PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis,
masyarakat juga mengenal sistem ekonomi lainnya yaitu sistem ekonomi
islam yang sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu. Pemikiran
ekonomi islam diawali sejak Nabi Muhammad saw dipilih sebagai seorang
Rasul (utusan Allah). Sistem ekonomi islam, lebih berkaitan dengan
bangunan masyarakat yang perilakunya lebih didasarkan atas sumber islam,
Al-Quran, dan Al-Hadits. Sistem ekonomi islam dapat dipraktekan oleh
masyarakat manapun juga. Prinsip dasar ekonomi islam adalah kebebasan
1
individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang
wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan,
dan kesejahteraan individu dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Latar belakang munculnya sistem ekonomi liberal ini adalah paham
yang berpendapat bahwa manusia dilahirkan ke dunia disertai segala
macam hak dan kebebasan berupa hak dan kebebasan untuk berproduksi,
distribusi, dan konsumsi. Sistem ekonomi liberal dianut oleh sebagian besar
negara-negara di dunia, terutama di negara-negara Eropa Barat, Amerika,
Kanada, dan Australia.
Terdapat tiga prinsip utama yang mendasari bangunan sistem
kapitalisme ini. Pertama, sistem ini memandang bahwa permasalahan
mendasar yang ada di tengah masyarakat adalah masalah kelangkaan.
Prinsip kedua adalah nilai suatu barang yang diproduksi. Nilai inilah yang
kemudian dijadikan dasar penelitian ekonomi, bahkan menjadi hal yang
paling sering dikaji. Ketiga adalah harga, serta fungsi yang dimilikinya
dalam hal produksi, konsumsi, dan distribusi. Lebih lanjut, harga ini
merupakan alat pengendali dalam sistem ekonomi kapitalisme.
Kelebihan dari sistem ekonomi liberal, antara lain:
a. Setiap individu diberi kebebesan dan kesempatan untuk berusaha
b. Setiap individu bebas memiliki alat-alat produksi
c. Setiap individu bebas memilih bidang usaha yang disukainya
d. Persaingan dapat menyebabkan adanya dorongan untuk maju
e. Produksi barang dan jasa berdasarkan kepada kebutuhan pasar, yaitu
kebutuhan masyarakat.
Adapun kekurangan sistem ekonomi liberal:
a. Kebebasan berusaha menyebabkan adanya kelompok yang sangat
dominan, sementara ada kelompok yang lemah
b. Menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat
c. Menimbulkan penindasan (eksploitasi) terhadap manusia karena
mengejar keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya
d. Tidak ada pemerataan pendapatan karena setiap individu berlomba-
lomba mencari keuntungan.
4
perbudakan dan akan memunculkan kelas-kelas di dalam masyarakat. Oleh
karena itu Karl Marx merancang sistem ekonomi sosialis untuk
mematahkan paham ekonomi liberal.
Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat, karena
semua pengelolaan perekonomian sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Jadi
yang dimaksud dengan sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem
ekonomi di mana seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan
dan dikendalikan oleh pemerintah.
Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang
menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak adanya
penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan kemakmuran yang merata
pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Tetapi justeru karena
sangat besarnya campur tangan pemerintah, mengakibatkan potensi dan
daya kreasi masyarakat akan mati dan tidak adanya kebebasan individu
dalam melakukan kegiatan ekonomi. Negara yang menganut sistem
ekonomi sosialis adalah negara-negara yang berideologi komunis seperti
Rusia, Kuba, Korea Utara, RRC dan negara komunis lainnya.
Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis:
a. Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah
sehingga pemerintah mudah melakukan pengawasan terhadap jalannya
perekonomian.
b. Tidak ada kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, karena
distribusi pemerintah dapat dilakukan dengan merata.
c. Pemerintah bisa lebih mudah melakukan pengaturan terhadap
barang dan jasa yang akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
d. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
Adapun kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis:
a. Hak milik pribadi tidak diakui,
b. Potensi inisiatif dan daya kreasi masyarakat tidak berkembang,
c. Segala kebijakan pemerintah harus dilakukan oleh rakyat dan
pemerintah bersifat paternalisme.
5
Sistem ekonomi pancasila merupakan sistem ekonomi yang digali dan
dibangun berdasarkan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia.
Beberapa prinsip dasar yang ada dalam sistem ekonomi pancasila tersebut
antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi,
demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar
liberal dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar
(Mubyarto, 2002), sistem ekonomi pancasila juga dibangun atas dasar nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang berasal dari nilai-nilai
agama, kebudayaan, adat istiadat, atau norma yang membentuk perilaku
ekonomi masyarakat Indonesia. Suatu perumusan ini mengatakan bahwa
dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan pancasila harus dihindarkan
dari hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah
menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktur ekonomi
nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia
2. Sistem Etastisme dalam arti bahwa negara beserta aparatus ekonomi
negara bersifat dominan, mendesak dan memastikan potensi serta
sumberdaya kreasi di setiap unit-unit ekonomi diluar sektor negara
3. Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu
kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang
merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan sosial. (GBHN 1993).
Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat lima ciri pokok
dalam sistem
ekonomi Pancasila, yaitu:
1. Pengembangan koperasi pembangunan insentif sosial dan moral
2. Komitmen pada upaya pemerataan
3. Kebijakan ekonomi sosialis
4. Keseimbangan antara perencanaan terpusat, dan
5. Pelaksanaan secara desentralisasi. (Mubyarto, 2002)
Salah satu ciri ekonomi pancasila adalah ekonomi konvensional.
Pengertian ekonomi konvensional merupakan suatu sistem dalam aktivitas
manusia yang berkaitan pada kegiatan produksi, distribusi, pertukaran dan
6
perolehan serta konsumsi barang dan jasa. Ilmu ekonomi konvensional
sangat memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu adalah rasional.
Ini berarti rasionalitas didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu memaksimalkan kepuasan dan
keuntungan senantiasa berdasarkan pada keperluan dan keinginan-
keinginan yang digerakkan oleh akal sehat dan tidak akan bertindak secara
sengaja membuat keputusan yang merugikan kepuasan atau keuntungan
mereka.
Menurut ilmu konvensional, tindakan individu dianggap rasional jika
tertumpu pada kepentingan diri sendiri dan menjadi satu-satunya tujuan
bagi seluruh aktivitas. Dalam ekonomi konvensional, perilaku dianggap
ekuivalen dengan memaksimalkan untiliti. Ekonomi konvensional juga
mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan dan unsur waktu
adalah terbatas hanya di dunia saja tanpa memperhitungkan kehidupan di
akhirat.
. Karakteristik ekonomi konvensional adalah:
1. Menganggap ekspansi kekayaan yang dipercepat dan diproduksi
secara maksimal serta pemenuhan keinginan menurut preferensi
individual sebagai sesuatu yang esensial bagi kesejahteraan manusia
2. Menganggap bahwa kebebasan individu yang tidak terhambat dalam
mengaktualisasi kepentingan diri sendiri dan kepemilikan atau
pengelolaan kekayaan pribadi sebagai suatu hal yang penting bagi inisiatif
individu
3. Inisiatif individu ditambah dengan pembuatan keputusan yang
desentralisasi dalam suatu pasar yang kompetitif sebagai syarat utama
mewujudkan efisiensi optimum dan alokasi sumberdaya ekonomi.
4. Tidak menyukai pentingnya peranan pemerintah atau penilaian
kolektif oleh masyarakat, baik efisiensi alokatif maupun pemerataan
distributif.
5. Melayani kepentingan diri sendiri oleh setiap individu secara otomatis
akan melayani kepentingan sosial kolektif
7
.Sistem ekonomi ialah bukanlah sistem ekonomi alternatif maupun
sestem ekonomi pertengahan; sistem ekonomi islam merupakan sistem
ekonomi solutif atas berbagai permasalahan yang selama ini muncul. paling
sederhana dari ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, dimana keseluruhan nilai
tersebut sudah tentu berasal dari Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas.
Secara umum, lahirnya ide tentang sistem ekonomi islam didasarkan
pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, islam
tentulah tidak hanya memberikan penganutnya aturan-aturan soal
ketentuan dan iman, melainkan juga jawaban atas berbagai masalah yang
dihadapai oleh manusia, termasuk ekonomi.
Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang
dimaksud di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan
sosialis abad 18. Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah
terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti tercantum dalam
surat Al-Hasyr ayat 7.
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka
adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya.
Dalam ekonomi Islam, kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk
mendistribusikan sumber-sumber daya semau kita. Karena didalam Islam,
kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga
dialokasikan sesuai dengan tuntunan syariat. Dalam Islam kegiatan ekonomi
memiliki tujuan yang lebih tinggi yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat, dengan berupaya mewujudkan keadilan sosial ekonomi.
8
Karakteristik ekonomi Islam seperti disebut dalam Al Mawsuah, Al
Ilmiah wa Al-Amaliyah Al-Islamiyah, yaitu[2]:
1. Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa semua harta yang ada di tangan
manusia pada hakikatnya kepunyaan Allah, karena Dialah yang
menciptakannya. Akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia
untuk memanfaatkannya. Namun pemanfaaannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan orang lain. Jadi kepemilikan dalam
Islam tidak mutlak.
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah dan moral. Yaiu setiap
kegiatan ekonomi akan bernilai ibadah dengan mengikuti aturan yang
telah ditetapkan dalam Islam.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Maksudnya
adalah bahwa apa saja yang kita lakukan di dunia ini hakikatnya adalah
untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
4. Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan umum. Artinya kegiatan ekonomi yang
dilakukan seseorang untuk mensejahterakan dirinya tidak boleh dilakukan
dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan
masyarakat umum.
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam. Dalam Islam diberikan
kebebasan individu namun tidak boleh melanggar aturan-aturan Allah,
dengan kata lain kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian. Dalam
Islam Negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari
ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Negara
berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat
dapat hidup secara layak.
7. Bimbingan konsumsi. Artinya didalam Islam ada ketentuan mana
yang halal dan haram untuk dikonsumsi dan juga perilaku yang baik dan
tidak baik.
