Anda di halaman 1dari 9

HEMOROID

1. DEFINISI
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal, individu menglami
berbagai tive hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena
(Brunner & suddart, 2000, hal 1138)

Hemoroid adalah dilatasi verikosus vena dari pleksus hemoroidideal inferior dan
superior. Hemoroidideal eksternal dilatasi verikosus vena pleksus hemoroidial inferior
dan hemoroidial internal varioksus vena pleksus hemoroidial superior
(Poppy Kumala, 1998, hal 5001)

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena


hemoroidales (bacon). Patologi keadaan ini dapat bermacam-macam, yaitu trombasis,
rupture, radang, ulserasi dan nekrosis
(Mansjoer arief, 2000, hal 321)

Kesimpulan :
Hemoroid adalah bagian vena yang brdilatasi dalam kanal anal dari pleksus
hemoroidial inferior dan superior dan pemekaran usus karena bendungan darah.
II. PATOFISIOLOGIS

a. Etiologi
- Makanan
- Pekerjaan
- Mengedan saat BAB
- Factor Mekanis

b. Manifestasi klinis
- Perdarahan
- Kotoran pada pakaian
- Mengalami iritasi
- Terjadi peradangan
- Darah yang keluar berwarna merah segar
- Nyeri
- Feces yang keras

c. Komplikasi
Komplikasi penyakit ini adalah perdarahan hebat pada obser vistula
paraanal dan inkarserasi.
d. Perjalanan penyakit :

Hemoroid

Makanan Faktor Mekanis

Makanan yang merangsang Kelainan sirkulasi parsial


(Makanan-makanan yang pedas)

Hemoroid Eksternal Hemoroid Internal

Hemoroid derajat 1 tidak Hemoroid derajat II Hemoroid derajat III


menonjol, melalui kanalisani mengalami propaps melalui mengalami propaps
hanya dapat di deteksi melalui kanalis anal setelah defekasi secara hemoroid
pemeriksaan proktoskopi yang hemoroid ini dapat menjadi
terletak pada posteriol kanan, kiri kecil
dan anteriol kanan

Bentuk akut berupa pembekakan bulat kebiruan pada pinggir anus, gatal, nyeri,
kemerahan dan pendarahan
III. PENATALAKSANAAN
a. Keperawatan
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat di hilangkan dengan personalhigine
yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defitasi, menganjurkan pasien
banyak minum air, mengkonsumsi makan-makannan yang berserat, mengurangi daging

b. Medis
Bila terjadi infeksi berikan analgetik peroral, dan jika terjadi nyeri nerikan sopositoria
atau saleb rectal, anastesi dan pelembab kulit, untuk melancarkan defeksasi saja dapat di
berikan cairan paraffin atau larutan magnesium sulfat 10%
IV. PENGKAJIAN

1. Data Dasar
- Aktifitas atau Istirahat :
Gejala : Kelemahan, kelelehan, pembatasan aktifitas atau kerja yang berhubungan
dngan proses penyakit

- Interitas Ego :
Gejala : Ansietas, ketakutan, Emosi kesal

- Eliminasi Ego :
Gejala : Feses berpariasi dari yang lunak, keras, dan berdarah merah segar,
berusaha mengejan

- Makanan atau Cairan :


Gejala : Penurunan berat badan , Sensitif terhadap makanan-makanan yang
merangsang (pedas)

- Nyeri dan Kenyamanan :


Gejala : Nyeri, Gatal, Bengkak atau merah pada anal atau rectal
- Seksualitas :
Gejala : Prekuensi menurun atau menghindari aktifitas social

- Interaksi social :
Gejala : Tidak mampu melakukan aktifitas

2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Contoh feses yang mengandung darah


Kadar besi serum : Rendah
Protein : kemungkinan rendah

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Konstipusi b/d mengabaikan dorongan untuk defikasi akibat nyeri


b. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu
c. Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan pada aral rectal atau anal akibat penyakit
amorektal & pascooperatif
d. Perubahan eliminasiurin b/d rasa takut pada pasca operatif

VI. PERENCANAAN
a. Konstifasi b/d mengabaikan dorongan untuk defekasi nyeri
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, di harapkan
gangguan
konstifasi dapat teratasi
K. Hasil :- klien tidak lagi mengalami konstifasi
Peningkatan pada eliminasi
Intervensi : Mandiri
Mengkaji kebiasaan gaya hidup
Memberikan makanan yang tinggi serat
Menganjurkan pasien banyak minum
Kolaborasi : - berikan obat pencahar seperti suposutoria dan matanausil

b. Ansietas b/d rencana pembedahan dan rasa malu


Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam gangguan rasa
nyeri
dapat teratasi
K, Hasil : Kelien tampak santai dan tidak merasa takut lagi dalam mengikuti
proses
operasi
Intervensi :
Menjelaskan kepada klien tentang proses operasi
Menjaga privasi klien
Kontrol stimulus eksternal
Mengidentifikasi tingkat ansietas
Kolaborasi
Berikan obat sesuai petunjuk misalnya obat tidur
c. Nyeri b/d iritasi tekanan pada area rectal atau anal akibat penyakit anarektal dan
pascoperatif
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x
24 jam, di harapkan
gangguan rasa nyeri dapat teratasi
K. Hasil : Klien tidak merasa nyeri lagi dan dapat melakukan
aktifitas
Kolaborasi
Lakukan TTV
Berikan obat sesuai indikasi : analgesic

d. Proses eliminasi urin b/d rasa takut nyeri pada pasca operatif

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x


24 jam, diharapkan
gangguan perubahan eliminsi dapat teratasi
K. Hasil : Klien merasa tidak nyeri lagi pada saat
mengeluarkan urin
Mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif
Intervensi
Mandiri
Berikan dorongan pada klien untuk berkemih
Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
Kolaborasi
Pasang kateter

VII. IMPLEMENTASI
a. Definisi
Implementasi merupakan tahap ke-4 dari proses keperawatan yang telah di
rencanakan umtuk membantu klien mencakup peningkatan kesehatan atau pemulihan
kesehatan
b. Persiapan tindakan
Dalam melakukan implementasi, rencana tindakan keperawatan dibagi menjadi 2
jenis yaitu : Mandiri dan Kolaborasi
c. Dokumentasi pelaksanaan atau implementasi
Proses perawatan yang ansietas guna mmberi informasi suatu kejadian tentang
pristiwa yang terjadi, pengkajian yang menyeluruh dan pendokumentasian intervensi
perencanaan, respon klien terhadap perawatan atau pengobatan

VIII. EVALUASI
Devinisi
Tahap valuasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dangan identifikasi,
sejauhmana tujuan rencana keperawatan, apakah tercapai atau tidak, tujuannya adalah
untuk menentukan hasil perawatan dan pengobatan kepada klien

a. Klasifikasi
Evaluasi formatif :
Adalah evaluasi yang terjadi secara bertahap yang tergantung pada factor :
kebijakan standar keperawatan oleh pencatatan diagnosa waktu dan hasil
tindakan
Evaluasi sumatif
Adallah evaluasi yang di lakukan pada saat memberikan informasi, rspon
biasanya di lakukan pada saat pemindahan dan pemulangan pasien

b. Dokumentasi
Adalah penilaian terhadap semua proses keperawatan yang di lakukan pada klien
dalam melakukan evaluasi keperawatan yang harus di miliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, tujuan yang
tercapai dan criteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai