Oleh :
ANIS WIDYAWATI (115020101111014)
Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar finansial yang menjalankan
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dalam menjalankan fungsi ekonomi
yaitu dengan mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang memiliki dana kepada
pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi keuangannya dapat ditujukan oleh
kemungkinan adanya perolehan imbalan bagi pihak yang memberi dana sesuai dengan
karakteristik investasi yang mereka pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan bagi
investor dalam menyalurkan dana yang mereka miliki. Pasar modal menjadi tempat
pertemuan antara pihak yang memerlukan dana (sisi demand) dan pihak yang
menyediakan dana (sisi supply) dengan resiko untung rugi.
Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka
panjang dengan menjual saham atau obligasi. Perusahaan (emiten) akan menerbitkan surat-
surat berharga, baik saham atau obligasi dan kemudian dijual ke pihak yang menyediakan
dana (investor). Ada dua tahap dalam penjualan surat-surat berharga tersebut. Tahap pertama
adalah pada saat surat berharga tersebut untuk pertama kalinya ditawarkan ke publik
(Initial Public Offering / IPO), yang penjualannya dilakukan pada pasar perdana (primary
market). Tahap kedua pada saat surat-surat berharga telah berpindah tangan dan
diperdagangkan di pasar sekunder (secondery market) memegang peranan sangat penting,
sebab perkembangan pasar modal bercermin dari kegiatan perdagangan di pasar sekunder.
Informasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting, karena seorang investor
sebelum menginvestasikan dananya di pasar modal dengan cara membeli saham yang
diperdagangkan, dia harus memahami dan mempercayai bahwa semua informasi yang
tersedia dan mekanisme perdagangan di pasar modal dapat dipercaya, tidak ada pihak
tertentu yang memanipulasi informasi dan perdagangan tersebut. Tanpa keyakinan
tersebut, investor tentunya tidak akan bersedia membeli sekuritas yang ditawarkan
perusahaan. Indikator kepercayaan investor akan pasar modal dan instrumen-instrumen
keuangannya, dicerminkan antara lain oleh dana masyarakat yang dihimpun di pasar
modal.
Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka
akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu pasar modal dikatakan
efisiensi secara informasional. Pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional
apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan.
Apakah yang dimaksud dengan pasar modal dan organisasi apa saja yang terkait didalamnya?
1.3 Tujuan :
Untuk mengetahui definisi, sejarah dan manfaat dari pasar modal serta organisasi-organisasi
yang terkait didalamnya.
BAB II
Pembahasan
D. Bagi Pemerintah
Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan serta pertumbuhan angkatan kerja yang
siap memasuki lapangan kerja pertahun yang cukup tinggi diberbagai sektor usaha
tentunya memerlukan adanya investasi yang cukup besar pula diberbagai sektor usaha.
Investasi yang cukup besar membutuhkan sumber-sumber dana yang besar pula, dan ini
tidak dapat dipenuhi oleh sektor potensial dalam memobilisasi dana masyarakat yang
guna membiayai pembangunan tersebut. Sebab itu pemerintah selalu mendorong
perkembangan pasar modal melalui paket deregulasi.
2.3 sejarah pasar modal di indonesia
Era pasar modal di indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama
adalah periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar
Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek Surabaya (BES).
Bursa Efek Surabaya atau dengan nama asingnya Surabaya Stock Exchange (SSX) dilahirkan
kembali pada tanggal 16 Juni 1989. Pada awalnya, BES hanya mempunyai 25 saham dan 23
obligasi yang diperdagangkan. BES hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk meningkatkan
indeks gabungannya dari nilai 100 pada tanggal 16 Juni 1989 menjadi 340. Mulai tanggal 19
September 1996, BES merubah nilai dasar indeks gabungan menjadi nilai dasar 500. Pada
akhir tahun 1996, IHSG-BES mencapai nilai 568,585 poin. Sampai kuartal ketiga tahun1990,
jumlah sekuritas yang tercatatdi BES meningkat menjadi 16 saham. Jumlah ini meningkat
sampai akhir tahun 1996 tercatat 208 emiten saham dengan nilai kapitalisasi sebesar
Rp191,57 triliun. Semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga secara
otomatis diperdagangkan di BES.
