Penulis:
Drs. ASMUNIV, MT
Drs. HENDRO HERMANTO, MT
PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA
PPPPTK-VEDC BOE MALANG
Juli 2013
Pendahuluan
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom: Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman
belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang
bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat
diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu:
Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep
atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
Pengetahuan domain afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas
aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan
(karakterisasi).
Pengetahuan domain psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif
dan interperatif.
2. Memahami (C2)
Pemahaman adalah kemampuan dalam memahami pengetahuan yang telah
diajarkan seperti kemampuan menjelaskan pembacaan kode warna resistor,
membandingkan bentuk fisik macam-macam resistor, menafsirkan, dan sebagainya.
Istilah kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga dengan mengerti.
Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana
peserta didik dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal dan mampu
mengiterprestasikan. Kemampuan ini termasuk kemampuan mengubah satu bentuk
Transistor
Transistor bipolar
Transistor bipolar tipe NPN
Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).
Transistor
Transistor bipolar
Transistor bipolar tipe PNP
Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).
3. Menerapkan (C3)
Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur
atau teori tertentu pada situasi tertentu. Peserta didik dikatakan telah menguasai
kemampuan tertentu bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan
kata kerja operasional seperti menggunakan, menerapkan, mengeneralisasikan,
menghubungkan, memilih, menghitung, menemukan, mengembangkan,
mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan
mengubah (Munaf, 2001:70). Jenjang penerapan merupakan kemampuan berfikir peserta
didik yang lebih tinggi (Munaf, 2001:70). Menurut Munaf (2001:70) jenjang penerapan
merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan
maupun metode yang telah dipelajari dalam situasi baru.
Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang
dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan
menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit
sebelumnya. Dalam proses kognitif, kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori, yaitu
4. Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke
dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan
usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga
jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta
didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja
operasional yang dapat digunakan pada ranah analisis adalah menganalisa,
membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf, 2001:72).
Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki
kemampuan membedakan fakta dari opini. Peserta didik memiliki kemampuan dalam
menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan.
Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan
membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi
pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang
relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang
penting.
5. Mengevaluasi (C5)
Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan
kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik.
Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria
tertentu. Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking)
dan mengkritik (critiquing).
6. Mengkreasi/Menciptakan (C6)
Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan
mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki
kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu
produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang
mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman
belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam
menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini
merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam
bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan
(generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing).
Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi
Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini
dikenal sebagai ranah kognitif.
Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5),
dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya
digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari
Create.
Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik
menjadi urutan keenam (C6), sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau
mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu
pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari
remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut
untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep
yang dipelajarinya.
Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah
kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi.
Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan
Mengkreasikan/Menciptakan.
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau
unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada
umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu
(1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan (2) pengetahuan
tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element).
Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology): mencakup pengetahuan
tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap
disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin
ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang
alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam
peta.
Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of
specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu
dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang
bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu
kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan
tentang sumber informasi.
b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar
dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan
konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun
eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi
dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori,
model, dan struktur.
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori,
kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab
pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi
dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik
akan mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang
pengelompokan material elektronika, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan
dan hewan.
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level
yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan
abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta.
Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang prinsip-
prinsip belajar.
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap
suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang
model atom.
Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural
berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal
tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan
dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu.
Pengetahuan prosedural meliputi:
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang
tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan
khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang
harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan
prosedural, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan mengukur besaran listrik,
pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas.
Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu:
mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau
aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang teknik dan metode
lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan
masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan
tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal
komponen transistor.
Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk
digunakan:mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus
c. Pengetahuan Meta-kognitif
Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai berpikir mengenai berpikir,
sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai mengetahui tentang mengetahui.
Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu
yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses
berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.
Metacognition
Metacognitive
Self Regulation
Knowledge
Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAHUAN
2. Konseptual
3. Prosedural KD
4. Metakognitif
Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3
dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAHUAN
2. Konseptual
3. Prosedural KD
4. Metakognitif
Tabel 3, target tujuan pembelajaran (C2) dimulai dari sel matrik 1C2, 2C2, 3C2, 3C3 dan
berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAH
UAN
2. Konseptual
3. Prosedural KD
4. Metakognitif
Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAHUAN
2. Konseptual
3. Prosedural KD
4. Metakognitif
Tabel 5, target tujuan pembelajaran (C4) dimulai dari sel matrik 1C4, 2C4 dan berakhir
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi
pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses
berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi
pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin
tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan
metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di
atas dan sebelah kirinya.
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
Faktual Membuat Daftar Meringkas Menggolongkan Mengurutkan Menyusun Menggabungkan
PENGETAHUAN
Menggunakan sesuai
Metakognitif kaidah
Mengerjakan Membangun Memprestasikan Mengukur Mewujudkan
Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta
melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya
adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk
mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau
silabus adalah sebagai berikut:
Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat,
1. membuat daftar ciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi
rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1)
2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda
penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2)
3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju
dan mundur (Indikator 3)
4. membedakan karakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada
daerah linier (Indikator 4)
5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah
berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5)
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual Indikator 1 Indikator 3 Indikator 5 x x x
PENGETAHUAN
KD (Target)
2. Konseptual Indikator 2 x x x x
Indikator 4
3. Prosedural x x x x x x
4. Metakognitif x x x x x
Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel
matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan konseptual.
Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu
berada pada ranah proses kognitif menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan
demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD
dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan
dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari
kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan hasil-
analisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk
pada kategori sangat baik.
Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif mengingat
dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan
konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan faktual
merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan
pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target.
Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi
dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan
dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian,
sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana
pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan
pengetahuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah terpenuhi.
JENJANG
LEVEL DESKRIPSI
PENGETAHUAN
MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI)
DOK-1 Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau Dasar (A)
prosedur sederhana.
KETRAMPILAN/KONSEP
DOK-2 Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan Lanjut (B1)
konseptual
BERFIKIR STRATEGIS
DOK-3 Menengah (B2)
Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan
BERFIKIR SECARA LUAS
DOK-4 Membutuhkan penyelidikan/penelitian, pengumpulan data dan Tinggi (C)
analisis hasil.
TAKSONOMI BLOOM
TAKSONOMI BLOOM REVISI Webbs Depth of Knowledge LEVEL
LAMA
Pengetahuan Mengingat DOK-1. MENGINGAT KEMBALI
(REPRODUKSI)
C1
Menggunakan informasi
situasi tertentu. (B1)
sebelumnya dengan
pengetahuan konseptual
Analisis Menganalisis DOK-3. BERFIKIR STRATEGIS
C4
Kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, Perencanaan & pengembangan MENENGAH
atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil disertai dengan alasan (B2)
dan memahami hubungan antara bagian yang satu
dengan yang lain.
Sintesa Mengevaluasi DOK-4. BERFIKIR SECARA
LUAS
Kemampuan Membuat penilaian berdasarkan
Membutuhkan penelitian
mengintegrasikan kriteria dan pengakuan standar.
(penyelidikan), pengumpulan
C5
bagian-bagian yang
data dan analisis hasil.
terpisah menjadi
Membuat Sebuah Difinisi
keseluruhan yang TINGGI
Membuat Sebuah Kesimpulan
terpadu. (C)
Membuat Sebuah Hipotesa
Evaluasi Mencipta (Mengkreasi) Membuat Sebuah Analisis
Membuat penilaian Mengintegrasikan elemen-
C6
Fungsi Hess Cognitive Rigor Matrix adalah (1) untuk menentukan kedalaman
pengetahuan dan jenis berpikir (verba), (2) menjelaskan kepada guru bagaimana taksonomi
Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman
Webb menurut penggabungan Karin Hess Cognitive Rigor Matrix
Penggabungan keduanya oleh Karin Hess Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman
Standar Isi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Klasifikasi jenis pemikiran yang terlibat Menentukan kompleksitas isi dan kegiatan pembelajaran, dan mengukur
dalam proses kognitif seberapa dalam siswa telah memahami isi materi.
Klasifikasi jenis kata kerja operasional Penggunaan kata kerja operasional tidak hanya untuk mengukur tingkat
dalam pembuatan item soal atau tujuan kinerja saja, melainkan juga menggambarkan kompleksitas pengetahuan
pembelajaran yang terlibat didalam kinerja tersebut.
