Anda di halaman 1dari 28

Step 1 Define Learning Objectives

1. TIK. Memahami larutan dan cairan


TIU. 1.1. Menjelaskan pengertian larutan dan cairan
1.2. Menjelaskan Klasifikasi larutan dan cairan
1.3. Menjelaskan fungsi larutan dan cairan

2. TIK. Memahami larutan padat cairan


TIU. 2.1. Menjelaskan pengertian larutan padat cair
2.2. Menjelaskan sifat-sifat larutan padat cair
2.3.Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada larutan
padat-cair

3. TIK. Memahami keseimbangan cairan tubuh


TIU. 3.1. Menjelaskan berbagai kompartemen cairan tubuh
3.2. Menjelaskan persentase kompartemen tubuh berdasarkan umur dan gender
3.3. Menjelaskan perbedaan susunan cairan kompartemen tubuh
3.4. Menjelaskan intake dan output cairan tubuh
3.5. Menjelaskan faktor-faktor keseimbangan cairan tubuh

4. TIK. Memahami tentang gangguan keseimbangan cairan tubuh (dehidrasi)


TIU. 4.1. Menjelaskan pengertian dehidrasi
4.2. Menjelaskan dan memahami macam-macam dehidrasi
4.3. Menjelaskan faktor yang menyebabkan dehidrasi
4.4. Menjelaskan gejala-gejala dehidrasi

5. TIK. Memahami dan menjelaskan dehidrasi yang terjadi pada anak


TIU. 5.1. Faktor-faktor yang menyebabkan dehidrasi pada anak
5.2. Gejala dehidrasi yang terjadi pada anak
5.3. Penanganan dehidarasi pada anak

6. TIK. Memahami mengenai mineral : Natrium (Na), Kalium (K), dan Klorida (Cl)
TIU. 6.1.Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),
Kalium (K), Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)
6.2. Menjelaskan peranan mineral Natrium (Na), Kalium (K), Klorida (Cl) dan
Kalsium (Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim
6.3. Menjelaskan penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na, K, Cl)
dalam tubuh
6.4. Menjelaskan absorbsi, transport, distribusi, sekresi mineral : Natrium
(Na), Kalium (K), Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)

7. TIK. Memahami mengenai gangguan keseimbangan elektrolit (Na, K) dalam tubuh


TIU. 7.1. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan Natrium (Na)
7.2. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan Kalium (K)

8. TIK. Memahami tentang etika minum dalam islam


TIU. 8.1. Menjelaskan tata cara etika minum dalam islam.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 1


Step 3 Share The Result on Information Gathering and Private Study

1. TIK. Memahami larutan dan cairan

1.1. Menjelaskan pengertian larutan dan cairan


Definisi Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari
solute ( zat terlarut) dan solvent ( zat pelarut) Secara teoritis bedasarkan definisi larutan
maka ada sembilan kemungkinan macam larutan :
a.Bila solven : suatu cairan
Solute : gas, zat padat atau cairan lain
b.Bila solven : zat padat
Solute : gas, cairan, atau zat padat lain
c.Bila solven : gas
Solute : cairan, zat padat atau gas lain

Definisi cairan
Cairan : bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.
1.2. Menjelaskan Klasifikasi larutan dan cairan
Macam-macam larutan
Berdasarkan kepekatan :
Larutan encer : Larutan yang mengandung
relatif sedikit solute (zat yang dilarutkan) dalam larutan
Larutan pekat : Larutan yang mengandung
banyak solute(zat yang dilarutkan) dalam larutan
Larutan jenuh : Larutan dimana ada
keseimbangan antara solute padat dan solute dalam
larutan
Larutan tak jenuh : Larutan yang
mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan
jenuh

Berdasarkan daya hantar listrik:

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan
atas :

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 2


a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang
kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah
menjadi ion-ion (alpha = 1)

a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.


b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

b. Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan
harga derajat ionisasi sebesar: 0 < alpha < 1
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
berion).

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:


a. Larutan urea
b. Larutan sukrosa
c. Larutan glukosa
d. Larutan alkohol, dsb

Berdasarkan kemampuan menyerap :

Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak
terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan
Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak
ideal ini dapat dibagi dua yaitu:
a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga
merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

Berdasarkan wujud / fasanya :

Solvent Solut Larutan


No Fasa Contoh Fasa Contoh
1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las
3 Cair Air Padat Garam Larutan garam
4 Padat Pd Gas H2 Gas oven

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 3


5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi
6 Padat Au Padat Ag Sinsin
7 Gas O2 Gas He Gas untuk
menyelam
8 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray
9 Gas O2 Padat naftalen Kamfer

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 4


Macam-macam cairan :

a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia.Volumenya


lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih
banyak dibanding ekstrasel.
Contoh : kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion

b. Cairan Ekstrasel : Cairan yang terdapat diluar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri :
Cairan intersisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel.
Cairan intravaskuler, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah.
Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan
otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi.
Cairan ekstrasel berperan sebagai:
- Pengantar semua keperluan sel (nutrient,oksigen,berbagai ion, dan regulator
hormon)
- Pengangkut C , sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh : Na sebagai kation, klorida sebagai anion

1.3. Menjelaskan fungsi larutan dan cairan

Fungsi Larutan :
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang
dilarutkan) dan solvent(zat pelarut)

Fungsi Cairan :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

b. Melancarkan peredaran darah


Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makanan


Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan.

d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 5


e. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka
akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

g. Sendi dan otot


Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.

h. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

2. TIK. Memahami larutan padat cairan

2.1. Menjelaskan pengertian larutan padat cair

Larutan padat cair adalah campuran heterogen antara padat dan cair.

2.2. Menjelaskan sifat-sifat larutan padat cair

a. Senyawa yang terdiri dari kation berikut umumnya mudah larut dalam air, yaitu :
Li+, Na+, K+, NH4+
b. Senyawa yang terdiri dari anion berikut umumnya mudah larut dalam air, yaitu :
NO3-, ClO3-, CH3COO-, Cl-, Br-, I- (kecuali dengan Ag+, Pb+2, Hg+22, SO4=
( kecuali dengan Pb+2,Sr+2,dan Ba+2)
c. Semua senyawa yang tidak terdiri dari ion-ion pada I dan II umumnya sulit
larut/tidak larut dalam air.

2.3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada larutan padat-


cair

Faktor faktornya :
1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya
garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 6


solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa
organik) larut dalam kloroform.

2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio
petit.

3. Temperatur
- Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
- Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak
larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses
kelarutannya menghasilkan panas.
Contoh : KOH dan K2SO4

Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh


dipanaskan, misalnya :
a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.
b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.
c. Saturatio
d. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.
4. Pengaruh tekanan pada kelarutan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat padat dan cair.
Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut
dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan
yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), berada dalam kesetimbangan
dengan larutan itu.
Contohnya : kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika
tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali.

Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya
HCl atau NH3 dalam air.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 7


3. TIK. Memahami keseimbangan cairan tubuh

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Komponen tunggal
terbesar dari tubuh adalah air. Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh
baik dalam bentuk suspensi maupun larutan.

3.1. Menjelaskan berbagai kompartemen cairan tubuh

Seluruh cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen utama yaitu :


1. Cairan Intrasel
Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total atau sebesar 36% dari berat
badan orang dewasa. Persentase volume cairan intrasel pada anak-anak lebih sedikit
dari pada orang dewasa. Kation yang penting di dalam cairan intrasel adalah Kalium
dan anion utamanya adalah Pospat.
Peranan cairan intrasel:
Dalam proses replikasi
Mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel
2. Cairan ekstrasel
Volume cairan ekstrasel sebesar 40% dari cairan tubuh total atau sekitar 24% berat
badan orang dewasa. Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah Natrium sedangkan
anion utamanya adalah klorida.
Peranan cairan ekstrasel :
Pengantar semua keperluan sel (nutrien, O2, regulator hormon)
Pengangkut CO2, sisa metabolisme dan bahan toksik.

Cairan ekstrasel dibagi menjadi 3 kompartemen :

Cairan interstitium : cairan yang berada di antara sel-sel sebesar 30% dari
cairan tubuh total atau 18% dari berat badan orang dewasa.
Cairan intravaskular : yang berada di dalam pembuluh darah sebesar 10%
dari cairan tubuh total atau sekitar 6% dari berat badan orang dewasa
Cairan transelular : yang berada di dalam rongga-rongga khusus seperti
caran otak, cairan sendir dan cairan gastriontestinal.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 8


3.2. Menjelaskan persentase kompartemen tubuh berdasarkan umur dan gender

Presentase dari berat air dibanding dengan berat badan total disebut Air Tubuh Total
( TBW, total body water), bervariasi menurut :
1. umur,
2. jenis kelamin,
3. dan kandungan lemak tubuh.

Air membentuk sekitar 60% dari berat badan seorang pria dewasa dan sekitar
50% dari berat badat seorang wanita.

Jaringan otot memiliki kandungan air paling tinggi dibandingkan jaringan lemak,
oleh karena itu orang gemuk mempunyai TBW relatif kecil dari berat badannya
dibandingkan dengan orang kurus.
a. Pada bayi baru lahir komponen air sekitar 75% dari beret badan totalnya.
b. Pada pria dewasa kira-kira 40% berat badannya

Proporsi Cairan Berdasarkan Usia

Jenis Bayi Baru Lahir Usia 3 bulan Dewasa Lansia


Cairan
40 % 40 % 40 % 27 %
Intraseluler
Cairan Ekstraseluler
Plasma
5% 5% 5% 7%
(Intravaskuler)
Interstitial 35 % 25 % 15 % 18 %
Total Cairan 80 % 70 % 60 % 52 %

3.3. Menjelaskan perbedaan susunan cairan kompartemen tubuh

1. Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular : sodium (Na +),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular : potassium (K+).
Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa
keluar sodium dan potassium ini.
2. Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular : klorida (Cl -) dan
bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular : ion fosfat (PO43-).

- Kation utama pada cairan ekstraseluler : natrium ( Na ), dan anio-anion utama


klorida ( Cl ) dan bikarbonat ( HCO3 ) konsentrasi dari elektrolit-elektrolit ini
rendah dalam cairan intraseluler.
- Kation utama pada cairan intraseluler adalah kalium ( K ),dan anion utama adalah
fosfat ( HPO4 ), konsentrasi elektron-elektron ini rendah dalam cairan
ekstraseluler.

Ion natruim dalan cairan ekstraseluler memegang peranan penting dalam


mengendalikan volume cairan tubuh total, sedangkan kalium dalam cairan intraseluler
penting dalam mengendalikan volume sel.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 9


3.4 Menjelaskan intake dan output cairan tubuh

Intake (Range) Output (range)


AIR (ml) 1.Urine = 1500
Air minum = 1600 2.Feces = 200
Air dalam makanan = 700 3.Kulit = 500
Air hasil oksidasi = 300 4.Paru-paru = 300

TOTAL = 2500 TOTAL = 2500

3.5 Menjelaskan faktor-faktor keseimbangan cairan tubuh


1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
Berpengaruh terhadap :
a. proporsi tubuh,
b. luas permukaan tubuh,
c. kebutuhan metabolik,
d. serta berat badan.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 10


- Bayi dan anak pada masa pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh
banyak dibandingkan orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang
diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan
orang dewasa.
- Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh
laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belu matur
dibandingkan ginjal orang dewasa.
- Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari
kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sering disebabkan oleh masalahjantung atau gangguan ginjal

2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui
keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga
meningkat.
Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss)
juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

3. Iklim
- Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak
dapat disadari (insensible water loss, IWL).
- Besarnya IWL dipengaruhi :
a. suhu lingkungan
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami
kehilangan cairan dan elektrolit. Umumnya, akan kehilangan cairan
sebanyak 700 ml/jam
Orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka
dapat kehilangan cairan sebanyak lima liter sehari melalui keringat.
sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat
kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
b. Tingkat metabolisme,
c. Usia.

4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika
asupan makenan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah simpanan protein
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
menyebabkan penurunan kadar albumin.

5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 11


Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium. Disamping itu, stress
juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat
mengurangi produksi urine.

6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dari sel atau jaringan yang rusak (mis. Luka robek, atau luka bakar).
Pasien yang menderita diare mengalami peningkatan kebutuhan cairan
akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal.
Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena
kemampuan pompa jantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan
cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban
cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi ini dapat menyebabkan edema
paru.
Urine dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untuk menyeimbangkan
cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila
asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan
menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat.
Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan
produksi urine dengan berbagi cara. Peningkatan reabsorpsi tubulus,
retensi natrium dan pelepasan renin.
Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan
regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis, gagal
ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 400 ml/
24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam)

7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapa menyebabkan
penurunan kadar kalsium dan kalium.

8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.
Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunaan diuretik
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.

9. Pembedahan
Pasien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa pasien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa pasien lainya mengalami kelebihan
beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan
atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesia.

10. Sel-sel lemak


Semakin banyak tubuh mengandung lemak maka semakin berkurang kandungan
air dalam tubuh.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 12


4. TIK. Memahami tentang gangguan keseimbangan cairan tubuh (dehidrasi)

4.1. Menjelaskan pengertian dehidrasi


Dehidrasi merupakan keadaan dalam berkurangnya volume air tanpa elektrolit
(natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari ekstrasel.
Hal ini terjadi natrium dari ekstrasel tinggi lalu cairan di intrasel masuk ke
ekstrasel. Dehidrasi ini menyebabkan berkurangnya 60% cairan intasel dan 40% cairan
ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang
masuk.
4.2. Menjelaskan dan memahami macam-macam dehidrasi

Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya:

1. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadi perubahan konsentrasi elektrolit darah. Hal
ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/l.

2. Dehidrasi hipotonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila
kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/l. Dehidrasi jenis ini juga disebut
sebagai dehidrasi hiponatremia.

3. Dehidrasi hipertonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan
rasa haus dan gejala neorologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma lebih
dari 150 mEq/l . dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hipernatremia.

Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :


1. Dehidrasi ringan
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan mencapai 5% berat badan.

2. Dehidrasi sedang
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan diantara 5-10% berat badan.

3. Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.

Untuk mempertahankan volume plasma, tubuh akan menggunakan cairan


intrasel dan intrasisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu rehidrasi
baru dianggap lengkap bila baik cairan ekstrasel maupun cairan intrasel dan intersisial
sudah kembali normal.

Kehilangan cairan berlebih dapat terjadi melalui :

1. Kulit, misalnya banyak berkeringat pada udara panas, demam, luka bakar, dan
sebagainya.
2. Traktus digestivus, misalnya melalui muntah-muntah, diare, fistel,dan lain-lain.
3. Traktur urinarius, misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus.
4. Paru-paru, misalnya hiperventilasi
5. Pembuluh darah, misalnya pendarahan.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 13


4.3. Menjelaskan faktor yang menyebabkan dehidrasi
Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena
dehidrasi akibat diare.
Usia . Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun
Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk
menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis
akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan
berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah
dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.
Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik.
Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan
katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang
buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan
dapat mempengaruhi nafsu makan.
Pharyngitis. Ini dapat mengurangi asupan oral.
Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi,
hiperkalemia, dan hiponatremia.
Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi.
Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menempatkan
pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.
Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat
mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia.
Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare
terjadi

Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :


1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang
keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 14


Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya
yaitu :
1. Mulut kering.
2. Berkurangnya air mata.
3. Berkurangnya keringat.
4. Kekakuan otot.
5. Mual dan muntah.
6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa
gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat
sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
Mengobati dehidrasi
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian
cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan
pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan
sedapat mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien
berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat
dari produksi kencing.
Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang
merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain.
Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :
1. Lingkungan. Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin
untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadwal kegiatan atau
aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas
berlebihan pada siang hari.
2. Olahraga. Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum
lebih banyak cairan.
3. Umur. Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.
Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tertangani
dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.

4.4. Menjelaskan gejala-gejala dehidrasi


Tanda dan Gejala Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
Ringan Sedang
Kehilangan berat 3-5 6-9 10 atau lebih
badan (%)
Kondisi umum Haus, sadar, Haus, sadar,
Biasanya sadar; ektremitas
gelisah hipotensi postural
dingin, lembab, sianotik, kulit
jari tangan dan kaki berkerut;
kejang otot
Nadi radial Kecepatan dan Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah,kadang
tekanan normal tidak teraba
Respirasi Normal Dalam, mungkin Dalam dan cepat
cepat
Fontanella anterior Normal Cekung Sangat cekung
Tekanan darah Normal Normal atau Rendah, mungkin tidak
sistolik rendah: hipotensi terukur

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 15


ortostatik
Elastisitas kulit Cubitan segera Cubitan kembali Cubitan tidak segera kembali
kembali perlahan
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada atau Tidak ada
berkurang
Keluaran kencing Normal Jumlah berkurang Anuria/oliguria berat
dan pekat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut


Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan
mata cekung sering tidak jelas.
Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3%.
Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi
dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-
RSCM :
a. Ditemukan aksila lembab/basah,
b. Suhu tubuh meningkat dari suhu basal,
c. Diuresis berkurang,
d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya
glukosuria dan proteinuria),
e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa
adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat
dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.
Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat obat
sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload
(gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal, penyakit
ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).

5. TIK. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium)
atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel.

Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi atau
kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam tubuh ,tingginya
metabolisme dan imaturitas ginjal.

5.1 Menjelaskan Faktor Penyebab Dehidrasi pada Anak

Diare
Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan seringkali tidak
mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang.
Tak hanya itu, sejumlah mineral penting, seperti sodium, potasium, dan klorida juga
ikut terbuang.
Pneumonia
Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 16


mengalami demam tinggi dan napas terengah-engah. Hal ini akan membuat cairan,
berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Penanganan yang
terlambat atau tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
Kurang Makan dan Minum
Kondisi ini jarang terjadi, pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan
menangis minta makan atau minum. Namun mungkin saja saat anak sedang sakit, ia
kehilangan nafsu makan dan minum. Jika hal ini terjadi selama 3 - 5 hari maka
dehidrasi bisa terjadi.

5.2 Memahami Gejala Dehidrasi pada Anak

Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang maupun yang berat
bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta merupakan
langkah preventif terhadap dehidrasi.Berikut merupakan gejala dehidrasi:

Dehidrasi Ringan

Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak,
sehingga biasanya anak baru merasakan kondisi patologis dehidrasi pada tahapan
dehidrasi sedang. Pada tahapan dehidrasi ringan tubuh juga kehilangan cairan
mencapai 5% berat badan. Serta perkiraan defisit cairan berikar antara 30-50mL/kg
sehingga dianjurkan agar anak banyak minum air sehingga tidak berlanjut pada
dehidrasi sedang.

Dehidrasi Sedang

Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga
terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, diantaranya :

Anak menangis tanpa air mata


Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh tubuh akan
menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang
kering.
Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan diantara 5%
- 10% berat badan.
Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya kemungkinan
besar merupakan dehidrasi.
Jarang buang air kecil (BAK). Waspadai jika air seni yang keluar sangat sedikit dan
berwarna gelap.
Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam.

Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti; hanya tergolek di tempat
tidur tanpa aktivitas yang berarti.
Perkiraan defisit cairan 60-90 mL/kg

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 17


Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan cobalah
mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami dehidrasi, setelah
dicubit, kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38 C bahkan lebih.

Dehidrasi Berat

Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan. Selain itu pada
tahapan ini keadaan anak juga semakin kritis sehingga dibutuhkan perawatan intensif
serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral melaui infus. Berikut merupakan gejala
dehidrasi berat:

- Kesadaran anak menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.

- Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi
terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna.
- Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa
mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan anak
turun secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB asalnya.
- Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
- Ketidakmampuan untuk minum
- Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan
- Jika menangis tidak ada air mata
- Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut
- Berkuranganya volume air seni
5.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak
Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (Gangguan distribusi
air dalam tubuh) dan tingkatan kekurangan cairan, yang dapat membantu dalam
menentukan terapi cairan yang akan diberikan.
Berdasarkan kadar sodium serum, kebanyakan anak-anak mengalami :
a. dehidrasi isotonik (130-150 mEq/L),
b. dehidrasi hipertonik (lebih dari 150 mEq/L)
c. dehidrasi hipotonik (kurang dari 130 mEq/L).
Tingkat keparahan dehidrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang atau
presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi :
a. ringan (kurang dari 50 mL/kg, atau kurang dari 5%),
b. sedang (50-100 mL/kg, atau 5 -10%),
c. dan berat (100 mL/kg, atau lebih dari 10%).
Menentukan derajat dehidrasi dibutuhkan untuk menentukan pengobatan mana yang
sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak,urin dan berat badan.

Dehidrasi diatasi dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sebagai berikut:

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 18


1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang. Biasanya berkisar
antara 5-15% berat badan.
2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang hilang
melalui penguapan pada kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare
( kira-kira 25 ml/kgbb/24 jam), dengan suction, parasentesis asites dan sebagainya.

Jenis Cairan untuk Rehidrasi


Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap
mengandung NaCl, KCL,NaHC dan glukosa: Oralit
CRO yang tidak mengandung keempat komponen diatas: larutan gula garam, larutan
tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa
polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa yang
dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat.
Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental.jenis
cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang akan diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 19


Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RL pada bayi (<12 bulan) :
1 jam pertama : 30 ml/kgbb
5 jam berikutnya : 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
1 jam pertama : 30 ml/kgbb
3 jam berikutnya : 70 ml/kgbb

6. TIK. Memahami tentang Mineral ; Natrium (Na), Kalium (K) dan Klorida (Cl)

Sumber dan Kebutuhan Mineral

1. Natrium (Na)
Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel, lobak,
bayam, kol, telur, kerang.
Kadar normal : 135 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan
osmotik, cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.
Kelebihan : Hipernatremia
Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25
mg).
Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi
oleh hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle
(kotranspor NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na Cl).
Distribusi Natrium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 160 70
Plasma 330 143
Sel 85 37
Jaringan otot 60 160
Jaringan saraf 312

2. Kalium (K)
Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak
kerbau.
Kadar normal : 3,5 5 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan
asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam
biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot.
Kelebihan : hiperkalemia
Kekurangan : hipokalemia

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 20


Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
Absorpsi : pada usus halus.
Dsitribusi Kalium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 200 50
Plasma 20 5
Sel 440 112
Jaringan otot 250 400
Jaringan saraf 530

3. Klorida (Cl)
Sumber : garam dapur
Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena
fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah
lambung.
Kelebihan : hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi
pilorus atau duodenum
Distribusi klorida dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq / L


Seluruh darah 250 70
Plasma atau serum 365 103
Sel 190 53
Cairan spinal 440 124
Jaringan otot 40
Jaringa saraf 171

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 21


TABEL KEBUTUHAN MINERAL DALAM TUBUH

Usia (tahun) Natrium (mg) Kalium (mg) Klorida (mg)

Bayi 0 0,5 115 350 350 925 275 200

0,5 1 250 750 425 1275 400 1200

Anak-anak 13 325 975 550 1650 500 1500


dan remaja

46 450 1350 775 2325 700 2100

7 10 600 1800 1000 3000 925 2775

11 + 900 2700 1525 4575 1400 4200

Dewasa 110 - 3300 1875 - 5625 1700 - 5100

7. TIK. Memahami tentang Gangguan Keseimbangan Elektrolit (Na,K) dalam Tubuh

7.1 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium

Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam


tubuh diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
Fungsinya di dalam tubuh :
Aktivitas neuromuskular
transmisi dan konduksi impuls syaraf

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 22


Cairan tubuh
- Mengatur osmolalitas vaskular
- Mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi air

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 23


Selular
- Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari
sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel),
tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- Aktivitas enzim
Asam basa
Mengatur keseimbangan asam basa
Nilai normalnya di darah : 135-146 mEq/liter atau mmol/liter
Nilai normalnya di urin : 40-220 mEq/liter/hari

Etiologi Hiponatremia
Asupan makanan
- rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L
- asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel
- anoreksia nervosa
- pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan
Keluarnya natrium dari saluran pencernaan
- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
- operasi saluran cerna
- bulimia
- kehilangan potassium
Keluarnya natrium dari ginjal
- gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH pengeluaran Na, Cl dan
air
- diuretik
Pengaruh hormon
- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal cairan
ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air kadar Na berkurang
- Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison)
produksi hormon adreno-kortikal berkurang pengeluaran Na dan retensi K

