Anda di halaman 1dari 7

SAP TEKNIK MENYUSUI

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN


TEKNIK MENYUSUI

Disusun oleh :
GANI PUSPITASARI
201110104253 / F

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
TAHUN 2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Perempuan mendapat anugerah dari Alloh SWT untuk dapat mengandung,
melahirkan dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai
oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya,
untuk dapat tempat tumbuh kembang janin selama dikandungnya, dan payudara
untuk dapat menyusui.
Menyusui merupakan aspek penting setelah melahirkan. Pada masa ini,
ibu dan anak diyakini membentuk satu ikatan yang kuat. Selain itu, nutrisi dari
ASI jauh lebih baik dibandingkan produk industri. ASI membantu bayi tumbuh
lebih sehat dengan sistem imun yang lebih kuat. Dianjurkan untuk memberikan
ASI eksklusif paling tidak selama 6 bulan.
Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Perilaku dibentuk oleh
kebiasaan yang bisa diwarnai oleh adat istiadat, tatanan norma yang berlaku
dimasyarakat. Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan benar
memerlukan pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga, dan lingkungan sosial
budayanya dalam hal menyusui.

II. PENGANTAR
Bidang Studi : Komunitas
Topik : Menyusui
Sub topik : Teknik Menyusui
Sasaran : Ibu S
Hari / tanggal : Selasa/ 23 November 2011
Jam :
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Bapak N

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu S dapat memahami dan
mengerti posisi menyusui yang baik dan benar.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Ibu S dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Pembentukan dan persiapan ASI
3. Posisi menyusui
4. Langkah-langkah menyusui yang benar

V. MATERI
Terlampir

VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Laeflet
3. Boneka
VIII. EVALUASI

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta

1 2 menit Pembukaaan :
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
c. Menyebutkan materi / pokok bahasan yang akan
memperhatikan.
disampaikan

2 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan Menyimak dan
dan teratur. memperhatikan.
Materi :
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Pembentukan dan persiapan ASI
3. Posisi menyusui
4. Langkah-langkah menyusui yang benar

3 5 menit Evaluasi
a. Memberikan kesempatan kepada ibu S untuk Merespon dan bertanya
bertanya
b. Mempraktikkan langsung kepada Ibu S, pertama Merespon dengan mengulang
menggunakan boneka, setelah itu di praktekkan materi yang disampaikan.
langsung kepada bayi Ibu S
c. Menanyakan ulang kepada Ibu S tentang materi
yang disampaikan.

4 3 menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Menyimak
b. Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan
Menjawab salam
waktu yang telah diberikan kepada Ibu S
c. Pamit, salam dan mengucapkan terima kasih.

X. PENGESAHAN

Yogyakarta, 23 November 2011

Sasaran Pemberi Penyuluhan

(Ibu S) (Gani Puspitasari)

Mengetahui
Pembimbing

XI. LAMPIRAN MATERI


TEKHNIK MENYUSUI
A. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
B. Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI semakin tampak. Payudara semakin besar, puting susu semakin
menonjol, pembuluh darah semakin tampak, dan aerola mamae semakin
menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :


1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
operasi.

C. Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi
khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi
diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,
dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi
ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan
posisi ini bayi tidak tersedak.

D. Langkah-langkah menyusui yang benar


Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai. Bayi diletakkan menghadap
ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya
saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung
bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh
bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah


bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara
ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

E. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar


Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang.

2. Badan bayi menempel pada perut ibu.

3. Mulut bayi terbuka lebar.

4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.

5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.

6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

7. Puting susu tidak terasa nyeri.

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9. Kepala bayi agak menengadah.

F. Lama dan frekuensi menyusui


Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar
ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat
dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola
yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 2
minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa
jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu
yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering
disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap


kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik.
Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama
masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga
payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

DAFTAR PUSTAKA

www.ayahbunda.com

Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2009. Manajemen Laktasi. Jakarta

Suherni, Hesty, Widyasih, Anita, Rahmawati. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta:
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai