1.
Jan
kompleksometri
Percobaan ke 4
NIM : 1211704018
Kelompok : 6 B
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
KOMPLEKSOMETRI
I. Tujuan
Menentukan nilai kesadahan total pada sampel air dalam ppm CaCO3
Menentukan nilai kesadahan permanent sampel air dalam ppm CaCO3
Menghitung nilai kesadahan sementara pada sampel air dalam ppm CaCO3
Menentukan konsentrasi EDTA melalui standarisasi EDTA dengan larutan standar
CaCO3
Suatu kompleks itu selalu terjadi dari sebuah ion logam yang dinamakan ion
sentral atau inti dan komponen-komponen lain yang berupa ion negatif atau molekul
yang dinamakan ligan. Jumlah ligan dalam suatu kompleks berbeda-beda dari dua
sampai delapan ligan yang sering disebut sebagai bilangan koordinasi. Ligan-ligan
yang mempunyai satu atom donor lebih dari satu disebut ligan monodentat atau
unidentat. Sedangkan yang mempunyai atom donor lebih dari satu disebut ligan
polidentat atau multidentat. Ligan yang terdekat dan mempunyai donor lebih banyak
lagi bila mengkompleks dengan suatu ion logam akan membentuk lingkaran kelat
lebih dari satu.
Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah dapat dihindari dengan
penggunaan bahan pengkelat sebagai titran. Bahan pengkelat yang mengandung baik
oksigen maupun nitrogen secara umum efektif dalam membentuk kompleks-kompleks
yang stabil dengan berbagai macam logam. Keunggulan EDTA adalah mudah larut
dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai
dalam melakukan percobaan kompleksometri (Harjadi, 1993).
+ aquadest
+ 2 mL buffer pH 10
+ 0,5 mL Mg-EDTA
+ 5 tetes indicator
EBT
Warna ungu menjadi biru
Amati
B. Kesadahan Total
+ 2 mL buffer pH 10
+ 0,5 mL Mg-EDTA
+ 5 tetes indicator
EBT
Warna ungu menjadi biru
Amati
C. Kesadahan Permanen
Dididihkan
Disaring
Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
batas
+ 2 mL buffer pH 10
+ 0,5 mL Mg-EDTA
+ 5 tetes indicator
EBT
Amati
IV. Hasil Pengamatan
Ciri Fisik Bahan
CaCO3 : serbuk putih
Larutan EDTA : tidak berwarna
Larutan buffer pH 10 : tidak berwarna, agak lengket, bau
agak , menyengat
Larutan Mg-EDTA : tidak berwarna
Indikator EBT : serbuk biru tua, bila dilarutkan dalam
air berwarna
larutan biru tua
Sampel air kran : tidak berwarna, tdak berbau, tidak keruh
B. Kesadahan total
C. Kesadahan permanent
100 mL
= 0,15 gram
Vpipet
Mr Vlabu Vlabu
= 0,25 g x 1000 mL x 25 mL
100,09 g/mol 250
mL 250 mL
= 0,001 M
B. Pengolahan Data
Standarisasi larutan standar EDTA 0,01 N
V x M x n CaCO3 = V x M x n EDTA
25 mL x 0,001 M x 1 = 1,0 mL x M x 1
= 0,025 M 0,025 N
Kesadahan Total
Mr CaCO3 = 40,08 + 12,01 + (3x16)
= 11,09 g/mol
D = 1000 x [EDTA] x V EDTA x Mr CaCO3
Vsampel
= 1000 x 0,01 M x 4,7 mL x 100,09 g/mol
50 mL
Kesadahan Permanent
D = 1000 x [EDTA] x V EDTA x Mr CaCO3
Vsampel
= 1000 x 0,01 M x 2,1 mL x 100,09 g/mol
50 mL
Kesadahan sementara
= kesadahan total kesadahan permanent
= 94,085 42,038
= 52,047 ppm CaCO3
VI. Pembahasan
Kesadahan merupakan sifat kimia air yang disebabkan oleh
adanya ion kalsium (Ca2+) dan Magnesium (Mg2+). Kesadahan air
ditiap tempat berbeda tergantung dari susunan biologinya juga
keadaan alamnya yang mana akan terjadi kontak antara air dan
tanah dari batuan sekitarnya. Air sadah mengandung logam-logam
bervalensi 2 terutama Ca2+ dan Mg2+. Penyebab kesadahan
dalam air adalah Ca2+, Mg2+, Mn2+, Sr2+, Fe2+, Fe2+ yang
berkaitan dengan anion-anion Cl-, SO42-, HCO3-, NO3-, dan SiO32-.
