranslasi pada arah x-, y-, ataupun z.
Gerakan translasional inilah yang menghasilkan tiga derajat kebebasan. Namun, partikel
monoatomik tidak memiliki gerakan vibrasi atau rotasi. Oleh karena itu jumlah total dari
derajat kebebasan untuk sistem monoatomik adalah 3.
Apabila kita telah mengetahui jumlah dari derajat kebebasannya, nilai energy dalam dapat
dihitung dengan menggunakan teorema equipartisi yang memiliki bentuk umum sebagai
berikut;
1
Um dof RT .....(1)
2

Sebagai contoh, gas monoatomik hanya memiliki 3 derajat kebebasan. Oleh sebab itu, nilai
energi dalam apabila ditinjau menurut teorema equipartisi adalah;
1
Um dof nRT
2

3
U nRT.....(2)
2

Nilai total dari energi internal dari suatu sistem adalah;

Utotal Utranslasional Urotasional Uvibrasional


..(3)

Energi internal diatas kemudian digunakan untuk menghitung nilai kapasitas panas C P dari
suatu molekul gas ideal.

C P= ( TH )
P

H=C P T ..(4)

kemudian nilai dari T didapatkan dengan membandingkan kondisi awal dan akhir,

maka;
T =T 0 K =T ( K ) ..(5)

10
Besar entalpi (H) pada 0 K adalah 0 Joule, oleh karena itu,
H=H 0 Joule=H ( Joule)

H=C P T ..(6)

Hubungan entalpi dan energi internal untuk gas ideal adalah


H=U + RT ..(7)

U + RT =C P T ..(8)

U + RT
C P= ..(9)
T

Kemudian didapatkan nilai Cp sebagai berikut hasil dari substitusi oleh persamaan (3)
U translasi +U rotasi +U vibrasi+ RT
C P= ..(10)
T

Gas Poliatomik Linear


Pada molekul poliatomik bentuk linear, terdapat gerakan translasi pada arah x-, y-, dan z.
Sehingga nilai derajat kebebasan untuk gerak translasi ini yaitu;
doftrans 3
Terdapat pula kemungkinan untuk sumbu gerak rotasi, yaitu berimpitan dengan ikatannya,
dan tegak lurus dengan ikatannya. Sehingga nilai derajat kebebasan untuk gerak rotasi ini
adalah;
dofrot 2
Selanjutnya untuk gerak vibrasi, formula dari derajat kebebasannya adalah;
dof 3N 5

Sehingga, nilai dari total energi dalam menjadi;

11
3 1
U nRT nRT 3 N 5 nRT
2 2
.(11)
Gas Poliatomik Non-Linear
Pada molekul poliatomik non-linear, terdapat pula kemungkinan gerak translasional pada
arah x-, y-, dan z. Namun, terdapat perbedaan pada banyaknya kemungkinan dalam gerak
rotasinya.

Gambar 3. Ilustrasi Molekul Poliatomik Non-Linear


Sumber :https://highered.mcgraw-hill.com/sites/dl/free/0073529214/395307/appdxs1_2.pdf

Apabila dilihat dari gambar diatas, terdapat tiga sumbu rotasi, yakni saat berimpitan
dengan AB, berimpitan dengan BC, dan saat tegak lurus dengan AB dan BC. Sehingga
nilai derajat kebebasan untuk gerak rotasi ini adalah;
dof =3

Selanjutnya, untuk jumlah gerakan vibrasi dapat ditentukan dengan formula;


dof 3N 6

Sehingga, nilai dari total energi dalam menjadi;


3 3 1
U nRT RT 3n 6 nRT
2 2 2
(12)

Menghitung Nilai Kapasitas Panas (Cp) Berdasarkan Nilai Teoritis (Pada tekanan tetap)
Pada soal diatas, kita diminta untuk menentukan nilai kapasitas panas dari CH 4 untuk
rentang temperatur 300 K hingga 800 K. Dalam kasus ini kita gunakan teorema equipartisi

12
untuk setiap gerakan yang dilakukan oleh molekul CH 4. Kita dapat menggunakan
persamaan (10) untuk menghitung nilai kapasitas panas gas metana. Gas metana
merupakan gas poliatomik non-linear sehingga kita menggunakan enilai energi dalam
untuk gas poliatomik non-linear yang ditunjukkan pada persamaan (12). Selanjutnya,
dengan menggunakan persamaan (10) akan didapatkan nilai kapasitas panas sebagai
berikut;

U translasi +U rotasi +U vibrasi + RT


C P=
T

3 3 9
RT + RT + RT + RT
2 2 2 17
C P= = R
T 2

17
C P= R
2

dimana nilai kapasitas panas dari gas metana akan bernilai konstan untuk rentang
temperatur 300K-800K. Berdasarkan perhitungan ekuipartisi diperoleh nilai cp/R = 8,5.
Berdasarkan prinsip ekuipartisi energi, tampak bahwa pada tekanan tetap, suatu molekul
CH4 memiliki nilai kapasitas kalor tekanan tetap (cp) sebesar 8,5R. Nilai tersebut dianggap
konstan di setiap suhu.

