Anda di halaman 1dari 33

BAB I

FILTRASI

Filtrasi adalah proses penyaringan, penahanan atau penghilangan partikel-partikel


tersuspensi atau partikel-partikel koloid dari fluida (cairan atau gas) dengan cara melewatkan
fluida tersebut melalui media berpori-pori (bahan filter). Penggunaan filtrasi yang paling luas
adalah dalam menurunkan konsentrasi padatan pada pengolahan air minum atau air proses.
Padatan-padatan tersebut dapat berasal dari sumber air itu sendiri atau juga berasal dari proses
pelunakan dan koagulasi (Sundstrom and Kley, 1979).
Filtrasi juga sering digunakan pada pengolahan air limbah sebagai "tertiary treatment" air
limbah dari proses biologi ataupun dari proses fisika- kimia. Dalam hal ini filter bertindak
sebagai pemisah sisa biomassa atau endapan kimia dari air limbah sebelum klorinasi dilakukan.
Penggunaan lain dari filtrasi dalam pengolahan air limbah adalah untuk meningkatkan
konsentrasi padatan didalam lumpur.

1.1. Filter dan Filter Media


Filter adalah alat penyaring sedangkan filter media adalah bahan atau media penyaring
yang digunakan pada suatu filter. Jenis filter biasanya didasari pada : jenis media filter yang
digunakan seperti sand filter atau granular filter; cara bahan tersebut digunakan seperti precoat
filter ; gaya dorong slurry seperti pressure filter atau vacum filter atau centrifugal filter, dan
sebagainya.
Media filter untuk suatu filter harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(McCabe and Smith, 1976; Weber, 1972)
Harus dapat menahan padatan yang akan disaring dalam jumlah yang banyak dan
menghasilkan filtrat yang jernih.
Harus tidak tersumbat
Harus tahan terhadap bahan kimia dan kuat untuk menahan kondisi operasi
Cake yang terbentuk harus dapat dibersihkan dengan sempurna
Tidak terlalu mahal dan mudah diperoleh
1.2. Pemilihan Jenis Filter
Dengan tersedianya berbagai jenis filter membuat kita agak sulit untuk memilih mana
jenis filter yang paling cocok untuk keperluan kita. Pemilihan jenis filter biasanya berdasarkan
beberapa pertimbangan antara lain :
Jumlah bahan yang akan diolah;
Kualitas umpan atau slurry dan produk (filtrat);
Produk yang diinginkan, hanya cairan, hanya padatan atau keduanya;
Space yang tersedia; dan
Investasi awal
Ditinjau dari bahan penyaring atau media filter yang digunakan, filter dapat dibagi dua
yaitu filter butiran dan filter kain atau anyaman. Kelebihan filter kain dari filter butiran adalah
pada perolehan padatan atau cake yang mudah diambil, sedangkan pada filter butiran padatannya
tidak dapat diambil karena bercampur dengan bahan butiran dan harus dibuang pada saat
pencucian unggun.
Ditinjau dari sistem pengoperasian, filter dapat dibagi dua yaitu filter sistem batch dan
filter sistem continoue. Filter sistem continoue biasanya lebih cocok untuk menangani jumlah
slurry yang banyak, namun dimikian filter sistem batch pun apabila tersedia beberapa unit dapat
dioperasikan secara overall continoue.

1.3. Jenis-Jenis Filter


Berbagai macam filter digunakan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dari udara,
gas, air, air limbah dan sebagainya. Filter yang paling banyak (sering) digunakan adalah filter
butiran (granular filter) untuk penyediaan air (water supply) dan filter vakum untuk pemekatan
lumpur. Selain untuk pengolahan air dan air buangan, di dalam industri kimia banyak juga
dijumpai berbagai jenis filter lain seperti plate and frame filter press, centrifugal filter, bag filter
dan sebagainya. Jenis-jenis filter biasanya disesuaikan dengan karakteristik bahan fluida dan
padatan tersuspensi, laju alir filtrasi, produk yang diinginkan dan sebagainya.
Untuk filter butiran, prinsip pembagian jenis filter didasari pada (Metcalf and Eddy,
1979):
1. arah aliran
2. jenis unggun
3. gaya dorong, dan
4. metode pengendalian laju alir.

Ditinjau dari jenis bahan filter yang digunakan, filter dapat dibagi yaitu: sand filter,
granular filter, gravel filter, precoat filter, ceramic filter, microsscreenfilter, bag filter dan
sebagainya. Ditinjau dari laju alir filtrasi, jenis filter dapat dibagi yaitu slow filter dan rapid
filter sedangkan bila ditinjau dari gaya dorong, filter dapat dibagi yaitu: gravity filter, pressure
filter, vacum filter, centrifugal filter dan sebagainya. Dan ditinjau dari metode pengoperasian dan
pola pengendalian laju, filtrasi dapat dibagi yaitu constan-pressure filtration, constan-rate
filtration dan declining rate filtration.
Pemilihan jenis dari pada peralatan filter lebih cenderung tergantung pada analisa
ekonomi, namun keuntungan-keuntungan ekonomi tersebut akan bervariasi tergantung pada
faktor-faktor (Foust et al, 1980): viskositas, densitas dan reaktifitas kimia cairan, ukuran partikel
padatan, distribusi ukuran, bentuk dan kecenderungan membentuk floks, kosentrasi umpan
slurry, jumlah bahan yang diolah, harga mutlak dan relatif dari pada cairan dan padatan produk,
tingkat kemurnian pemisahan yang diinginkan, biaya relatif dari tenaga kerja, modal dan energi.

1.4. Filter Butiran (Granular Filter)


4.1.a Teori Filter Butiran
Banyak mekanisme fisika dan kimia terlibat dalam penyisihan partikel-partikel (removal
of particles) dengan filter butiran. Sebagian partikel tersisihkan dengan pengendapan pada
permukaan karena partikel -partikel tersebut terlalu besar untuk dapat masuk malalui pori-pori
unggun filter. Partikel-partikel yang kecil terbawa ke permukaan butiran di mana mereka melekat
pada permukaan tersebut. Perpindahan partikel ke permukaan dapat terjadi karena pengendapan,
gerakan inersial, difusi dan kontak secara acak. Melekatnya partikel -partikel ke permukaan
dapat terjadi karena gaya elektrostatis, van der Waalls dan gaya gravitasi, dan adsorpsi kimia.
Mekanisme yang dominan tergantung dari laju alir, sifat suspensi dan bahan filter. Karena
banyak mekanisme yang mungkin terjadi dan situasi hidrodinamika yang kompleks, model untuk
filter butiran biasanya berupa empiris atau berdasarkan penyederhanaan teori. Untuk lebih jelas
mekanisme tersebut disajikan dalam bentuk tabel berikut ini (Metcalf and Eddy, 1979).

Mekanisme Penjelasan
1. Straining
(penahanan): Partikel -partikel yang lebih besar dari ukuran pori
2. Secara mekanik medium filter tertahan secara mekanik
Partikel yang lebih kecil dari ukuran pori terperangkap
3. Kontak kebetulan dalam medium filter karena kontak kebetulan

Partikel mengendap pada medium filter didalam unggun


4. Sedimentasi filter.

Partikel yang berat tidak akan mengikuti aliran


5. Benturan / impaction streamlines. Banyak partikel yang bergerak sepanjang
streamlines tertahan ketika mereka berkontakan dengan
permukaan filter medium.
Partikel -partikel yang berbentuk flok menempel pada
6. Pencegatan / permukaan filter medium ketika mereka melintasinya.
interception Karena tekanan aliran air, beberapa material terlepas
sebelum ia menempel dengan kuat dan terdorong masuk
lebih jauh dalam unggun.

7. Adhesi Sekali partikel telah kontak dengan permukaan filter


medium atau dengan partikel lain, maka salah satu dari
mekanisme tersebut atau keduanya-duanya (adsorpsi
8. Adsorpsi kimia : fisika-kimia) akan mempengaruhi untuk mengikatnya di
Bonding situ.
Interaksi kimia

9. Adsorpsi fisika :
1. Gaya elektrostatis
2. Gaya elektrokinetik
3. Gaya van der Waals
Partikel yang lebih besar menangkap partikel yang lebih
10. Flokulasi kecil, mengikatnya dan membentuk flok. Flok ini
kemudian dipisahkan dengan satu atau lebih mekanisme
pemisahan di atas (1-5).

Pertumbuhan mikroorganisme di dalam filter akan


11. Pertumbuhan mengurangi volume pori dan dapat meningkatkan
mikroba pemisahan partikel dengan salah satu atau lebih
mekanisme pemisahan diatas (1-5)

4.1.b Aliran Hidrolik Melalui Bahan Berpori (Unggun Butiran)


Aliran air melalui suatu filter pada laju alir yang sering dipakai dalam pengolahan air dan
air buangan secara hidrolik adalah sama dengan aliran air melalui strata bawah tanah (aliran air
masuk ke dalam tanah). Aliran ini mengikuti hukum Darcy, dalam batasan laminer dengan
unggun bersih, dan tetap seperti itu ketika unggun menjadi kotor dengan padatan tersuspensi.
Ketika padatan tersuspensi tertahan oleh filter, ruang kosong (pori-pori) unggun yang
tersedia untuk aliran menjadi semakin sempit mengakibatkan kecepatan aliran melalui pori-pori
tersebut perlu dinaikkan. Untuk mempertahankan laju filtrasi pada harga yang diinginkan, maka
jumlah energi yang dibutuhkan semakin meningkat untuk mendorong air melalui filter untuk
mengimbangi kehilangan akibat gesekan di dalam unggun. Hal ini dapat diamati sebagai
berkurangnya jumlah Total energi air dari bagian influent (masuk) ke bagian effluent (keluar) dari
filter. Ketika kehilangan energi atau head loss ini menjadi begitu besar (tidak ekonomis lagi),
atau ketika laju alir yang diinginkan tidak tercapai atau kualitas effluent sudah tidak bisa ditolerir
akibat lolosnya padatan-padatan tersuspensi, maka siklus operasi filtrasi harus dihentikan dan
unggun filter harus dibongkar atau dibersihkan atau diganti dengan yang baru. Kehilangan daya
tekan (head loss) melalui bahan butiran dalam aliran laminer telah dikembangkan oleh Darcy
sebagai berikut:
v = Kp.St (1)

dimana : v = kecepatan aliran superfisial (fpm)


Kp = Koefisien permeabilitas
St.hf.L = gradien hidrolik
hf =head loss atau kehilangan daya tekan, (ft kehilangan tekanan
fluida)
L = kedalaman unggun filter, (ft)

Harga Kp dapat ditentukan secara eksperimen.

Untuk suatu unggun butiran dengan partikel yang seragam, kehilangan tekanan awal
dalam suatu unggun yang bersih diberikan oleh persamaan Kozeny

P 1 L
HL fp 3
u s 2
DP
(2)
dimana :
HL = kehilangan daya tekan (head loss)
p = kehilangan tekanan (pressure drop)
L = tinggi unggun
Dp = diameter partikel efektif
= fraksi ruang kosong dalam unggun
us = kecepatan superfisial
fp = faktor gesekan

Kecepatan superfisial adalah jumlah total laju alir volumetrik dibagi dengan total luas
penampang normal (tegak lurus) terhadap aliran. Diameter partikel efektif adalah didefinisikan
sebagai berikut:
6V P
DP
AS P
(3)
di mana :
Vp = volume partikel
As = luas permukaan partikel
p = faktor bentuk partikel, yaitu 1 untuk partikel berbentuk bola dan 0.75
0.95 untuk kebanyakan pasir

Faktor gesekan dapat diperkirakan dari persamaan Ergun :


150
fP 1 1.75
Re P

D P .u s . . f
Re P

(4)
Kalau unggun terdiri dari beberapa lapisan bahan yang berbeda, persamaan Kozeny dapat
dipakai untuk masing-masing lapisan secara terpisah. Kalau terjadi distribusi ukuran partikel
secara kontinu sepanjang kedalaman unggun, persamaan Kozeny harus ditulis dalam bentuk
differensial kemudian diintegrasikan dengan batasan sepanjang unggun tersebut (0-L).
Ketika padatan tersuspensi terendapkan didalam pori-pori unggun filter butiran, volume
rongga (ruang kosong) berkurang mengakibatkan kehilangan tekanan melalui unggun meningkat.
Banyak hubungan yang berbeda-beda telah diusulkan untuk mengkorelasikan kenaikan
kehilangan tekanan (pressure drop) dengan meningkatnya endapan padatan didalam unggun
berpaking. Sebagai contoh Ives telah mengusulkan:

dH dH v 2 v
2

1 2b 1 b 1
dL dL O
(5)
dimana:
(dH/dL)o = kehilangan daya tekan (head loss) mula-mula pada saat unggun
masih bersih
b = konstanta packing atau /(1-)
v = volume dari endapan padatan /unit volume unggun
Dengan demikian untuk jumlah tertentu volum endapan, v, head loss dapat diperkirakan.

4.1.c Penyisihan Padatan (Solid Removal )


Sejumlah model empiris dan teoritis telah diusulkan untuk memperkirakan derajat
penyisihan padatan pada filter butiran. Banyak model berdasarkan asumsi bahwa perubahan
konsentrasi suspensi terhadap kedalaman unggun adalah berbanding lurus dengan konsentrasi
lokal padatan tersuspensi yaitu :
C SS
.C SS
L
(6)
dimana :
Css = konsentrasi padatan tersuspensi
= koefisien filter, harganya bervariasi dengan waktu dan kedalaman
unggun
Namun demikian kita mengalami kesulitan karena koefisien filter bukanlah suatu harga
konstan, akan tetapi tergantung pada jumlah endapan, kecepatan fluida, ukuran media, dan sifat-
sifat bahan filter. Walaupun beberapa korelasi telah diusulkan untuk koefisien filter, tidak ada
satu pun yang mampu memperkirakan unjuk kerja filter secara dini. Dewasa ini pendekatan yang
paling handal adalah mendapatkan kelakuan filtrasi secara teliti melalui percobaan skala pilot
dan menguji berbagai teori dan korelasi dengan data. Model yang paling sesuai dengan data
percobaan kemudian dapat diambil untuk disain.
4.1.d Pencucian Unggun Butiran ( Backwasing)
Bila kehilangan tekanan atau laju alir melalui unggun mencapai suatu harga yang tidak
dapat diterima lagi karena tersumbat padatan yang terakumulasi didalam unggun, maka unggun
harus dicuci (dibersihkan) dengan air secara berlawanan arah (backwashing). Dalam hal ini laju
alir air biasanya harus cukup kuat untuk dapat mengembangkan atau mendidihkan unggun
(bahan filter) agar endapan padatan yang terperangkap didalam unggun dapat terlepas dan
terbawa air cucian.
Pada titik dimana unggun mulai terfluidisasi, gaya seret yang bekerja pada bahan butiran
oleh air yang mengimbangi gaya gravitasi total pada padatan. Kehilangan tekanan untuk
memulai fluidisasi dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan :

p Lm 1 e S f g
(7)
dimana:
Lm = kedalaman unggun pada saat mulai terjadi fluidisasi
Em = porositas unggun pada saat mulai terjadi fluidisasi
Ps = densiti butiran padatan
Pf = densiti fluida
g = gaya gravitasi

Ketika kecepatan alir meningkat diatas harga yang diperlukan untuk memulai fluidisasi,
unggun terus mengembang namun kehilangan takanan tetap konstan. Untuk setiap derajat
pengembangan, kehilangan tekanan dapat dinyatakan oleh :
p Le 1 e S f g
(8)
Le = kedalaman unggun yang sesuai dengan porositas unggun e

D P2 .g S f . 3
uO
150. 1
(9)
dimana:
D P .u 0 . f
Re P 20

Bilangan Reynold biasanya < 20 untuk operasi backwasing (pencucian unggun).

4.1.e Bagian-bagian yang Penting dari Filter Butiran


Pada dasarnya untuk jenis filter butiran, distribusi air masuk dan air keluar sangat penting
untuk tercapainya hasil filtrasi yang baik. Apabila aliran air masuk tidak merata keseluruh
permukaan unggun atau dengan kata lain terpusat pada suatu titik atau beberapa titik tertentu,
maka hal ini dapat merusak permukaan unggun butiran dan berbentuk saluran-saluran yang dapat
meloloskan padatan tersuspensi ke bagian effluent (produk). Distribusi aliran air keluar pada
bagian effluent sama pentingnya dengan distribusi air pada bagian influent terutama pada saat
operasi backwashing. Bentuk-bentuk atau disain distributor ini dapat disesuaikan dengan jenis
filter.
4.1.f Jenis-jenis Filter Butiran
A. Filter Pasir Lambat (Slow Sand Filter)
Suatu filter pasir lambat terdiri dari satu lapisan pasir yang ditahan oleh sekitar 30 cm
pecahan batu (gravel). Pasir biasanya mempunyai ukuran efektif 0.2 0.35 mm dengan
kedalaman sekitar 60 120 cm. Air dialirkan ke filter tersebut dengan laju alir sekitar 0.034 0.1
l/m2.det (0.05 0.015 gpm/ft2). Bila kehilangan daya tekanan total (total head loss mencapai 1.5
3.0 mH2O. proses filtrasi dihentikan dan filternya dikeringkan dan lapisan permukaan bagian
atas dari pasir dibuang dengan cara scrapping. Karena laju alir air yang rendah, filter pasir
lambat membutuhkan areal yang luas dan capital cost agak tinggi. Disamping itu kehadiran
padatan tersuspensi yang halus dapat menyusup ke dalam unggun dan akhirnya dapat
menyumbat pori-porinya. Waktu pembersihan untuk filter lambat biasanya antara 30 150 hari.

B. Filter Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)


Filter pasir cepat terdiri dari 0.4 0.7 m lapisan pasir yang ditahan diatas 30 60 cm
pecahan batu (gravel). Di dalam filter pasir cepat ukuran pasir efektif adalah 0.4 0.8 mm (lebih
besar daripada untuk filter pasir lambat). Laju alir air biasanya sekitar 1.3 2.7 l/m2.det (2 4
gpm/ft2). Unggun dibersihkan dengan cara mengalirkan air melalui unggun berlawanan arah
(back wash) dengan kecepatan sedemikian sehingga unggun mengembang dan padatan yang
tersumbat terlepas dan terbawa bersama air cucian keluar. Gaya hidrolik pada saat pencucian
menyusun kembali butiran-butiran pasir menurut ukurannya yaitu yang lebih halus di atas yang
lebih kasar. Sehingga pada saat penyaringan sebagian besar padatan tertahan pada permukaan
unggun filter. Filter pasir cepat biasanya dibersihkan setiap 6 24 jam sekali selama 5 sampai 10
menit.
C. Filter Multimedia
Pada filter multimedia, unggun terdiri dari dua atau lebih lapisan bahan butiran yang
berbeda. Sebagai contoh, filter media ganda yang biasa terdiri dari 50 cm lapisan partikel
batubara anthrasit dengan ukuran 1 mm diatas 30 cm lapisan pasir silika dengan ukuran 0.5 mm.
Lapisan atas (batubara anthrasit) yang lebih besar ukuran pori-porinya berfungsi untuk
mengurangi beban kandungan padatan pada lapisan bawah (pasir silika). Filter media ganda
biasanya beroperasi pada laju alir dari 2.7 5.4 l/m 2.det (4 8 gpm/ft2). Selama pencucian (back
wash) hampir semua butiran batubara anthrasit tetap berada pada lapisan atas (di atas lapisan
pasir silika) karena densitinya yang lebih rendah yaitu 1.5 g/cm 3 sedangkan densiti pasir silika
adalah 2.65 g/cm3.
Filter tiga media sering juga digunakan di mana lapisan paling bawah dapat digunakan
seperti butiran granit halus dengan densiti 4.1 g/cm3. Sedangkan lapisan di atasnya tetap pasir
silika dan batubara antrasit seperti halnya pada media ganda di atas. Karena bahan padatan dari
air dapat tersaring dan tersimpan dalam seluruh volume pori-pori unggun (bed voidage), filter
jenis ini dapat menahan lebih banyak padatan sehingga memberikan waktu operasi yang lebih
lama daripada filter pasir tunggal (single medium filter). Karena filter multimedia ini mempunyai
kapasitas lebih besar dan kualitas air yang lebih baik, maka filter jenius ini semakin banyak
digunakan di pabrik-pabrik baru.

1.5. Precoat Filter


Bahan filter yang digunakan pada precoat filter ini adalah lapisan tipis daripada tanah
diatomi (diatomaceous) atau perlit yang dibuang pada akhir masa pemakaian atau akhir siklus
filtrasi. Bahan ini (endapan tanah diatomi) terdiri dari kerangka fosil dari mikroskopik diatomi
yang terbentuk jutaan tahun yang silam. Bahan ini digali, kemudian dihancurkan, dikalsinasi,
dipisahkan untuk mendapatkan butiran halus yang berpori dengan berbagai bentuk yang
mempunyai ukuran 5-50 mikron. Perlit adalah batuan silika yang mengandung 2-3 % air dan
mempunyai sifat hydraulic mirip dengan bahan diatomi. Bila dihancurkan dan dipanaskan,
batuan ini akan mengembang membentuk gelembung-gelembung gas. Dengan demikian bahan
ini dapat diklasifikasikan sebagai filter aids yang mempunyai berbagai distribusi ukuran partikel.
Perlit aids ini mempunyai densiti 10-15 lb/ft 3 sedangkan tanah diatomi mempunyai densiti 19-20
lb/ft3.
Precoat filter telah digunakan sejak lama dalam aplikasi industri filtrasi. Filter ini
dikembangkan secara besar-besaran selama Perang Dunia II untuk memenuhi kebutuhan air,
karena metode sebelumnya yaitu filter pasir cepat tidak dapat menghilangkan kuman atau
bakteri yang mengakibatkan diare.
Karena precoat filter ini tidak membutuhkan lahan dan investasi yang besar, filter ini
telah dipakai secara meluas di industri dan swimming pool dan untuk berbagai keperluan yang
lain.
4.2.a Siklus Filtrasi
Bagian yang penting dari precoat filter termasuk septa, lembaran-lembaran yang
menyangga bahan precoat dan mengumpulkan filtrat pada bagian pengumpul dan mirip susunan
leaf filter (collection manofold); bahan filter (tanah diatomi atau perlit); sarang septa, pompa dan
perpipaan.
Siklus filtrasi terdiri dari 3 tahap yaitu: (1) penggunaan atau pemasangan precoat; (2)
operasi filtrasi yang biasanya juga disertai penambahan filter aids didalam umpan; dan (3)
pembongkaran dan pembuangan spent filter cake atau bahan filter yang sudah dipakai.
Precoating atau pelapisan mula yaitu penggunaan lapisan tipis dari filter aid (tanah
diatomi atau perlit) pada lembaran (septum) untuk membantu bahan filter atau filter medium.
Sekitar 0,1-0,2 lb tanah diatomi atau perlit dibutuhkan per ft2 septum, yang menghasilkan sekitar
1/16-1/8 inc ketebalan lapisan.
Selama proses filtrasi, padatan tersuspensi tertahan pada permukaan precoat yang
mengakibatkan terjadinya kenaikan kehilangan tekanan melalui filter. Karena komposisi hidrolik
daripada padatan pada permukaan precoat, siklus filtrasi barangkali sangat pendek kecuali kalau
ditambahkan filter aids didalam umpan selama operasi.

4.2.b Jenis Precoat Filter


Jenis precoat filter ada yang bertekanan dan ada pula yang vakum. Precoatfilter vacum
bentuknya terbuka ke atmosfir dan head loss yang tersedia melalui filter terbatas pada tekanan
atmosfir sekitar 20 ft H2O. Head loss yang tersedia untuk filter bertekanan hanya dibatasi oleh
analisis ekonomi yang optimum. Pemilihan jenis filter vakum atau bertekanan tergantung pada
overall economics analisys.

1.6 Centrifugal Filter


Padatan yang membentuk endapan berpori (porous cake ) dapat dipisahkan dari cairan
dengan sentrifugal filter (Mc Cabe and Smith, 1976). Ditinjau dari sistem pengoperasian, jenis
sentrifugal filter ini dapat dibagi (Badger and Banchero, 1955) : (1) batch (top and under
driven), (2) semicontinous, dan (3) continous. Ditinjau dari posisi basket, jenis centrifugal filter
dapat dibagi dua yaitu vertikal dan horizontal basket centrifuges. Centrifugal filter ini terdiri dari
dua bagian yaitu bagian yang berputar atau basket dan bagian yang diam atau rumah filter.
Umpan slurry dimasukkan melalui bagian dalam basket yang berputar yang mempunyai dinding
berlubang-lubang yang dilapisi filter medium anyaman seperti kanvas. Tekanan hasil dari gaya
sentrifugal mendorong cairan melalui filter medium meninggalkan padatan yang menempel pada
dinding sebelah dalam basket yang lama kelamaan akan menebal dan menghambat aliran filtrat.
Untuk sistem batch, pada saat tertentu aliran umpan dihentikan sisa cairan di dalam basket akan
terus keluar meninggalkan padatan cake yang lebih kering daripada padatan cake pada filter
press atau vacum filter. Kalau padatan cake ini harus dikeringkan dengan bantuan panas, maka
cukup banyak energi dapat dihemat dari penggunaan sentrifugal filter ini. Untuk sistem
semikontinue, aliran slurry dihentikan secara otomatis setelah cake mencapai ketebalan 2-3 inc.
Putaran basket dilanjutkan sampai waktu tertentu sambil membersihkan cake dengan cara
menyemprotkan air. Setelah cake dibersihkan aliran slurry diteruskan kembali demikianlah
seterusnya. Untuk sistem continue,cake yang terbentuk secara terus dikeluarkan dengan cara
menyemprotkan air (McCabe and Smith, 1976; Badger and Banchero, 1955).

1.7 Filter Vakum (Vacuum Filter)


1.7 a Teori Filter Vacuum
Filter vakum atau rotary drum filter adalah drum silinder yang berputar ditutup dengan
bahan filter anyaman. Sebagian daripada drum tersebut dibenamkan kedalam slurry yang akan
disaring dan cairan dikeluarkan (diisap) melalui bahan filter oleh bagian dalam yang vakum.
Tahanan terhadap filtrasi diakibatkan oleh bahan filter (tahanan awal), lapisan padatan
yang melengket pada permukaan bahan filter (tahanan cake). Laju alir filtrat (air) melalui bagian
filter yang terbenam dinyatakan dengan
(Sundstrom and Klei, 1979).
dV p A 2

dt CV Rm A
(10)

dimana:

V = volume filtrat

C = berat lapisan padatan persatuan volume filtrat


A = luas filtrasi (bahan penyaring)

= tahanan spesifik dari bahan lapisan padatan (tahanan cake)

Rm= tahanan bahan filter (tahanan awal)

Kalau kita anggap semua terms adalah konstan kecuali V dan t, maka persamaan diatas
dapat diintegrasi menjadi :
t C Rm
V
V 2pA 2 PA
(11)

Dengan mengukur volume filtrat pada berbagai waktu maka kita bisa memplot t/V versus
V. Kalau kita peroleh sebuah garis lurus maka harga dan Rm dapat diperoleh dari slope, dan
intercept Rm/pA . Tahanan spesifik daripada cake bisanya dapat diperoleh dari tes laboratorium
dengan peralatan corong Buchner dimana lumpur disaring melalui kertas saringan dan volume
filtrat diukur sebagai fungsi waktu.
Karena cairan terdapat dalam sludge cake, maka berat cake/volume filtrat, C, tidak sama
dengan konsentrasi padatan mula-mula, Co. Dengan neraca masa diperoleh hubungan
CC C f CO
C
CO CC
(12)

dimana : Cc = konsentrasi padatan daripada sludge cake

Cf = konsentrasi padatan daripada padatan.

Didalam pengoperasian filter vakum secara continue, waktu untuk pembentukan cake, t,
hanya sebagian dari waktu siklus total, tc. Jadi :
T = fk.tc (13)

dimana: fk = fraksi dari waktu yang tersedia untuk pembentukan cake.

Substitusi Pers (13) ke Pers (11) dan mengaturnya kembali menghasilkan :


1/ 2
2Cpf K

2
t c R m / t c Rm / t c
CV

At C
(14)

Kuantitas CV Atc, adalah berat cake yang terbentuk dalam satu siklus persatuan luas filter
dan disebut beban filter, Gf. Kalau tahanan terhadap bahan filter dapat diabaikan bila
dibandingkan dengan tahanan sludge cake, maka beban filter menjadi:
1/ 2
CV 2Cpf K
G f
At C t C
(15)

Untuk berbagai sludge telah diperoleh secara empiris bahwa tahanan spesifik berubah
dengan berubahnya vakum sebagai berikut :
= ops (16)

Pangkat s disebut koefisien kompresibilitas karena efek tekanan adalah mengkompres


cake dan membuatnya kurang permeable. Harga s untuk incompressible cake adalah nol dan
untuk compressible cake biasanya berkisar antara 0,4-0,9. Persamaan ini hanya berlaku untuk
rangep tertentu atau mendekati p eksperimen untuk mendapatkan harga dan s.

1.8 Plate and Frame Filter Press


Sebuah filter terdiri dari sejumlah plat dan bingkai yang dipasang sedemikian rupa
sehingga diantara dua plat terdapat sebuah bingkai yang membentuk sebuah ruang kosong untuk
menampung slurry. Plat yang permukaannya beralur-alur yang dibungkus dengan bahan
penyaring seperti kain atau kanvas yang diapit oleh bingkai-bingkai memungkinkan proses
filtrasi terjadi.
Pada masing-masing plat dan bingkai terdapat empat buah lubang yaitu dua lubang lurus
dan dua lubang bercabang. Dua buah lubang bercabang pada bagian atas bingkai masing-
masingnya diberi lubang untuk slurry masuk kedalam rongga kosong dan dua buah lubang
bercabang pada bagian bawah plat dihubungkan dengan alur-alur permukaan plat untuk
mengumpulkan dan mengalirkan filtrat. Dua buah lubang lurus atau tidak bercabang pada bagian
atas plat gunanya untuk mendistribusikan slurry ke masing-masing ruang kosong di antara dua
buah plat dan satu bingkai. Sedangkan dua buah lubang lurus atau tidak bercabang pada bagian
bawah bingkai gunanya untuk mengumpulkan filtrat dari alur-alur permukaan plat-plat yang
satu dan lainnya.
Setelah plat-plat dan bingkai-bingkai tersebut disusun (plat-bingkai-plat) masing-masing
lubang tersebut akan menyatu membentuk dua saluran slurry pada bagian atas dan dua saluran
filtrat pada bagian bawah. Plat dan bingkai mempunyai dua buah sangkutan kiri dan kanan yang
dipasang pada dua buah rel yang mirip dengan susunan map gantung dalam filling cabinet.
Jumlah plat dan bingkai yang dipasang dapat disesuaikan dengan jumlah slurry yang akan
diolah. Jumlah plat berbanding lurus dengan luas medium filter demikian pula dengan volum
filtrat.
Agar tidak terjadi kebocoran, susunan plat dan bingkai-bingkai tersebut dikencangkan
atau ditekan sehingga filter ini disebut filter press. Slurry yang masuk kerongga kosong ditekan
oleh aliran umpan masuk melalui medium filter atau kanvas lalu cairannya mengalir melalui
alur-alur pada permukaan plat dan berkumpul pada saluran filtrat, sedangkan padatan tertahan
pada kanvas membentuk cake. Cake ini lama-kelamaan akan menebal dan menghambat aliran
filtrat sehingga pada saatnya operasi harus dihentikan untuk membersihkan cake.

1.9 Bag Filter


Bag filter atau filter kantong digunakan untuk menghilangkan padatan tersuspensi
didalam udara atau gas. Bahan kantong biasanya digunakan kain khusus atau kanvas. Salah satu
jenis bag filter yang sederhana adalah vacum cleaner yang hanya mempunyai sebuah kantong.
Bag filter biasanya dipakai di pabrik semen mempunyai puluhan atau ratusan kantong. Jumlah
kantong disesuaikan dengan jumlah bahan yang diproses seperti pada plate dan frame filter press
dimana jumlah plate dan frame-nya disesuaikan dengan jumlah bahan yang diolah. Kantong
biasanya dipasang terbalik (mulut kebawah) hal ini bertujuan untuk memudahkan pembersihan
dan pengeluaran padatan yang menempel pada kantong.
Udara atau gas yang mengandung padatan dialirkan dari arah bawah ke atas melalui
mulut-mulut kantong kedalam kantong-kantong meninggalkan padatan, menempel dalam
dinding dalam kantong. Udara atau gas yang sudah bersih meninggalkan kantong-kantong dari
arah atas menuju saluran keluaran atau outlet. Lama-kelamaan jumlah padatan yang menempel
pada dinding kantong semakin tebal yang mengakibatkan aliran udara atau gas terhambat,
sehingga pada waktu-waktu tertentu kantong-kantong tersebut digetarkan dan padatan yang
menempel pada dinding kantong lepas dan jatuh kebawah, dan dikeluarkan dengan screw atau
belt conveyor melalui suatu sistem feeder tertutup.

BAB I
FILTRASI

Filtrasi adalah proses penyaringan, penahanan atau penghilangan partikel-partikel


tersuspensi atau partikel-partikel koloid dari fluida (cairan atau gas) dengan cara melewatkan
fluida tersebut melalui media berpori-pori (bahan filter). Penggunaan filtrasi yang paling luas
adalah dalam menurunkan konsentrasi padatan pada pengolahan air minum atau air proses.
Padatan-padatan tersebut dapat berasal dari sumber air itu sendiri atau juga berasal dari proses
pelunakan dan koagulasi (Sundstrom and Kley, 1979).
Filtrasi juga sering digunakan pada pengolahan air limbah sebagai "tertiary treatment" air
limbah dari proses biologi ataupun dari proses fisika- kimia. Dalam hal ini filter bertindak
sebagai pemisah sisa biomassa atau endapan kimia dari air limbah sebelum klorinasi dilakukan.
Penggunaan lain dari filtrasi dalam pengolahan air limbah adalah untuk meningkatkan
konsentrasi padatan didalam lumpur.

1.1. Filter dan Filter Media


Filter adalah alat penyaring sedangkan filter media adalah bahan atau media penyaring
yang digunakan pada suatu filter. Jenis filter biasanya didasari pada : jenis media filter yang
digunakan seperti sand filter atau granular filter; cara bahan tersebut digunakan seperti precoat
filter ; gaya dorong slurry seperti pressure filter atau vacum filter atau centrifugal filter, dan
sebagainya.
Media filter untuk suatu filter harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(McCabe and Smith, 1976; Weber, 1972)
Harus dapat menahan padatan yang akan disaring dalam jumlah yang banyak dan
menghasilkan filtrat yang jernih.
Harus tidak tersumbat
Harus tahan terhadap bahan kimia dan kuat untuk menahan kondisi operasi
Cake yang terbentuk harus dapat dibersihkan dengan sempurna
Tidak terlalu mahal dan mudah diperoleh

1.2. Pemilihan Jenis Filter


Dengan tersedianya berbagai jenis filter membuat kita agak sulit untuk memilih mana
jenis filter yang paling cocok untuk keperluan kita. Pemilihan jenis filter biasanya berdasarkan
beberapa pertimbangan antara lain :
Jumlah bahan yang akan diolah;
Kualitas umpan atau slurry dan produk (filtrat);
Produk yang diinginkan, hanya cairan, hanya padatan atau keduanya;
Space yang tersedia; dan
Investasi awal
Ditinjau dari bahan penyaring atau media filter yang digunakan, filter dapat dibagi dua
yaitu filter butiran dan filter kain atau anyaman. Kelebihan filter kain dari filter butiran adalah
pada perolehan padatan atau cake yang mudah diambil, sedangkan pada filter butiran padatannya
tidak dapat diambil karena bercampur dengan bahan butiran dan harus dibuang pada saat
pencucian unggun.
Ditinjau dari sistem pengoperasian, filter dapat dibagi dua yaitu filter sistem batch dan
filter sistem continoue. Filter sistem continoue biasanya lebih cocok untuk menangani jumlah
slurry yang banyak, namun dimikian filter sistem batch pun apabila tersedia beberapa unit dapat
dioperasikan secara overall continoue.

1.3. Jenis-Jenis Filter


Berbagai macam filter digunakan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dari udara,
gas, air, air limbah dan sebagainya. Filter yang paling banyak (sering) digunakan adalah filter
butiran (granular filter) untuk penyediaan air (water supply) dan filter vakum untuk pemekatan
lumpur. Selain untuk pengolahan air dan air buangan, di dalam industri kimia banyak juga
dijumpai berbagai jenis filter lain seperti plate and frame filter press, centrifugal filter, bag filter
dan sebagainya. Jenis-jenis filter biasanya disesuaikan dengan karakteristik bahan fluida dan
padatan tersuspensi, laju alir filtrasi, produk yang diinginkan dan sebagainya.
Untuk filter butiran, prinsip pembagian jenis filter didasari pada (Metcalf and Eddy,
1979):
5. arah aliran
6. jenis unggun
7. gaya dorong, dan
8. metode pengendalian laju alir.

Ditinjau dari jenis bahan filter yang digunakan, filter dapat dibagi yaitu: sand filter,
granular filter, gravel filter, precoat filter, ceramic filter, microsscreenfilter, bag filter dan
sebagainya. Ditinjau dari laju alir filtrasi, jenis filter dapat dibagi yaitu slow filter dan rapid
filter sedangkan bila ditinjau dari gaya dorong, filter dapat dibagi yaitu: gravity filter, pressure
filter, vacum filter, centrifugal filter dan sebagainya. Dan ditinjau dari metode pengoperasian dan
pola pengendalian laju, filtrasi dapat dibagi yaitu constan-pressure filtration, constan-rate
filtration dan declining rate filtration.
Pemilihan jenis dari pada peralatan filter lebih cenderung tergantung pada analisa
ekonomi, namun keuntungan-keuntungan ekonomi tersebut akan bervariasi tergantung pada
faktor-faktor (Foust et al, 1980): viskositas, densitas dan reaktifitas kimia cairan, ukuran partikel
padatan, distribusi ukuran, bentuk dan kecenderungan membentuk floks, kosentrasi umpan
slurry, jumlah bahan yang diolah, harga mutlak dan relatif dari pada cairan dan padatan produk,
tingkat kemurnian pemisahan yang diinginkan, biaya relatif dari tenaga kerja, modal dan energi.

1.4. Filter Butiran (Granular Filter)


4.1.a Teori Filter Butiran
Banyak mekanisme fisika dan kimia terlibat dalam penyisihan partikel-partikel (removal
of particles) dengan filter butiran. Sebagian partikel tersisihkan dengan pengendapan pada
permukaan karena partikel -partikel tersebut terlalu besar untuk dapat masuk malalui pori-pori
unggun filter. Partikel-partikel yang kecil terbawa ke permukaan butiran di mana mereka melekat
pada permukaan tersebut. Perpindahan partikel ke permukaan dapat terjadi karena pengendapan,
gerakan inersial, difusi dan kontak secara acak. Melekatnya partikel -partikel ke permukaan
dapat terjadi karena gaya elektrostatis, van der Waalls dan gaya gravitasi, dan adsorpsi kimia.
Mekanisme yang dominan tergantung dari laju alir, sifat suspensi dan bahan filter. Karena
banyak mekanisme yang mungkin terjadi dan situasi hidrodinamika yang kompleks, model untuk
filter butiran biasanya berupa empiris atau berdasarkan penyederhanaan teori. Untuk lebih jelas
mekanisme tersebut disajikan dalam bentuk tabel berikut ini (Metcalf and Eddy, 1979).

Mekanisme Penjelasan
12. Straining
(penahanan): Partikel -partikel yang lebih besar dari ukuran pori
13. Secara mekanik medium filter tertahan secara mekanik
Partikel yang lebih kecil dari ukuran pori terperangkap
14. Kontak kebetulan dalam medium filter karena kontak kebetulan

Partikel mengendap pada medium filter didalam unggun


15. Sedimentasi filter.

Partikel yang berat tidak akan mengikuti aliran


16. Benturan / impaction streamlines. Banyak partikel yang bergerak sepanjang
streamlines tertahan ketika mereka berkontakan dengan
permukaan filter medium.
Partikel -partikel yang berbentuk flok menempel pada
17. Pencegatan / permukaan filter medium ketika mereka melintasinya.
interception Karena tekanan aliran air, beberapa material terlepas
sebelum ia menempel dengan kuat dan terdorong masuk
lebih jauh dalam unggun.

18. Adhesi Sekali partikel telah kontak dengan permukaan filter


medium atau dengan partikel lain, maka salah satu dari
mekanisme tersebut atau keduanya-duanya (adsorpsi
19. Adsorpsi kimia : fisika-kimia) akan mempengaruhi untuk mengikatnya di
Bonding situ.
Interaksi kimia

20. Adsorpsi fisika :


1. Gaya elektrostatis
2. Gaya elektrokinetik
3. Gaya van der Waals
Partikel yang lebih besar menangkap partikel yang lebih
21. Flokulasi kecil, mengikatnya dan membentuk flok. Flok ini
kemudian dipisahkan dengan satu atau lebih mekanisme
pemisahan di atas (1-5).

Pertumbuhan mikroorganisme di dalam filter akan


22. Pertumbuhan mengurangi volume pori dan dapat meningkatkan
mikroba pemisahan partikel dengan salah satu atau lebih
mekanisme pemisahan diatas (1-5)

4.1.b Aliran Hidrolik Melalui Bahan Berpori (Unggun Butiran)


Aliran air melalui suatu filter pada laju alir yang sering dipakai dalam pengolahan air dan
air buangan secara hidrolik adalah sama dengan aliran air melalui strata bawah tanah (aliran air
masuk ke dalam tanah). Aliran ini mengikuti hukum Darcy, dalam batasan laminer dengan
unggun bersih, dan tetap seperti itu ketika unggun menjadi kotor dengan padatan tersuspensi.
Ketika padatan tersuspensi tertahan oleh filter, ruang kosong (pori-pori) unggun yang
tersedia untuk aliran menjadi semakin sempit mengakibatkan kecepatan aliran melalui pori-pori
tersebut perlu dinaikkan. Untuk mempertahankan laju filtrasi pada harga yang diinginkan, maka
jumlah energi yang dibutuhkan semakin meningkat untuk mendorong air melalui filter untuk
mengimbangi kehilangan akibat gesekan di dalam unggun. Hal ini dapat diamati sebagai
berkurangnya jumlah Total energi air dari bagian influent (masuk) ke bagian effluent (keluar) dari
filter. Ketika kehilangan energi atau head loss ini menjadi begitu besar (tidak ekonomis lagi),
atau ketika laju alir yang diinginkan tidak tercapai atau kualitas effluent sudah tidak bisa ditolerir
akibat lolosnya padatan-padatan tersuspensi, maka siklus operasi filtrasi harus dihentikan dan
unggun filter harus dibongkar atau dibersihkan atau diganti dengan yang baru. Kehilangan daya
tekan (head loss) melalui bahan butiran dalam aliran laminer telah dikembangkan oleh Darcy
sebagai berikut:

v = Kp.St (1)

dimana : v = kecepatan aliran superfisial (fpm)


Kp = Koefisien permeabilitas
St.hf.L = gradien hidrolik
hf =head loss atau kehilangan daya tekan, (ft kehilangan tekanan
fluida)
L = kedalaman unggun filter, (ft)

Harga Kp dapat ditentukan secara eksperimen.

Untuk suatu unggun butiran dengan partikel yang seragam, kehilangan tekanan awal
dalam suatu unggun yang bersih diberikan oleh persamaan Kozeny

P 1 L
HL fp 3
u s 2
DP
(2)
dimana :
HL = kehilangan daya tekan (head loss)
p = kehilangan tekanan (pressure drop)
L = tinggi unggun
Dp = diameter partikel efektif
= fraksi ruang kosong dalam unggun
us = kecepatan superfisial
fp = faktor gesekan

Kecepatan superfisial adalah jumlah total laju alir volumetrik dibagi dengan total luas
penampang normal (tegak lurus) terhadap aliran. Diameter partikel efektif adalah didefinisikan
sebagai berikut:
6V P
DP
AS P
(3)
di mana :
Vp = volume partikel
As = luas permukaan partikel
p = faktor bentuk partikel, yaitu 1 untuk partikel berbentuk bola dan 0.75
0.95 untuk kebanyakan pasir

Faktor gesekan dapat diperkirakan dari persamaan Ergun :


150
fP 1 1.75
Re P

D P .u s . . f
Re P

(4)
Kalau unggun terdiri dari beberapa lapisan bahan yang berbeda, persamaan Kozeny dapat
dipakai untuk masing-masing lapisan secara terpisah. Kalau terjadi distribusi ukuran partikel
secara kontinu sepanjang kedalaman unggun, persamaan Kozeny harus ditulis dalam bentuk
differensial kemudian diintegrasikan dengan batasan sepanjang unggun tersebut (0-L).
Ketika padatan tersuspensi terendapkan didalam pori-pori unggun filter butiran, volume
rongga (ruang kosong) berkurang mengakibatkan kehilangan tekanan melalui unggun meningkat.
Banyak hubungan yang berbeda-beda telah diusulkan untuk mengkorelasikan kenaikan
kehilangan tekanan (pressure drop) dengan meningkatnya endapan padatan didalam unggun
berpaking. Sebagai contoh Ives telah mengusulkan:

dH dH v 2 v
2

1 2b 1 b 1
dL dL O
(5)
dimana:
(dH/dL)o = kehilangan daya tekan (head loss) mula-mula pada saat unggun
masih bersih
b = konstanta packing atau /(1-)
v = volume dari endapan padatan /unit volume unggun
Dengan demikian untuk jumlah tertentu volum endapan, v, head loss dapat diperkirakan.

4.1.c Penyisihan Padatan (Solid Removal )


Sejumlah model empiris dan teoritis telah diusulkan untuk memperkirakan derajat
penyisihan padatan pada filter butiran. Banyak model berdasarkan asumsi bahwa perubahan
konsentrasi suspensi terhadap kedalaman unggun adalah berbanding lurus dengan konsentrasi
lokal padatan tersuspensi yaitu :
C SS
.C SS
L
(6)
dimana :
Css = konsentrasi padatan tersuspensi
= koefisien filter, harganya bervariasi dengan waktu dan kedalaman
unggun
Namun demikian kita mengalami kesulitan karena koefisien filter bukanlah suatu harga
konstan, akan tetapi tergantung pada jumlah endapan, kecepatan fluida, ukuran media, dan sifat-
sifat bahan filter. Walaupun beberapa korelasi telah diusulkan untuk koefisien filter, tidak ada
satu pun yang mampu memperkirakan unjuk kerja filter secara dini. Dewasa ini pendekatan yang
paling handal adalah mendapatkan kelakuan filtrasi secara teliti melalui percobaan skala pilot
dan menguji berbagai teori dan korelasi dengan data. Model yang paling sesuai dengan data
percobaan kemudian dapat diambil untuk disain.
4.1.d Pencucian Unggun Butiran ( Backwasing)
Bila kehilangan tekanan atau laju alir melalui unggun mencapai suatu harga yang tidak
dapat diterima lagi karena tersumbat padatan yang terakumulasi didalam unggun, maka unggun
harus dicuci (dibersihkan) dengan air secara berlawanan arah (backwashing). Dalam hal ini laju
alir air biasanya harus cukup kuat untuk dapat mengembangkan atau mendidihkan unggun
(bahan filter) agar endapan padatan yang terperangkap didalam unggun dapat terlepas dan
terbawa air cucian.
Pada titik dimana unggun mulai terfluidisasi, gaya seret yang bekerja pada bahan butiran
oleh air yang mengimbangi gaya gravitasi total pada padatan. Kehilangan tekanan untuk
memulai fluidisasi dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan :

p Lm 1 e S f g
(7)
dimana:
Lm = kedalaman unggun pada saat mulai terjadi fluidisasi
Em = porositas unggun pada saat mulai terjadi fluidisasi
Ps = densiti butiran padatan
Pf = densiti fluida
g = gaya gravitasi

Ketika kecepatan alir meningkat diatas harga yang diperlukan untuk memulai fluidisasi,
unggun terus mengembang namun kehilangan takanan tetap konstan. Untuk setiap derajat
pengembangan, kehilangan tekanan dapat dinyatakan oleh :
p Le 1 e S f g
(8)
Le = kedalaman unggun yang sesuai dengan porositas unggun e

D P2 .g S f . 3
uO
150. 1
(9)
dimana:
D P .u 0 . f
Re P 20

Bilangan Reynold biasanya < 20 untuk operasi backwasing (pencucian unggun).

4.1.e Bagian-bagian yang Penting dari Filter Butiran


Pada dasarnya untuk jenis filter butiran, distribusi air masuk dan air keluar sangat penting
untuk tercapainya hasil filtrasi yang baik. Apabila aliran air masuk tidak merata keseluruh
permukaan unggun atau dengan kata lain terpusat pada suatu titik atau beberapa titik tertentu,
maka hal ini dapat merusak permukaan unggun butiran dan berbentuk saluran-saluran yang dapat
meloloskan padatan tersuspensi ke bagian effluent (produk). Distribusi aliran air keluar pada
bagian effluent sama pentingnya dengan distribusi air pada bagian influent terutama pada saat
operasi backwashing. Bentuk-bentuk atau disain distributor ini dapat disesuaikan dengan jenis
filter.

4.1.f Jenis-jenis Filter Butiran


A. Filter Pasir Lambat (Slow Sand Filter)
Suatu filter pasir lambat terdiri dari satu lapisan pasir yang ditahan oleh sekitar 30 cm
pecahan batu (gravel). Pasir biasanya mempunyai ukuran efektif 0.2 0.35 mm dengan
kedalaman sekitar 60 120 cm. Air dialirkan ke filter tersebut dengan laju alir sekitar 0.034 0.1
l/m2.det (0.05 0.015 gpm/ft2). Bila kehilangan daya tekanan total (total head loss mencapai 1.5
3.0 mH2O. proses filtrasi dihentikan dan filternya dikeringkan dan lapisan permukaan bagian
atas dari pasir dibuang dengan cara scrapping. Karena laju alir air yang rendah, filter pasir
lambat membutuhkan areal yang luas dan capital cost agak tinggi. Disamping itu kehadiran
padatan tersuspensi yang halus dapat menyusup ke dalam unggun dan akhirnya dapat
menyumbat pori-porinya. Waktu pembersihan untuk filter lambat biasanya antara 30 150 hari.

D. Filter Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)


Filter pasir cepat terdiri dari 0.4 0.7 m lapisan pasir yang ditahan diatas 30 60 cm
pecahan batu (gravel). Di dalam filter pasir cepat ukuran pasir efektif adalah 0.4 0.8 mm (lebih
besar daripada untuk filter pasir lambat). Laju alir air biasanya sekitar 1.3 2.7 l/m2.det (2 4
gpm/ft2). Unggun dibersihkan dengan cara mengalirkan air melalui unggun berlawanan arah
(back wash) dengan kecepatan sedemikian sehingga unggun mengembang dan padatan yang
tersumbat terlepas dan terbawa bersama air cucian keluar. Gaya hidrolik pada saat pencucian
menyusun kembali butiran-butiran pasir menurut ukurannya yaitu yang lebih halus di atas yang
lebih kasar. Sehingga pada saat penyaringan sebagian besar padatan tertahan pada permukaan
unggun filter. Filter pasir cepat biasanya dibersihkan setiap 6 24 jam sekali selama 5 sampai 10
menit.
E. Filter Multimedia
Pada filter multimedia, unggun terdiri dari dua atau lebih lapisan bahan butiran yang
berbeda. Sebagai contoh, filter media ganda yang biasa terdiri dari 50 cm lapisan partikel
batubara anthrasit dengan ukuran 1 mm diatas 30 cm lapisan pasir silika dengan ukuran 0.5 mm.
Lapisan atas (batubara anthrasit) yang lebih besar ukuran pori-porinya berfungsi untuk
mengurangi beban kandungan padatan pada lapisan bawah (pasir silika). Filter media ganda
biasanya beroperasi pada laju alir dari 2.7 5.4 l/m 2.det (4 8 gpm/ft2). Selama pencucian (back
wash) hampir semua butiran batubara anthrasit tetap berada pada lapisan atas (di atas lapisan
pasir silika) karena densitinya yang lebih rendah yaitu 1.5 g/cm 3 sedangkan densiti pasir silika
adalah 2.65 g/cm3.
Filter tiga media sering juga digunakan di mana lapisan paling bawah dapat digunakan
seperti butiran granit halus dengan densiti 4.1 g/cm3. Sedangkan lapisan di atasnya tetap pasir
silika dan batubara antrasit seperti halnya pada media ganda di atas. Karena bahan padatan dari
air dapat tersaring dan tersimpan dalam seluruh volume pori-pori unggun (bed voidage), filter
jenis ini dapat menahan lebih banyak padatan sehingga memberikan waktu operasi yang lebih
lama daripada filter pasir tunggal (single medium filter). Karena filter multimedia ini mempunyai
kapasitas lebih besar dan kualitas air yang lebih baik, maka filter jenius ini semakin banyak
digunakan di pabrik-pabrik baru.

1.5. Precoat Filter


Bahan filter yang digunakan pada precoat filter ini adalah lapisan tipis daripada tanah
diatomi (diatomaceous) atau perlit yang dibuang pada akhir masa pemakaian atau akhir siklus
filtrasi. Bahan ini (endapan tanah diatomi) terdiri dari kerangka fosil dari mikroskopik diatomi
yang terbentuk jutaan tahun yang silam. Bahan ini digali, kemudian dihancurkan, dikalsinasi,
dipisahkan untuk mendapatkan butiran halus yang berpori dengan berbagai bentuk yang
mempunyai ukuran 5-50 mikron. Perlit adalah batuan silika yang mengandung 2-3 % air dan
mempunyai sifat hydraulic mirip dengan bahan diatomi. Bila dihancurkan dan dipanaskan,
batuan ini akan mengembang membentuk gelembung-gelembung gas. Dengan demikian bahan
ini dapat diklasifikasikan sebagai filter aids yang mempunyai berbagai distribusi ukuran partikel.
Perlit aids ini mempunyai densiti 10-15 lb/ft 3 sedangkan tanah diatomi mempunyai densiti 19-20
lb/ft3.
Precoat filter telah digunakan sejak lama dalam aplikasi industri filtrasi. Filter ini
dikembangkan secara besar-besaran selama Perang Dunia II untuk memenuhi kebutuhan air,
karena metode sebelumnya yaitu filter pasir cepat tidak dapat menghilangkan kuman atau
bakteri yang mengakibatkan diare.
Karena precoat filter ini tidak membutuhkan lahan dan investasi yang besar, filter ini
telah dipakai secara meluas di industri dan swimming pool dan untuk berbagai keperluan yang
lain.

4.2.a Siklus Filtrasi


Bagian yang penting dari precoat filter termasuk septa, lembaran-lembaran yang
menyangga bahan precoat dan mengumpulkan filtrat pada bagian pengumpul dan mirip susunan
leaf filter (collection manofold); bahan filter (tanah diatomi atau perlit); sarang septa, pompa dan
perpipaan.
Siklus filtrasi terdiri dari 3 tahap yaitu: (1) penggunaan atau pemasangan precoat; (2)
operasi filtrasi yang biasanya juga disertai penambahan filter aids didalam umpan; dan (3)
pembongkaran dan pembuangan spent filter cake atau bahan filter yang sudah dipakai.
Precoating atau pelapisan mula yaitu penggunaan lapisan tipis dari filter aid (tanah
diatomi atau perlit) pada lembaran (septum) untuk membantu bahan filter atau filter medium.
Sekitar 0,1-0,2 lb tanah diatomi atau perlit dibutuhkan per ft2 septum, yang menghasilkan sekitar
1/16-1/8 inc ketebalan lapisan.
Selama proses filtrasi, padatan tersuspensi tertahan pada permukaan precoat yang
mengakibatkan terjadinya kenaikan kehilangan tekanan melalui filter. Karena komposisi hidrolik
daripada padatan pada permukaan precoat, siklus filtrasi barangkali sangat pendek kecuali kalau
ditambahkan filter aids didalam umpan selama operasi.

4.2.b Jenis Precoat Filter


Jenis precoat filter ada yang bertekanan dan ada pula yang vakum. Precoatfilter vacum
bentuknya terbuka ke atmosfir dan head loss yang tersedia melalui filter terbatas pada tekanan
atmosfir sekitar 20 ft H2O. Head loss yang tersedia untuk filter bertekanan hanya dibatasi oleh
analisis ekonomi yang optimum. Pemilihan jenis filter vakum atau bertekanan tergantung pada
overall economics analisys.

1.6 Centrifugal Filter


Padatan yang membentuk endapan berpori (porous cake ) dapat dipisahkan dari cairan
dengan sentrifugal filter (Mc Cabe and Smith, 1976). Ditinjau dari sistem pengoperasian, jenis
sentrifugal filter ini dapat dibagi (Badger and Banchero, 1955) : (1) batch (top and under
driven), (2) semicontinous, dan (3) continous. Ditinjau dari posisi basket, jenis centrifugal filter
dapat dibagi dua yaitu vertikal dan horizontal basket centrifuges. Centrifugal filter ini terdiri dari
dua bagian yaitu bagian yang berputar atau basket dan bagian yang diam atau rumah filter.
Umpan slurry dimasukkan melalui bagian dalam basket yang berputar yang mempunyai dinding
berlubang-lubang yang dilapisi filter medium anyaman seperti kanvas. Tekanan hasil dari gaya
sentrifugal mendorong cairan melalui filter medium meninggalkan padatan yang menempel pada
dinding sebelah dalam basket yang lama kelamaan akan menebal dan menghambat aliran filtrat.
Untuk sistem batch, pada saat tertentu aliran umpan dihentikan sisa cairan di dalam basket akan
terus keluar meninggalkan padatan cake yang lebih kering daripada padatan cake pada filter
press atau vacum filter. Kalau padatan cake ini harus dikeringkan dengan bantuan panas, maka
cukup banyak energi dapat dihemat dari penggunaan sentrifugal filter ini. Untuk sistem
semikontinue, aliran slurry dihentikan secara otomatis setelah cake mencapai ketebalan 2-3 inc.
Putaran basket dilanjutkan sampai waktu tertentu sambil membersihkan cake dengan cara
menyemprotkan air. Setelah cake dibersihkan aliran slurry diteruskan kembali demikianlah
seterusnya. Untuk sistem continue,cake yang terbentuk secara terus dikeluarkan dengan cara
menyemprotkan air (McCabe and Smith, 1976; Badger and Banchero, 1955).

1.7 Filter Vakum (Vacuum Filter)


1.7 a Teori Filter Vacuum
Filter vakum atau rotary drum filter adalah drum silinder yang berputar ditutup dengan
bahan filter anyaman. Sebagian daripada drum tersebut dibenamkan kedalam slurry yang akan
disaring dan cairan dikeluarkan (diisap) melalui bahan filter oleh bagian dalam yang vakum.
Tahanan terhadap filtrasi diakibatkan oleh bahan filter (tahanan awal), lapisan padatan
yang melengket pada permukaan bahan filter (tahanan cake). Laju alir filtrat (air) melalui bagian
filter yang terbenam dinyatakan dengan
(Sundstrom and Klei, 1979).
dV p A 2

dt CV Rm A
(10)

dimana:

V = volume filtrat

C = berat lapisan padatan persatuan volume filtrat

A = luas filtrasi (bahan penyaring)

= tahanan spesifik dari bahan lapisan padatan (tahanan cake)

Rm= tahanan bahan filter (tahanan awal)

Kalau kita anggap semua terms adalah konstan kecuali V dan t, maka persamaan diatas
dapat diintegrasi menjadi :
t C Rm
V
V 2pA 2 PA
(11)

Dengan mengukur volume filtrat pada berbagai waktu maka kita bisa memplot t/V versus
V. Kalau kita peroleh sebuah garis lurus maka harga dan Rm dapat diperoleh dari slope, dan
intercept Rm/pA . Tahanan spesifik daripada cake bisanya dapat diperoleh dari tes laboratorium
dengan peralatan corong Buchner dimana lumpur disaring melalui kertas saringan dan volume
filtrat diukur sebagai fungsi waktu.
Karena cairan terdapat dalam sludge cake, maka berat cake/volume filtrat, C, tidak sama
dengan konsentrasi padatan mula-mula, Co. Dengan neraca masa diperoleh hubungan
CC C f CO
C
CO CC
(12)

dimana : Cc = konsentrasi padatan daripada sludge cake

Cf = konsentrasi padatan daripada padatan.


Didalam pengoperasian filter vakum secara continue, waktu untuk pembentukan cake, t,
hanya sebagian dari waktu siklus total, tc. Jadi :
T = fk.tc (13)

dimana: fk = fraksi dari waktu yang tersedia untuk pembentukan cake.

Substitusi Pers (13) ke Pers (11) dan mengaturnya kembali menghasilkan :


1/ 2
2Cpf K

2
t c R m / t c Rm / t c
CV

At C
(14)

Kuantitas CV Atc, adalah berat cake yang terbentuk dalam satu siklus persatuan luas filter
dan disebut beban filter, Gf. Kalau tahanan terhadap bahan filter dapat diabaikan bila
dibandingkan dengan tahanan sludge cake, maka beban filter menjadi:
1/ 2
CV 2Cpf K
G f
At C t C
(15)

Untuk berbagai sludge telah diperoleh secara empiris bahwa tahanan spesifik berubah
dengan berubahnya vakum sebagai berikut :
= ops (16)

Pangkat s disebut koefisien kompresibilitas karena efek tekanan adalah mengkompres


cake dan membuatnya kurang permeable. Harga s untuk incompressible cake adalah nol dan
untuk compressible cake biasanya berkisar antara 0,4-0,9. Persamaan ini hanya berlaku untuk
rangep tertentu atau mendekati p eksperimen untuk mendapatkan harga dan s.

1.8 Plate and Frame Filter Press


Sebuah filter terdiri dari sejumlah plat dan bingkai yang dipasang sedemikian rupa
sehingga diantara dua plat terdapat sebuah bingkai yang membentuk sebuah ruang kosong untuk
menampung slurry. Plat yang permukaannya beralur-alur yang dibungkus dengan bahan
penyaring seperti kain atau kanvas yang diapit oleh bingkai-bingkai memungkinkan proses
filtrasi terjadi.
Pada masing-masing plat dan bingkai terdapat empat buah lubang yaitu dua lubang lurus
dan dua lubang bercabang. Dua buah lubang bercabang pada bagian atas bingkai masing-
masingnya diberi lubang untuk slurry masuk kedalam rongga kosong dan dua buah lubang
bercabang pada bagian bawah plat dihubungkan dengan alur-alur permukaan plat untuk
mengumpulkan dan mengalirkan filtrat. Dua buah lubang lurus atau tidak bercabang pada bagian
atas plat gunanya untuk mendistribusikan slurry ke masing-masing ruang kosong di antara dua
buah plat dan satu bingkai. Sedangkan dua buah lubang lurus atau tidak bercabang pada bagian
bawah bingkai gunanya untuk mengumpulkan filtrat dari alur-alur permukaan plat-plat yang
satu dan lainnya.
Setelah plat-plat dan bingkai-bingkai tersebut disusun (plat-bingkai-plat) masing-masing
lubang tersebut akan menyatu membentuk dua saluran slurry pada bagian atas dan dua saluran
filtrat pada bagian bawah. Plat dan bingkai mempunyai dua buah sangkutan kiri dan kanan yang
dipasang pada dua buah rel yang mirip dengan susunan map gantung dalam filling cabinet.
Jumlah plat dan bingkai yang dipasang dapat disesuaikan dengan jumlah slurry yang akan
diolah. Jumlah plat berbanding lurus dengan luas medium filter demikian pula dengan volum
filtrat.
Agar tidak terjadi kebocoran, susunan plat dan bingkai-bingkai tersebut dikencangkan
atau ditekan sehingga filter ini disebut filter press. Slurry yang masuk kerongga kosong ditekan
oleh aliran umpan masuk melalui medium filter atau kanvas lalu cairannya mengalir melalui
alur-alur pada permukaan plat dan berkumpul pada saluran filtrat, sedangkan padatan tertahan
pada kanvas membentuk cake. Cake ini lama-kelamaan akan menebal dan menghambat aliran
filtrat sehingga pada saatnya operasi harus dihentikan untuk membersihkan cake.

1.9 Bag Filter


Bag filter atau filter kantong digunakan untuk menghilangkan padatan tersuspensi
didalam udara atau gas. Bahan kantong biasanya digunakan kain khusus atau kanvas. Salah satu
jenis bag filter yang sederhana adalah vacum cleaner yang hanya mempunyai sebuah kantong.
Bag filter biasanya dipakai di pabrik semen mempunyai puluhan atau ratusan kantong. Jumlah
kantong disesuaikan dengan jumlah bahan yang diproses seperti pada plate dan frame filter press
dimana jumlah plate dan frame-nya disesuaikan dengan jumlah bahan yang diolah. Kantong
biasanya dipasang terbalik (mulut kebawah) hal ini bertujuan untuk memudahkan pembersihan
dan pengeluaran padatan yang menempel pada kantong.
Udara atau gas yang mengandung padatan dialirkan dari arah bawah ke atas melalui
mulut-mulut kantong kedalam kantong-kantong meninggalkan padatan, menempel dalam
dinding dalam kantong. Udara atau gas yang sudah bersih meninggalkan kantong-kantong dari
arah atas menuju saluran keluaran atau outlet. Lama-kelamaan jumlah padatan yang menempel
pada dinding kantong semakin tebal yang mengakibatkan aliran udara atau gas terhambat,
sehingga pada waktu-waktu tertentu kantong-kantong tersebut digetarkan dan padatan yang
menempel pada dinding kantong lepas dan jatuh kebawah, dan dikeluarkan dengan screw atau
belt conveyor melalui suatu sistem feeder tertutup.

Anda mungkin juga menyukai