Manifestasi Klinis Hiponatremia


Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium
yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala
awal biasanya berupa mual dan muntah.
Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram
Gangguan jantung : hipotensi
Gangguan neuromuskular : kelemahan otot
Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang

7.2 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium

Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 % terdapat
di cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel 150 mEq
dan di cairan ekstrasel 3,5 5,3 mEq.
Fungsi kalium di dalam tubuh :
Aktivitas neuromuskular
- transmisi dan konduksi impuls syaraf
- kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 24


Cairan tubuh
- mengatur osmolalitas intraselular
Selular
- pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari
sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro
muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel),
tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- aktivitas enzim untuk metabolisme selular
Asam basa
mengatur keseimbangan asam basa

Etiologi Hipokalemia
Asupan makanan
- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L
- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang
- anoreksia nervosa
- alkoholisme
Keluarnya kalium dari saluran pencernaan
- muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
- operasi saluran cerna, fistula saluran cerna
- bulimia
Keluarnya kalium dari ginjal
- fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut
- diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium
- hemodialisis, peritoneal dialisis
Pengaruh hormon
- penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi
kalium dan retensi natrium
- stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh
- penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek
seperti aldosteron
Gangguan fungsi selular
- trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi
- menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular
Redistribusi kalium
- alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel
- insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

Manifestasi Klinis Hipokalemia


Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot
saluran pencernaan.
Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan
peristaltik dan ileus
Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot
pernafasan
Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 25


8. TIK. Memahami tentang Etika Minum dalam Islam

8.1 Menjelaskan tata cara etika minum dalam islam


Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Berikut merupakan etika minum menurut islam:
o Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala
Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk
beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat
beribadah kepada Allah.
o Memulai minum dengan membaca basmallah.
Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini
berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan. Bacaan
bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-
Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai anakku,
jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah makanan yang berada di dekatmu. (HR Thabrani dalam Mujam Kabir)

o Minum dengan tangan kanan.


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Jika salah seorang dari kalian hendak makan,
hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan
tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan
kirinya. (HR. Muslim)

o Tidak bernafas dan meniup air minum.


Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits
mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika kalian
minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, Larangan bernafas dalam wadah air
minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau
menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang
jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang
meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang
meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan
meniupinya.

o Bernafas tiga kali ketika minum.


Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau mengatakan, Ketika Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali. Dan
beliau bersabda,Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.
Anas mengatakan, Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali. (HR. Bukhari no.
45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah
bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu,
karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di
atas.

o Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 26


Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun
mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau
mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau
minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut
dan memutus mulut qirbah itu. (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan
oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan dengan
hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, Hadits yang
menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.

o Minum dengan posisi duduk.


Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian minum sambil berdiri.
Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk
memuntahkannya. (HR. Ahmad)
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri diperbolehkan,
meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama tersebut adalah Imam
Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih
utama adalah sambil duduk karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi
shallallahu alaihi wa sallam.

o Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.


Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-
niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA
berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan
seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah
bismillah jika kalian minum dan alhamdulillah jika kalian selesai minum. (HR.
Turmidzi).

o Menutup bejana air pada malam hari.


Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits dari Jabir bin
Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun
wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak
diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit. (HR. Muslim)

o Tidak minum berlebihan


Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu
pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan.
o Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW bersabda:Orang-
orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan
ke dalam perutnya api dari neraka (HR. Muslim)
o Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda, Janganlah
kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk)
atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca
hamdalah setelah minum.(HR.Tirmidzi)

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 27


DAFTAR PUSTAKA

Behrman R.E. et al (1999), Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15, ab.A.Samik Wahab,
Jakarta, EGC.

Ganong, WF, (2007), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari
Widjajakusumah, Jakarta, EGC.

http: // halalmui.org/diambil pada minggu, 28 Februari 2010 pukul 15.55 wib.

http: //kalbe.co.id/dehidrasi anak.html.diambil pada sabtu, 27 Februari pukul 16.20 wib

http://ekajayaartikel.blogspot.com/2009/10/cairan

http://emedicine.medscape.com/article/906999-overview

http://habibiezone.wordpress.com/2009/12/07/tata-cara-makan-menurut-islam

http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia-dan-elektrolit-
tubuh.html)

http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/01/%E2%80%9Cvitamin-mineral-dan-air%E2%80%9D/

Martin D.W. et al (1985), Biokimia Harper edisi 20,ab. I. Darmawan, Jakarta, EGC.

Murray, K Robert , Daryl K Granner, Peter A Mayes. 2003. Biokimia Harper Ed.25. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi
6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.

Sherwood, Lauralee (2001), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta, EGC.

Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5 .
Jakarta : Interna Publishing

Sukmariah M, Karmiati A (1990), Kimia Kedokteran edisi 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/

Ske 1 : DEHIDRASI-B.18 Page 28

Anda mungkin juga menyukai

  • Administrasi Kue Ibu
    Administrasi Kue Ibu
    Dokumen20 halaman
    Administrasi Kue Ibu
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Rumah Sehat
    Kuesioner Rumah Sehat
    Dokumen1 halaman
    Kuesioner Rumah Sehat
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Perdarahan Kehamilan Muda
    Perdarahan Kehamilan Muda
    Dokumen17 halaman
    Perdarahan Kehamilan Muda
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Perdarahan Kehamilan Muda
    Perdarahan Kehamilan Muda
    Dokumen17 halaman
    Perdarahan Kehamilan Muda
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover LPM Kel 1
    1 Cover LPM Kel 1
    Dokumen1 halaman
    1 Cover LPM Kel 1
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kegiatan Seminar
    Proposal Kegiatan Seminar
    Dokumen20 halaman
    Proposal Kegiatan Seminar
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Sayang
    Sayang
    Dokumen3 halaman
    Sayang
    Hilma
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Mata
    Cover Referat Mata
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat Mata
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Mata
    Cover Referat Mata
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat Mata
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Cover Skabies
    Cover Skabies
    Dokumen1 halaman
    Cover Skabies
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Mata
    Cover Referat Mata
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat Mata
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • 2015 Kueeee
    2015 Kueeee
    Dokumen1 halaman
    2015 Kueeee
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen2 halaman
    Cover Referat
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan KB
    Penyuluhan KB
    Dokumen17 halaman
    Penyuluhan KB
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mandiri Endokrin Skenario 1
    Tugas Mandiri Endokrin Skenario 1
    Dokumen74 halaman
    Tugas Mandiri Endokrin Skenario 1
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan KB
    Penyuluhan KB
    Dokumen17 halaman
    Penyuluhan KB
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen22 halaman
    Refer at
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Dema
    Jurnal Dema
    Dokumen16 halaman
    Jurnal Dema
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Struk Tur
    Struk Tur
    Dokumen1 halaman
    Struk Tur
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Rontgen Bnoivp
    Rontgen Bnoivp
    Dokumen42 halaman
    Rontgen Bnoivp
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mandiri Endokrin Skenario 1
    Tugas Mandiri Endokrin Skenario 1
    Dokumen74 halaman
    Tugas Mandiri Endokrin Skenario 1
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Swot
    Swot
    Dokumen2 halaman
    Swot
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • Dakwah Agama
    Dakwah Agama
    Dokumen4 halaman
    Dakwah Agama
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • PBL Campak
    PBL Campak
    Dokumen9 halaman
    PBL Campak
    Arisya Hanifah Nurazkiyah
    Belum ada peringkat
  • Dehidrasi 2
    Dehidrasi 2
    Dokumen16 halaman
    Dehidrasi 2
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat
  • PBL Campak
    PBL Campak
    Dokumen9 halaman
    PBL Campak
    Arisya Hanifah Nurazkiyah
    Belum ada peringkat
  • PEMERIKSAAN RADIOLOGI - Refrat
    PEMERIKSAAN RADIOLOGI - Refrat
    Dokumen8 halaman
    PEMERIKSAAN RADIOLOGI - Refrat
    Nugroho Akbar
    Belum ada peringkat
  • Rontgen Bnoivp
    Rontgen Bnoivp
    Dokumen42 halaman
    Rontgen Bnoivp
    Anonymous Hic7yE7I8I
    Belum ada peringkat