8. Petunjuk Investasi. Dalam Islam ada kriteria untuk dapat melakukan
investasi yaitu:
Proyek yang baik menurut Islam
9
Memberikan rezeki seluas mungkin kepada masyarakat
Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan
Memelihara dan mengembangkan harta
Melindungi kepentingan anggota masyarakat
9. Zakat. Adalah karakteristik yang paling istimewa, karena tidak
dimiliki oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam hal ini ada konsep
dalam harta kita ada hak orang lain dan hukumnya harus kita sisihkan.
10. Larangan riba. Dalam Islam sangat tegas dikatakan bahwa riba
adalah haram. Untuk itu harus dihidupkan ekonomi pada sektor riil.
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umar Chaptra adalah[3]:
a) Prinsip tauhid, tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna
bahwa segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta
dengan sengaja oleh Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti
memiliki tujuan. Tujuan inilah yang memberikan signifikansi dan
makana pada eksistensi jagat raya, termasuk manusia yang menjadi salah
satu penghuni di didalamnya.
b) Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Allah SWT di muka
bumi dengan dibekali perangkat baik jasmani maupun rohani untuk
dapat berperan secara efektif sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari
prinsip ini adalah:
Persaudaraan yang universal
Sumber daya adalah amanah
Gaya hidup sederhana
Kebebasan manusia
c) Prinsip keadilan, keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam,
implikasi dari prinsip ini adalah:
Pemenuhan kebutuhan pokok manusia
Sumber-sumber pendapatan yang halal dan thayyib
Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata
Pertumbuhan dan stabilitas
Kebaikan dari Sistem Ekonomi Islam
a. Nilai-nilai yang tertanam dalam sistem ekonomi Islam sangat kuat,
sehingga setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan
pernah melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan pencapaian tujuan
perekonomian dengan cara-cara yang penuh intrik dan tipu daya. Apabila
sistem ekonomi konvensioal baik kapaitalisme maupun sosialisme
10
menafikan nilai-nilai moral dan agama dalam perekonomiannya maka
sistem ekonomi Islam sangat komitmen dan memegang nilai-nilai tersebut.
b. Sangat memperhatikan kepemilikan individu, namun tetap memberikan
batasan-batasan yang diatur ssesuai syariat Islam. deminian itu karena
konsep inti kepemilikan dalam Islam adalah milik sbsolut dari Allah SWT.
Dimana manusia hanya diberi amanah untuk mendayagunakannya sesuai
dengan kemaslahatan masyarakat.
c. Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian,
bahkan ia menempati salah satu posisi sentral di dalamnya. Negara
berperan sebagai pembuat kebijakan dan melakukan fugsi pengawasan
agar tidak terjadi distorsi di dalam perekonomian dan akan campur tangan
apabila telah terjadi distorsi di dalamnya. Hal ini agar kepentingan ekonomi
setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.
d. Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi
pendapatan melalui instrumen zakat, infak dan shadaqah dari kelompok
kaya kepada kelompok miskin. Dengan sistem ini pertentangan antarkelas
tidak akan terjadi karena telah terjadi saling pengertian diantara mereka.
Instrumen yang built in dalam sestem ini merupakan mekanisme distribusi
pendapatan yang tidak terdapat pada sistem ekonomi konvensioal.
e. Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk
bekerja keras. Setiap ajaran agama menganfurkan penganutnya untuk
bekerja sebagai kunci kesuksesan individu. Berbagai praktik ibadah dalam
Islam memotivasi individu untuk bekerja keras seperti zakat dan haji.
Keduanya merupakan ibadah yang hanya dapat dilaksanakan oleh orang
yang berkecukupan.
Disamping kebaikan-kebaikan itu, apakah sistem ekonomi Islam
memiliki kelemahan? Menurut penulis kelemahan utama dalam sistem
ekonomi Islam saat ini adalah masih belum sistematisnya pembahasan
sistem ekonomi Islam secara keilmuan. Hal ini menyebabkannya belum
mampu memberikan pembahasan yang terstruktur secara baik seperti
sistem ekonomi konvensioanl. Selain itu, masih banyak konsep dalam
sistem ekonomi Islam yang belum mampu diaplikasikan secara keseluruhan,
11
karena belum ada negara yang mengaplikasi sistem ekonomi Islam secara
penuh dalam perekonomiannya.
12
Ekonomi Konvensional
13
BAB III
PENUTUP
Secara umum sistem ekonomi yang dikenal dunia ada 3, yaitu Sistem
Ekonomi Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.
Namun, negara Indonesia menganut Sistem Ekonomi Pancasila, karena
pancasila merupakan ideologi negara tersebut.
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi
konvensional, yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen
profitnya. Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi islam,
dengan instrumen profitnya, yaitu sistem bagi hasil.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://azanulahyan.blogspot.co.id/2014/04/macam-macam-sistem-ekonomi-
dalam-perekonomian-dunia.html
http://fasya.iainuruljadid.ac.id/perbandingan-sistem-perekonomian-syariah-
sistem-ekonomi-pancasila-dan-sistem-ekonomi-konvensional-di-
indonesia/512/
http://hidupberawaldari.blogspot.co.id/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-
dengan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah
15