Sistem otomatis menggunakan jaringan komputer yang digunakan oleh broker untuk
perdagangan sekuritas di Bursa Efek Jakarta dan mulai di operasikan pada hari senin 22 mei
1925. Sistem manual hanya mampu menangani sebanyak 3800 transaksi tiap harinya. Dengan
JATS, sistem ini mampu manangani 50.000 transaksi tiap harinya. Sebelum JATS
dioperasikan, dengan sistem manual, rata-rata volume perdagangan tiap harinya adalah
sebesar 14,8 juta lembar dalam 1606 transaksi dengan nilai Rp 46 milyard untuk transaksi
reguler. Untuk transaksi yang non reguler, rata-rata volume perdagangan sebelum JATS
adalah sebanyak 19,3 juta lembar dalam 134 transaksi dengan nilai Rp 61 milyard. Sebagai
perbandingan, setelah JATS dioperasikan, rat-rata volume perdagangan tiap harinya adalah
sebesar 18 juta lembar dalam 2268 transaksi dengan nilai Rp 58 milyard untuk transaksi
reguler. Untuk transaksi yang non reguler, rata-rata volume perdagangan setelah JATS adalah
sebanyak 24,7 juta lembar dalam 222 transaksi dengan nilai Rp 82 milyard. JATS sebagai
suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Komponen-komponen
utama dari JATS adalah:
Pusat komputer pengolah data yang disebut juga dengan istilah trading engine yang
mempunyai tugas untuk menerima, memproses order dari komputer broker, mengirim
informasi kekomputer broker (terminal komputer ini disebut juga dengan istilah traders
workstation) dan mempertemukan order penjualan dan pembelian.
Gateway berupa komputer-komputer yang menghubungkan komputer-komputer broker
dengan trading engine. JATS menyediakan beberapa gateway khusus untuk hubungan dengan
broker dilantai bursa, didistrik pusat perdagangan jalan sudirman, didaerah lain masih dalam
area Jakarta dan untuk yang diluar Jakarta. Traders work station yang terdiri dari sejumlah
terminal untuk masing-masing broker dilantai bursa. Broker menggunakan traders
wrokstations untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Meletakkan order pembelian dan penjualan,
Dengan demikian sbenarnya sasaran dari penerapan sistem JATS ini adalah sebagai
beriut:
Jumlah IPO pada tahun 1995 sampai bulan agustus 1997 adalah sejumlah 62
perusahaan.
1. Trader workplace, yaitu saran akses langsung secara elektronik oleh anggota
bursa atau broker atau WPPE (wakil perantara edagang efek) dari kantor mereka
masing-masing ( remote trading), sehingga tidak harus dilakukan dilantai bursa
Pada bulan agustus 1997 krisis moneter melanda negara-negara asia, termasuk
Indonesia, Malaysia, Thayland, korea selatan dan singapore. Tidak banyak perusahaan yang
melakukan IPO pada peiode krisis ini yaitu hanya 18 perusahaan.
Krisis moneter yang terjadi ini daripenerunan nilaimata uang negara-negara asia
tersebut relatif terhadap dolar amerika. Penurunan nilai mata uang iini disebabkan karena
spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang percayanyan masyarakan kepada mata uang
negaranya sendiri dan tidak kalahpentingnya adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.
Tingginya suku bunga deposito berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak
lagi tertarik untuk menanamkan dananya dipasar modal, karena total retrun yang diterima
lebih kecil dibanding pendapatan dari bunga deposito. Akibat lebih lanjut, harga-harga saham
dipasar modal mengalami penurunan yang drastis. Indeks Harga Saham Gabungan sejak
bulan agustus sampai akhir tahun 1997 selalu menurun samapai awal tahun 1998yaitu
kemudian mulai membaik samapai bulan juli 1998, tetapi kembali turun tajam di aawal
Untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang bergejolak ini pemerintah pada tanggal 1
november 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman yang
cukupmengejutkan ini tidak cukup membantu memperbaiki lesuhnya pasar saham. Bahkan
IHSG untuk bulan November 1997 ini juga merosot dengan tajam. Titik rendah IHSG untuk
bulan ini terjadi pada tanggal 21 Nopember 1997 sebesar 391,26 poin yang berarti turun
sebesar 155,43 poin (28,43%) dari 30 september 1997 atau sebesar 359,57 poin
(47,89%)sejak tanggal 8 juli 1997 dan IHSG terendah terjadi pada tanggal 28 september
1998, yaitu IHSG menembus titik dibawah 300 poin menjadi 278,95 poin.
Perdagangan dengan warkatsudah dianggap tidak efisien lagi. Belum lagi banyak
warkat yang hilang sewaktu disimpan atau banyak juga warkat yang dipalsukan. Secara
administrastif penerbitan warkat juga akan menghambat proses penyelesaian transaksi. Oleh
karena alasan-alasan tersebut,maka pada bulan juli 2000, BEJ mulai menerapkan
perdagangan-perdagangan tanpa warkat (scripless tradings).
Periode penyembuhn ini ditandai dengan naik turunnya IHSG berkisar 400 poin
sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai tertinggi sejak Oktober 1998 pada tanggal 14
juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan dari penyakit yang
berat, IHSG juga mengalami masa-masa mendebarkan. Kembali padatanggal 16 April 2001
IHSG turun sampai 365,82 poin dan setelah mengalami naik dan turun kembali akhirnya pada
akhir tahun sebelum natal tanggal 23 Desember 2002 IHSG bernilai 420,90.
2.3.9 Periode kesembilan (mulai Januari 2003-30 Oktober 2007): kebangkitan kembali
Tahun2003 dimasuki dengan penuh optimisme. IHSG dibuka pada awal tahun tanggal
2 Januari 2003 dengan nilai 405,4. Mulai awal tahun ini IHSG mengalami peningkatan. IHSG
pada 2/01/2003 tercatat pada posisi penutupan 409,125. Pada bulan Maret 2003,IHSG
mengalami penurunan sedikit. Padatanggal 17 Maret 2003 IHSG turun menjadi 394,92. Akan
tetapi sejak itu IHSG mulai meningkat dengan signifikan pada bulan-bulan dan tahun-tahun
berikutnya. Tahun 2004 IHSG sudah menembus level 1000. Diakhir tahun 2004 pada tanggal
30 desember 2004 IHSG ditutup pada nilai 1.000,23.
Di tahun 2005, tanggal 3 Januari 2005,IHSG dibuka pada nilai 1.038,82 poin dan di
akhiri tahun pada tanggal 29 desember 2005 IHSG ditutup pada nilai 1.162,63 poin. Tahun
2006 IHSG dibuka (tangal 2 Januari 2006) pada level 1.171,709 poin. IHSG ditutup akhir
tahun 1,805.523. tahun 2007 IHSG dibuka kembali (tanggal 2 Januari 2006) pada level
1.836,52 poin.IHSG menembus nilai di atas 2000 poin pada tanggal 26 April 2007 sebesar
2.016,033. Data terakhir buku ini direvisi, IHSG pada tanggal 22 Oktober 2007 sudah
mencapai nilai 2.446.76.
Kenaikan IHSG terjadi terus menerus sejak tahun 2003. Sampai akhir tahun 2007
IHSG sudah meningkat lebih dari 470%. Pada periode ini pasar modal Indonesia mengalami
kondisi yang baik (bullish) dan merupakan salah satu pasar modal yang paling berkembang
di dunia. Walaupun demikian, sebenarnya pasar modal Indonesia pernah mengalami
kejatuhan yang cukup signifikan pada pertengahan juli 2007 hingga pertengahan Agustus
2007 karena kasus subprime mortgage di Amerika Serikat. IHSG kembali mengalami
Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan BES
bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).
Wali Amanat, pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat uang.
BAB IV
Study Kasus
DAFTAR PUSTAKA