Anda di halaman 1dari 94

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS yang telah
memberikan rahmat dan kasihNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini
disusun untuk memenuhi materi mata kuliah REKAYASA GEMPA yang telah disusun
sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat digunakan dalam perhitungan
suatu struktur.

Dalam penyusunan tugas ini juga kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bpk. Ir.Julius Everhart Tenda, MT. yang telah membimbing dalam menyelesaikan tugasi ini
dan teman-teman kelas VA-KBG yang telah mengambil partisipasi dalam pembuatan tugas
REKAYASA GEMPA khususnya juga kepada orang tua, kakak dan adik yang telah
mendukung dalam penyelesaian tugas ini, kepada Melati Tumambow yang telah mengajari
tentang pengunaan aplikasi untuk menghitung struktur yaitu ETABS begitu juga pada Gabriel
Purnama yang sudah menjadi asisten untuk memeriksa bagian-bagian yang ada dalam tugas
ini, teman seperjuangan yang sudah menjadi kelompok belajar ( Agnes, Christina, Junaidy,
Dewa, Andre, Ajeng, Rahma, Michelle dan teman-teman lainnya). Begitu juga kepada UKM
English Club dan Organisasi BEM yang sudah mendukung.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna dan mempunyai kekurangan.
terlepas dari itu, kami mengharapkan bahwa tugas ini mampu memberikan sumbangsih dalam
pembelajaran mata kuliah REKAYASA GEMPA kedepannya khusunya dalam penggunaan
aplikasi ETABS serta kita mampu untuk mengimplementasikan dalam dunia kerja.

Saran dan kritik dari pembaca sangat dibutuhkan untuk memperbaiki penyusunan dan
penulisan serta kelengkapan isi buku ini akan saya terima dengan kerendahan hati.

Terima Kasih

Manado, 27 November 16

Penulis

REKAYASA GEMPA | 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Semakin berkembangnya era membuat hal-hal yang dilakukan semakin mudah


terlebih khusus yang terjadi dalam dunia konstruksi. Pembangunan suatu konstruksi
biasanya dilakukan oleh seorang teknik sipil yang didalamnya terdapat ahli-ahli untuk
menganalisa setiap permasalahan yang terjadi dalam pembangunan. Saat ini, kemajuan
teknologi menuntut para ahli untuk dapat menguasai dan mengikuti perkembangan yang
ada.

Dalam mata kuliah REKAYASA GEMPA seorang ahli struktur sangat


berpengaruh dalam menentukan kekuatan struktur suatu. Dalam mata kuliah ini, kita
akan memperlajari karakteristik suatu bangunan dimana bangunan tersebut mampu untuk
menahan goncangan dari gempa karena gempa bumi merupakan ancaman terbesar
dalam suatu struktur bangunan.

Jika kita tidak memperhitungkan beban yang diakibatkan oleh gempa, maka
kemungkinan besar bangunan tersebut akan mengalami collapse atau keruntuhan struktur
yang parah apalagi kita yang tinggal di daerah yang rawan dan mempunyai kemungkinan
yang besar untuk terjadinya gempa bumi terlebih khusus terjadi di Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari pembelajaran mata kuliah REKAYASA GEMPA yaitu agar


supaya mahasiswa mampu untuk memahami dan mengerti akan pentingnya perhitungan
struktur suatu bangunan dengan menambahkan beban gempa yang bekerja pada struktur
sehingga bila mana terjadi gempa maka struktur tersebut dapat meresponnya dengan
baik.

REKAYASA GEMPA | 2
1.3 Pembatasan Masalah

1. Perhitungan struktur ini menggunakan program ETabs


2. Struktur yang dihitung dengan model berbentuk Persegi
3. Perhitungan luas tulangan langsung diambil dari program ETabs.
4. Hasil reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam langsung dihitung dan dikeluarkan oleh
program.

BAB II

REKAYASA GEMPA | 3
DATA PERENCANAAN

2.1 Data Tugas

Denah Bangunan : Bentuk U


Mutu Beton : 30 MPa
Mutu Baja : 400 MPa
Luas Tiap Lantai : 2100 m2
Lokasi Bangunan : Ambon
Wilayah Gempa : 5
Jenis Tanah : Sedang
Jumlah Tingkat : 5 tingkat
Fungsi Bangunan : Mall

2.2 Data Penampang

Dimensi Kolom Bangunan I : 420 x 470 mm


Dimensi Kolom Bangunan II : 470 x 420 mm
Dimensi Balok : 400 x 350 mm
Tebal Pelat Lantai : 120 mm

2.3 Denah Bangunan

2.3.1 Denah Lantai 1

REKAYASA GEMPA | 4
Gambar 1. Denah Lantai 1

2.3.2 Denah Lantai 2

REKAYASA GEMPA | 5
Gambar 2. Denah Lantai 2

2.3.3 Denah Lantai 3

REKAYASA GEMPA | 6
Gambar 3. Denah Lantai 3

REKAYASA GEMPA | 7
2.3.4 Denah Lantai 4

Gambar 4. Denah Lantai 4

REKAYASA GEMPA | 8
2.3.5 Denah Lantai 5

Gambar 5. Denah Lantai 5

REKAYASA GEMPA | 9
2.4 Tampak 3 D

Gambar 6. Tampak 3 D

REKAYASA GEMPA | 10
2.5 Tampak Depan Bangunan

2.5.1 Tampak Depan Bangunan 1

Gambar 7. Tampak Depan bangunan 1

2.5.2 Tampak Depan Bangunan 2

Gambar 8. Tampak Depan bangunan 2

REKAYASA GEMPA | 11
2.6 Tampak Samping Bangunan

2.6.1 Tampak Samping Bangunan 1

Gambar 9. Tampak Samping bangunan 1

REKAYASA GEMPA | 12
2.6.2 Tampak Samping Bangunan 2

Gambar 10. Tampak samping bangunan 2

REKAYASA GEMPA | 13
2.7 Tampak Belakang
2.7.1 Tampak Belakang Bangunan 1

Gambar 11. Tampak Belakang Bangunan 1

2.7.2 Tampak Belakang Bangunan 2

REKAYASA GEMPA | 14
Gambar 12. Tampak Belakang bangunan 2

REKAYASA GEMPA | 15
2.8. Portal Arah X

Gambar 13. Portal Arah X

REKAYASA GEMPA | 16
2.9 Portal Arah Y

Gambar 14. Portal Arah Y

REKAYASA GEMPA | 17
BAB III

PERHITUNGAN BEBAN GEMPA DAN PENULANGAN

3.1 Data-data Input Program Etabs

3.1.1 Data lokasi bangunan

Gambar 15. Peta Indonesia

REKAYASA GEMPA | 18
Gambar 16. Peta Provinsi Ambon

Gambar 17. Lokasi Mall

REKAYASA GEMPA | 19
Gambar 18. Street View Jl. Hasanudin

Gambar 19. data garis lintang dan bujur lokasi Mall

REKAYASA GEMPA | 20
Gambar 20. Input garis Lintang dan Bujur di Puskim

Gambar 21. Grafik dan Nilai hasil perhitungan Spektra

REKAYASA GEMPA | 21
Gambar 22. data puskim yang di hitun

3.1.2 Membuat Grafik Secara Manual

Data nilai spektral percepatan di Kota Ambon :

Ss = 1.5 g (percepatan batuan dasar pada periode pendek)

S1 = 0.6 g (percepatan batuan dasar pada periode 1 detik)

Kondisi tanah dibawah pondasi pada kedalaman 0 sampai 30 m nilai N-SPT tergolong
Sedang"

Tabel 1. Tabel-4 Koefisien Situs, Fa

REKAYASA GEMPA | 22
Dari tabel 4, untuk kelas situs Tanah sedang (SD) dengan Ss=1.5, dimana nilai tersebut
derada di antara 1,0 dan 1.25, maka diperoleh nilai Koefisien Situs, Fa = 1,0

Tabel 2. Tabel-5 Koefisien Situs, Fv

Dari tabel 4, karena nilai S1=, dimana nilai tersebut berada diantara 0.4 dan 0.5, maka nilai
Fv diinterpolasi dari nilai antara 1.4 dan 1.3 , didapat Fv=1.36

REKAYASA GEMPA | 23
Jadi, dari data-data diatas diperoleh nilai :

Fa = 1

Fv = 1.5

Sms = 0.6

Sm1 = 0.9

SDs = 1

To = 0.12

Ts = 0.6

Catatan :

1. Pada waktu getar lebih kecil daro To, maka nilai Sa = SDs. ((0.4+(0.6.(T/To)))
2. Pada waktu getar lebih dari To dan lebih kecil Ts, maka niali Sa = SDs
3. Pada waktu getar lebih dari Ts, maka Sa = SD1 / T

Tabel 3. Tabel Respons Spektrum Tanah Sedang Kota Ambon

Gambar 23. Grafik Respons Spektrum Tanah sedang Kota Ambon

REKAYASA GEMPA | 24
3.2 Perhitungan Gaya Geser Tingkat

3.2.1 Data-Data perencanaan gedung I dan II

Data-data Desain
Mutu Bahan

Beton c : 30 MPa

Ec : 4700 x c = 25742.9602 MPa

Baja y : 400 MPa

Lokasi Bangunan : Ambon

Wilayah Gempa : 5

Jenis Tanah : Sedang

Kategori Gedung : Kantor

Tinggi/Lantai (n) : 4000 mm

Tinggi Bangunan (Hn) : 20000 mm

Beban yang Bekerja

Beban Dinding Bata : 250 Kg / m2

REKAYASA GEMPA | 25
Beban Hidup ( LL ) : 250 Kg / m2 (Mall)

Data Penampang

Ukuran Kolom Bangunan I : 420 x 470 mm

Ukuran Kolom Bangunan II : 470 x 420 mm

Ukuran Balok : 400 x 350 mm

Tebal Pelat : 120 mm

3.2.2 Perhitungan berat tiap lantai dan berat total gedung 1

ETABS v9.6.0 File:D1 Units:Kgf-


m November 28, 2016 22:33
PAGE 1

CENTERS OF CUMULATIVE MASS & CENTERS


OF RIGIDITY

STORY DIAPHRAGM /----------CENTER OF MASS----------//--


CENTER OF RIGIDITY--/
LEVEL NAME MASS ORDINATE-X ORDINATE-Y
ORDINATE-X ORDINATE-Y

STORY5 D1 4.922E+04 17.500 10.000 17.500


10.000
STORY4 D1 1.363E+05 17.500 10.000 17.500
10.000
STORY3 D1 2.233E+05 17.500 10.000 17.500
10.000
STORY2 D1 3.104E+05 17.500 10.000 17.500
10.000
STORY1 D1 3.974E+05 17.500 10.000 17.500
10.000

REKAYASA GEMPA | 26
Tabel 4. berat tiap lantai gedung 1

3.2.3 Waktu Getar Alami Gedung I

Tempiris = Ct x hn3/4

= 0.466 x 200.9

= 0.69074 detik

Dimana :

Ct : Nilai koefisien untuk struktur beton bertulang


Hn : 20 m, Tinggi lantai total dihitung dari penjepitan lateral.

REKAYASA GEMPA | 27
Tabel 5 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x
Tabel 6 Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung

3.2.4.Periode Getar Struktur Maksimum Yang Diijinkan, T

T = Ta x Cu

= 0,690 x 1,4

= 0.966 detik

Dimana :

Ta : Waktu getar alami struktur = 0,966 detik

Cu : Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung tabel 14 SNI-03-1726-2012

REKAYASA GEMPA | 28
Untuk SD1 = 0.36 dari tabel 14, dimana nilai ini berada diantara 0,3 dan 0,4 sehingga
diperoleh nilai Cu = 1.4

