1 (2011)
ISSN 0854-4425
ISSN 0854-4425
JURNAL
JURNAL
BIOLOGI
BIOLOGI
INDONESIA
INDONESIA
Akreditasi: No 816/D/08/2009
Vol. 7, No. 1 Juni 2011
Forest Condition Analysis Based on Forest Canopy ClosureWith Remote Sensing Approach 13
Mahendra Primajati, Agung Budi Harto & Endah Sulistyawati
Morfologi Larva dan Pola Infeksi Falcaustra kutcheri Bursey et.al., 2000 (Nematoda : 45
Cosmocercoidea: Kathalaniidae) Pada Leucocephalon yuwonoi (McCord et.al., 1995) Di
Sulawesi Tengah, Indonesia
Endang Purwaningsih & Awal Riyanto
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata 5 Genotipe Kedelai pada Tingkat Naungan 67
Berbeda
Titik Sundari & Rahmat Priya Atmaja
BOGOR, INDONESIA
J. Biol. Indon. Vol 7, No. 1 (2011)
Editor Pengelola
Alamat Redaksi
Sekretariat
d/a Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Jl. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056
Fax. (021) 8765068
Email : jbi@bogor.net; ibnu_mar@yahoo.com
Website : http://biologi.or.id
Jurnal ini telah diakreditasi ulang dengan nilai A berdasarkan SK Kepala LIPI 816/
D/2009 tanggal 28 Agustus 2009.
J. Biol. Indon. Vol 7, No.1 (2011)
KATA PENGANTAR
Editor
J. Biol. Indon. Vol 7, No. 1 (2011)
Sebagian dari edisi ini dibiayai oleh DIPA Puslit Biologi-LIPI 2011
J. Biol. Indon. Vol 7, No.1 (2011)
DAFTAR ISI
Forest Condition Analysis Based on Forest Canopy ClosureWith Remote Sensing Approach 13
Mahendra Primajati, Agung Budi Harto & Endah Sulistyawati
Morfologi Larva dan Pola Infeksi Falcaustra kutcheri Bursey et.al., 2000 (Nematoda : 45
Cosmocercoidea: Kathalaniidae) Pada Leucocephalon yuwonoi (McCord et.al., 1995) Di
Sulawesi Tengah, Indonesia
Endang Purwaningsih & Awal Riyanto
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata 5 Genotipe Kedelai pada Tingkat Naungan 67
Berbeda
Titik Sundari & Rahmat Priya Atmaja
Eritrosit dan Hemoglobin pada Kelelawar Gua di Kawasan Karst Gombong, Kebumen,Jawa 89
Tengah
Fahma Wijayanti, Dedy Duryadi Solihin, Hadi Sukadi Alikodra, & Ibnu Maryanto
Kajian Hubungan Antara Fitoplankton dengan Kecepatan Arus Air Akibat Operasi Waduk 99
Jatiluhur
Eko Harsono
Dimorfisme Seksual, Reproduksi dan Mangsa Kadal Ekor Panjang Takydromus sexlineatus 121
Daudin, 1802 (Lacertilia :Lacertidae)
Mumpuni
Serapan Karbondioksida (CO2) Jenis-Jenis Pohon di Taman Buah "Mekar Sari" Bogor, 133
Kaitannya dengan Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca
N. Hidayati, M. Reza, T. Juhaeti & M. Mansur
J. Biol. Indon. Vol 7, No. 1 (2011)
Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Kerang Darah (Anadara antiquata) di Perairan Pulau 147
Auki, Kepulauan Padaido, Biak, Papua
Andriani Widyastuti
Giving Formulated Pellet on Javan Porcupine (Hystrix javanica F. Cuvier, 1823): Effects on 157
Feed Intake, Feed Conversion, and Digestibility in Pre-Domestication Condition
Wartika Rosa Farida & Roni Ridwan
TULISAN PENDEK
Kondisi Parameter Biologi Plankton dan Ikan di Perairan Danau Sentani 187
Auldry F. Walukow
Jurnal Biologi Indonesia 7 (1): 67-79 (2011)
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata 5 Genotipe Kedelai pada
Tingkat Naungan Berbeda
ABSTRACT
Shape of Epidermal Cells, Type and Stomata Index of 5 Soybean Genotypes at Different Levels
of Shading. This study aimed to determine the shape of epidermal cells, type of stomata and
the stomatal index of five soybean genotypes at different levels of shading. Research conducted
at the Screen House of Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute in March
until July 2007. Split plot design with repeated three times was used in this research. The main
plots were four levels of shading (0%, 25%, 50% and 75%) and subplot is the five soybean
genotypes (Pangrango, Tanggamus, Wilis, Lokon and IAC-100). Shading is used black screen.
