Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT :
- BB kurang : 18,5
- BB normal : 18,5-22,9
- BB lebih : 23,0
- dengan risiko : 23-24,9
- Obes I : 24,9-29,9
- Obes II : 30
Penentuan Status Gizi dan Perhitungan Kalori berdasarkan BROCCA
Pertama, lakukan perhitungan BB idaman (BBI) = (TB
(cm)
-100) 10%
Untuk laki-laki dengan tinggi 160cm dan perempuan yang 150cm, perhitungan BB idaman
tidak perlu dikurangi 10%.
Selanjutnya tentukan status gizi =
Klasifikasi status gizi adalah sbb :
- BB kurang : BB 90% BBI
- BB normal : BB 90-110% BBI
- BB lebih : BB 110-120% BBI
- Gemuk : BB 120% BBI
Lalu, untuk penentuan kalori/hari, gunakan rumus-rumus sbb :
- Kebutuhan basal
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 42
Laki-laki = BBI (kg) x 30 kal
Perempuan = BBI (kg) x 25 kal
- Koreksi atau penyesuaian
a. Umur 40 tahun : -5%
b. Aktivitas ringan (duduk, nonton televisi) : +10%
c. Aktivitas sedang (IRT, kantoran, perawat, dsb) : +20%
d. Akitivitas berat (olahragawan, tkg becak) : +30%
e. BB gemuk : -20%
f. BB lebih : -10%
g. BB kurus : +20%
h. Stres metabolic (infeksi, operasi, stroke) : +10-30%
i. Kehamilan trisemester I dan II : +300 kal
j. Kehamilan trisemester III dan menyususi : +500 kal
Perhitungan Kalori dengan Rule Of Thumb
Pertama, tentukan BBI = (TB
(cm)
-100) 10%
Apabila BB kurang dari range gunakan rumus BB kurang, bila normal gunakan rumus BB
normal, dan bila lebih gunakan ruus BB lebih.
BB normal : (TB-100) x 30 kalori + TINGKAT AKTIVITAS
BB kurang : (TB-100) x 35 kalori + TINGKAT AKTIVITAS
BB lebih : (TB-100) x 25 kalori + TINGKAT AKTIVITAS
Jenis Aktivitas
Ringan Sedang Berat
Pegawai Kantor; Pegawai
Toko; Guru; Supir; Sekretaris
Mahasiswa; Pegawai
Industri Ringan; IRT
Pelaut; Buruh; Penari; Atlet
Kebutuhan Kalori /kgBB
Aktivitas Ringan Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50
Perhitungan Kalori dengan Harris Bennedict
Laki-laki = 66 + (13,7xBB) + (5xTB) (6,8xU)
Perempuan = 655 + (9,6xBB) + (1,8xTB) (4,7xU)
Setelah didapatkan KKB, selanjutnya dihitung KKT (Kebutuhan Kalori Total) dimana KKT
= KKB x Aktifitas Fisik
Keterangan aktivitas fisik :
Tidak berolahraga : 1,2
Olahraga ringan : 1,375
Olahraga sedang : 1,55
Olahraga berat : 1,725
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 43
Atlet : 1,9
Dalam scenario ini, pasien A seorang laki-laki berumur 56 tahun dengan BB : 80kg, TB :
165 cm, IMT : 29,4 kg/m
2
, LP : 108 cm. Telah mengidap DM2 sejak 5 tahun yang lalu. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDP : 256 mg/dL GD 2Jam Setelah Makan : 345 mg/dL, dan
HbA1c 10,2 g/dL, proteinuria +3.
IMT : 29,4 kg/m
2
obes I
Perhitungan kalori menurut rumus Rule Of Thumb
BBI = (165-100) 10% = 65 6,5 = 58,5-71,5 BB pasien 80 : melebihi range
BB lebih = (165-100) x 25 kalori + TINGKAT AKTIVITAS pengusaha : ringan
= 65 x 25 + 25
= 1650 kal digenapkan menjadi 1700 kal
Perhitungan kalori menurut BROCCA
BBI = (165-100) - 10% = 65 - 6,5 = 58,5
KKB = 58,5 x 30 = 1755 kal, selanjutnya dilakukan koreksi sbb :
- Umur pasien 40 tahun -5% KKB = -87,5
- Aktifitas ringan +20% KKB = +351
- BB gemuk -20% KKB = -351
KKT = 1755+351-351-87,5 = 1667,25 kal digenapkan menjadi 1700 kal
Perhitungan kalori menurut Harris Benedict
KKB = 66+(13,7x58,5)+(5x165)(6,8x56) = 66+801,45+825-380,8 = 1311,65
KKT = KKB x AF tidak berolahraga x 1,2
= 1311,65 x 1,2 = 1573,98 kal digenapkan menjadi 1700 kal
KH 60% : 60%x1700 = 1020 kal = 255 gr
Protein 15% : 15%x1700 = 255 kal = 63,75 gr
Lemak 25% : 25%x1700 = 425 kal = 47,22 gr
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 44
2. Penatalaksanaan Farmakologi Untuk Penderita DM
a. Terapi Insulin
Insulin masih merupakan obat utama untuk DM tipe 1 dan beberapa jenis DM tipe 2.
Suntikan insulin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain intravena,
intramuscular, dan umumnya pada penggunaan jangka panjang lebih disukai pemberian
subkutan.
Preparat insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerja : kerja cepat, sedang, dan
panjang atau dibedakan berdasarkan asal spesiesnya : human (hasil teknologi
rekombinan DNA) dan porcine (babi).
Dosis dan konsentrasi insulin dinyatakan dengan unit (U). Standar internasional yang
berlaku sekarang, kombinasi bovine dan porcine insulin mengandung 24 U/mg,
sedangkan preparat human insulin yang homogen mengandung 25 dan 30 U/mg.
Preparat komersial insulin dipasarkan dalam bentuk solusio atau suspense dengan kadar
100 u/mL atau sekitar 3,6 mg insulin per milliliter.
Klasifikasi Insulin
Jenis-Sediaan Bufer Mula Kerja Puncak*
Masa
Kerja*
Kombinasi
dengan*
Kerja Cepat
Regular soluble
(kristal)
Lispro
-
Fosfat
0,1-0,7
0,25
1,5-4
0,5-1,5
5-8
2-5
Semua jenis
Lente
Kerja Sedang
NPH (isophan)
Lente
Fosfat
Asetat
1-2
1-2
6-12
6-12
18-24
18-24
Regular
Semilente
Kerja Panjang
Protamin Zinc
Fosfat asetat
4-6
14-20
24-36
Regular
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 45
Ultralente
Glargin
- 4-6
2-5
16-18
5-24
20-36
18-24
Catatan : *= dalam jam, nilai ini bervariasi
NPH = neutral protamine Hagedorn atau suspense isofen insulin
Lente = suspense zinc insulin
Preparat kerja cepat biasanya disuntikan IV atau IM 30-45 menit sebelum makan.
Setelah pemberian, glukosa darah akan cepat menurun mencapai nadi dalam waktu 20-
30 menit. Bila tidak ada infus insulin, hormone ini akan segera menghilang dan counter-
regulatory hormones (glucagon, epinefrin, kortisol, dan GH) akan mengembalikan kadar
glukosa ke keadaan basal dalam 2-3 jam. Tetapi pada pasien DM dengan neuropati yang
tidak memiliki respon counter-regulatory, glukosa plasma akan tetap rendah untuk
beberapa jam setelah pemberian bolus. Infus insulin bermanfaat pada ketoasidosis atau
pada keadaan dimana kebutuhan insulin dapat berubah dengan cepat (misal : sebelum
operasi, selama proses partus, atau pada situasi gawat darurat). Sedangkan pada keadaan
stabil, umumnya dapat diberikan insulin regular bersama preparat yang kerjanya panjang
atau sedang, secara subkutan.
Indikasi dan Tujuan Terapi
Insulin SK terutama diberikan pada DM tipe, DM tipe 2 yang tidak dapat diatasi hanya
dengan diet atau ADO, pasien DM pasca pancreatomi, atau DM dengan kehamilan, DM
dengan ketoasidosis, koma nonketosis, atau komplikasi lain sebelum tindakan operasi.
Tujuannya untuk menormalkan glukosa darah dan memperbaiki semua aspek
metabolisme, namun tujuan terakhir inilah yang sukar dicapai. Hasil terapi yang optimal
membutuhkan pendekatan dokter pada pasien dan keluarganya, sehingga ada koordinasi
antara diet, latihan fisik, dan pemberian insulin.
Kebutuhan Insulin Harian
Produksi insulin orang normal sehat yang kurus, antara 18-40 U per hari atau 0,2-0,5
U/kgBB/hari dan hamper 50% disekresi pada keadaan basal, 50% yang lain karena
adanya asupan makanan. Sekresi basal insulin sekitar 0,5-1 U/jam, setelah asupan
glukosa oral dalam darah meningkat menjad 6 U/jam. Pada orang non diabetic dengan
obesitas dan resisten insulin, sekresi meningkat menjadi 4x lipat/ lebih tinggi.
Tipe Insulin Keterangan
Kerja Singkat
Regular (crystalline zinc)
Lispro
Jernih
Jernih
Kerja Sedang
NPH
+
Keruh, suspensi insulin seng kristal, 50% jenuh dengan
protamine
Kerja Panjang
Ultralente (UL)
Glargine
Keruh, suspense insulin kristal
Kadar seng tinggi tanpa protamin
Nilai esoelektrik 7,0; penurunan solubilitas pada pH fisiologis;
membentuk mikropresipitat dalam jaringan SK
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 46
Pada berbagai populasi DM tipe 1, rata-rata dosis insulin yang dibutuhkan berkisar
antara 0,6-0,7 U/kgBB/hari, sedangkan pada pasien obesitas membutuhkan dosis lebih
tinggi (2 U/kgBB/hari) karena adanya resistensi jaringan perifer terhadap insulin.
Preparat dan Dosis
Sediaan insulin umumnya diperoleh dari bovine atau porcine (sapi atau babi) atau
dengan cara rekombinan DNA akan diperoleh insulin yang analog dengan insulin
manusia.
Kombinasi insulin. Insulin regular dapat dikombinasi dengan beberapa jenis insulin
lain. Bila dikombinasi dengan insulin lente maka efeknya akan lebih lambat. Untuk
mencegah perubahan masa kerja kombinasi seperti ini harus segera disuntikan atau
diberikan secara terpisah. Insulin lente dapat dikombinasi tanpa mengubah aktivitas dari
komponen.
Kebutuhan insulin pada pasien DM umumnya berkisar antara 5-150 U sehari tergantung
dari keadaan pasien. Selain itu untuk penetapan dosis juga perlu diketahui kadar glukosa
darah puasa dan dua jam sesudah makan, serta kadar glukosa dalam urin 4 porsi, yaitu
antara jam 7-11, 12-16, 16-21, dan 21-7.
Dosis terbagi insulin digunakan pada DM : (1) yang tidak stabil dan sukar dikontrol, (2)
bila hiperglikemia berat sebelum makan pagi tidak dapat dikoreksi dengan insulin dosis
tunggal/ hari, dan (3) pasien yang membutuhkan insulin lebih dari 1000 U/ hari. Banyak
pasien yang mendapat insulin memerlukan makanan kecil menjelang tidur untuk
mencegah hipoglikemia pada malam hari. Selain itu, kerja fisik juga diperlukan pada
pasien DM untuk meningkatkan penggunaan glukosa oleh otot, karena kerja fisik dapat
menurunkan kebutuhan insulin pada DM terkontrol dan menimbulkan rasa sehat.
Kadang-kadang perlu diberikan makanan kecil sebelum kerja fisik untuk mencegah
hipoglikemia. Kerja fisik akan meningkatkan kecepatan absorbsi insulin regular, maka
sebaiknya kerja fisik tidak dilakukan segera sesudah suntikan insulin.
Penatalaksanaan pasien DM. Dosis awal pasien DM muda 0,7-1,5 U/kgBB. Pasien
IDDM yang baru belum perlu diberi insulin karena kadang-kadang terjadi remisi dan
pada periode ini insulin tidak dibutuhkan. Untuk terapi awal, regular insulin dan insulin
kerja sedang (intermediate acting) merupakan pilihan dan diberikan 2x sehari. Untuk
DM dewasa yang kurus : 8-10 U insulin kerja sedang 20-30 menit sebelum makan pagi
dan 4-5 U sebelum makan malam, sedangkan untuk DM dewasa gemuk 20 U pagi hari
dan 10 U sebelum makan malam. Dosis ditingkatkan secara bertahap sesuai hasil
pemeriksaan glukosa darah dan urin.
Efek Samping
Hipoglikemia, efek yang paling sering terjadi dan terjadi akibat dosis insulin yang
terlalu besar, dapat juga terjadi karena adanya factor yang dapat meningkatkan
sensitivitas terhadap insulin, misal insufisiensi adrenal atau pituitary, ataupun akibat
kerja fisik yang berlebihan.
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 47
Reaksi alergi dan resistensi. Penggunaan insulin rekombinan dan insulin yang lebih
murni telah dapat menurunkan insiden reaksi alergi dan resistensi. Namun, kadang-
kadang reaksi tsb masih dapat terjadi akibat adanya bekuan atau terjadinya denaturasi
preparat insulin, atau kontaminan, atau akibat pasien sensitive thdp senyawa yang
ditambahkan pada proses formulasi preparat insulin. Bila ini terjadi lakukan pemeriksaan
kadar antibodi insulin-spesific IgG dan IgE untuk mengetahui penyebab reaksi yang
terjadi, selain itu juga dapat dilakukan tes kulit. Reaksi alergi kulit ini umumnya dapat
diatasi dengan antihistamin, bila reaksi tersebut hebat atau terjadi resistensi dapat
diberikan glukokortikoid.
Lipoatrofi dan lipohipertrofi. Lipoatrofi jaringan lemak subkutan ditempat suntikan
dapat timbul akibat variant respon imun terhadap insulin, sedangkan lipohipertrofi
dimana terjadi penumpukan lemak subkutan terjadi akibat efek lipogenik insulin yang
kadarnya tinggi pada daerah tempat suntikan. Hal ini diduga akibat adanya kontaminan
dalam preparat insulin. Reaksi lenih jarang terjadi pada penggunaan insulin yang lebih
murni. Lipohipertrofi sebenarnya lebih sering terjadi dengan human insulin apabila
pasien yang menyuntikan sendiri pada tempat yang sama, hal ini dapat disebabkan
karena terjadinya absorbsi yang kurang baik dan tidak teratur, sehingga dianjurkan untuk
menyuntikkan di daerah yang berbeda.
Efek samping lain. Edema, rasa kembung di abdomen, dan gangguan visus, timbul pada
banyak pasien DM dengan hiperglikemia hebat atau ketoasidosis yang sedang diterapi
dengan insulin. Edema terjadi akibat retensi Na
+
atau peningkatan permeabilitas kapiler
akibat control metabolic yang tidak adekuat. Umumnya edema akan hilang dalam
beberapa hari atau minggu kecuali bila ada gangguan fungsi jantung atau ginjal.
Interaksi
Beberapa hormone bersifat antagonis terhadap efek hipoglikemik insulin, antara lain
GH, kortikotropin, glukokortikoid, tiroid, estrogen, progestin, dan glucagon. Adrenalin
menghambat sekresi insulin dan merangsang glikogenolisis, peningkatan hormone ini
perlu diperhatikan dalam terapi insulin. Salisilat meningkatkan sekresi insulin, mungkin
menyebabkan hipoglikemia. Potensiasi efek hipoglikemik insulin terjadi dengan
penghambat MAO, steroid anabolic, dan fenfluramin.
b. Obat Antidiabetik Oral
5 golongan antidiabetik oral (ADO) yang dapat digunakan untuk DM dan telah
dipasarkan di Indonesia yakni golongan : sulfonilurea, meglitinid, biguanid, penghambat
-glikosidase, dan tiazolidinedion. Kelima golongan ini dapat diberikan pada DM tipe 2
yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik saja.
1. Golongan Sulfonilurea
Terdapat 2 generasi sulfonilurea, generasi 1 terdiri dari tolbutamid, tolazamid,
asetoheksimid, dan klorpropamid. Sedangkan, generasi 2 yang berpotensi
menyebabkan hipoglikemik lebih besar terdiri dari gliburid (glibenklamid),
glipizid, gliklazid, dan glimepirid.
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 48
Mekanisme Kerja. Sering disebut sebagai insulin secretagogeus, kerjanya
merangsang sekresi insulin dari granul-granul sel Langerhans pancreas.
Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATPsensitive K channel pada membran
sel-sel yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka
kanal Ca ion Ca
2+
akan masuk, merangsang granula yang berisi insulin dan akan
terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan petida-C.
Farmakokinetik. Berbagai sulfonilurea memiliki sifat kinetik yang berbeda, tetapi
absorbsinya melalui saluran cerna cukup efektif. Makanan dan keadaan
hiperglikemia dapat mengurangi absorbsi. Untuk mencapai kadar optimal di plasma,
sulfonilurea dengan masa paruh pendek lebih efektif bila diminum 30 menit sebelum
makan.
Masa paruh dan metabolisme sulfonilurea generasi I sangat bervariasi, masa paruh
asetoheksamid pendek, tetapi metabolit aktifnya, 1-hidroksi-heksamid lebih
panjang, sekitar 4-5 jam, sama dengan tolbutamid dan tolazamid. Sebaiknya
diberikan dengan dosis terbagi, sekitar 10% dari metabolitnya diekskresi melalui
empedu dan keluar bersama tinja.
Mula kerja tolbutamid cepat, masa paruhnya sekitar 4-7 jam. Dalam darah 91-96%
tolbutamida terikat protein plasma, dan di hepar diubah menjadi karboksitolbutamid,
ekskresi melalui ginjal.
Tolazamid, absorpsinya lebih lambat dari yang lain, masa paruh sekitar 7 jam, di
hepar diubah menjadi p-karboksitolazamid, 4-hidroksimetiltolazamid dan senyawa
lain, yang diantarany memiliki sifat hipoglikemik cukup kuat.
Klorpropamid dalam darah terikat albumin, masa paruhnya panjang 24-48 jam,
metabolismenya di hepar tidak lengkap, 20% di ekskresi utuh di urin.
Sulfonilurea generasi II, umumnya potensi hipoglikemik hamper 100x lebih besar
dari generasi I. Meski masa paruhnya pendek, hanya sekitar 3-5 jam, efek
hipoglikemiknya berlangsung 12-24 jam, biasanya cukup diberika 1x sehari.
Glipzid, absorbsinya lengkap, masa paruhnya 3-4 jam, dalam darah 98% terikat
protein plasma, potensinya 100x lebih kuat dari tolbutamid, tetapi efek hipoglikemik
maksimalnya mirip dengan sulfonilurea lain, metabolismenya di hepar menjadi
metabolit yang tidak aktif, diekskresi melalui ginjal dalam keadaan utuh.
Gliburid (glibenklamid), potensinya 200x lebih kuat dari tolbutamid, masa
paruhnya sekitar 4 jam, metabolisme di hepar, pada pemberian dosis tunggal 25%
metabolitnya di ekskresi melalui urin, sisanya melalui empedu.
Karena semua sulfonilurea di metabolisme di hepar dan di ekskresi di ginjal, sediaan
ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar dan ginjal yang berat.
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 49
Efek samping. Insidens efek samping generasi I sekitar 4%, sedangkan generasi II
lebih rendah lagi. Hipoglikemia sampai koma dapat timbul, terutama pada pasien
usia lanjut dengan gangguan fungsi hati dan ginjal. Efek samping lain seperti reaksi
alergi jarang sekali, mual, muntah, diare, gejala hematologic, susunan saraf
pusat, mata, dsb. Gangguan sal. cerna dapat berkurang dengan mengurangi dosis,
menelan obat bersama makanan, atau membagi obat dalam beberapa dosis. Gejala
SSP berupa vertigo, bingung, ataksia, dsb. Gejala hematologic antara lain
leukopenia dan agranulositosis. Efek samping lain gejala hipotiroidisme, icterus
obstruktuf. Hipoglikemia biasanya terjadi bila pasien tidak mendapat dosis tepat,
tidak makan cukup, atau dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Peringatan. Sulfonilurea tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal pada pasien DM
juvenile, pasien yang kebutuhan insulinnya tidak stabil, DM berat, DM dengan
kehamilan, dan keadaan gawat. Obat juga harus digunakan dengan sangat hati-hati
pada DM dengan gangguan fungsi hepar dan ginjal, insufisiensi endokrin (adrenal,
hipofisis, dsb), keadaan gizi buruk pada pasien yang mendapat obat golongan lain,
pada alkoholisme akut, serta pasien yang mendapat diuretic tiazid.
Interaksi. Obat yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemi adalah insulin, alcohol,
fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolic
steroid, fenfluramin, dan klofibrat.
2. Meglitinid
Repaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid, mekanisme kerjanya
sama dengan sulfonilurea tapi struktur kimianya sangat berbeda. Golongan ADO ini
akan merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-independent di sel
pancreas.
Pada pemberian oral absorbsinya cepat, kadar puncaknya dicapai dalam waktu 1 jam,
masa paruhnya 1 jam, sehingga harus diberikan beberapa kali sehari sebelum makan.
Metabolism utamanya di hepar, metabolitnya tdika aktif, 10% dimetabolisme di
ginjal. Pada pasien dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal harus diberikan secara
berhati-hati. Efek samping utamanya hipoglikemia dan gangguan saluran cerna, serta
dapat juga terjadi reaksi alergi.
3. Biguanid
Dikenal 3 jenis ADO dari golongan ini : fenformin, buformin, dan metformin, tetapi
yang pertama telah ditarik dari peredaran karena sering meyebabkan asidosis laktat.
Sekarang yang sering digunakan adalah metformin.
Mekanisme Kerja. Sebenarnya bukan obat hipoglikemik tetapi suatu
antihiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya
tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin menurunkan produksi glukosa di hepar
dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini
terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase).
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 50
Metformin oral akan mengalami absorbs di intestine, dalam darah tidak terikat
protein plasma, ekskresinya melalui urin dalam keadaan utuh, masa paruhnya 2 jam.
Dosis awal 2x500 mg, dosis pemeliharaan umumnya 3x500 mg, dan dosis maksimal
2,5 gr. Obat diminum saat makan, pasien DM yang tidak memberi respon terhadap
sulfonilurea dapat diberikan metformin, dapat juga diberikan sebagai terapi
kombinasi dengan insulin atau sulfonilurea.
Efek Samping. Hampir 20% pasien mengalami muntah, mual, diare, serta kecap
logam, tetapi dengan menurunkan dosis keluhan tersebut dapat hilang. Pada beberapa
pasien yang mutlak bergantung pada insulin eksogen, kadang biguanid menyebabkan
ketosis yang tidak disertai hiperglikemi. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
atau sistem CDV, biguanid dapat meningkatkan kadar asam laktat dalam darah, shg
dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan cairan.
Kontraindikasi. Tidak dibolehkan diberikan pada kehamilan, pasien penyakit hepar
berat, penyakit ginjal dengan uremia, dan penyakit jantung kongestif, serta penyakit
paru dengan hipoksia kronik. Pada pasien yang akan diberi zat kontras intravena atau
yang akan dioperasi, pemberian obat ini sebaiknya dihentikan dahulu, baru boleh
diberikan setelah 48 jam dengan catatan fungsi ginjal harus tetap normal, untuk
mencegah pembentukan laktat yang berlebihan yang dapat berakhir fatal akibat
asidosis laktat.
4. Golongan Tiazolidinedion
Mekanisme Kerja dan Efek Metaboliknya. Tiazolidinedion merupakan agonist
potent dan selektif PPAR, mengaktifkan PPAR membentuk kompleks PPAR-
RXR dan terbentuklah GLUT baru. Di jaringan adipose PPAR mengurangi
keluarnya asam lemak menuju ke otot, dan karenanya dapat mengurangi resistensi
insulin. Senyawa ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan
AMP kinase yang merangsang transport glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi
asam lemak. Jadi, agar obat ini bekerja harus tersedia insulin.
Selain itu glitazon juga menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam
lemak bebas di plasma dan remodeling jaringan adipose.
Proglitazon dan rosiglitazone dapat menurunkan HbA1c (1,0-1,5%) dan
berkecenderungan meningkatkan HDL, sedangkan efeknya pada trigliserid dan LDL
bervariasi.
Pada pemberian oral absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan, berlangsung kurag
lebih 2 jam, metabolisme di hepar oleh sitokrom P-450, rosiglitazone dimetabolisme
oleh isozim 2C8, sedangkan pioglitazon oleh 2C8 dan 3A4. Eksresi melalui ginjal,
dapat diberikan pada insufisiensi renal, tapi dikontraindikasikan pada gangguan
fungsi hepar. Pada awal dan setiap bulan sekali selama 12 bulan pertama penggunaan
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 51
preparat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes hati untuk melihat apakah
terjadi hepatotoksik.
Glitazon diberikan untuk DM tipe 2 yang tidak memberi respon dengan diet dan
latihan fisik atau ditambahkan pada mereka yang tidak memberi respon thdp ADO
lain.
Dosis awal rosiglitazone 4 mg, bila dalam 3-4 minggu control glisemia belum
adekuta, dosis ditingkatkan 8 mg/hari, sedangkan pioglitazon dosis awal 15-30 mg,
bila control glisemia belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai 45 mg. Efek
klinis maksimal tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu.
Efek samping antara lain, peningkatan BB, edema, menambah volume plasma, dan
memperburuk GGJK. Edema sering terjadi pada penggunaan bersama insulin.
5. Penghambat Enzim -Glikosidase
Dapat memperlambat absorbsi polisakarida (starch), dekstrin, dan disakarida di
intestine. Dengan menghambat kerja enzim -glikosidase di brush border intestine,
shg mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.
Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan
efek samping hipoglikemi. Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi DM usia
lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Di klinik sering
digunakan bersama ADO lain atau insulin. Obat ini diberikan pada waktu mulai
makan dan absorbsinya buruk.
Akarbose merupakan oligosakarida yang berasal dari mikroba dan miglitol suatu
derivate desoksi nojirimisin, secara kompetitif juga menghambat glukoamilase dan
sukrase, tetapi efeknya pada -amilase pancreas lemah. Kedua preparat dapat
menurunkan glukosa plasma postprandial pada DM tipe 1 dan 2, dan pada DM tipe 2
dengan hiperglisemia ringan sedang, hanya mengatasi hiperglisemi sekitar 30-50 %
dibanding ADO lain. Paling efektif jika diberikan bersama makanan berserat,
mengandung polisakarida, dengan sedikit kandungan glukosa dan sukrosa.
Efek samping yang bersifat dose-sependent, antara lain malabsorpsi, flatulen, diare,
dan abdominal bloating. Untuk mengurangi efek samping sebaiknya dosis dititrasi,
awalnya 25 mg pada saat mulai makan untuk selama 4-8 minggu, kemudian
ditingkatkan secara bertahap setiap 4-8 minggu, sampai dosis maksimal 75 mg setiap
tepat sebelum makan.
Suherman, K Suharti. 2009. Insulin dan Antidiabetik Oral dalam Farmakologi
dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
3. Makanan yang Halal dan Baik
Kewajiban Mengkonsumsi Makanan Yang Baik Dan Halal
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 52
Bagi seorang muslim, makanan bukan sekedar pengisi perut dan penyehat badan saja,
sehingga diusahakan harus sehat dan bergizi, tetapi di samping itu juga harus halal. Baik
halal pada zat makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang diharamkan oleh
Allah, dan halal pada cara mendapatkannya.
Di dalam Al-Quran Al-Karim, Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya yang beriman dan
yang kafir agar mereka makan makanan yang baik lagi halal, sebagaimana firman-Nya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. (QS.
Al-Baqarah: 168)
Dan firman-Nya pula:
Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik dari yang telah Kami rizkikan
kepadamu. (QS. Al-Baqarah: 172).
Dalam menafsirkan ayat di atas, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi rahimahullah
berkata: Perintah ini (yakni memakan makanan yang halal lagi baik) ditujukan kepada
seluruh manusia, baik dia seorang mukmin ataupun kafir. Mereka diperintahkan memakan
apa yang ada di bumi, baik berupa biji-bijian, buah-buahan, dan binatang yang halal. Yaitu
diperolehnya dengan cara yang halal (benar), bukan dengan cara merampas atau dengan
cara-cara yang tidak diperbolehkan. Dan Tayyiban (yang baik) maksudnya bukan termasuk
makanan yang keji atau kotor, seperti bangkai, darah, daging babi, dan lainnya. (Tafsir
Taisir Karimirrahman, hal. 63).
Di dalam sebuah hadits, Nabi memberikan ancaman masuk neraka kepada siapa saja yang
mengkonsumsi makanan yang haram, sebagaimana sabda beliau:
Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu (makanan) yang haram, maka neraka lebih
pantas (sebagai tempat tinggal, pent) baginya.
Demikian pula orang yang mengkonsumsi makanan yang haram, ia terancam ibadah
(doa)nya tidak diterima dan dikabulkan oleh Allah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah, bahwa Nabi menceritakan ada seorang laki-laki yang sedang musafir
rambutnya kusut dan penuh debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit sembari
berdoa: Wahai Tuhanku , wahai Tuhanku, sedangkan makanannya haram, minumannya
haram, pakaiannya haram, dan perutnya diisi dengan makanan yang haram, maka kata
Rasulullah : Bagaimana mungkin permohonannya dikabulkan? (HR. Muslim II/703
no.1015)
Kaidah Fiqih: Hukum Asal Segala Sesuatu (Makanan, Binatang, Dll) Adalah Halal
Kecuali Jika Ada Dalil Syari Yang Mengharamkannya
Kaidah ini disimpulkan oleh para ulama dari beberapa ayat Al-Quran, di antaranya firman
Allah :
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 53
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. (QS. Al-Baqarah:
29)
Ayat ini menunjukkan bahwa segala sesuatu (termasuk makanan dan binatang) yang ada di
bumi adalah nikmat dari Allah, maka ini menunjukkan bahwa hukum asalnya adalah halal
dikonsumsi dan boleh dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, karena Allah tidaklah
memberikan nikmat kecuali yang halal dan baik. Dan berdasarkan firman-Nya pula:
Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu,
kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. (QS. Al-Anam: 119)
Maka semua makanan yang tidak ada pengharamannya dalam syariat Islam berarti
hukumnya adalah halal sepanjang tidak menimbulkan mudharat kepada dirinya. Demikian
pula binatang yang tidak ada pengharamannya dalam dalil-dalil syari dan tidak termasuk ke
dalam golongan binatang yang haram dikonsumsi, baik karena kesamaan jenis, bentuk atau
sifat, maka hukumnya halal dikonsumsi dan boleh dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti
dijadikan kendaraan, perhiasan, hiburan atau selainnya. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari Abu Darda, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apa saja yang dihalalkan
oleh Allah di dalam kitabNya itulah yang halal, dan apa saja yang diharamkan oleh-Nya
itulah yang haram, adapun yang tidak dijelaskan, berarti termasuk yang dimaafkan bagimu.
Dan terimalah pemaafan Allah itu, karena Allah tidak mungkin melupakan sesuatu,
kemudian beliau membaca firman Allah:
Dan tidaklah Tuhanmu lupa. (QS. Maryam: 64.) (HR. Hakim II/406 no.3419 dan dia
menshahihkannya).
Macam-Macam Makanan. Pada umumnya makanan yang sering dikonsumsi manusia ada
dua jenis, yaitu:
1. Makanan selain binatang (nabati), terdiri dari biji-bijian, tumbuh-tumbuhan, buah-
buahan, benda-benda (roti, kue dan sejenisnya), dan yang berupa cairan (air dengan
semua bentuknya). Ibnu Hubairah -rahimahullah- dalam Al-Ifshoh (II/453) menukil
kesepakatan ulama akan halalnya jenis ini kecuali yang mengandung mudharat.
2. Binatang (hewani), yang terdiri dari binatang darat dan binatang air. Binatang darat ada
dua macam :
- Jinak yaitu semua hewan yang hidup di sekitar manusia dan diberi makan oleh
manusia, seperti: hewan ternak (Onta, sapi, kambing, ayam, bebek, dan semisalnya).
- Liar, yaitu semua hewan yang tinggal jauh dari manusia dan tidak diberi makan oleh
manusia, baik dia buas maupun tidak. Seperti: Singa, serigala, ayam hutan, kuda liar
dan sejenisnya.
Hukum binatang darat dengan kedua bentuknya adalah halal kecuali yang diharamkan
oleh syariat. (Manhajus Salikin hal. 52)
Binatang air juga terbagi menjadi 2:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 54
- Binatang yang hidup di air yang jika dia keluar darinya akan segera mati,
contohnya adalah ikan dan yang sejenisnya.
- Binatang yang hidup di dua alam, seperti buaya dan kepiting. (Lihat pembagian ini
dalam Tafsir Al-Qurthubi VI/318 dan Al-Majmu IX/31-32)
Hukum binatang air bentuk yang pertama, -menurut pendapat yang paling kuat- adalah
halal untuk dikonsumsi secara mutlak. Ini adalah pendapat Al-Malikiyah dan Asy-
Syafiiyah, mereka berdalilkan dengan keumuman dalil dalam masalah ini, di antaranya
adalah firman Allah SWT:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai
makanan yang lezat bagimu (QS. Al-Ma`idah: 96)
Dan sabda Rasulullah SAW:
Dia (laut) adalah pensuci airnya dan halal bangkainya. (HR. Abu Daud I/69 no.83, At-
Tirmidzi I/100 no.69, An-Nasa`i I/50 no.59, dan Ibnu Majah I/136 no.386. Dan dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani).
Adapun bentuk yang kedua dari binatang air, yaitu binatang yang hidup di dua alam,
maka pendapat yang paling kuat adalah pendapat Asy-Syafiiyah yang menyatakan
bahwa seluruh binatang yang hidup di dua alam -baik yang masih hidup maupun yang
sudah jadi bangkai- seluruhnya adalah halal kecuali kodok. Dikecualikan darinya kodok
karena ada hadits yang mengharamkannya. (Lihat Al-Majmu IX/32-33).
Kriteria Makanan Atau Binatang Yang Diharamkan Dalam Islam. Di dalam syariat
Islam, makanan atau binatang yang haram dikonsumsi itu ada dua jenis:
1. Haram Lidzatihi (makanan yang haram karena dzatnya).
Maksudnya hukum asal dari makanan itu sendiri memang sudah haram. Berdasarkan
firman Allah SWT di dalam Al Quran dan sabda Nabi SAW di dalam hadits-hadits
beliau, maka dapat diketahui beberapa jenis makanan yang haram dikonsumsi manusia
karena memang dzat makanan itu sendiri telah diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya, di
antaranya ialah:
Darah. Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik secara
langsung maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai najis, kotor,
menjijikkan, dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang sudah
membeku yang dijadikan makanan dan diperjualbelikan oleh sebagian orang. Adapun
darah yang melekat pada daging halal, boleh dimakan karena sulit dihindari. Hal ini
berdasarkan firman Allah SWT:
Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 55
darah yang mengalir atau daging babi -karena sesungguhnya semua itu kotor- atau binatang
yang disembelih atas nama selain Allah. (QS. Al-Anam: 145)
Daging Babi. Para ulama telah sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Hal ini
berdasarkan firman Allah SWT:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. (QS. Al-Baqarah: 173)
Dan juga firman-Nya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah. (QS. Al-Ma`idah: 3)
Demikian pula lemak babi yang dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal
dengan istilah shortening, serta semua zat yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan
bahan campuran makanan (food additive).
Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang mengandung unsur babi
dalam bentuk apapun, haram dikonsumsi. (Lihat Ahkam al-Athimah, karya Ath-
Thuraiqi, hal: 307-314).
Khamar (minuman keras). Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS.
Al-Ma`idah: 90)
Dan diriwayatkan dari Ibnu Umar secara marfu:
Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram. (HR. Muslim
III/1587 no.2003)
Dan dapat dianalogikan dengannya semua makanan dan minuman yang bisa
menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan
macamnya.
Semua binatang buas yang bertaring, yang dengan taringnya ia memangsa dan
menyerang mangsanya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah
SAW bersabda:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 56
Semua binatang buas yang bertaring, maka mengkonsumsinya adalah haram. (HR.
Muslim III/1534 no.1933).
Juga apa yang diriwayatkan oleh Abu Tsalabah Al-Khusyani, ia berkata:
Bukhari V/2103 no.5210, dan Muslim III/1533 no.1932).
Yang dimaksudkan di sini adalah semua binatang buas yang bertaring dan menggunakan
taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan binatang lainnya. (Lihat Ilamul
Muwaqqiin, karya Ibnul Qayyim II/117).
Semua jenis burung yang bercakar, yang dengan cakarnya ia mencengkeram atau
menyerang mangsanya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma, ia berkata:
- -
larang memakan setiap binatang buas yang bertaring dan semua burung
yang mempunyai cakar. (HR.Muslim III/1534 no.1934)
Yang dimaksud burung yang memiliki cakar di atas adalah yang buas, seperti burung
Elang dan Rajawali. Sehingga tidak termasuk sebangsa ayam, burung merpati dan
sejenisnya. Abu Musa Al-Asyari berkata:
Saya melihat Rasulullah SAW memakan daging ayam. (HR. Bukhari V/2100 no.5198)
Semua binatang yang diperintahkan untuk dibunuh. Di antara binatang-binatang
yang diperintahkan untuk dibunuh adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh
Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi SAW bersabda:
Lima binatang jahat yang boleh dibunuh, baik di tanah haram (Mekkah dan Madinah, pent)
atau di luarnya: tikus, kalajengking, burung buas, gagak, dan anjing hitam. (HR.Bukhari
III/1204 No.3136, dan Muslim II/856 no.1198)
Demikian pula cecak, termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh, sebagaimana
diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqash, dia berkata:
Bahwa Nabi SAW memerintahkan untuk membunuh cecak, dan beliau menamakannya
Fuwaisiqah (binatang jahat yang kecil). (HR. Muslim IV/1758 no.2238)
Pada riwayat lain Nabi SAW bersabda:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 57
Barangsiapa membunuh cecak dengan sekali pukulan, ditulis baginya seratus kebajikan,
barangsiapa yang membunuhnya pada pukulan yang kedua maka baginya kurang dari itu,
dan pada pukulan yang ketiga baginya kurang dari itu. (HR. Muslim IV/1758 no.2240)
Di dalam hadits-hadits yang telah lalu, Nabi SAW memerintahkan agar membunuh
binatang -binatang tersebut, maka itu sebagai isyarat atas larangan untuk memakannya.
Sebab, jika sekiranya binatang itu boleh dimakan, maka akan menjadi mubadzir (sia-sia)
kalau sekedar dibunuh, padahal Allah melarang hamba-Nya untuk melakukan hal-hal
yang mubadzir, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Isra ayat 26-27.
Semua Binatang Yang Dilarang Untuk Dibunuh. Di antara binatang yang dilarang
untuk dibunuh adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu
anhuma, ia berkata:
Sesungguhnya Nabi SAW melarang membunuh empat jenis binatang, yaitu: semut, lebah,
burung hud-hud dan burung shurad (sejenis burung gereja). (HR. Abu Daud II/789
no.5267. Dan Syaikh Al-Albani men-shahih-kannya).
Menurut pendapat sebagian ulama, kodok juga termasuk binatang yang tidak boleh
dibunuh. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Utsman, ia berkata:
- -
- -
Bahwa ada seorang thabib (dokter) bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kodok yang
dia racik sebagai obat, maka Nabi SAW melarangnya untuk membunuhnya. (HR.Abu Daud
II/399 no.3871 dan II/789 no.5269. dan Syaikh Al-Albani men-Shahih-kannya).
Di dalam hadits tersebut, Nabi SAW melarang membunuh binatang-binatang itu, berarti
dilarang pula memakannya. Sebab, jika binatang itu termasuk yang boleh dimakan,
bagaimana cara memakannya kalau dilarang membunuhnya?
Keledai jinak (bukan yang liar). Ini merupakan pendapat Empat Imam madzhab selain
Imam Malik dalam sebagian riwayat darinya. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik,
ia berkata: Bahwa ada seorang pesuruh Rasulullah SAW yang berseru:
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian untuk memakan daging-daging
keledai yang jinak, karena dia adalah najis. (HR. Bukhari V/2103 no.5208, dan Muslim
III/1540 no.1940)
Adapun keledai liar, maka halal dikons
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 58
dari (memakan) keledai jinak. (HR. Muslim III/1541 no.1941, dan Imam Ahmad III/322
no.14490)
Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu Abdil Barr menyatakan,
Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang pengharamannya. (Lihat
Al-Mughni beserta Asy-Syarhul Kabir IX/65).
Binatang yang lahir dari perkawinan dua jenis binatang yang berbeda, yang salah
satunya halal dan yang lainnya haram. Hal ini karena menggolongkannya kepada
binatang yang haram lebih baik dan utama daripada menggolongkannya kepada induknya
yang halal. Seperti Bighal, yaitu hewan hasil peranakan antara kuda yang halal dimakan
dan keledai jinak yang haram dimakan. Jabir bin Abdullah berkata:
-yakni pada saat perang Khaibar- daging keledai jinak dan
daging bighal. (HR. Ahmad III/323 no.14503, dan At-Tirmidzi IV/73 no.1478)
Dan keharaman ini berlaku untuk semua hewan hasil peranakan antara hewan yang halal
dimakan dengan hewan yang haram dimakan.
Anjing. Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, karena ia termasuk
binatang buas yang bertaring. Di samping itu Nabi SAW telah mengharamkan harga jual-
beli anjing dan menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk, sebagaimana diriwayatkan
dari Abu Masud Al-Anshari, ia berkata:
- -
Bahwa Rasulullah SAW melarang dari harga (jual-beli) anjing, upah pelacuran dan hasil
praktek perdukunan. (HR. Bukhari II/779 no.2122, dan Muslim III/1198 no.1567)
Dan diriwayatkan dari Rafi bin Khadij, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Harga (jual-beli) anjing adalah buruk, upah pelacur adalah buruk, dan pendapatan tunkang
bekam adalah buruk. (HR. Muslim III/1199 no.1568, dan Ahmad IV/141 no.17309)
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
Sesungguhnya jika Allah SWT mengharamkan memakan sesuatu, maka Dia akan
mengharamkan harganya. (HR. Ahmad I/293 no.2678)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: Kami diperintahkan untuk membunuh anjing,
kecuali anjing untuk berburu dan anjing untuk menjaga tanaman. (HR. Muslim III/1200
no.1571)
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 59
Binatang yang buruk atau menjijikkan. Semua yang menjijikkan baik hewani
maupun nabati- diharamkan oleh Allah. Sebagaimana firmanNya:
-Araf:
157)
Namun kriteria binatang yang buruk dan menjijikkan pada setiap orang dan tempat pasti
berbeda. Ada yang menjijikkan bagi seseorang misalnya, tetapi tidak menjijikkan bagi
yang lainnya. Maka yang dijadikan standar oleh para ulama adalah tabiat dan perasaan
orang yang normal dari orang Arab yang tidak terlalu miskin yang membuatnya
memakan apa saja. Karena kepada merekalah Al-Quran diturunkan pertama kali dan
dengan bahasa merekalah semuanya dijelaskan. Sehingga merekalah yang paling
mengetahui mana binatang yang menjijikkan atau tidak. (lihat penjelasan syekhul Islam
Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa IX/26, dan seterusnya).
Kalau binatang itu tidak diketahui oleh orang Arab, karena tidak ada binatang sejenis
yang hidup di sana, maka dikiyaskan (dianalogikan) dengan binatang yang paling dekat
kemiripannya dengan binatang yang ada di Arab. Jika ia mirip dengan binatang yang
haram maka diharamkan, dan sebaliknya. Tetapi jika tidak ada yang mirip dengan
binatang tersebut maka dikembalikan kepada urf (tradisi/penilaian) masyarakat setempat.
Kalau mayoritas mereka menganggapnya tidak menjijikkan, maka Imam at-Thabari
membolehkan untuk dimakan, karena pada asalnya semua binatang boleh dimakan,
kecuali kalau itu mengandung mudharat.
Semua makanan yang bermudharat terhadap kesehatan manusia -apalagi kalau
sampai membunuh diri- baik dengan segera maupun dengan cara perlahan.
Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, rokok, dan yang
sejenisnya. Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. (QS. Al-Baqarah:
195)
Juga Nabi SAW bersabda:
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain. (HR.
Ahmad I/313 no.2867, dan Ibnu Majah no.2431)
2. Haram Lighairihi (makanan yang haram karena faktor eksternal).
Maksudnya hukum asal makanan itu sendiri adalah halal, akan tetapi dia berubah
menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut.
Misalnya: makanan dari hasil mencuri atau dibeli dengan uang hasil korupsi, transaksi
riba, upah pelacuran, sesajen perdukunan, dan lain sebagainya.
Binatang disembelih untuk sesaji. Hewan ternak yang disembelih untuk sesaji atau
dipersembahkan kepada makhluk halus, misalnya kerbau, yang disembelih untuk
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 60
ditanam kepalanya sebagai sesaji kepada dewa tanah agar melindungi jembatan atau
gedung yang akan dibangun, hewan ternak yang disembelih untuk persembahan Nyai
Roro Kidul dan sebagainya adalah haram dimakan dagingnya, karena itu merupakan
perbuatan syirik besar yang membatalkan keislaman, sekalipun ketika disembelih
dibacakan basmalah. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala.. (QS. Al-Maidah: 3)
Binatang yang disembelih tanpa membaca basmalah. Hewan ternak yang disembelih
tanpa membaca basmalah adalah haram dimakan dagingnya kecuali jika lupa. Allah SWT
berfirman:
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS.
Al-Anam: 121)
Bangkai, yaitu semua binatang yang mati tanpa penyembelihan yang syari dan juga
bukan hasil perburuan. Allah SWT berfirman:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya. (QS. Al-
Ma`idah: 3)
Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat di atas:
- Al-Munhaniqoh, yaitu binatang yang mati karena tercekik.
- Al-Mauqudzah, yaitu binatang yang mati karena terkena pukulan keras.
- Al-Mutaroddiyah, yaitu binatang yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
- An-Nathihah, yaitu binatang yang mati karena ditanduk oleh binatang lainnya.
- Binatang yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.
- Semua binatang yang mati tanpa penyembelihan, seperti disetrum.
- Semua binatang yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.
- Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca
basmalah.
- Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini
berdasarkan hadits Abu Waqid Al-Laitsi secara marfu:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 61
Apa saja yang terpotong dari binatang dalam keadaan binatang itu masih hidup, maka
potongan itu adalah bangkai. (HR. Ahmad V/218 no.21953, Abu Daud II/123 no.2858, At-
Tirmidzi IV/74 no.1480, dan ia men-shahih-kannya).
Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:
- Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua
hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.
- Belalang. Berdasarkan hadits Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan
dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa. (HR. Ahmad II/97
no.5723, dan Ibnu Majah II/1102 no.3314. dan di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani)
Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits
Abu Said Al-Khudri, bahwa Nabi SAW bersabda:
Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya. (HR. Ahmad III/39
no.11361, Abu Daud II/114 no.2828, At-Tirmidzi IV/72 no.1476, dan Ibnu Majah II/1066
no.3199)
Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam
perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.
Makanan halal yang diperoleh dengan cara haram. Pada dasarnya semua makanan
(nabati dan hewani) yang ada di muka bumi ini halal dikonsumsi sepanjang tidak
berbahaya bagi fisik dan psikis manusia. Akan tetapi akan dapat berubah menjadi haram,
jika diperoleh deng
atau dibeli dari uang hasil korupsi, manipulasi, riba (rentenir), perjudian, pelacuran, dan
sebagainya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan
berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 188)
Jallalah, yaitu binatang yang sebagian besar makanannya adalah feses (kotoran manusia
atau hewan lain atau najis), baik berupa onta, sapi, dan kambing, maupun yang berupa
burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan feses), ayam (pemakan feses), dan
selainnya. Hukumnya adalah haram, walaupun pada awalnya ia adalah binatang yang
halal dimakan, tetapi menjadi tidak boleh dimakan apabila binatang tersebut tidak mau
makan atau lebih banyak memakan sesuatu yang kotor. Hal ini berdasarkan hadits
Abdullah bin umar, ia berkata:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 62
Rasulullah SAW melarang memakan Jallalah dan meminum susunya. (HR.Abu Daud
II/379 No. 3785, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani)
Dalam riwayat lain, Abdullah bin Umar berkata:
- -
Rasulullah SAW melarang memakan Jallalah dari onta, menunggangnya, dan meminum
susunya. (HR.Abu Daud II/379 no.3787).
Agar Jallalah tersebut menjadi halal diharuskan untuk dikurung minimal tiga hari, dan
diberi makanan yang bersih atau suci, sebagaimana yang dicontohkan oleh Abdullah bin
selama tiga hari. (Hadits Shahih riwayat Ibnu Abi Syaibah. Lihat Irwa Al-Ghalil, karya
Syaikh Al-Albani No.2504).
Hanya saja para ulama berselisih pendapat mengenai berapa lamanya jallalah itu
dibiarkan atau dikurung agar binatang tersebut menjadi normal kembali, yaitu memakan
makanan bersih yang biasa ia makan? Menurut pendapat yang benar adalah dikembalikan
kepada ukuran adat kebiasaan atau kepada sangkaan besar. (Lihat Al-Majmu, karya An-
Nawawi IX/28).
Semua makanan halal yang tercampur najis. Contohnya seperti mentega, madu, susu,
minyak goreng atau selainnya yang kejatuhan tikus atau cecak. Hukumnya sebagaimana
yang disebutkan dalam hadits Maimunah -radhiallahu anha- bahwa Nabi SAW ditanya
tentang minyak samin (lemak) yang kejatuhan tikus, maka beliau bersabda:
Buanglah tikusnya dan buang juga lemak yang berada di sekitarnya lalu makanlah (sisa)
lemak kalian. (HR. Bukhari I/93 no.233, 234)
Jadi jika yang kejatuhan najis adalah makanan padat, maka cara membersihkannya adalah
dengan membuang najisnya dan makanan yang ada di sekitarnya, adapun sisanya boleh
untuk dimakan. Akan tetapi jika yang kejatuhan najis adalah makanan yang berupa
cairan, maka hukumnya dirinci; jika najis ini merubah salah satu dari tiga sifatnya (bau,
rasa, dan warna), maka makanannya dihukumi najis sehingga tidak boleh dikonsumsi,
demikian pula sebaliknya.
http://muslims-says.blogspot.com/2012/04/kriteria-makanan-halal-dan-haram-dalam.html
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 63
1. Memahami dan Menjelaskan Tentang Ulkus Diabetik
5.1 Menjelaskan Klasifikasi Ulkus Kaki Diabetik
Klasifikasi Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti claw,callus .
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
Klasifikasi menurut Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan :
1. Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )
Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah besar
ditungkai, terutama di daerah betis.
Gambaran klinis KDI :
- Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
- Pada perabaan terasa dingin.
- Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 64
- Didapatkan ulkus sampai gangren.
2. Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering,
hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.
5.2 Menjelaskan Penyebab Ulkus Kaki Diabetik
Penyebab Kaki Diabetik
Terjadinya kaki diabetik tidak terlepas dari tingginya kadar gula (glukosa) darah pada
penyandang diabetes. Tingginya kadar gula darah yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu
yang lama dapat menimbulkan masalah pada kaki penyandang diabetes, yakni:
Kerusakan saraf
Masalah pertama yang timbul adalah kerusakan saraf di tangan dan kaki. Saraf yang telah
rusak membuat penyandang diabetes tidak dapat merasakan sensasi sakit, panas, atau
dingin pada tangan dan kaki. Luka pada kaki dapat menjadi buruk karena
penyandangdiabetes tidak menyadari adanya luka tersebut. Hilangnya sensasi rasa ini
disebabkan kerusakan saraf yang disebut sebagai neuropati diabetik. Neuropati diabetik
terjadi pada lebih dari 50% penyandang diabetes. Gejala yang umum terjadi adalah rasa
kebas (baal) dan kelemahan pada kaki dan tangan.
Gangguan pembuluh darah
Masalah kedua adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan
tidak cukupnya aliran darah ke kaki dan tangan. Aliran darah yang buruk ini akan
menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh. Ini disebut penyakit pembuluh darah
perifer yang umum menyerang kaki dan tangan. Penyandang diabetes yang merokok akan
semakin memperburuk aliran darahnya.
Kedua masalah di atas dapat menyebabkan terjadinya kaki diabetik. Ditambah lagi dengan
rentannya penyandang diabetes terhadap risiko infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun,
akan semakin memperbesar risiko mengalami komplikasi kaki diabetik. Sebagai gambaran,
misalnya kaki anda terluka karena penggunaan sepatu yang sempit. Anda tidak menyadari dan
tidak merasakan sakit karena adanya kerusakan saraf pada kaki anda. Selanjutnya, luka yang
awalnya kecil itu akan terinfeksi. Pada penyandangdiabetes, kadar gula dalam darah yang tinggi
merupakan makanan bagi kuman. Kuman kemudian berkembang biak dan menyebabkan infeksi
bertambah buruk. Hal ini diperparah dengan aliran darah kaki yang buruk sehingga
memperlambat proses penyembuhan luka. Infeksi yang tidak ditangani dengan segera dapat
menyebabkan gangren. Pada gangren, kulit dan jaringan di sekitar luka tersebut akan mati
(nekrotik), sehingga daerah di sekitar luka tersebut akan berwarna kehitaman dan menimbulkan
bau. Untuk mencegah gangren meluas, dokter dapat mengambil tindakan operasi untuk
memotong jari kaki atau bagian dari kaki yang terinfeksi. Pemotongan bagian tubuh ini dikenal
dengan istilah amputasi.Diabetes merupakan penyebab umum non-traumatik kasus amputasi
kaki.
5.3 Masalah Kaki pada Penyandang Diabetes
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 65
Setiap orang dapat mengalami masalah pada kaki seperti di bawah ini. Namun bagi
penyandang diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkendali, masalah kaki ini dapat
mengarah kepada terjadinya infeksi dan konsekuensi yang lebih serius seperti amputasi.
Kalus
Merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak kaki. Kalus disebabkan
gesekan atau tekanan berulang pada daerah yang sama, distribusi berat tubuh yang tidak
seimbang, sepatu yang tidak sesuai, atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi berkembang
menjadi infeksi.
Kulit melepuh
Dapat terjadi jika sepatu selalu menggesek kaki pada daerah yang sama. Disebabkan
penggunaan sepatu yang kurang pas atau tanpa kaus kaki. Kulit melepuh dapat
berkembang menjadi infeksi. Hal penting untuk menangani kulit melepuh adalah dengan
tidak meletuskannya, karena kulit melindungi lepuhan dari infeksi.
Kuku kaki yang tumbuh ke dalam
Terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan yang dapat
merobek kulit sehingga kulit menjadi kemerahan dan terinfeksi. Kuku kaki yang tumbuh
ke dalam dapat terjadi jika anda memotong kuku sampai ke ujungnya, dapat pula
disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau trauma kaki karena aktivitas seperti
berlari dan aerobik. Jika ujung kuku kaki anda kasar, gunakan kikir untuk meratakannya.
Pembengkakan ibu jari kaki
Terjadi jika ibu jari kaki condong ke arah jari di sebelahnya sehingga menimbulkan
kemerahan, rasa sakit, dan infeksi. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki karena
penggunaan sepatu berhak tinggi dan ujung yang sempit. Pembengkakan yang
menimbulkan rasa sakit dan deformitas (perubahan bentuk) kaki dapat diatasi dengan
pembedahan.
Plantar warts
Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya. Dapat berkembang
sendiri atau berkelompok. Timbulnya kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi
lapisan luar telapak kaki.
Jari kaki bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat
menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon (jaringan yang
menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok.
Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat.
Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek.
Kulit kaki kering dan pecah
Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak (karena neuropati
diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang
kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan
menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan
makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi.
Athletes foot (kaki atlet)
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit.
Pecahnya kulit di antara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit dan
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 66
menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki sehingga membuatnya
tebal, kekuningan, dan sulit dipotong.
Sepatu yang di desain khusus dapat dibuat untuk memenuhi kebutuhan sekaligus melindungi
kaki anda. Kelainan pada kaki yang segera diatasi dapat mencegah terjadinya ulkus, sehingga
kemungkinan komplikasi kaki diabetik dapat dihindari.
1.4 Menjelaskan kuman ulkus kaki diabetik
Di RSCM data terakhir menunjukkan bahwa pada pasien yang datang dari luar, umumnya
didapatkan infeksi bakteri multiple, anaerob dan aerob. Sebagai acuan dari penelitian tahun 2004
di RSUPN dr. cipto mangun kusumo umumnya di dapatkan pola kuman yang polimikrobial,
campuran gram negativ dan positif serta kuman anaerob untuk luka yang dalam dan berbau.
Secara medis infeksi-infeksi penting yang disebabkan oleh bakteri anearob sangat banyak.
Infeksi sering kali secara polimikrobial di mana bakteri ditemukan bergabung dengan infeksi
yang disebabkan oleh anaerob lain, anaerob fakultatif dan aerob. Bakteri anaerob ditemui pada
seluruh bagian tubuh manusia kulit, permukan mucosal dan dalam kosentrasi tinggi pada mulut
dan saluran gastrointestinal, sebagai bagian dari flora normal. Infeksi terjadi ketika anaerob dan
bakteri lain dari flora normal mengkontaminasi daerah tubuh yang steril.
Tanda-tanda klinis yang diperkirakan disebabkan oleh infeksi anearob, sbb:
1) Sekret yang berbau (yang disebabkan asam lemak rantai pendek dan metabolisme
anaerob)
2) Infeksi yang ada di dekat permukaan selaput lendir (anaerob merupakan bagian flora
normal).
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 67
3) Gas yang terdapat pada jaringan (produksi CO2 dan H2).
4) Kultur negativ untuk aerob
5.5 Menjelaskan pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan bakteriologi
Sample harus mewakili proses infeksi (misalnya sputum bukan air ludah, pus dari lesi
yang terjadi bukan dari sinusnya, swab dari dasar luka bukan permukaannya) lalu specimen
harus di bawa ke laboratorium dan diperiksa segera. Media pembawa khusus bias membantu.
Anaerob tumbuh baik pada media kompleks seperti trypticasesory agar, schaelder blood agar,
infusion agar, dll. Masing-masing media kaya akan suplemen (misalnya darah). Kultur din
inkubasi pada suhu 35-37C lingkungan anaerob yang mengandung CO2.
5.6 Menjelaskan Patofisiologi Ulkus Kaki Diabetik
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang diabetes melitus
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik
sensorik, motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot,
yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infesi
menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang lebih luas. Faktor aliran darah yang
kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pngelolaan kaki diabetes.
5.7 Menjelaskan penanganan ulkus kaki diabetik
Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu pencegahan
terjadinya kaki diabetes dan terjadinya ulkus (pencegahan primer sebelum terjadinya ulkus) dan
pencegahan gar tidak terjadi kecacatan yang lebih parah (pencegahan sekunder dan pengelolaan
ulkus/ gangren yang sudah terjadi).
PENCEGAHAN PRIMER
Kiat-Kiat Pencegahan Terjadinya kaki Diabetes
Penyuluhan mengenai terjadinya kaki diabetes sangat penting untuk pencegahan kaki
diabetes. Anjuran ini berlaku untuk semua pihak terkait pengelolaan DM. Berbagai
kejadian/tindakan kecil yang tampak sepele dapat menyebabkan kejadian yang mungkin fatal.
Demikian pula pemeriksaan yang tampaknya sepele dapat memberikan manfaat yang sangat
besar.
Keadaan kaki penyandang diabetes digolongkan berdasarkan resiko terjadinya dan resiko
besarnya masalah yang mungkin timbul. Penggolongan kaki diabetes berdasarkan resiko
terjadinya masalah (Fryberg): 1. Sensasi normal tanpa deformitas; 2. Sensasi normal dengan
deformitas atau tekanan plantar tinggi; 3. Insentivitas tanpa deformitas; 4. Iskemia tanpa
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 68
deformitas; 5. Kombinasi/complicated: (a) kombinasi insentivitas, iskemia dan deformitas, (b)
riwayat adnya tukak, deformitas Charcot.
PENCEGAHAN SEKUNDER
Pengelolaan Holistik Ulkus/ Gangren Diabetik
Pengelolaan dapat digolongkan sebagai berikut:
o Mechanical Control-Pressure Control
o Wound Control
o Microbiological control-Infection Control
o Vasular Control
o Metabolic Control
o Educational Control
Kontrol Metabolik
Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. Kadar glukosa darah
diusahakan agar senormal mungkin. Umumnya diperlukan insulin untuk menormalkan kadar
gula darah. Status nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. Berbagai hal lain juga harus
diperhatikan dan diperbaiki, seperti kadar albumin, serum, kadar Hb, dan derajat oksigenasi
jaringan. Demikian juga fungsi ginjalnya. Semua factor tersebut tentu akan dapat menghambat
kesembuhan luka sekitarnya tidak diperhatikan daan tidak diperbaiki.
Kontrol Vaskular
Umumnya kelainan pembuluh darah perifer dapat dikenali dengan berbagai cara
sederhana seperti: warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior
serta ditambah pengukuran tekanan darah. Di samping itu saat ini juga tersedia fasilitas mutakhir
untuk mengevaluasi keadaan pembuluh darah debgan cara non invasive maupun infasif dan semi
infasiv, seperti pemeriksaan ankle brankhial index, ankle pressure, toe pressure, TcPO2, dan
pemeriksaan echodopler dan kemudian pemeriksaan arteriografi. Setelah dilakukan diagnosis
keadaan vaskularnya, dapat dilakukan pengelolaan untuk kelainan pembuluh darah perifer dari
sudut vascular, yaitu berupa:
Modifikasi Faktor resiko
o Stop merokok
o Memperbaiki berbagai factor resiko terkait atrosklerosis
o Hiperglikemia
o Hipertensi
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 69
o Dislipidemia
o Walking pogram- Latihan kaki merupakan domain usaha yang dapat diidi oleh jajaran medik.
Terapi farmakologis
Menurut penelitian, aspirin dapat digunakan untuk pembuluh darah kaki penyandang
DM. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang cukup kuat untuk menganjurkan pemakaian
obat secara rutin guna memperbaiki potensi pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang
DM.
Revaskularisasi
Jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jika ada klaudikasio intermiten yang
hebat, tidakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan revaskularisasi diperlukan
pemeriksaan arteriografi untuk mendaoatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas, untuk
memudahkan rencana tindakan dan mengerjakannya. Untuk oklusi yang panjang dianjurkan
bedah pintas terbuka. Untuk oklusi yang pendek dapat dipikirkan untuk prosedur endovascular
PCTA. Padsa keadaan sumbatan akut dapat pula dilakukan tromboarterektomi. Terapi hiperbarik
dilaporkan bermanfaat untuk memperbaiki vaskularisasi dan oksigenasi jaringan luka pada pada
kaki diabete sesbagai terapi ajuvan.
Wound Control
Perawatan luka sejak pertama kali datang merupakan hal yang harus dikerjakan debgan
baik dan teliti. Klasifikasi ulkus PEDIS dilakukan setelah debrimen yang adekuat. Saat ini
terdapat banyak sekali macam dressing (pembalut) yang masing-masing tentu dapat
dimanfaatkan sesuai dengan keadaan luka, dan juga letak luka tersebut. Dressing yang
mengandung komponen zat penyerap seperti carbonated dressing, alginate dressing bermanfaat
pada luka yang produktif. Demikian pula hydrophilic fiber dressing atau silver impregnated
dressing akan dapat bermanfaat untuk luka produktif dan terinfeksi. Tetapi indaka debridemen
yang adekuat merupakan syarat mutlak yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum menilal
dan mengklasikasikan luka. Debredement yang baik dan adekuat tentu akan sangat membantu
mengurangi jaringan nekrotik yang harus dikeluarkan tubuh, dengan demikian tentu akan sangat
mengurangi produksi pus/ cairan dari ulkus/gangren. Berbagai terapi topikal dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi mikroba pada luka, seperti cairan salin sebagai pembersih luka atau yodine
encer , senyawa silver sebagai bagian dari dressing, dll. Demikian pula berbagai cara
debridement non surgical dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembersihan jaringan
nekrotik seperti preparat enzyme.
Microbiological Control
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 70
Di RSCM data terakhir menunjukkan bahwa pada pasien yang datang dari luar,
umumnya didapatkan infeksi bakteri multiple, anaerob dan aerob. Sebagai acuan dari penelitian
tahun 2004 di RSUPN dr. cipto mangun kusumo umumnya di dapatkan pola kuman yang
polimikrobial, campuran gram negativ dan positif serta kuman anaerob untuk luka yang dalam
dan berbau. Karena itu untuk lini pertama pemberian antibiotik dengan spektrum luas, mencakup
kuman gram positif dan negatif, dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman
anaerob.
Pressure Control
Berbagai cara untuk mencapai keadaan non weight bearing dapat dilakukan antara lain dengan:
o Removable cast walker
o Total contact casting
o Temporary shoes
o Felt padding
o Crutches
o Wheelchair
o Electrict carts
o Craddled insoles
Berbagai cara surgical dapat digunakan untuk mengurangi tekana pada luka seperti : 1.
dekompresi ulkus/ abses dengan insisi abses, 2. Prosedur koreksi bedah seperti operasi untuk
hammer toe, metatarsal head resection, Achilles tendon lengthening, partial calcanectomy.
Education Control
Edukasi penting untuk semua tahap pengelolaasn kaki diabetes. Dengan penyuluhan yang baik,
penyandang DM dan ulkus/ gangrene diabetic maupun keluarganya diharapkan dapat membatu
dan mendukung berbagai tidakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal.
2. Memahami dan Menjelaskan Tentang Peranan Gizi
Menjelaskan asupan gizi pada pasien dibetes melitus
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 71
Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non farmakologis yang sangat
direkomendasikan bagi pasien ddiabetes, Terapi gizi medis ini pada pronsipnya adalah
melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada stasus gizi medis diabetesi dan
melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individual. Beberapa manfaat yang telah
terbukti dari terapi gizi medis ini antara lain: Menurunkan berat badan, Menurunkan tekanan
sistolik dan diastolik, Menurunkan kadar glukosa darah, Memperbaiki profil lipid, Meningkatkan
sensitivitas reseptor insulin, Memperbaiki sistem koagulsi darah.
Tujuan Terapi Gizi Medis
Tujuan terapi gizi medis ini adlah untuk mencapai dan mempertahankan:
o Kadar glukosa darah mendekati normal
o Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl.
o Glukosa darah 2 jam setelah makan <180 mg/dl.
o Kadar A1c <7%.
o Tekanan darah <130/80 mmHg.
o Profil Lipid
o Kolesterol LDL<100 mg/dl
o Kolesterol HDL >40 mg/dl.
o Trigliserida < 150 mg/dl.
o Beran badan senormal mungkin.
Jenis Bahan Makanan
KARBOHIDRAT
Sebagai sumber energi, KH yang diberikan diabetisi tidak boleh lebih dar 55-65% dari
total kebutuhan energi sehari, atau tidak boleh lebih dari 70% jika dikombinasikan dengan
pemberian asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (MUFA: monounsaturated fatty acids). Pada
setiap gram karbohidrat terdapat kandungan energi sebesar 4kilokalori.
Rekomendasi karbohidrat :
o Kandungan total kalori pada makanan yang mengandung KH, lebih ditentukan oleh
jumlahnya dibandungkan dengan jenis KH itu sendiri.
o Dari total kebutuhan kalori perhari, 60-70% diantaranya berasal dari sumber KH.
o Jika ditambah MUFA sebagai sumber energi, maka jumlah KH maksimal 70% dari total
kebutuhan kalori perhari.
o Julah serat 25-50 gram per hari.
o Jumlah sukrosa sebagai sumber energi tidak perlu dibatasi, namun jangan sampai lebih dari
total kebutuhan kalori perhari.
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 72
o Sebagai pemanis dapat digunakan pmanis non kalori seperti sakarin, aspartame, acesulfame,
dan sukralosa.
o Penggunaan alkohol harus dibatasi tidak boleh lebih dar10 gram/hari.
o Fruktosa tidak boleh lebih dari 60 gram/hari.
o Makanan yang mengandung sukrosa tidak perlu dibatasi.
PROTEIN
Jumlah kebutuhan protein yang direkomendasikan sekitar 10-15% dari total kalori
perhari. Pada penderita kelainan ginjal dimana diperlukan pembatasan asupan protein sampai 40
gram perhari, maka perlu ditambahkan suplementasi asam amino esensial. Protein mengandung
energi sebesar 2 kilokalori/gram.
Rekomendasi pemberian protein:
o Kebutuhan protein 15-20% dari total kebutuhan energi perhari.
o Pada keadaan kadar glukosa yang terkontrol, asupan protein tidak akan mempengaruhi
konsentrasi glukosa darah.
o Pada keadaan glukosa tidak terkontrol, pemberian protein sekitar 0,8-1,0 mg/kg BB/hari.
o Pada gangguan fungsi ginjal, asupan protein diturunkan sampai 0,85 gram/KgBB/hari dan
tidak kurang dari 40gram.
o Jika terdapat komplikasi kardiovaskular, maka sumber protein nabati lebih dianjurkan
dibanding protein hewani.
LEMAK
Lemak memiliki kandungan energi sebesar 9 kilokalori/gram. Bahan makanan ini sangat
penting untuk membawa vitamin yang larut dalam lemak seperti vitami A, D, E, K. Berdasarkan
rantai karbonnya , lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Pembatasan asupan
lemak jenuh dan kolestrol sangat disarankan pada diabetisi karena terbukti dapat memperbaiki
profil lipid tidak normal bagi pasien diabetes. Asam lemak tidak jenuh rantai tunggal
(monounsaturated fatty acid : MUFA), merupakan salah satu asam lemak yang dapat
memperbaiki glukosa darah dan profil lipid. Pemberian MUFA pada diet diabetisi, dapat
menurunkan kadar trigliserida, kolestrol total, kolestrol VLDL, dan meningkatkan kadar
kolestrol HDL. Sedangkan asam lemak tidak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid=
PUFA) dapat melindungi jantung, menurunkan kadar trigliserida, memperbaiki agregasi
trombosit. PUFA mengandung asam lemak omega 3 yang dapat menurunkan sintesis VLDL di
dalam hati dan eningkatkan aktivitas enzyme lipoprotein lipase yang dapat menurunkan kadar
VLDL di jarngan perifer. Sehingga dapat menurunkan kadar kolestrol LDL.
Rekomendasi Pemberian Lemak:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 73
o Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal 10% dari total
kebutuhan kalori per hari.
o Jika kadar kolestrol LDL 100 mg/dl, asupan asam lemak jenuh diturunkan sampai
maksimal 7% dari total kalori perhari.
o Konsumsi kolestrol maksimal 300mg/hari, jika ada kolestrol LDL 100 mg/dl, maka
maksimal kolestrol yang dapat dikonsumsi 200 mg per hari.
o Batasi asam lemak bentuk trans.
o Konsumsi ikan seminggu 2-3 kali untuk mencukupi kebutuhan asam lemak tidak jenuh rantai
panjang.
o Asupan asam lemak tidak jenuh rantai panjang maksimal 10% dari asupan kalori perhari.
Penghitungan Jumlah Kalori
Perhitungan julah kalori ditentukan oleh stasus gizi, umur, ada tidaknya stress akut, dan kegiatan
jasmani. Penetuan stasu s gizi dapat dipakai indeks massa tubuh (IMT) atau rumus Brocca.
Penentuan stasus gizi berdasarkan IMT
IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengat tinggi
badan (dalam meter) kuadrat.
o Berat badan kurang <18,5
o Berat badan normal 18,5-22,9
o Berat badan lebih 23,0
o Dengan resiko 23-24.9
o Obes I 25-29,9
o Obes II 30
Penentuan stasus gizi berdasarkan rumus Brocca
Pertama-tama dilakukan perhitungan berat badan idaman berdasarkan rumus:
berat badan idaman (BBI kg) = (TB cm - 100) -10%.
Penetuan stasus gizi dihitung dari : (BB aktual : BB idaman) x 100%
o Berat badan kurang BB <90% BBI
o Berat badan normal BB 90-110% BBI
o Berat badan lebih BB 110-120% BBI
o Gemuk BB>120% BBI
Untuk kepentingan praktis dalam praktek digunakan rumus Brocca.
Penentuan kebutuhan kalori perhari:
1. Kebutuhan basal:
SITI MUTIA LATIFAH 1102012281 Page 74
o Laki-laki : BB idaman (Kg) x 30 kalor
o Wanita : BB idaman (Kg) x 25 kalori
2. Koreksi atau penyesuaian:
o Umur diatas 40 tahun : -5%
o Aktivitas ringan : +10%
o Aktifitas sedang : +20%
o Aktifitas berat : +30%
o Berat badan gemuk : -20%
o Berat badan lebih : -10%
o Berat badan kurus : +10%
3. Stress metabolik : +10-30%
4. Kehamilan trimester I dan II : +300 kalori
5. Kehamilan trimester II dan menyusui : +500 kalori
Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan siang (25%),
serta 2-3 porsi ringan (10-15%) di antara makan besar. Pengaturan makan ini tidak berbeda
dengan orang normal, kecuali dengan pengaturan jadwal makan dan jumlah kalori. Usahakan
untuk merubah pola makan ini secara bertahap sesuai kondisi dan kebiasaan penderita.