Oleh :
Zsalzsa Puspa Alivia (1603749)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya strategi pembelajaran, konsep dan makna belajar, juga cara
mengajar yang baik dan benar seperti isi dari makalah ini diharapkan dapat membuat
penulis dan pembaca lebih memahami tentang belajar dan mengajar terutama pada
mata kuliah Pendidikan Ilmu Komputer.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian maka dapat dirumuskan masalah
dalam makalah ini yaitu “Apa saja dan bagaimana strategi belajar mengajar, konsep
dan makna belajar, juga cara mengajar yang baik dan benar?”
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang belajar dan
pembelajaran juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar
Pembelajaran Ilmu Komputer.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penetapan pendekatan
2
3. Penetapan metode pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahuluan diisi dengan memberikan para siswa motivasi agar mereka bisa
mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain dengan
memberikan motivasi, seorang guru juga bisa melakukan perbincangan santai guna
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dan apa yang telah siswa kuasai
sebelumnya yang berkaitan dengan materi lanjutan yang akan diberikan saat kegiatan
belajar mengajar. Dengan pendahuluan ini seorang guru juga dapat perlahan – lahan
mengetahui karakteristik peserta didiknya.
b) Penyajian
3
penyampaian materi pelajaran seperti menerangkan, memberikan contoh,
menganalisis suatu kasus, pemberian tugas berisi latihan maupun sebuah tes.
c) Penutup
Penutupan dalam kegiatan belajar mengajar juga penting untuk dilakukan. Pada
penutupan ini biasanya terdapat penilaian tugas juga kesimpulan materi yang telah
diberikan.
2. Metode pembelajaran
Sebuah perangkat maupun alat yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan sebuah metode sebagai strategi belajar mengajar. Perangkat
atau alat disini digunakan sebagai media peragaan dalam pembelajaran agar peserta
didik lebih mengerti dan tertarik mengikuti pembelajaran. Namun untuk menentukan
peraga atau alat tapa yang akan digunakan, seorang guru harus dapat dengan tepat
memilih peraga dan alat yang sesuai dengan materi pembelajaran agar tercapainya
tujuan pembelajaran tersebut. Ada pula beberapa metode pembelajaran dibawah ini:
1) Ceramah
Metode ceramah ini merupakan saat dimana seorang guru menyampaikan materi
kepada peserta didik dengan waktu dan tempat tertentu atau terbatas dan dilakukan
dengan penyampaian secara lisan guna memberikan penyampaian suatu materi
pembelajaran atau permasalahan tertentu.
2) Diskusi
Berdiskusi hampir sama dengan ceramah, namun metode ini dilakukan pada saat
membutuhkan jawaban atas permasalahan.
3) Demonstrasi
4
3. Media pembelajaran
4. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas sangat penting untuk dikuasai oleh seorang guru karena disini
peran seorang guru dituntut untuk menentukan alokasi waktu yang pas dan tepat
untuk memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran guna proses belajar mengajar
dapat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Selain itu ruangan kelas yang berupa
lingkungan fisik harus sesuai dengan kaidah psikologi lingkungan yang
memerhatikan keindahan didalam kelas, posisi tempat duduk, pengaturan jendela atau
ventilasi, pengaturan cahaya, pengaturan alat – alat kelas. Pengelolaan kelas dengan
kondisi yang baik akan mempengaruhi hasil pembelajaran siswa.
5
pembelajaran dengan maksimal. Dalam strategi ini terdapat pula keunggulan dan
kelemahan yaitu:
a) Keunggulan
Dengan strategi pembelajaran expositori ini seorang pengajar atau guru dapat
membuat perkiraan keluasan materi pembelajaran yang berarti ia dapat mengetahui
sampai kemana peserta didiknya menguasai pembelajaran yang ia sampaikan.
