Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRESENTASI KASUS

ULKUS KORNEA

A. KASUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN:
- Nama pasien : Ny. M
- Umur : 53 tahun
- Jenis kelamin : wanita
- Pendidikan : SLTA
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Agama : Islam
- Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
- Alamat : Magelang

II.1. ANAMNESIS :
- Keluhan Utama :
Pasien mengeluh mata kirinya merah.
- Keluhan Tambahan :
Pasien mengeluh matanya pegel dan berair
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
sejak 1 bulan terakhir pasien mengeluh mata kirinya merah. Pada tanggal 09 Februari
2011, pasien datang berobat pertama kali dengan keluhan mata kirinya merah dan
pandangannya kabur setelah matanya tertusuk daun. Pada tanggal 12 Februari 2011 pasien
control dengan keluhan pusing, pegel, dan ngganjel pada mata kirinya.
II.2. KESAN :
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan Umum : baik
- OD : tampak tenang, tidak ditemukan tanda-tanda peradangan.
- OS : mata nampak kemerahan pada sclera dan konjungtiva bulbi. Tampak
adanya bercak keputihan pada kornea.
II.3. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS
Visus Jauh
5/5 f4 5/24

Refraksi
Pin Hole tidak dilakukan Pin Hole tidak dilakukan

Koreksi
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Visus Dekat
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Proyeksi Sinar
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Proyeksi Warna
Tidak dilakukan Tidak dilakuakan

II.4. PEMERIKSAAN OBYEKTIF


PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN
1. Sekitar mata N N Kedudukan alis baik,
(supersilia) jaringan parut (-), simetris
Kelopak mata
- Pasangan
N N Simetris

- Gerakan
N N Gangguan gerak (-),
blefarospasme(-)

- Lebar rima 12 mm 12 mm Normal 9-13 mm

- Kulit
N N Tidak ada kelainan
pigmentasi
- Tepi kelopak N N trikiasis (-)

entropion (-)

ektropion (-)

Tanda peradangan(-)

- Margo N N Tanda peradangan (-)


intermarginalis

3.Apparatus Lakrimalis

Dakrioadenitis (-)
- Sekitar gland. N N
lakrimalis

Dakriosistitis (-)
- Sekitar sakus N N
lakrimalis

Tidak Dilakukan
- Uji flurosensi - -

- Uji regurgitasi - - Tidak Dilakukan

4.Bola mata

- Pasangan
N N Simetris

- Gerakan
N N Tidak ada gangguan gerak
(syaraf dan otot penggerak
+ + + +
bola mata normal)
+ + + +

+ + + +

- Ukuran N N Makroftalmos (-)

Mikroftalmos (-)

5. TIO N N Palpasi kenyal (tidak ada


peningkatan dan
penurunan TIO)

6. Konjungtiva

- Palpebra Hiperemi(-) Hiperemi(+)


superior

Forniks
Hiperemi (-) Hiperemi(+)

- Palpebra Hiperemi (-) Hiperemi(+)


inferior

Bulbi
Hiperemi (-) Hiperemi(+)

7. Sclera Hiperemi (-) Hiperemi(+)


8. Kornea

- Ukuran
N N 10 mm horizontal

- Kecembungan
N N Lebih cembung dari
sklera

- Limbus
N N

- Permukaan
Licin Tidak licin

- Medium
Jernih Jernih

- Dinding Jernih Jernih


Belakang

- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak


dilakukan

- Placido regular Irregular

9. Kamera Okuli anterior

- Ukuran
N N COA dalam

- Isi N N Jernih, Fler (-), hifema (-),


hipopion (-)

10. Iris
- Warna
Cokelat Cokelat

- Pasangan
Simetris Simetris

Gambaran N N Gambaran kripti baik

Bulat
- Bentuk N N

11. Pupil

- Ukuran
4 mm 4 mm

- Bentuk
Bulat Bulat isokor

- Tempat Sentral
N N

Tepi reguler reguler

Refleks direct + (positif) + (positif)

Refleks indrect + (positif) + (positif)

12. Lensa

- Ada/tidak Ada Ada

- Kejernihan Jernih Jernih


- Letak Di tengah Di tengah
belakang iris belakang iris

-Warna kekeruhan Tidak ada Tidak ada

13.Korpus Vitreum Jernih Jernih

14.Refleks fundus (+) orange (+) orange Refleks fundus positif jika
terlihat warna orange
terang dibelakang korpus
vitreum.

II.5. KESIMPULAN PEMERIKSAAN


OD OS
Mata emetrop, sehat Tampak adanya ulkus pada tepi
kornea arah jam 8 , ukuran 3mm
dengan batas tegas berwarna putih,
Tampak adanya kemerahan pada
sclera dan konjungtiva superior
inferior.

III. DIAGNOSIS BANDING


- OD : Emetrop, sehat
- OS : Ulkus kornea, keratitis
IV. DIAGNOSIS PASTI
- OD : Emetrop, sehat
- OS : Ulkus kornea
V.TERAPI
Penatalaksanaan yang dapat diberikan yaitu
1. Pemberian antibiotik (Gentamycin)
2. Pemberian kortikosteroid (methyl prednisolon)
3. Pemberian diamox
4. Pemberian vit A
V. PROGNOSIS
Visum (Visam) : Baik
Kesembuhan (Sanam) : Baik
Jiwa (Vitam) : Baik
Kosmetika (Kosmeticam) : Baik
I. PEMBAHASAN
A. DEFINISI
B. ANATOMI

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan


kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,
lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea
dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 mikrometer di pusatnya, diameter
horizontalnya sekitar 11,75 mikrometer dan vertikalnya 10,6 mikrometer. Kornea
Smempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung
dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran
Descemet, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus
kornea.1

Lima lapisan kornea dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:


1. Epitel
Tebal epitel 40 mikrometer, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel polygonal, dan sel gepeng. Pada
sel basal basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya
melalui desmosom dan macula okluden. Ikatan ini menghambat pengaliran air,
elektolit, dan glukosa yang merupakan barier. Sel basal menghasilkan membran
basal yang melekat erat padanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan
erosi rekuren. Epitel berasal dari ectoderm permukaan.
2. Membrane Bowman
Terletak di bawah membrane basal epitel kornea yang merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur seperti stroma, dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak memiliki daya regenerasi.
3. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang diperifer serat
kolagen ini bercabang, terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama
yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea
yang merupakan fibroblast terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga
keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
atau sesuadah trauma.
4. Membran Descemet
Merupakan membrane aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya. Bersifat sangat elastic
dan berkembang terus seumur hidup mempunyai tebal 5-10 mikrometer.
5. Endotel
Berasal dari mesothelium, berlapis satu bentuk heksagonal, besar 4
mikrometer. Endotel melekat pada membrane descemet melalui hemidesmosom
dan zonula okluden.2

Gambaran Lapisan pada Kornea

C. FISIOLOGI GEJALA
Karena kornea memiliki banyak serat nyeri, kebanyakan lesi pada kornea
menimbulkan rasa nyeri dan fotofobia. Rasa nyeri ini diperberat oleh gerak
palpebra. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan membiaskan
berkas cahaya, lesi kornea umumnya mengaburkan penglihatan, terutama bila
letaknya dipusat. Fotofobia pada penyakit kornea merupakan akibat kontraksi iris
meradang yang nyeri. Dilatasi pembuluh iris adalah fenomena reflex yang timbul
akibat iritasi pada ujung syaraf kornea.

D. JENIS-JENIS ULKUS KORNEA

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
Dapus
1. Vaughan
2. Sidarta ilyas

Anda mungkin juga menyukai