PENDEKATANPSIKOLOGILINGKUNGAN
DALAMPERENCANAANKAWASANWISATA
(StudiKasusPengembanganWisataAgroKawasanLoka,
KabupatenBantaeng,PropinsiSulawesiSelatan)
AsyraRamadanta
FakultasTeknikJurusanArsitekturUniversitasTadulako
aramadanta@yahoo.com
Abstrak
Gambar1:PetaOrientasiLokasiPenelitian(KawasanPengembanganWisataAgroLoka,
KabupatenBantaengPropinsiSulawesiSelatan)
Sumber:SistemInformasiDataPokokKabupatenBantaeng,tahun2003
39
JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako
Jurnal ruang VOLUME1NOMOR1September2009
Gambar2:SkemaPenerapanTeoriPsikologiUrbandalamPengembanganPariwisata
41
JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako
Jurnal ruang VOLUME1NOMOR1September2009
Gambar3:SkemaPenerapanKonsepTeritorialitaspadaPengalamanRuangdanPerilaku
Skema tersebut di atas dapat diterapkan yaitu obyek pembatas mengelilingi perilaku,
dalam proses perencanaan, khususnya pada sedangkanpadajenisobyekyangkeduayaitu
kajian terhadap atraksi wisata, sebagai, pendukung pola aktifitas, perilaku
transverbilitas dan jasa wisata yang mana mengelilingiobyek.
melibatkan unsur wisatawan sebagai guest Dari penjelasan tersebut di atas,
dan masyarakat lokal sebagai host, dimana hubungan antara milieu dengan behavior
dalam hal terjadi interaksi sosial antar dapat diterapkan dalam penataan daerah
individuataukelompokdenganlatarbelakang atraksi yang meliputi fasilitas wisata dan
yang berbeda pada suatu setting fisik yang ruang penunjang lainnya baik berupa ruang
oleh masingmasing individu dipersepsikan interior maupun ruang eksterior. Hal ini
secaraberbedapula. menjadi sangat penting karena manusia
adalah pemakai ruang yang tentunya
2. Penerapan Behavior Setting dalam membutuhkan ruang yang dapat menunjang
PenataanLansekapdanDaerahAtraksi aktifitasnya dalam hal ini adalah space untuk
Dalam penerapan behavior setting, kegiatan wisata, dimana apabila space yang
beberapa obyek berfungsi membentuk batas tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan dan
spasial, dan obyek lain berfungsi mendukung comfortabilitymakapemakaiakanmelakukan
polaaktifitasyangterjadididalamnya.Obyek penyesuaianpenyesuaian dalam berbagai
pembentuk batas spasial mempunyai bentuk termasuk mencari lokasi lain yang
hubungan circumjacent dengan perilaku ; lebihsesuai.Apabilahalinitidakdikendalikan
42
JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako
Jurnal ruang VOLUME1NOMOR1September2009
Gambar4:SkemaPenerapanTeoriPsikologiLingkungandalamPengembanganPariwisata
4. Pemahaman Teritorialitas terhadap teritori publik dan pribadi, dan adanya
Interaksi antara Wisatawan dengan peluangbagipemilikteritoriuntukmelakukan
Masyarakat pengamatan daerahnya akan meningkatkan
Kajian ini bisa diterapkan pada rasa aman, dan mengurangi kriminalitas
perlindungan budaya dan adat istiadat dalamteritoritersebut.
masyarakat lokal terhadap pengaruh budaya Penerapan teritorialitas pada kawasan
luar yang tidak sesuai dengan normanorma wisata untuk tujuan menciptakan tatanan
dan kebudayaan masyarakat lokal. Hal ini fisik di mana pengunjung dapat memperoleh
terkait dengan bagaimana pengunjung space dengan tingkat privasi yang diiginkan
(wisatawan) sebagai tamu dapat menghargai tanpa harus menyinggung rasa kepemilikan
normanorma dan kebudayaan masyarakat baik secara fisik maupun simbolik dari
lokal, agar dapat terjadi interaksi yang lebih masyarakat lokal terhadap sebuah kawasan.
akrab dan memberikan dampak positif yang Tujuan dari pendekatan ini adalah
lebih besar terhadap kesejahteraan menciptakan pagar sosial yang sifatnya lebih
masyarakat tanpa perlu merusak budaya simbolik dengan memberikan pemahaman
denganperilakunegatifwisatawan. kepada masyarakat lokal terhadap
Bentuk desain tertentu, seperti keuntungan yang dapat diperoleh dari
penghalang yang nyata maupun penghalang keberadaan lokasi wisata tanpa harus
simbolis dapat digunakan untuk memisahkan meminggirkan peranan mereka, dengan kata
44
JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako
Jurnal ruang VOLUME1NOMOR1September2009
lain kegiatan pembangunan pada lokasi yang ditetapkan beberapa kriteria seperti berikut
dimaksud harus mempertimbangkan dan ini:
melibatkan kepentingan masyarakat Pengambilan keputusan terhadap bentuk
(communitybasedevelopment). pariwisata pada sebuah lokasi harus
Terkait dengan teritorialitas diperlukan dikonsultasikan dengan masyarakat
adanyasemacamruangtransisidalambentuk setempat agar mereka dapat
edgeyangbersifatsebagaipembatasaktifitas menerimanya.
antara komunitas lokal dengan wisatawan Sejumlahkeuntunganyangdiperolehdari
yang tidak bersifat sebagai physical barrier kegiatanpariwisataharusdapatdinikmati
yang massif. Tujuan dari ruang transisi ini olehmasyarakatsetempat.
adalahmasyarakattidakmerasaterpinggirkan Pariwisata harus didasari oleh
bahkan mereka harus dilibatkan dalam pertimbangan lingkungan dan prinsip
kegiatan pariwisata sementara wisatawan ekologi, dan peka terhadap budaya,
tetapmendapatkanprivasidalamberaktifitas. kepercayaan dan tradisi lokal dan tidak
Perwujudan ruang ini dapat berupa area menempatkan komunitas lokal dalam
perkebunandiantarapermukimanpenduduk posisiyangterpinggirkan.
denganFasilitasWisatayangsifatnyasebagai Sejumlah kunjungan wisatawan tidak
ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan diharapkan memenuhi dan menekan
bersama, bahkan diharapkan terjadi interaksi perkembangankomunitassetempat.
misalnya transaksi hasil kebun atau cindera Untuk mewujudkan interaksi positif
mata hasil kerajinan atau industri rumah antara wisatawan dan masyarakat, terdapat
tangga yang dikembangkan oleh penduduk beberapa hal yang dapat dijadikan
setempat. pertimbangan, yang juga diharapkan dapat
merespon pengaruh luar terhadap sebuah
komunitas;
KESIMPULAN
Pada tingkatan lokal, Perencanaan
Penetapan fungsi kawasan Loka sebagai
pariwisata harus didasari oleh tujuan
kawasan wisata, diharapkan akan
pengembangan yang menyeluruh dan
memberikan kontribusi positif bagi
memprioritaskankeinginanpenduduk.
masyarakat setempat dalam hal ini adalah
Promosi atraksi wisata harus mendapat
distribusi pelayanan fasilitas sosial ekonomi
dukungandaripenduduksetempat.
serta pembukaan lapangan kerja baru bagi
Keterlibatan penduduk lokal dalam
masyarakat setempat, lebih jauh lagi akan
industri pariwisata akan berjalan lancar
menciptakan sebaran pola pemanfaatan
hanya jika melibatkan pertimbangan
ruang yang lebih teratur melalui pemenuhan
terhadapintegritastradisidangayahidup
sarana dan prasarana kegiatan aktifitas
mereka.
kawasan.
Kesempatan harus tersedia untuk
Dayadukungsosialsuatukawasanwisata
memperoleh partisipasi masyarakat yang
dinyatakan sebagai batas tingkat maksimum
luas dalam kegiatan dan aktifitas
dalam jumlah dan tingkat penggunaan
pariwisata.
dimana melampauinya akan menimbulkan
Usaha untuk mengurangi munculnya
penurunanan dalam tingkat kualitas
sejumlah problem yang kemungkinan
pengalamanataukepuasan.
muncul dari masyarakat harus didahului
Untuk memberikan arahan yang lebih
oleh pengenalan/sosialisasi kegiatan
jelastentangpengembanganpariwisataperlu
pariwisata atau dalam bentuk kegiatan
45
JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako
Jurnal ruang VOLUME1NOMOR1September2009
46
JurusanArsitekturFakultasTeknikUniversitasTadulako