Tabel 1. Kapasitas Kalor Isobarik Metana Toeritis

Temperatur (K) Cp/R


300 8,512
400 9,656
500 11,048
600 12,451
700 14,401
800 15,002

13
Kapasitas Kalor Teoritis
20,000

15,000
f(x) = 13.31x + 4417.99
10,000
R = 1
Cp (cal/mol K)
5,000

0
200 400 600 800 1000
Temperature (K)

Gambar 4. Grafik Kapasitas Kalor Isobarik Metana

Berdasarkan Teoritis
Nilai Cp untuk Gas Metana (CH4) berdasarkan Persamaan Kapasitas Kalor Gas Ideal
Kapasitas Panas Cp dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut;
Cp
A BT CT 2 DT 2
R
.. (13)
Dengan nilai A, B, C, dan D adalah konstanta yang untuk setiap gas, serta nilai T yang
menyatakan besar Temperatur. Apabila melihat pada table C.1 Heat Capacities of Gases in
the Ideal-Gas State didapatkan nilai konstanta A, B, C, dan D sebagai berikut:
A = 1.702
B = 9.081 x 10-3
C = -2.164 x 10-6

14
D=0
Setelah mendapatkan masing-masing nilai konstanta, kemudia nilai tersebut
disubstitusikan ke dalam persamaan (13) untuk rentang temperatur dari 300 K hingga 800
K. Kemudian dengan menggunakan bantuan Ms. Excel, kita bisa mendapatkan hasil
kalkulasi nilai Cp/R untuk setiap nilai temperatur.

Tabel 2. Kapasitas Kalor Isobarik Metana


BerdasarkanPersamaan Kapasitas Kalor Gas Ideal

Temperatur (K) Cp/R


300 4.23154
400 4.98816
500 5.7015
600 6.37156
700
800 6.99834
7.58184

Selanjutnya data diatas di plot ke dalam grafik dan menghasilkan grafik sebagai berikut:

15
Kapasitas Kalor pada Gas Ideal
8
f(x) = 0.01x + 2.3
6 R = 1

4
Cp (cal/mol K)
2

0
200 400 600 800 1000
Temperature (K)

Gambar 5. Kapasitas Kalor Isobarik Metana Berdasarkan Persamaan Kapasitas


Kalor Gas Ideal
Sumber :https://highered.mcgraw-hill.com/sites/dl/free/0073529214/395307/appdxs1_2.pdf

Jika membandingkan antara Grafik 1dan Grafik 2, kedua grafik tersebut memiliki
kemiripan yang menandakan bahwa kapasitas kalor teoritis memiliki nilai yang hampir
sama dengan kapasitas kalor yang dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas
kalor gas ideal. Selain itu, jika dihubungkan dengan cp dari prinsip ekuipartisi energi,
diketahui bahwa pada suhu dibawah 300 K, molekul sudah dapat melakukan gerak
translasi. Pada suhu sekitar 450 K, molekul sudah melakukan gerak rotasi, sedangkan pada
suhu di atas 800 K, molekul baru dapat melakukan gerak vibrasi. Dengan demikian, kita
16
tidak bisa mengasumsikan bahwa di setiap temperatur nilai kapasitas panas adalah konstan.
Hal ini dikarenakan umumnya, pada setiap senyawa, ketika temperaturnya dinaikkan, maka
nilai kapasitas panasnya pun akan naik seperti yang terjadi pada gas diatomik maupun
poliatomik, sesuai dengan teorinya bahwa dengan meningkatnya suhu maka kalor yang
diberikan akan terdistribusi menjadi gerakan, sehingga nilai energi dalam akan bertambah.
Dalam grafik dapat terlihat pada temperatur 0 sampai sekitar 273 K, niali Cp m air
meningkat dengan kenaikan grafik yang relatif konstan. Pada kenyataannya, kondsi air
pada suhu tersebut. Seperti selayaknya sifat substansi lain yang berada pada suhu dibawah
titik beku, fasanya masih berupa es (padatan). Jika dikatikan dengan grafik diatas dan
kenaikannya yang relatif konstan, menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur es, maka
Cpm -nya juga akan meningkat. Setelah mencapai suhu 273 K, Cp m air mengalami
diskontinuitas dan membuat suatu garis grafik baru yang peningkatannya drastis dari Cp m
sebelumnya (diskontinuitas). Peningkatan Cpm ini disebabkan oleh terjadinya perubahan
fasa air, dari padat (es) menjadi cair(air). Pada 273 K sampai 373 K, Cp air masih berada
pada grafik tertinggi yang nilai Cpm -nya sekitar 18 cal/mol K. Pada tahap ini (273-373 K),
air berada dalam fasa cair. Pada temperatur 373 K, Cp m air kembali mengalami penurunan
drastis (diskontinuitas). Hal ini disebabkan oleh perubahan fase dari cair ke padat. Pada
373 K sampai pada keadaan superheated (T yang sangat tinggi), Cp m air bergerak naik
secara konstan

Dari grafik yang ditunjukkan di atas, kita dapat menghitung nilai kapasitas panas dari
metana, yakni dengan menghitung luas area yang dihasilkan. Apabila diamati, kita
mendapatkan area berbentuk trapezium dengan masing-masing sisi sejajarnya berukuran;
4.23154 J/mol K dan 7.58184 J/mol K sedangkan tingginya ditunjukkan dengan nilai
rentang temperatur, yaitu (800-300) K = 500 K sehingga luasnya menjadi;
J J
L=
( 4.23154
mol
K +7.58184
mol )
K
500 K=2953.345
J
2 mol

Maka, kapasitas panas dari metana adalah sebesar 2953.345 Joule untuk setiap mol
metana. Kita tidak dapat menyatakan bahwa untuk setiap nilai suhu harga dari kapasitas
panasnya adalah konstan. Hal itu disebabkan karena apabila dilihat dari grafik yang

17
dihasilkan berbentuk linear, dimana nilai kapasitas panas dari metana kian meningkat
seiring meningkatnya temperatur.

4. Salah satu kebutuhan untuk memahami konsep kekekalan energi dan massa, dalam rangka
untuk memahami bagimana kalorimeter bekerja. Jelaskan sifat termodinamika yang
disebutkan dalam pernyataan berikut dan menentukan nilai-nilai ereka untuk air sebagai
bahan murni pada tekanan atmosfer :
Kapasitas panas yang solid sebagai fungsi temperatur dari -10oC sampai 0oC dan panas
yang sesuai dibutuhkan untuk memanaskan es dari -10oC sampai 0oC
Panas mencairnya es pada 0oC
Kapasitas panas yang cair sebagai fungsi temperatur dari 0 oC sampai 100oC dan panas
yang sesuai dibutuhkan untuk memanaskan es dari 0oC sampai 100oC
Panas penguapan air pada 100oC
Kapasitas panas uap sebagai fungsi temperatur dari 100 oC sampai 110oC dan panas yang
sesuai dibutuhkan untuk memanaskan uap jenuh pada 100oC menjadi superheated steam
pada 110oC
Plot hasil Anda sebagai entalpi air sebagai fungsi temperatur. Bandingkan besarnya masuk
akal dan panas laten air.
Jawab :
Persamaan hukum I termodinamika :
E = Q + W = U+K+P
Karena kalorimeter adalah sistem terbuka, maka kita dapat mencoret K dan P.
Kalorimeter ini menggunakan sistem yang isobarik dimana tekanan yang digunakan
konstan, dan persamaan yang digunakan adalah Q + W = U dan W = P V. Pada sistem
kalorimeter volume yang digunakan konstan sehingga V = 0 dan W menjadi nol yang
menjadikan Q = U. Sehingga sistem yang digunakan pada open sistem, adalah :
Q = H
Karena H = Cp T, maka Cp adalah kapasitas kalor sehingga
H
Cp=
T

18
Pada kalorimeter diketahui bahwa pada sistem ini terdapat hubungan dengan suhu dan
tekanan pada saat masuk dan keluar ((T0,P0)(Ti,Pi) sehingga dapat menghasilkan persamaan
sebagai berikut :
H ( T 0 , P 0 )H (T i , Pi )


Cp=

Kita mengetahui bahwa Q = m c T . Karena c yang digunakan adalah Cp, maka

persamaan menjadi Q = Cp T . Dari H = Cp T, didapatkan bahwa Q = H

sehingga H = Q/. Jika persamaan H yang baru saja ditemukan disubstitusikan ke


dalam persamaan di atas akan menjadi :
(QQ out )
Cp=
(T 0 T 1 )

Seperti yang kita ketahui bahwa kapasitas kalor (C) memiliki persamaan
dQ
C=
dT

Karena pada kalorimeter ini menggunakan sistem isobarik, maka Q = H dan kapasitas
kalornya menjadi :

Cp= ( HT ) p

Sedangkan sifat termodinamika dalam semua penyataan diatas adalah kalor laten dan
kapasitas kalor. Kalor laten adalah kalor untuk zat mengubah wujudnya. Pada saat zat
mengalami perubahan wujud temperatur zat tidak akan berubah. Kalor laten terdiri dari
tiga jenis yaitu kalor lebur dan kalor uap. Berikut adalah persamaan kalor laten :
Q=m L atauQ=m U

Dimana:
m = massa zat (kg)
L = kalor lebur (J / kg.oC)
U = kalor uap (J / kg.oC)

19
Kapasitas panas adalah jumlah panas untuk meningkatkan suhu zat sebesar 1oC. Semakin
kecil perubahan suhu zat oleh perpindahan kalor maka kapasitas panasnya semakin besar.
Pada soal kapasitas panas dibutuhkan dalam tekanan yang tetap sehingga persamaan dapat
ditulis sebagai berikut :

C P= ( TH )
P

C p =a+bT +c T 2

H= a+bT + c T 2 dT

Nilai a, b dan c didapat dari literatur. Dalam fasa padat, peleburan dan penguapan zat tidak
memiliki nilai a, b dan c sehingga persamaan untuk menghitung jumlah kalor menjadi
:
Q=m c T

Ketika tekanan tetap, kalor (Q) berbanding lurus dengan H , persamaan menjadi:

H=mc T

Untuk menjawab pertanyaan diatas maka diasumsikan bahwa zat yang digunakan memiliki
massa 1 gram.
Diketahui :
mair = 1 gram
J
4 ,184
Cpair = g

a. Kapasitas panas yang solid sebagai fungsi temperatur dari -10oC sampai 0oC dan panas
yang sesuai dibutuhkan untuk memanaskan es dari -10oC sampai 0oC
Dapat kita tentukan bahwa pada suhu tersebut fase es adalah masih dalam bentuk padat
dikarenakan belum terdapatnya perubahan fase akibat pemanasan. Pemanasan es juga
menyebabkan temperatur es bertambah.
Untuk menghitung kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es dari -10oC ke 0oC kita
dapat menggunakan persamaan:
H=mc T

20
karena pada fase padat air tidak memiliki nilai a, b dan c sehingga perhitungan entalpi
menggunakan nilai Cp tidak dapat dilakukan. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung kalor pada pemanasan es adalah sebagai berikut:
H=mc T

0(10 )
J
H=1 g . 4 , 184
g
H=41 , 84 J

b. Panas mencairnya es pada 0oC


Dari diagram p-V-T proses mencairnya es adalah proses perubahan fase dari fase padat
menjadi cair. Pada proses perubahan fase ini tidak terjadi perubahan suhu sehingga tidak
terjadi perubahan volume spesifik.
Untuk menghitung kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es pada suhu 0oC kita dapat
menggunakan persamaan
H=m L

karena kalor yang akan dihitung adalah kalor untuk merubah fase es sehingga persamaan
yang digunakan adalah persamaan kalor laten. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung kalor pada pencairan es adalah sebagai berikut :
H=m L
J
H=1 g . 334
g
H=334 J

c. Kapasitas panas yang cair sebagai fungsi temperatur dari 0 oC sampai 100oC dan panas
yang sesuai dibutuhkan untuk memanaskan es dari 0oC sampai 100oC
Dapat kita tentukan bahwa pada suhu tersebut pemanasan dilakukan terhadap cairan
sebagai pemanasan lanjut dari es yang sudah mencair hingga mencapai suhu titik didih air.
Sehingga diketahui pada suhu 0oC sampai 100oC fase yang dimiliki air adalah fase cair.
Pemanasan air hingga mencapai suhu titik didih air menyebabkan temperatur air
bertambah.
Untuk menghitung kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air dari 0 oC ke 100oC kita
dapat menggunakan persamaan:
2
H= a+bT + c T dT

21
karena pada fase cair air sudah memiliki nilai a, b dan c sehingga perhitungan entalpi
menggunakan nilai Cp dapat dilakukan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung
kalor pada pemanasan air adalah sebagai berikut :
H= a+bT + c T 2 dT

Dengan nilai a, b dan c adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Nilai a, b dan c untuk air pada fase cair