Kompleksometri adalah titrasi untuk menentukan kesadahan air
dimana dalam titrasi ini titran dan titrat saling mengkompleks.
Keadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA karena
larutan EDTA dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium yang
membentuk kompleks kelat yang larut jika ditambahkan larutan
yang mengandung kation logam tertentu. Penambahan larutan
buffer pH 10 dimaksudkan karena di dalam air sering dijumpai
pengotor sedikit oleh ion besi dan logam lain, serta buffer pH 10
dapat menyingkirkan besi sebagai endapan jika jumlahnya kecil.
Kemudian titrasi ini menggunakan indicator EBT karena EBT
optimal pada pH 5-11 dan apabila EBT ditambahkan pada larutan
yang mengandung ion kalsium dan magnesium akan mengubah
warna larutan dari merah anggur menjadi biru laut yang digunakan
sebagai titik akhir titrasi. Kemudian pH larutan juga harus dijaga
selama titrasi maka dari itu perlu ditambah larutan buffer.
Selanjutnya penambahan larutan Mg-EDTA untuk menghindari
terjadinya reaksi antara kalsium dengan larutan EDTA dan EDTA
bereaksi terlebih dahulu dengan Mg-EDTA dengan reaksi :
Mg2+ + H2Y2- MgY
+ CO2
Penentuan kadar CaCO3 pada kesadahan sementara dengan
mengurangi kesdahan total dan kesadahan permanent lalu didapat
52,047 mg/L atau 52,047 ppm CaCO3. Reaksi pada percobaan ini
adalah :
Ca2+ + HIn2- CaIn- + H+
VII. Kesimpulan
Untuk standarisasi EDTA dengan larutan CaCO3 digunakan titrasi dengan
metode kompleksometri karena EDTA dapat bereaksi sempurna
dengan ion logam pada CaCO3 dengan menggunakan indicator EBT
Standarisasi larutan EDTA 0,01 N adalah 0,025 N
Nilai kesadahan total pada sampel air adalah 94,085 ppm CaCO3
Nilai kesadahan permanent pada sampel air adalah 42,038 ppm CaCO3
Nilai kesadahan sementara pada sampel air adalah 52,047 ppm CaCO3
Daftar Pustaka
2.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
gram M = 0,1 N = 0,1 M
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
3.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
+ aquadest 60 mL
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB
4.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
+ aquadest 60 mL
Amati
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
10,67 . V1 = 0,1 . 500
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
5.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
+ aquadest 60 mL
+ 2-3 tetes phenolptalein
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
Reaksi : H2C2O4 . 2H2O(aq) + 2NaOH(aq) Na2C2O4(aq) + 4H2O(l)
2) Standarisasi HCl
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
6.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
+ aquadest 60 mL
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB
7.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
+ aquadest 60 mL
Amati
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
10,67 . V1 = 0,1 . 500
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
8.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/percobaan-asidi-alkalimetri/ diakses
18/9/12 pukul 20.35
9.
Oct
asidi alkalimetri
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 10,42 10,42
2 Tdk berwarna Merah muda 10,42 20,48 10,42
Rata-rata 10,42
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/percobaan-asidi-alkalimetri/ diakses
18/9/12 pukul 20.35
10.
Oct
Percobaan ke 1
ASIDI ALKALIMETRI
Disusun oleh :
1211704018
Kimia III A
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2012
ASIDI ALKALIMETRI
I. Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan NaOH
Menentukan konsentrasi larutan HCl
Menentukan Sodium Karbonat (Na2CO3) dalam soda kue
Labu Erlenmeyer
+ aquadest
Amati
2)
Labu Erlenmeyer
Standarisasi HCl
+ 10 mL HCl
+ 2 tetes phenolptalein
Amati
+ aquadest 60 mL
Amati
Hasil
Titrasi ke Warna Awal Warna Akhir Vol. Awal Vol. Akhir Vol. NaOH
1 Tdk berwarna Merah muda 0,00 6,23 6,23
2 Tdk berwarna Merah muda 6,23 12,44 6,21
Rata-rata 6,22
CO2 H2O
Mr NaOH = 32 + 16 + 1 = 40 g/mol
V 0,1 N = M x n
= Mr 1
Vp
Vl
Mr V
40 600
Mr
M1 . V1 = M2 . V2
V1 = 0,1 x 500
10,67
V1 = 4,689 mL
Mr V M=N
0,05 M = gram x 1000 n
1000
= 0,945 gram
1) Konsentrasi NaOH
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
10 . 0,05 . 2 = 6,22 . M2 . 1
1 = 6,22 . M2 . 1
M=1
6,22
= 0,16 M
2) Konsentrasi HCl
V1 . M1 . n1 HCl = V2 . M2 . n2 NaOH
M . 10 . 1 = 0,16 . 10,42 . 1
M = 1,667
10
= 0,16 M 0,16 N (karena ion H+ = 1)
HCO3- CO32-
Reaksi : CO32- + H+ pp
HCO3-
HCO3- + H+ MJ
H2O + CO2
V1 . N1 = V2 . N2
1,15 mL . 0,1895 N = 60 mL . N2
= 3,63 x 10-2 N
M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2
0,1895 N . 9,5 mL . 1 = N . 60 mL . 2
N = 1,80025
120
= 0,015 N
VI. Pembahasan
Pada praktikum Asidi Alkalimetri di lakukan sebanyak 3 kali percobaan, yaitu
standarisasi NaOH,standarisasi HCl, dan penentuan kadar Na 2CO3 dalam soda kue. Pada
standarisasi NaOH titrasi di lakukan duplo (2 kali) dengan menggunakan larutan baku
primer yaitu Asam Oksalat (H2C2O4 . 2H2O). Larutan baku primer adalah larutan yang
telah di ketahui pasti konsentrasinya. Kemudian dengan menggunakan indikator
phenolptalein (pp), warna awal larutan yang asalnya tidak berwarna menjadi merah muda
dengan rata-rata volume NaOH yang terpakai 6,22 mL. Reaksinya adalah
Pada percobaan penentuan Na2CO3 dalam soda kue mengalami kendala. Saat
titrasi pertama dengan menggunakan indicator phenolptalein (pp) 5 tetes, lalu di titrasi
dengan HCl larutan sulit mendapatkan titik ekivalen sehingga percobaan ini di lakukan
bersama-sama dengan kelompok lain. Pada titrasi pertama menggunakan indicator
phenolptalein (pp) warna awalnya tidak berwarna dan warna akhirnya merah muda pada
volume HCl 1,15 mL. Selanjutnya titrasi kedua dengan indicator metal jingga (mj) warna
awalnya merah muda dan warna akhirnya pink jingga pada volume titrasi 6,10 mL.
Kemudian larutan di panaskan untuk membebaskan karbondioksida (CO2) dan larutan
berubah warna menjadi merah muda jenuh. Lalu titrasi dilanjutkan untuk mendapat titik
akhir titrasi dan didapat volume HCl 4,60 mL dengan warna akhir larutan kuning jingga.
Reaksinya adalah
2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
CO2
H2O
Indicator yang digunakan untuk titrasi juga harus disesuaikan dengan pH larutan.
Seperti indicator phenolptalein (pp) perubahan warna yang terjadi pada pH basa
sedangkan metil jingga/metil orange pada larutan dengan pH asam, karena untuk
kepentingan titrasi, indicator tersebut akan merubah warna pada saat titik ekivalen
tergantung pH dari larutan tersebut.
Setelah perhitungan, didapatkan [NaOH] yaitu 0,16 M, [HCl] yaitu 0,16 M, dan
soda kue yang merupakan HCO3- dan CO32- memiliki masing-masing normalitas 3,63 x
10-3 N dan 0,015 N. Percobaan yang di lakukan duplo (2 kali) bertujuan agar diketahui
hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalennya (lebih akurat).
VII. Kesimpulan
CO2
H2O
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga
Kleinfelter, Wood. 1980. Kimia Dasar Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/percobaan-asidi-alkalimetri/ diakses
18/9/12 pukul 20.35
Memuat
Kirim masukan
http://dyahdwii.blogspot.com/