Berguna sebagai panduan guru dalam Berguna untuk memastikan keselarasan antara sasaran belajar dan item
mengembangkan dan mengarahkan tanya penilaian
jawab dengan peserta didik.
Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webbs Depth of Knowledge
DASAR
DOK-1
sederhana atau (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor,....
(A)
prosedur untuk (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor dengan nilai X
mengumpulkan resistansi berbeda-beda,....
data
(1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor dengan nilai
resistansi berbeda-beda,....
Merepresentasika (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
n data yang membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus
LANJUT
DOK-2
selama periode XI
waktu, membuat
perbandingan
dan interpretasi
Menginterpretasik (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
an data yang membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus
MENENGAH
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat,
agama yang dianutnya karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa.
1.2. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin,
sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia
yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan
bidang keilmuannya.
1.3. Membangun insan Indonesia yang cerdas, mandiri, dan
kreatif, serta bertanggung jawab kepada Tuhan yang
menciptakan alam semesta.
1.4. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman
agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku 2.1. Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab;
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi
santun, responsif dan proaktif dan proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga
menunjukan sikap sebagai bagian dari dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan
solusi atas berbagai permasalahan dalam inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa),
berinteraksi secara efektif dengan keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu
lingkungan sosial dan alam serta dalam apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dipelajarinya.
dalam pergaulan dunia. 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas,
lingkungan sekolah.
2.4. Memperhatikan jaminan mutu terhadap barang dan/atau
jasa yang telah melalui pengujian berdasarkan ketentuan
standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
2.5. Memperhatikan kualitas barang hasil pekerjaan terhadap
kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.
2.6. Mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau standar
tentang keamanan dan keselamatan kesehatan kerja.
2.7. Menjaga lingkungan terhadap penceramaran limbah
elektronik.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan menganalisis dan 3.1. Menerapkan metode pencarian kerusakan, perbaikan &
41 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
mengevaluasi pengetahuan faktual perawatan macam-macam pesawat penerima Televisi
konseptual, prosedural, dan metakognitif
3.1.1. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan humaniora dengan wawasan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, jenis pekerjaan dan prosedur operasi standar.
dan peradaban, terkait penyebab fenomena 3.1.2. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
dan kejadian dalam bidang kerja yang beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
spesifik untuk memecahkan masalah macam-macam penerima TV dan monitor-Warna
CRT (Cathode Ray Tube).
3.1.3. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam TV dan Monitor Warna LCD (Liquid
Crystal Display).
3.1.4. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam TV dan Monitor Warna LED (Light
Emitting Diode).
3.1.5. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam TV Warna OLED (Organic Light
Emitting Diode).
3.1.6. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam TV Warna Plasma.
3.1.7. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam peralatan video player/recorder.
3.1.8. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam peralatan permainan (game).
3.1.9. Memahami metode perbaikan dan menerapkan
beberapa metode tip dan trik pencarian kerusakan
macam-macam peralatan mobile phone.
3.2. Menerapkan pengujian & pengukuran peralatan ukur
elektronika
3.2.1. Memahami metode pengujian dan pengukuran
macam-macam peralatan ukur elektronika.
3.2.2. Mendeskripsikan metode pengujian dan
pengukuran macam-macam peralatan ukur
elektronika
3.3. Menerapkan pengujian dan pengukuran peralatan
elektronika daya
3.3.1. Memahami metode pengujian dan pengukuran
macam-macam peralatan elektronika daya.
3.3.2. Mendeskripsikan metode pengujian dan
pengukuran macam-macam peralatan elektronika
daya.
3.4. Menerapkan pengujian dan pengukuran peralatan
elektronika konsumen
3.4.1. Memahami metode pengujian dan pengukuran
macam-macam peralatan elektronika konsumen.
3.4.2. Mendeskripsikan metode pengujian dan
pengukuran macam-macam peralatan elektronika
konsumen.
3.5. Menerapkan sistem keamanan menggunakan CCTV
3.5.1. Mentabulasikan kebutuhan bahan instalasi CCTV