Sumber :https://highered.mcgraw-hill.com/sites/dl/free/0073529214/395307/appdxs1_2.pdf

373
H= a+ bT + c T 2 dT
273

3 373

[ ]
2
bT cT
H= aT + +
2 3 273

T 2 T 1


2

T 2 T 1


3
1, 25 x 103
8 , 712 ( T 2T 1 ) +
H=
H=909 ,685 J

d. Panas penguapan air pada 100oC


Dari diagram p-V-T proses penguapan air adalah proses perubahan fase dari fase cair
menjadi uap. Pada proses perubahan fase ini tidak terjadi perubahan suhu sehingga tidak
terjadi perubahan volume spesifik.
Untuk menghitung kalor yang dibutuhkan untuk penguapan air pada suhu 100 oC kita dapat

menggunakan persamaan H=mU karena kalor yang akan dihitung adalah kalor

22
untuk mengubah fase air menjadi uap sehingga persamaan yang digunakan adalah
persamaan kalor laten. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kalor pada
penguapan air adalah sebagai berikut :
H=mU
J
H=1 g . 2260
g
H=2260 J

e. Kapasitas panas uap sebagai fungsi temperatur dari 100 oC sampai 110oC dan panas yang
sesuai dibutuhkan untuk memanaskan uap jenuh pada 100oC menjadi superheated steam
pada 110oC
Dapat kita tentukan bahwa pada suhu tersebut pemanasan dilakukan terhadap uap jenuh air
sebagai pemanasan lanjut dari air yang sudah menguap menjadi gas. Untuk menghitung
kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air dari 0oC ke 100oC kita dapat menggunakan
persamaan:
H= a+bT + c T 2 dT

karena pada fase cair air sudah memiliki nilai a, b dan c sehingga perhitungan entalpi
menggunakan nilai Cp dapat dilakukan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung
kalor pada pemanasan air adalah sebagai berikut :
2
H= a+bT + c T dT

Dengan nilai a, b dan c adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Nilai a, b dan c untuk air pada fase gas


Sumber :https://highered.mcgraw-hill.com/sites/dl/free/0073529214/395307/appdxs1_2.pdf

373
H= a+ bT + c T 2 dT
273

23
383

[
H= aT +
bT2 cT3
2
+
3 ]373

T 2T 1


2

T 2T 1


3
1 ,108 x 103
4 ,070 ( T 2T 1 ) +
H =

H=42 , 442 J

f. Berikut adalah grafik entalpi sebagai fungsi terhadap temperatur :

Q5
41,442 J
Q4 2260 J

909,685 J

334 J Q2 Q3

Q1
Gambar 8. Grafik Entalpi Sebagai Fungsi Terhadap Temperatur

24
5. Steam enters a nozzle with a low velocity at 150C and 200 kPa, and leaves as a saturated
vapor at 75 kPa. There is a heat transfer from the nozzle to the surroundings in the amount
of 26 kJ for every kilogram of steam flowing through the nozzle. Determine (a) the exit
velocity of the steam and (b) the mass flow rate of the steam at the nozzle entrance if the
nozzle exit area is 0.001 m2.

q 26 kJ/kg steam
=

Gambar 9. Steam memasuki nozzle dengan kecepatan rendah.

Untuk simplifikasi, terdapat tiga asumsi untuk menyelesaikan permasalahan ini:

o Proses ini terjadi dalam keadaan tunak karena tidak terjadi perubahan sering waktu
(akumulasi = 0).
o Perubahan energi potensial dapat diabaikan karena tidak ada perubahan ketinggian.
o Kecepatan pada inlet rendah sehingga dapat diabaikan
o Tidak ada interaksi kerja.

a. Menentukan kecepatan steam saat keluar


Neraca laju energi adalah:
2

V 2e
dEcv
dt

( V
)
=Qcv W cv + m i h i+ + g z i m
i 2
i

e
(
e he + + g z e
2 )
Pada kasus ini, dEcv/dt = 0 karena proses berlangsung dalam keadaan tunak, maka
E i= E e

Notasi yang digunakan adalah i untuk in, dan e untuk exit. Selain itu, tidak terdapat
perbedaan ketinggian, kecepatan pada inlet dapat diabaikan, tidak ada interaksi kerja, maka
neraca laju energi dapat disederhanakan menjadi:
hi +

0=Q cv +mi

25
2
mi ( hi )=m (
e he +
Ve
2 )
+ Qcv

Untuk menentukan entalpi spesifik (h) saat masuk, lihat tabel superheated steam (tersedia
di lampiran buku Moran & Shapiro maupun buku termodinamika lainnya).

Tabel 3. Properti superheated steam (Moran & Shapiro, 2014).

Dengan interpolasi ganda (pada pi = 200 kPa dan Ti = 150oC), diperoleh hi = 2769,12
kJ/kg.

Untuk menentukan entalpi spesifik saat keluar, lihat tabel saturated steam, karena pada
soal, steam keluar dalam keadaan saturated.

Tabel 4. Properti saturated steam (Moran & Shapiro, 2014).

26
Berdasarkan tabel di atas, dengan interpolasi, didapat bahwa pada pe = 75 kPa, ve = 2,2172
m3/kg dan he = 2662,4 kJ/kg.

V 2e
mi ( hi )=m (
e he +
2 )+ Qcv

V 2e
(
( 2769 ,12 kJ /kg )= 2662, 4 kJ /kg+
2 ) +26 kJ /kg

kj
1
kg
2
( 2769 , 122662 , 426 ) kJ 1000 m2 V e
=
kg S2 2

2 ( 2769 , 122662 , 426 )


0 . 001=V 2e
kg
V e =401 , 75 m/s

b. Menentukan laju alir massa saat memasuki nozzle


Untuk keadaan tunak,
m i=m e

Karena informasi mengenai luas dan kecepatan pada inlet tidak diketahui, maka kita
meninjau laju alir massa pada outlet.

m e = A e V e

27
Ae V e
m e =
ve

401, 75 m
0 ,001 m2
s
m e =
2 , 2172 kg
kg

m e =m i=0 , 181 kg/ s

6. Refrigerant-134a enters an adiabatic compressor at 15 psia and 20F with a volume flow
rate of 10 ft3/s and leaves at a pressure of 100 psia. The power input to the compressor is
45 hp. Find (a) the mass flow rate of the refrigerant and (b) the exit temperature.

Gambar 10. Refrigeran-134-a memasuki kompresor adiabatik.

Untuk simplifikasi, terdapat beberapa asumsi untuk penyelesaian masalah ini:

o Proses yang terjadi adalah steady state karena tidak ada perubahan seiring waktu
(akumulasi = 0)
o Perubahan energi potensial dan energi kinetik dapat diabaikan
o Kompresor bersifat adiabatik sehingga perpindahan kalor dapat diabaikan (q = 0)

28
a. Menentukan laju alir massa
Tabel 5. Properti superheated Refrigerant 134 vapor (Moran & Shapiro, 2014).

Dengan interpolasi, didapat volume spesifik dan entalpi spesifik pada 20oF, 15 psia adalah:
v1 = 3,2551 ft3/lbm dan h1 = 107,52 Btu/lbm

Maka laju alir massa refrigerant:


10 f t 3 / s
V=
m= =3 , 072 lbm/s
v 3 , 2551 f t 3 /lbm

b. Suhu pada exit


m
1= m
2= m

Hanya terdapat satu inlet dan satu exit, maka
Pada kasus ini, sistem mencakup kompresor, yang merupakan kontrol volume karena
massa melewati boundary (batas). Neraca energi untuk sistem tunak dapat dinyatakan
dalam bentuk laju sebagai:
E E
out = E sistem

Pada sistem tunak, energi tidak berubah seiring waktu, maka


E = E
out

29
W + mh
1= mh
2 ( karenaQ=0 dan perubahan EP=0)

h
m( 2h 1)

W =

Btu
45 hp ( 0 ,7068
1 hp
s
) =( 3 , 072lbm/ s ) ( h2107 ,52 ) Btu/lbm

h2=117 , 87 Btu /lbm

Berdasarkan tabel di atas, saat h = 117,87 Btu/lbm dan p = 100 psia, didapat T = 95,7oF
(diperoleh dengan interpolasi). Maka, suhu refrigerant saat keluar = T2 = 95,7oF

7. Kukus (steam) masuk alat penukar panas (HE) pada 1,4 MPa dan 300 0C dimana kukus
terkondensasi pada keluaran beberapa tube-tube. Kukus yang terkondensa meninggalkan
HE sebagai cairan pada 1,4 MPa dan 1500C dengan laju alir 5000 kg/hr. Kukus
dikondensasi oleh air yang lewat tube-tube. Air masuk pada HE pada 20 0C dan

30
menyebabkan kenaikan suhu 200C pada sisi keluaran. Asumsikan HE dalam keadaan
adiabiatis dan jelaskanlah laju alir airyang diperlukan.

Analisis : Aliran kukus dan aliran air tidak bercampur. Jadi kesetimbangan laju alir massa
pada kedua aliran diarahkan pada kondisi tunak.