Plants fertilized with the 50 kg Urea + 100 kg SP36 75 + 75 kg KCl / ha. Fertilizing done at
planting time. The results showed that shade does not change shape of epidermal cell and
stomata types of five soybean genotypes. Differences in stomatal index was not determined
by interaction of genotypes with levels of shading, but by the differences in shade and
genotype. Shading treatment increased stomatal index of soybean abaxial leaf surface. Highest
Somatal index of soybean abaxial leaf surface is achieved by IAC 100 and the lowest is achieved
by Wilis. Wilis is a genotype that can be adapted to the shaded environment, by maintaining
leaf area, number of epidermial cells and stomata, stomatal index, and seed weight.
67
Sundari & Atmaja
68
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata
permukaan abaksial daun saja (Gardner memiliki bentuk lonjong dengan dinding
1985). Contoh daun diambil pada daun yang berlekuk. Jumlah lekukan dinding sel
yang sudah membuka sempurna dengan epidermis, pada perlakuan naungan 0%,
ukuran yang sudah maksimal (daun ke 25%, 50% da 75% mencapai 4-7 lekukan.
empat dari atas). Berdasarkan jumlah dan letak sel
Selain pengamatan terhadap tetangga tipe stoma genotipe Tanggamus
karakter di atas, juga diamati jumlah daun, adalah parasitik. Selain itu juga dijumpai
luas daun dan bobot biji per tanaman. tipe stoma anomositik pada naungan 0%,
Data yang terkumpul selanjutnya 25%, 50%, dan 75%. Letak stoma satu
dianalisis dengan menggunakan analisis dengan stoma lain yang berada di
varian berbasis rancangan petak terbagi naungan 0%-75% tidak dibatasi atau
(RPT) dengan taraf uji 5%, jika berbeda dipisahkan oleh 1 sampai 4 sel epidermis.
nyata maka dilanjutkan dengan uji beda Naungan 25%-75% menyebabkan
nyata terkecil (BNT) pada taraf ketelitian ukuran sel epidermis dan sel tetangga
5%. stoma bertambah besar (Gambar 1b).
Bentuk sel epidermis dan tipe stoma
HASIL kedelai Wilis tidak mengalami perubahan
dengan adanya naungan. Sel epidermis
Hasil penelitian dapat diketahui kedelai Wilis berbentuk lonjong dengan
bahwa naungan tidak mengubah bentuk dinding yang berlekuk. Jumlah lekukan
sel epidermis dan tipe stomata genotipe dinding sel epidermis, pada perlakuan
Pangrango. Sel epidermis genotipe naungan 0%, 25%, 50% da 75%
Pangrango mempunyai bentuk lonjong mencapai 4-8 lekukan. Berdasarkan
dengan dinding yang berlekuk. Jumlah jumlah dan letak sel tetangga, tipe stoma
lekukan dinding sel epidermis pada kedelai Wilis adalah parasitik. Selain itu,
perlakuan naungan 0%, 25%, 50% dan juga dijumpai tipe stoma anomositik pada
75% mencapai 3-6 lekukan. Berdasarkan naungan 0%, 50%, dan 75%. Letak
jumlah dan letak sel tetangga, tipe sto- stoma satu dengan stoma lain pada
mata genotipe Pangrango adalah naungan 0% -75% tidak dibatasi atau
parasitik. Namun demikian, pada naungan dibatasi oleh 1 sampai 6 sel epidermis.