3.2.5. Perhitungan Gaya Geser Gempa Dasar, V

V = Cs . Wt

Cs =

= 0,048

V = 0,048 x 3898494

= 292387.05 Kg

REKAYASA GEMPA | 29
Tabel 7 Faktor R Untuk Sistem Penahan Gaya Gempa

REKAYASA GEMPA | 30
Ie = Faktor Keutamaan Gempa (Diperoleh dari tabel 1 dan tabel 2)

Tabel 8. Kategori resiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa

REKAYASA GEMPA | 31
Tabel 9. Tabel-2 Faktor Keutamaan Gempa

Dimana :

Cs : Koefisien respons seismik


Ie : Faktor Keutamaan gempa untuk gedung dan bangunan tabel 1,2 SNI-03-1726-2012

Wt : Berat total gedung


R : sistem penahan gaya gempa tabel 9 SNI-03-1726-2012

Jadi nilai Ie = 1 karena jenis pemanfaatan Apartemen adalah Kategori Resiko II

3.2.6 Distribusi Gaya Geser

Fi = Wi .(hi)k . V
Wi .(hi)k
Dimana :

Fi : Gaya geser yang terdistribusi pada setiap tingkat ke-i

Wi : Berat tiap lantai ke-i

hi : Tinggi tingkat ke-i

V : Gaya geser gempa dasar

k : eksponen yang terkait dengan periode struktur berikut ini

struktur dengan periode T=0.5 atau kurang, k=1

struktur dengan periode T=2.5 atau lebih, k=2

struktur dengan periode T antara 0.5-2.5, k=2 atau interpolasi linear


antara 1 dan 2

Karena periode Ta = 0.966 detik berada diantara 0.5 s/d 2.5 maka dilakukan interpolasi
linear, antara nilai 1 dan 2, didapat k=1.095

REKAYASA GEMPA | 32

Tabel 10. Distribusi Gaya Geser Bangunan I


3.2.7 Distribusi Gaya Geser Horizontal Gempa

Fi = Wi . Zi . V
Wi . Zi

Tabel 2 ( Distribusi Gaya Geser Horizontal Gempa Gedung I)

Tabel 10. Distribusi Gaya Geser Bangunan I

3.2.8 Perhitungan Berat Tiap Lantai Gedung II

ETABS v9.6.0 File:E1 Units:Kgf-


m November 28, 2016 23:01
PAGE 1

CENTERS OF CUMULATIVE MASS & CENTERS


OF RIGIDITY

STORY DIAPHRAGM /----------CENTER OF MASS----------//--


CENTER OF RIGIDITY--/
LEVEL NAME MASS ORDINATE-X ORDINATE-Y
ORDINATE-X ORDINATE-Y

STORY5 D1 4.922E+04 10.000 17.500 10.000


17.500
STORY4 D1 1.377E+05 10.000 17.500 10.000
17.500
STORY3 D1 2.262E+05 10.000 17.500 10.000
17.500
STORY2 D1 3.146E+05 10.000 17.500 10.000
17.500
STORY1 D1 4.031E+05 10.000 17.500 10.000
17.500

REKAYASA GEMPA | 33
Tabel 11. Distribusi Gaya Geser Bangunan II

3.2.9 Taksiran Waktu Getar Alami, Ta

T = Ta x Cu

= 0,690 x 1,4

= 0.966 detik

Dimana :

Ta : Waktu getar alami struktur = 0,966 detik

Cu : Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung tabel 14 SNI-03-1726-2012

Hn : 20 m, Tinggi lantai total dihitung dari penjepitan lateral.

Tabel 12. Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x

REKAYASA GEMPA | 34
3.2.10 Periode Getar Struktur Maksimum Yang Diijinkan, T

T = Ta x Cu

= 0,690 x 1,4

= 0.966 detik

Dimana :

Ta : Waktu getar alami struktur = 0,966 detik

Cu : Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung tabel 14 SNI-03-1726-2012

Tabel 6 Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung

Tabel 13 Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung

Untuk SD1 = 0.36 dari tabel 14, dimana nilai ini berada diantara 0,3 dan 0,4 sehingga
diperoleh nilai Cu = 1.4