Ditanya : Jelaskan laju alir air yang diperlukan!

Jawab : Untuk memudahkan perhitungan, kita membuat beberapa asumsi, diantaranya:

1. Asumsikan tidak ada perubahan energi potensial dan energi kinetik.


2. Tidak ada kerja yang dilakukan baik terhadap sistem maupun oleh sistem.

Karena HE dalam keadaan adiabiatis, maka Q = 0

Berikut adalah gambar dari HE yang akan kita cari laju alir airnya 2

Dengan memasukkan asumsi-asumsi yang telah jelaskan sebelumnya, maka didapat:

Menjadi

Dengan menyesuaikan dengan gambar di atas, kita dapatkan persamaannya menjadi:

31
1 h1 +3 h3=2 h2 +4 h4 (1)

1 h1 +3 h3=1 h2 +3 h 4
(2)

1 (h1h 2)+ 3 (h3h4 )=0 (3)

1 ( h 1h2 ) =3 (h 3h 4)
(4)

Dengan informasi yang telah diketahui adalah

1. laju alir telah diketahui 5000kg/hr.


2. h1 didapat dari tabel superheated dengan tekanan 1,4 Mpa dan temperatur 3000C yaitu h1 =
3091,0 KJ/Kg.
3. h2 kukus yang telah terkondensasi menjadi cairan, maka kita menggunakan saturated table
untuk mencari h2, yaitu h2 = 632,722 KJ/Kg.
4. h3, dan h4 dari air didapat dari saturated table masing-masing h3 = 83,92KJ/Kg dan h4 =
167,58KJ/Kg.
Kemudian dengan memasukkan semua nilai yang telah diketahui, kita akan mendapatkan

KJ KJ KJ KJ
(
5000 Kg /Hr 3091,0
Kg
632,722
Kg )
=3 (83,92
Kg
167,58
Kg
)

12.041.390 KJ / Hr=3(83.66 KJ /Kg)

143.932,465 Kg /Hr=3

8. Nitrogen cair disimpan dalam tangki logam 0,5 m3 yang diinsulasi dengan baik.
Perkirakanlah proses pengisian tangki kosong yang awalnya mempunyai suhu 295 K,
Nitrogen cair dicapai pada titik didih normal 77,3 K dan pada tekanan beberapa bar. Pada
kondisi ini, entalpinya adalah -120,8 kJ/kg. Saat katup dibuka, nitrogen megalir masuk
tangki saat evaporasi pertama kali terjadi dalam proses pendinginan tangki. Jika tangki
mempunyai massa 30 kg dan logam mempunyai kapasitas panas spesiik 0,43 kJ/kg.K,
Menurut anda berapakah massa nitrogen yang harus mengalir masuk kedalam tangki hanya

32
untuk mendinginkannya ke suhu yang membuat Nitrogen cair mulai terakumulasi di dalam
tangki? Asumsikan bahwa nitrogen dan tangki selalu pada suhu yang sama. Sifat-sifat uap
jenuh nitrogen (a saturated nitrogen vapor) pada beberapa suhu diberikan sebagai berikut :
T/K P / bar Vv / m3 kg-1 Hv / kJ kg-1
80 1,396 0,1640 78,9
85 2,287 0,1017 82,3
90 3,600 0,06628 85,0
95 5,398 0,04487 86,8
100 7,775 0,03126 87,7
105 10,83 0,02223 87,4
110 14,67 0,01598 85,6

V tangki = 0,5 m3 T1 = 295 K Tboil = 77,3 K

Hin = -120,8 kJ/kg m tangki = 30 kg c = 0,43 kJ/kg.K

Hin : -120,8 Tangki


kJ/kg Vtangki : 0,5 m3
Tin : 77,4 K mtangki : 30 kg
Pin : x bar T1 : 295 K
mnitrogen : ? C : 0,43 kJ/kg.K

Seperti yang kita ketahui, terdapat beberapa macam persamaan untuk mencari nilai kalor,
diantaranya yaitu:
U=Q+ H

Q=U H (1)

Q=m c T (2)

Dengan menyubstitusikan persamaan (1) dan (2), akan didapatkan persamaan sebagai
berikut.
UH =m c T

m ( uh ) =m c T ( 3)

33
Kemudian kita dapat menggabungkan persamaan (3) untuk menyelesaikan permasalahan
dalam soal ini
m nitrogen (u nitrogenh )=m tangki c ( T 1T nitrogen )