25% dan 75% juga dijumpai tipe stoma Naungan 25%-75% menyebabkan
anomositik. Letak stoma satu dengan ukuran sel epidermis dan sel tetangga
stoma lain yang berada di naungan 0%- stoma bertambah besar (Gambar 1c).
75% tidak dibatasi atau dipisahkan oleh Perlakuan naungan tidak mengubah
1 sampai 3 sel epidermis. Naungan 25%- bentuk sel epidermis dan tipe stomata
75% menyebabkan ukuran sel epidermis genotipe IAC-100. Sel epidermis bentuk
dan sel tetangga stoma bertambah besar lonjong dengan dinding yang berlekuk.
(Gamabr 1a) Jumlah lekukan dinding sel epidermis
Perlakuan naungan tidak mengubah pada naungan 0% - 75% berjumlah 4-6
tipe stomata dan bentuk sel epidermis lekukan. Berdasarkan jumlah dan letak
varietas Tanggamus. Sel epidermis sel tetangga, tipe stoma IAC 100 adalah
69
Sundari & Atmaja
70
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata
a) b)
E
SA
SP SP
ST ST SA
5m 25%
0% 5m
SP
ST ST
SA
SP
E
E
SA
50% 5m 75% 5m
5m 5m
c) d)
Gambar 1. Fotomikrograf Permukaan Abaksial Daun Kedelai Varietas Pangrango (a), Tanggamus
(b), Wilis (c), dan Genotipe IAC-100 (d) pada Empat Tingkat Naungan. SP: Stoma Parasitik.
SA: Stoma Anomositik ST: Sel Tetangga. E: Epidermis.
71
Sundari & Atmaja
sedikit. Pengurangan terendah terjadi jumlah sel epidermis lebih banyak jika
pada genotipe IAC 100 (20,81%) dan dibandingkan dengan stomata (Tabel 1
tertinggi pada Wilis (48,12%) (Tabel 1). dan 2). Pengurangan jumlah stomata
Demikian juga halnya pada jumlah sto- berkisar antara 14,77% hingga 41,51%
mata. Namun demikian, pengurangan (Tabel 2). Pengurangan jumlah stomata
Gambar 2. Fotomikrograf permukaan abaksial daun kedelai varietas Lokon pada empat tingkat
naungan. SP: Stoma Parasitik. SA: Stoma Anomositik ST: Sel Tetangga. E: Epidermis.
8
7
Jumlah sel epidermis/mm2
y = -0.714x + 8.001
4
R2 = 0.89*
0
0% 25% 50% 75%
Tingkat naungan
Gambar 3. Bentuk Hubungan antara Tingkat Naungan dengan Jumlah Sel Epidermis Daun
Kedelai.
72
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata
Tabel 1. Jumlah, Pengurangan dan Persentase Pengurangan Sel Epidermis Lima Genotipe
Kedelai pada Empat Tingkat Naungan
Tabel 2. Jumlah, Pengurangan dan Persentase Pengurangan Stomata Lima Genotipe Kedelai
pada Empat Tingkat Naungan.
73
Sundari & Atmaja
36
34.5
34
33.5
33
0 25 50 75
Tingkat naungan (%)
Gambar 4. Bentuk Hubungan antara Tingkat Naungan dengan Indeks Stomata Kedelai.
diketahui bahwa, perbedaan indeks sto- (Tabel 5). Jumlah daun terbanyak dicapai
mata terjadi sebagai akibat perbedaan genotipe Pangrango, demikian juga
genotipe dan naungan secara terpisah. dengan luas daun. Pencapaian luas daun
Indeks stomata tertinggi (35,45%) dicapai per tanaman akan mempengaruhi jumlah
pada perlakuan naungan 75% (Tabel 3). sel epidermis dan stomata per tanaman.
Di antara lima genotipe kedelai yang diuji, Hasil analisis korelasi menunjukkan
IAC 100 menunjukkan nilai indeks sto- jumlah daun berkorelasi nyata positif
mata tertinggi, yaitu 35,36%, sedangkan dengan luas daun, dengan nilai koefisien
Wilis memiliki indeks stomata terkecil korelasi (r) 0,88**, luas daun berkorelasi
(Tabel 4). nyata positif dengan jumlah sel epider-
Perbedaan jumlah dan luas daun mis (r = 0,58) dan stomata (0,65). Dengan
ditentukan oleh perbedaan genotipe demikian, dapat dikatakan bahwa
74
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata
75
Sundari & Atmaja
Tabel 6. Bobot Biji per Tanaman Lima Genotipe Kedelai pada Tingkat Naungan Berbeda
76
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata
yang tidak sama. Tingkat inisiasi stomata stomata melalui pengaruh langsung
yang tidak sama menyebabkan indeks cahaya terhadap stomata. Pengaruh tidak
stomata lima genotipe kedelai berbeda. langsung pengurangan cahaya adalah
Hal yang sama juga dikemukakan oleh peningkatan konsentrasi CO2 interseluler
Willmer (1983) bahwa inisiasi stomata akibat meningkatnya tahanan mesofil.
dipengaruhi oleh hormon dan sifat genetik. Konsentrasi CO2 yang tinggi akan
Menurut Salisbury (1995), tiap sel meningkatkan laju fotosintesis dan
tumbuhan memiliki kepekaan yang tidak menurunkan aktifitas Ribulose biphospha-
sama. Kepekaan sel yang tidak sama te carboxyliase-oxigenase (Rubisco).
menyebabkan perbedaan respons, Pengurangan aktivitas Rubisco berdam-
meskipun intensitas cahaya yang pak pada efisiensi karboksilasi berkurang.
diberikan sama. Penelitian memperlihat- Namun penurunan Rubisco hanya terjadi
kan bahwa Pangrango, Tanggamus, dan pada fase perkembangan biji (Osborne
Lokon memiliki respons yang berbeda 1997)
dengan IAC-100 dan Wilis. Kemampuan setiap genotipe untuk
Naungan menyebabkan penurunan dapat berproduksi menghasilkan biji di
bobot biji dari masing-masing genotipe. bawah naungan berbeda. Wilis merupa-
Penurunan hasil biji disebabkan karena kan genotipe yang mampu berpro-duksi
semakin berkurangnya intensitas cahaya tinggi hampir di semua tingkat naungan,
yang diterima oleh tanaman. Di mana kecuali pada tingkat naungan 25%. Hal
cahaya terserap merupakan faktor ini didukung pula dengan karakter jumlah
penting dalam proses fotosintesis, daun dan luas daun yang tinggi pula.
pertumbuhan dan hasil tanaman (Board Jumlah daun yang banyak dan luas daun
& Harville 1996; Zhao & Oosterhius yang lebar pada Wilis diikuti pula dengan
1998). Pengurangan cahaya terserap jumlah sel epidermis dan stomata yang
mengakibatkan pengurangan aktifitas banyak. Peningkatan jumlah stomata
fotosintesis, sehingga alokasi fotosintat ke berdampak pada peningkatan laju
organ reproduksi berkurang (Osumi et. pertukaran gas CO2 dan O2, serta
al. 1998). transpirasi. Pernyataan di atas, mendu-
Cahaya matahari yang terbatas kung pendapat Gardner (1985) yang
berpengaruh terhadap laju aktifitas ATP menyatakan bahwa peningkatan laju
dan NADPH2 pada reaksi fotokimia dari transpirasi dapat dilakukan dengan
fotosintesis. Laju reaksi pada siklus memperbesar porus atau jumlah stomata.
reduksi karbon fotosintesis, termasuk Dengan transpirasi, laju unsur hara tetap
RuBPc-o (Ribulose 1,5-biphosphat car- berlangsung dan turgor yang berlebih
boxylase-oxygenase) terhambat bersa- dapat dicegah. Transpirasi dapat
maan dengan berkurangnya laju sintesis menurunkan potensial air di dalam sel
kofaktor dari ATP dan NADPH2 (Raven sehingga turgor menjadi tidak terlalu
& Glidewell 1981). Terbatasnya cahaya tinggi. Turgor yang terlalu tinggi
matahari selain meningkatkan tahanan menyebabkan kerusakan sel (Sugito
mesofil, juga dapat meningkatkan tahanan 1999). Selain itu, dengan luas daun yang
77
Sundari & Atmaja
78
Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata
79
J. Biol. Indon. Vol 7, No.1 (2011)
PANDUAN PENULIS
Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urutan:
JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang disertai dengan alamat Lembaga/
Instansi), ABSTRAK (bahasa Inggris, maksimal 250 kata), KATA KUNCI (maksimal 6 kata),
PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN
TERIMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA.
Naskah diketik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman termasuk
gambar, foto, dan tabel disertai CD. Batas dari tepi kiri 3 cm, kanan, atas, dan bawah masing-
masing 2,5 cm dengan program pengolah kata Microsoft Word dan tipe huruf Times New Roman
berukuran 12 point. Setiap halaman diberi nomor halaman secara berurutan. Gambar dalam
bentuk grafik/diagram harus asli (bukan fotokopi) dan foto (dicetak di kertas licin atau di scan).
Gambar dan Tabel di tulis dan ditempatkan di halam terpisah di akhir naskah. Penulisan simbol ,
, , dan lain-lain dimasukkan melalui fasilitas insert, tanpa mengubah jenis huruf. Kata dalam
bahasa asing dicetak miring. Naskah dikirimkan ke alamat Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar
tanpa nama dan lembaga penulis).
Penggunaan nama suatu tumbuhan atau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus
diikuti nama ilmiahnya (cetak miring) beserta Authornya pada pengungkapan pertama kali.
Daftar pustaka ditulis secara abjad menggunakan sistem nama-tahun. Contoh penulisan
pustaka acuan sebagai berikut :
Jurnal :
Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Identification of plasmids linked with polyglutamate
production in B. subtilis. J. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354.
Buku :
Chaplin, MF. & C. Bucke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge.
Bab dalam Buku :
Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culture. Dalam : Gerhart, P., R.G.E. Murray, W.A. Wood,
& N.R. Krieg (eds.). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washington.
248-277.
Abstrak :
Suryajaya, D. 1982. Perkembangan tanaman polong-polongan utama di Indonesia. Abstrak
Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi. Jakarta . 15 18 Oktober 1982. 42.
Prosiding :
Mubarik, NR., A. Suwanto, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakterisasi protease
ekstrasellular dari bakteri isolat termofilik ekstrim. Prosiding Seminar nasional Industri
Enzim dan Bioteknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000. 151-158.
Skripsi, Tesis, Disertasi :
Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Industri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawit di
Indonesia.[Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Informasi dari Internet :
Schulze, H. 1999. Detection and Identification of Lories and Pottos in The Wild; Information
for surveys/Estimated of population density. http//www.species.net/primates/loris/
lorCp.1.html.
J. Biol. Indon. Vol 7, No. 1 (2011)
Eritrosit dan Hemoglobin pada Kelelawar Gua di Kawasan Karst Gombong, Kebumen,Jawa 89
Tengah
Fahma Wijayanti, Dedy Duryadi Solihin, Hadi Sukadi Alikodra, & Ibnu Maryanto
Kajian Hubungan Antara Fitoplankton dengan Kecepatan Arus Air Akibat Operasi Waduk 99
Jatiluhur
Eko Harsono
Dimorfisme Seksual, Reproduksi dan Mangsa Kadal Ekor Panjang Takydromus sexlineatus 121
Daudin, 1802 (Lacertilia :Lacertidae)
Mumpuni
Serapan Karbondioksida (CO2) Jenis-Jenis Pohon di Taman Buah "Mekar Sari" Bogor, 133
Kaitannya dengan Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca
N. Hidayati, M. Reza, T. Juhaeti & M. Mansur
Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Kerang Darah (Anadara antiquata) di Perairan Pulau 147
Auki, Kepulauan Padaido, Biak, Papua
Andriani Widyastuti
Giving Formulated Pellet on Javan Porcupine (Hystrix javanica F. Cuvier, 1823): Effects on 157
Feed Intake, Feed Conversion, and Digestibility in Pre-Domestication Condition
Wartika Rosa Farida & Roni Ridwan
TULISAN PENDEK
Kondisi Parameter Biologi Plankton dan Ikan di Perairan Danau Sentani 187
Auldry F. Walukow