Strategi pembelajaran ini juga sangat efektif jika materi pembelajaran yang harus
disampaikan dan dikuasai peserta didik cukup banyak dan luas sedangan waktu
sedikit dan jumlah peserta didik banyak. Peserta didik dapat melakukan demonstrasi
yaitu dengan mengobservasi sesuatu.
b) Kelemahan
Strategi ini hanya akan dapat dilakukan kepada siswa yang tingkat kemampuan
dalam menyimak dan mendengar dengan baik. Dengan strategi ini tidak dapat
mengatasi perbedaan yang dimiliki oleh para peserta didik dengan berbagai
perbedaan kemampuan pengetahuan, minat dan bakat.
6
a) Keunggulan
Strategi ini menekankan pada aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif siswa.
Dengan itu siswa mendapat banyak ruang dan kesempatan untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar masing – masing. Penyeimbangan aspek tersebut merupakan
bentuk dari perkembangan psikologi belajar modern yang sesuai dengan strategi
belajar mengajar karena dianggap akan muncul sebuah proses perubahan tingkah laku
dari adanya pembelajaran mandiri ini. Selain itu aka nada juga keseimbangan antara
siswa yang diatas rata – rata dengan siswa yang biasa saja, dimana siswa yang kurang
memiliki kemampuan belajar yang kurang baik tidak akan tertinggal dengan siswa
yang diatas rata – rata.
b) Kelemahan
a) Keunggulan
Dengan teknik pemecahan masalah yang ada pada strategi ini dapat membuat
peserta didik lebih memahami isi materi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar
7
atau guru. Selain itu dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di kelas dan cara
berpikir siswa secara kritis akan semakin matang.
b) Kelemahan
Strategi ini akan sulit terlaksana jika peserta didiknya tidak mempunyai minat
menyelesaikan sebuah masalag dan tidak mau untuk mencobanya. Selain itu dengan
strategi ini membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah. Yang
paling penting jika mereka tidak tahu alasan apa mereka memecahkan masalah
tersebut maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.
8
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung
jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini
tidaklah mudah untuk dilakukan. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya
menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang
problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan
berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.
9
belajar, maka responnya menjadi lebih baik namun sebaliknya bila ia tidak belajar
maka responnya menurun, dengan adanya pembelajaran maka seseorang akan
mempunyai perilaku yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan sebuah upaya untuk menyampaikan, mengorganisasi, menciptakan, dan
mendapatkan ilmu pengetahuan dengan berbagai metode sehingga peserta didiknya
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dengan hasil yang maksimal.
Menurut Indah Kosmiyah (2012) terdapat beberapa teori belajar yang akan
dikembangkan yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah yang berarti sifat bawaan yaitu
pendengaran dan penglihatan. Ada pula faktor psikologis yang juga merupakan sifat
bawaan dan yang bisa diperoleh meliputi kecerdasan, sikap, kebiasaan, minat dan
10
bakat. Yang terakhir ada faktor kematangan fisik atau psikis yaitu jika seseorang
dikatakan matang apabila dia telah dewasa dimana seluruh organ badannya atau
fisiknya telah berkembang.
2. Faktor eksternal
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :
11
1. Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di
sesekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru
menggunakan metode cerama, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan
m,endengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.
2. Memandang adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di kelas,
seorang pelajar memandang papan tumlis yang berisikan tulisan yang baru
saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan
selamnjutnyatersimpan dalam otak.
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap adalah indra manusia yang
dapat di jadikan sebagai alat untuk kepentingan belajr, artinya aktivitas
meraba, membau. Dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang
untuik belajar. Tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan.
4. Menulis atau mencatat sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi,
yang tidahanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil
dari bahan bacaan.
5. Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di
mlakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar
adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan
menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pinti
ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada
cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau
begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi
cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.
12
2. Belajar Keterampilan (Skill Learning)
13
keteladanan, serta pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran.
Tujuannya agar individu memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih
tepat dan lebih positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu atau
bersifat kontekstual.
Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belajar mempertimbangkan nilai atau arti
penting suatu objek. Tujuannya agar individu memperoleh dan mengembangkan
kecakapan ranah rasa (effective skills), dalam hal ini kemampuan menghargai secara
tepat, arti penting objek tertentu, misalnya apresiasi sastra, apresiasi music, dan
apresiasi seni lukis. Dalam mengapresiasi mutu karya sastra, misalnya, seorang
individu perlu mengetahui “hakikat keindahan” (estetika) di samping mengetahui hal
– hal lain, seperti bentuk ungkapan, isi ungkapan, bahasa ungkapan, dan nilai
ekspresinya.
8. Belajar Pengetahuan
2.3. Mengajar
14
tujuan yang masing-masing meliputi tujuan sekolah, tujuan guru, dan tujuan siswa.
Ketiga tujuan itu dapat menuntun perkembangan belajar dan mengajar.
Adalah suatu hal yang tidak wajar bila seorang guru yang sedang mengajar tidak
pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan atau
berupa tanggapan tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi pelajaran yang
disampaikan sebagai bentuk interaksi. Hal yang mengingkari tujuan pengajaran ini,
tidak jarang kita jumpai sehingga kadang-kadang timbul berbagai tanggapan bahwa
guru tersebut kurang menguasai materi yang sedang disajikan dan tidak
mengherankan bila ada siswa yang lebih pandai dibanding dengan gurunya.
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus
diterapkan dalam proses pengajaran, berfungsi sebagai indicator keberhasilan
pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan
kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah ia menyelesaikan
pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Pada hakikatnya, isi
tujuan pengajaran adalah hasil belajar yang diharapkan. Tujuan pengajaran biasanya
dirumuskan oleh guru bidang study dalam bentuk kata-kata operasional khusus.
Tujuan pengajaran dapat diartikan juga sebagai suatu upaya pendidik/guru dalam
hubungan dengan tugas-tugasnya membina peserta didik/siswa. Misalnya:
Dewasa ini, tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai perilaku hasil belajar yang
diharapkan dimiliki siswa-siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar.
Misalnya:
15
4. Peserta didik dapat memecahkan persamaan kuadrat.
5. Peserta didik gemar membuat kerajinan tangan dari tanah liat.
Dari contoh diatas, tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan guru, sedangkan dewasa ini tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai
produk atau hasil yang dicapai oleh siswa. Dengan kata lain, tujuan pengajaran pada
waktu yang lalu berpusat pada pengajar. Sedangkan tujuan dewasa ini berpusat pada
peserta didik.
Disamping itu, tujuan pengajaran yang berpusat pada siswa dirasakan dapat
memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi, pemilihan
materi dan kegiatan belajar mengajar, serta penetapan media dan alat pengajaran.
16
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor
di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.
Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil
dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan,
Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi
standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar
pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa
berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya
ketika mempelajari materi standar.
17
dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan
materi standar.
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak
dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan
kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya.
Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara
lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan
mental.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk
menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai
teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan
peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru:
18
Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman
dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis,
Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat
mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya
hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara
apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan
berusaha untuk tidak mengulanginya.
19
10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut.
Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek
dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang
atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru
senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta
didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak
melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu
berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari
tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi
calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani
peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh.
Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
2. Aktivitas
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam
berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri,
20
kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian
dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan
pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.
3. Apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan
demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi
miliknya dengan pelajaran yang akan diterimanya.
4. Peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukkan benda-benda
yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda
tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder, TV dan lain
sebagainya. Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan
pelajaran yang diberikan. Juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di
dalam jiwanya.
5. Repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Siswa
semuanya dapat mengingat dengan sekali penjelasan, maka perlu dibantu dengan
mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan
memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak mudah dilupakan.
6. Korelasi
21
7. Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran bisa luas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah
satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas tetapi
mendalam. Dengan demikian siswa dapat melihat hubungan pelajaran yang satu
dengan lainnya saling berhubungan, menyebabkan siswa memperoleh kesatuan
pelajaran yang bulat dan utuh.
8. Sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman lainnya. Siswa di
samping sebagai individu juga mempunyai sisi sosial yang perlu dikembangkan.
Waktu siswa berada di kelas ataupun di luar kelas dan menerima pelajaran bersama,
alangkah baiknya bila diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan bersama.
Bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan cara berpikir mereka dalam
memecahkan masalah.
9. Individualisasi
10. Evaluasi
22
melaksanakan penilaian yang efektif, dan menggunakan hasil penilaian untuk
perbaikan mengajar belajar. Dengan evaluasi guru juga dapat mengetahui prestasi dan
kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa mengalami kesulitan
belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa, dan prestasinya, hasil rata-
ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan
umpan balik, guru dapat meneliti dirinya, dan berusaha memperbaiki dalam
perencanaan maupun teknik penyajiannya.
23
1. Keterampilan Bertanya
24
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam
pembelajaran dalam upaya untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu
antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan
dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik, serta mengurangi kejenuhan.
Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar dapat dilakukan dengan
variasi alat dan bahan yang dapat dilihat, variasi alat dan bahan yang dapat didengar,
variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi, variasi penggunaan
sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
Variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan dengan variasi dalam
pengelompokan peserta didik, variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi dalam
pola pengaturan guru, variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik,
variasi dalam pengorganisasian pesan.
e) Keterampilan Menjelaskan
25
Penjelasan yang diberiukan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat
kemampuan peserta didik.
f) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan
masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai
berikut:
26
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kelas
adalah:
Modifikasi perilaku.
Mengelola kelompok dengan cara meningkatkan kerjasama dan keterlibatan,
dan menangani konflik dan memperkecil masalah.
Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
j) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
27
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrak antara guru dan peserta didik
maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:
a. Pakaian yang dikenakan, pilih yang sederhana, sopan, namun berkesan baik
dan rapi.
b. Bagi guru wanita, pilih make up yang wajar dan menarik, tetapi tidak "menor"
(jangan berlebihan). Sebaiknya Anda juga tidak memakai perhiasan yang
berlebihan.
c. Sesaat sebelum acara dimulai, jangan "sibuk" atau "mencari kesibukan", baik
dengan bersenda-gurau dengan guru SM lain, atau dengan berjalan hilir
mudik. Hal ini akan membuat Anda kelelahan dan kehilangan konsentrasi.
Lebih baik Anda duduk tenang, sambil berdoa dan membaca kembali
persiapan Anda. Juga gunakan waktumu untuk memastikan bahwa semua
28
perlengkapan sudah siap di tempat. Gunakan waktumu juga untuk berbincang-
bincang dengan anak-anak yang sudah datang.
Jangan lupa Anda harus istirahat secukupnya (tidur secukupnya) dan makan
secukupnya sebelum acara tersebut. Pastikan Anda pada kondisi "puncak" pada saat
Anda memimpin acara Sekolah Minggu tersebut sehingga Anda tampak segar,
bersemangat, dan dengan penampilan Anda dapat membangkitkan semangat anak-
anak dalam berbakti.
29
karena akan menghemat tenaga dan waktu bagi semua orang yang terlibat
dalam pembelajaran tersebut.
30
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar mengajar didalamnya terdapat strategi belajar
mengajar, konsep dan makna belajar, dan juga bagaimana caranya untuk mengajar
dengan baik dan benar. Strategi belajar mengajar merupakan suatu pola yang
direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.
Dimana pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian strategi pembelajaran mencakup
penggunaan pendekatan, metode dan teknik, bentuk media, sumber belajar,
pengelompokan peserta didik, untuk mewujudkan interaksi edukasi antara pendidik
dengan peserta didik, antar peserta didik, dan terhadap proses, hasil, dan/atau dampak
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, strategi pembelajaran di artikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
31
DAFTAR PUSTAKA
Dimiyati, & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosmiyah, I. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Nata, A. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Silaban, S. (2005). 12 Kunci Menjadi Pelajar Efektif. Jakarta: QSEE.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
32