Nilai u kemudian dapat dicari dengan memanfaatkan data yang terdapat dalam tabel

dan dengan menggunakan persamaan:


u=(hPV )

Sehingga didapatkanlah data u dalam tabel berikut.

u [kj/kg]

56,006
59,041
61,139
62,579
63,395
63,325
62,157

unitrogen
Dengan asumsi bahwa Tnitrpgen saat mengisi tangki adalah 100 K sehingga sama

dengan 63,395 kj/kg,

T/K u [kj/kg]

80 56,006
85 59,041
90 61,139
95 62,579
100 63,395
105 63,325
110 62,157

Sehingga masa nitrogen =

m nitrogen (u nitrogenh )=m tangki c ( T 1T nitrogen )

34
mnitrogen ( 63,395(120,8 )) kJ /kg=30 kg 0,43 kJ /kg . K (295100) K

30 0,43 195
mnitrogen= kg
184,195

mnitrogen=13,65 kg

9. Gas metana dibakar secara sempurna dengan 30 % udara berlebih pada tekanan atmosfer.
Metana dan udara masuk tungku pada suhu 30 oC jenuh dengan uap air, dan gas buang
meninggalkan tungku pada 1500 oC kemudian gas buang melewati penukar panas dan
keluar dari HE pada 50 oC . Dengan basis 1 mol metana, hitunglah banyak panas yang
hilang dari tungku dan banyak panas yang ditransfer dalam penukar panas!

Sistem:

CH4 + 79 Tungk Heat 50o


% N2 + u Exchange C
r
21 % O2) 30o 1500 oC
C

CH4 + 2O2 = CO2 + 2H2O(g) H298a = -802625

CH4 + (3/2) O2 = CO + 2H2O(g) H298b = -519641

Pada 1 mol fuel gas mengandung 0,96 mol CH4 dan 0,06 mol N2

Komposisi udara masuk:

1,35x2x0,94 = 2,538 mol O2

2,538 x 79/21 = 9,548 mol N2

Mol CO2 yang terbentuk = 0,94 x 0,7 = 0,658 mol

Mol CO yang terbentuk = 0.94 x 0,3 = 0,282

H298= (0,658 x H298a + 0,282 x H298b) J/mol

= - 6,747 x 105 J/mol

Mol H2O yang terbentuk= 0,94 x 2 = 1,88

35
Mol O2 yang digunakan = 2 x 0,658 + 3/2 x 0,282 = 1,739

Sehingga produk gas adalah :

1. CO2 = 0,658 mol


2. CO= 0,282 mol
3. H2O = 1,880 mol
4. O2 = 2,538 1,739 = 0,799 mol
5. N2 = 9,548 + 0,060 = 9,608 mol
n=5,457 A =5,457 B = 1,045 D = -1,157
3,376 3,376 0,557 -0,031
3,470 3,470 1,450 X 10-3 0,121 X 105
3,639 3,639 0,506 -0,227
3,280 3,280 0,593 0,040

I= 1..5 A = ni. Ai B= ni.Bi D= ni.Di

R= 8,314 J/mol.K A = 45,4881 B= 9,6725 x 10-3 D= -3,396 x 104

MCPH(298,15;483,15;45,4881; 9,6725X 10-3 ;0,0 ; -3.396X104) = 49,03091

MCPH= 49,03091

Hp= R X MCPHX (483,15-298,15)K

Hp= 7,541X 104 J/mol

Kesetimbangan energi: Hrx= H298 + Hp Hrx = -599,252 kJ/mol

HH2O . mdotH2O + Hrx. Ndotfuel = 0 mdotH2O = 34,0 kg/sec

Dari tabel C.1 = HH2O = (398,0-104,8) Kj/kg

Ndotfuel = (-HH2O. mdotH2O)/ Hrx ndotfuel = 16,635 mol/sec

Volume yang diperoleh adalah... (asumsi ideal gal)

V= (ndotfuel.R.298,15K)/ 101325 Pa V= 0,407 m3/sec

36
DAFTAR PUSTAKA

Adewumi, M. (2016). Ascentric Factor and Corresponding States. Retrieved february 18,
2017, from http://www.e-education.psu.edu

Cengel, Y., & Boles, M. (2006). thermodynamics : an Engineering Approach, 5th edition.
New York: McGraw-Hill.

Moran, M., Saphiro, H., Boettner, D., & Bailey, M. (2014). Fundamentals of Engineering
Thermodynamics 8th ed. New Jersey: John Wiley&Sons.

Smith, J., H.C, V. N., & M.M, A. (2001). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 6th ed. New York: McGraw-Hill.

37

Anda mungkin juga menyukai