REKAYASA GEMPA | 35
3.2.11 Perhitungan Gaya Geser Gempa Dasar, V

V = Cs . Wt

Cs =

= 0,048

V = 0,048 x 3898494

= 292387.05 Kg

Dimana :

Cs : Koefisien respons seismik


Ie : Faktor Keutamaan gempa untuk gedung dan bangunan tabel 1,2 SNI-03-1726-2012

Wt : Berat total gedung


R : sistem penahan gaya gempa tabel 9 SNI-03-1726-2012

Ie = Faktor Keutamaan Gempa (Diperoleh dari tabel 1 dan tabel 2)

Dimana :

Cs : Koefisien respons seismik


Ie : Faktor Keutamaan gempa untuk gedung dan bangunan tabel 1,2 SNI-03-1726-2012

Wt : Berat total gedung


R : sistem penahan gaya gempa tabel 9 SNI-03-1726-2012

Jadi nilai Ie = 1 karena jenis pemanfaatan Apartemen adalah Kategori Resiko II

REKAYASA GEMPA | 36
3.2.12 Distribusi Gaya Geser

Fi = Wi .(hi)k . V
Wi .(hi)k
Dimana :

Fi : Gaya geser yang terdistribusi pada setiap tingkat ke-i

Wi : Berat tiap lantai ke-i

hi : Tinggi tingkat ke-i

V : Gaya geser gempa dasar

k : eksponen yang terkait dengan periode struktur berikut ini

struktur dengan periode T=0.5 atau kurang, k=1

struktur dengan periode T=2.5 atau lebih, k=2

struktur dengan periode T antara 0.5-2.5, k=2 atau interpolasi linear


antara 1 dan 2

Karena periode Ta = 0.966 detik berada diantara 0.5 s/d 2.5 maka dilakukan interpolasi
linear, antara nilai 1 dan 2, didapat k=1.095

Tabel 14 Distribusi Gaya Geser

3.3 Kontrol Kinerja Batas Layan (Drift)

3.3.1 Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Y bangunan I

ETABS v9.6.0 File:D1 Units:Kgf-cm November 28, 2016


22:37 PAGE 2

DISPLACEMENTS AT DIAPHRAGM CENTER


OF MASS

REKAYASA GEMPA | 37
STORY DIAPHRAGM LOAD POINT X Y
UX UY RZ

STORY5 D1 FX 196 1750.000 1000.000


6.2742 0.0000 -0.00033
STORY5 D1 FY 196 1750.000 1000.000
0.0000 5.9962 0.00057

STORY4 D1 FX 197 1750.000 1000.000


5.2228 0.0000 -0.00027
STORY4 D1 FY 197 1750.000 1000.000
0.0000 4.9794 0.00048

STORY3 D1 FX 198 1750.000 1000.000


3.9547 0.0000 -0.00021
STORY3 D1 FY 198 1750.000 1000.000
0.0000 3.7441 0.00036

STORY2 D1 FX 199 1750.000 1000.000


2.5969 0.0000 -0.00013
STORY2 D1 FY 199 1750.000 1000.000
0.0000 2.4206 0.00023

STORY1 D1 FX 200 1750.000 1000.000


1.1698 0.0000 -0.00006
STORY1 D1 FY 200 1750.000 1000.000
0.0000 1.0476 0.00010

REKAYASA GEMPA | 38
3.3.2 Simpangan Arah X dan Y Bangunan 1
Tabel 5 (Data Simpangan Arah X dan Y)

Tabel 15 (Data Simpangan Arah X dan Y)

REKAYASA GEMPA | 39
3.3.3 Kontrol Kinerja Batas Layan Gedung arah X dan Y bangunan II

ETABS v9.6.0 File:E1 Units:Kgf-cm November 28, 2016 23:08 PAGE 2

DISPLACEMENTS AT DIAPHRAGM CENTER OF MASS

STORY DIAPHRAGM LOAD POINT X Y UX UY


RZ

STORY5 D1 FX 66 1000.000 1750.000 6.0620 0.0000


-0.00058
STORY5 D1 FY 66 1000.000 1750.000 0.0000 6.3433
-0.00332

STORY4 D1 FX 67 1000.000 1750.000 5.0360 0.0000


-0.00048
STORY4 D1 FY 67 1000.000 1750.000 0.0000 5.2826
-0.00276

STORY3 D1 FX 68 1000.000 1750.000 3.7887 0.0000


-0.00036
STORY3 D1 FY 68 1000.000 1750.000 0.0000 4.0021
-0.00208

STORY2 D1 FX 69 1000.000 1750.000 2.4511 0.0000


-0.00024
STORY2 D1 FY 69 1000.000 1750.000
0.0000 2.6298 -0.00135

STORY1 D1 FX 70 1000.000 1750.000 1.0620 0.0000


-0.00010
STORY1 D1 FY 70 1000.000 1750.000 0.0000 1.1860
-0.00059

REKAYASA GEMPA | 40
3.3.4 Simpangan Arah X dan Y Bangunan 2

Tabel 16 (Data Simpangan Arah X dan Y)

REKAYASA GEMPA | 41
3.4 Data Luas Tulangan Kolom Dari ETABS
3.4.1 Luas Tulangan Kolom Dari ETABS Gedung I

Luas Tulangan Longitudinal Kolom


(Terbesar)
Lantai As Tulangan Jumlah Tulangan As Terpasang
9.0961 4559.
1 3456 D 22 73 bh 12 bh 28 mm2
5.1955 3039.
2 1974 D 22 57 bh 8 bh 52 mm2
5.1955 3039.
3 1974 D 22 57 bh 8 bh 52 mm2
5.1955 3039.
4 1974 D 22 57 bh 8 bh 52 mm2
5.1955 3039.
5 1974 D 22 57 bh 8 bh 52 mm2
Tabel 17 (Luas Tulangan Kolom Gedung I)

3.4.2 Luas Tulangan Kolom Dari ETABS Gedung II

Tabel 18 (Luas Tulangan Kolom Gedung II)

REKAYASA GEMPA | 42
3.5 Gambar Penulangan Kolom
3.5.1 Denah kolom Gedung 1 dan 2

Gambar 24 Denah Kolom Lantai 1

REKAYASA GEMPA | 43
Gambar 25. Denah Kolom Lantai 2-5

3.5.2 Gambar Penulangan Kolom bangunan 1

Lantai 1
As = 3456mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 9.096173 bh
Desain = 12 bh
As Desain = 4559.28 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 26 Penulangan Kolom Gedung 1

Lantai 2
As = 1974 mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 5.195557 bh
Desain = 8 bh
As Desain = 3039.52 mm2
D. Sengkang = 13 mm

REKAYASA GEMPA | 44
Gambar 27 Penulangan Kolom Gedung 1

Lantai 3

As = 2208 mm2
D. Tulangan Pokok = 19 mm
n Tulangan = 7,79152 bh
Desain = 8 bh
As Desain = 2267,08 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 28 Penulangan Kolom Gedung 1

Lantai 4

REKAYASA GEMPA | 45
As = 2208 mm2
D. Tulangan Pokok = 19 mm
n Tulangan = 7,79152 bh
Desain = 8 bh
As Desain = 2267,08 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 29 Penulangan Kolom Gedung 1

REKAYASA GEMPA | 46
Lantai 5
As = 2208 mm2
D. Tulangan Pokok = 19 mm
n Tulangan = 7,79152 bh
Desain = 8 bh
As Desain = 2267,08 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 30. Penulangan Kolom Gedung 1

REKAYASA GEMPA | 47
3.5.3 Penulangan kolom Gedung II
Lantai 1

As = 5444 mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 14.32858 bh
Desain = 16 bh
As Desain = 3799,62 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 31 Penulangan Kolom Gedung II Lantai 1

As = 3456 mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 8.598726 bh
Desain = 10 bh
As Desain = 3799.4 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Lantai 2

Gambar 32 Penulangan Kolom Gedung II Lantai 2

REKAYASA GEMPA | 48
Lantai 3
As = 3456 mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 8.598726 bh
Desain = 10 bh
As Desain = 3799.4 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 33 Penulangan Kolom Gedung II Lantai 3

Lantai 4

As = 3456 mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 8.598726 bh
Desain = 10 bh
As Desain = 3799.4 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 34 Penulangan Kolom Gedung II Lantai 4

Lantai 5
As = 3456 mm2
D. Tulangan Pokok = 22 mm
n Tulangan = 8.598726 bh
Desain = 10 bh
As Desain = 3799.4 mm2
D. Sengkang = 13 mm

Gambar 35 Penulangan Kolom Gedung II

REKAYASA GEMPA | 49
3.7 Data Luas Tulangan Balok Dari Etabs pada gedung I dan II

3.7.1 Data Luas Tulangan Balok Dari ETABS Pada Gedung I

Tabel 19 (Data Luas Tulangan Balok Gedung I Arah X)

Tabel 20 (Data Luas Tulangan Balok Gedung I Lapangan)

REKAYASA GEMPA | 50
3.7.2 Data Luas Tulangan Balok Gedung I Arah Y

Tabel 21 (Data Luas Tulangan Balok Gedung I Arah Y dan Lapangan)

Tabel 22 (Data Luas Tulangan Balok Gedung I Lapangan)

REKAYASA GEMPA | 51
3.7.3 Data Luas Tulangan Balok Dari Etabs Gedung II

3.7.4 Data Luas Tulangan Balok Gedung II Arah X

Tabel 23 (Data Luas Tulangan Balok Gedung II Arah X)

Tabel 24 (Data Luas Tulangan Balok Gedung II Lapangan)

REKAYASA GEMPA | 52
3.7.5 Data Luas Tulangan Balok Gedung II Arah Y

Tabel 25 (Data Luas Tulangan Balok Gedung II Arah Y)

Tabel 26 (Data Luas Tulangan Balok Gedung II Lapangan)

REKAYASA GEMPA | 53
3.8 Gambar Penulangan Balok
3.8.1 Denah Balok gedung lantai 1

Gambar 36. Denah Balok lantai 1

REKAYASA GEMPA | 54
Gambar 37. Denah Balok lantai 2

REKAYASA GEMPA | 55
Gambar 38. Denah Balok 3

REKAYASA GEMPA | 56
Gambar 39. Denah Balok lantai 4

REKAYASA GEMPA | 57
Gambar 40. Denah Balok lantai 5

REKAYASA GEMPA | 58
3.8.2 Denah Balok gedung 2

Gambar 41. Denah Balok lantai 1

REKAYASA GEMPA | 59
Gambar 42. Denah Balok lantai 2

REKAYASA GEMPA | 60
Gambar 43. Denah Balok lantai 3

REKAYASA GEMPA | 61
Gambar 44. Denah Balok lantai 4

REKAYASA GEMPA | 62
Gambar 45. Denah Balok lantai 5

REKAYASA GEMPA | 63
3.9 Gambar Penulangan Balok Gedung I
3.9.1 Gambar Penulangan Balok Gedung I Arah X,Arah Y dan Lapangan

Lantai 1
Tumpuan X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25.000 mm OK

Gambar 46 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 64
Tumpuan Y
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25.000 mm OK

Gambar 47 Penulangan Balok Tumpuan Gedung 1

REKAYASA GEMPA | 65
Lapangan
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 48 Penulangan Balok Lapangan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 66
Lantai 2
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
90 mm > 25 mm OK

Gambar 49 Penulangan Balok Tumpuan Gedung 1

REKAYASA GEMPA | 67
Tumpuan Arah Y

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
90 mm > 25 mm OK

Gambar 50 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 68
Lapangan
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 51 Penulangan Balok lapangan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 69
Lantai 3
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
3
45.3 mm > 25 mm OK

Gambar 52 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 70
Tumpuan Arah Y
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25 mm OK

Gambar 53 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 71
Lapangan

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 54 Penulangan Balok Lapangan Gedung I

Lantai 4

REKAYASA GEMPA | 72
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
3
45.3 mm > 25 mm OK

Gambar 55 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 73
Tumpuan Arah Y

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25 mm OK

Gambar 56 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 74
Lapangan

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 57 Penulangan Balok lapangan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 75
Lantai 5

Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1

180 mm > 25 mm OK

Gambar 58 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 76
Tumpuan Arah Y
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2

79 mm > 25 mm OK

Gambar 59 Penulangan Balok Tumpuan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 77
Lapangan
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1

180 mm > 25 mm OK

Gambar 60 Penulangan Balok Lapangan Gedung I

REKAYASA GEMPA | 78
3.9.2 Gambar Penulangan Balok Gedung II
3.9.2.1 Gambar Penulangan Balok Gedung II Arah X, Arah Y dan Lapangan

Lantai 1
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
3
45.3 mm > 25.000 mm OK

Gambar 61 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 79
Tumpuan Arah Y
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 5(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
4
28.5 mm > 25.000 mm OK

Gambar 62 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 80
Lapangan
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
180
180 mm > 25.000 mm OK

Gambar 63 Penulangan Balok Lapangan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 81
Lantai 2
Tumpuan Arah X

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
3
45.3 mm > 25 mm OK

Gambar 64 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 82
Tumpuan Arah Y

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 5(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
4
28.5 mm > 25 mm OK

Gambar 65 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 83
Lapangan

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 66 Penulangan Balok Lapangan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 84
Lantai 3
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
3
45.3 mm > 25 mm OK

Gambar 67 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 85
Tumpuan Arah Y
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
3
45.3 mm > 25 mm OK

Gambar 68 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 86
Lapangan

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 69 Penulangan Balok Lapangan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 87
Lantai 4
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25 mm OK

Gambar 70 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 88
Tumpuan Arah Y
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 4(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
45.3 mm > 25 mm OK

Gambar 71 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 89
Lapangan

Kontrol Jarak Tulangan


b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
1
180 mm > 25 mm OK

Gambar 72 Penulangan Balok Lapangan Gedung II

Lantai 5

REKAYASA GEMPA | 90
Tumpuan Arah X
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25 mm OK

Gambar 73 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

Tumpuan Arah Y

REKAYASA GEMPA | 91
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 3(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
79 mm > 25 mm OK

Gambar 74 Penulangan Balok Tumpuan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 92
Lapangan
Kontrol Jarak Tulangan
b - 2D Tulangan - 2S - 2 Sengkang> 25mm
1
350 - 2(22) - 2(50) - 2(13) > 25mm
2
180 mm > 25 mm OK

Gambar 75 Penulangan Balok Lapangan Gedung II

REKAYASA GEMPA | 93
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan pada perencanaan bangunan gedung beton bertulang tahan
gempa pada bangunan Mall di Kota Ambon maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bangunan yang gunakan harus memperhitungkan Beban gempa yang bekerja pada
struktur tersebut sehingga mampu merespon akan gempa yang timbul
2. Sesuai dengan hasil perencanaan maka bangunan harus memenuhi persyaratan yang
ada yaitu Kuat dan ekonomis sehingga.
3. Bangunan direncanakan sesuai dengan fungsi dari banguna itu sendiri misalnya mall

4.2 Saran
Didalam mendesain suatu struktur gedung yang tahan gempa, diperlukan ketekunan,
kerja keras, dan kesabaran yang sangat tinggi, hal ini diperlukan karena dalam mendesain
struktur gedung tahan gempa semua yang dilakukan adalah dengan cara coba-coba, jadi
perhitungan atau perencanaan yang dilakukan harus diulang-ulang hingga berkali-kali
untuk mendapatkan hasil desain yang kuat, aman, ekonimis, serta efektif dan efisien
dalam pelaksanaan.

1. Sebelum dilakukan pekerjaan maka bangunan harus di estimasi terlebih dahulu.


2. Dalam perencanaan bangunan harus diteliti karena akan memengaruhi keseluruhan
dari bangunan.

REKAYASA GEMPA | 94

Anda mungkin juga menyukai