10e00427 PDF
10e00427 PDF
KECAMATAN PERBAUNGAN
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh:
HENDRI YATNO
03 0404 044
Perencanaan pengolahan air bersih ini direncanakan menjadi 3(tiga) tahap yaitu
tahap pertama dengan debit rencana sebesar 105 l/det yang mampu memenuhi kebutuhan
air bersih hingga tahun 2014. Tahap kedua dengan debit rencana sebesar 150 l/det yang
mampu memenuhikebutuhan air bersih hingga tahun 2022. Tahap ketiga dengan debit
rencana sebesar 205 l/det yang mampu memenuhikebutuhan air bersih hingga tahun
2028. Secara keseluruhan hingga perencanaan tahun 2028 pengolahan ini dilengkapi
dengan 1(satu)unit bak prasedimentasi, 3(tiga) unit bak koagulasi, 2(dua)unit bak
flokulasi dan 4(empat) unit bak filtrasi. Masing-masing unit direncanakan secara bertahap
sesuai dengan debit yang direncanakan.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya hingga
penulis dapat mengyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini berjudul Perencanaan
Pengolahan Air Bersih Kecamatan Perbaungan. Tugas Akhir ini merupakan salah
satu persyaratan untuk menempuh ujian Sarjana Teknik Sipil pada Universitas Sumatera
Utara.
Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan material
maupun spiritual sehingga laporan tugas akhir ini dapat penulis selesaikan, untuk itu
1 Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil
2 Bapak Ir. Sufrizal, M.Eng, sebagai Pembimbing yang telah banyak meluangkan
3 Bapak Ir. Nurjulisman, dosen wali saya yang juga selalu memberikan motivasi
Penulis menyadari masih ada kekurangan dan kelemahan dalam penulisan tugas
akhir ini, untuk itu kritik dan saran serta sumbangan pemikiran dari pembaca demi
Penulis
HENDRI YATNO
03 0404 044
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISIiii
DAFTAR TABEL....vi
DAFTAR GAMBAR..vii
DAFTAR NOTASI....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Umum.....1
I.2 Latar Belakang Masalah.............3
I.3 Maksud Penulisan...... 3
I.4 Tujuan Penulisan... 4
I.5 Ruang Lingkup Pnulisan....... 4
I.6 Metadologi.... 5
Va = Kecepatan air
d = Diameter
f = Faktor gesekan
g = Percepatan gravitasi
= Berat jenis
Q = Debit aliran
A = Luas tangki
td = Waktu detensi
G = Gradien hidrolis
M = Kebutuhan alum
R = Jari-jari hidrolik
Fr = Froude number
g = Konstanta gravitasi
tloss = Waktu loses akibat hambatan aliran pada tiap peralatan yang berkontak
langsung
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
akifitas kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan air
bersih tersebut penduduk daerah perkotaan tidak dapat mengandalkan air dari sumber air
langsung seperti air permukaan dan air hujan karena kedua sumber air tersebut sebagian
besar telah tercemar baik secara langsung maupun tidak langsung dari aiktivitas manusia
itu sendiri. Air tanah merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, tetapi mempunyai keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain
itu, pengambilan air tanah secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kesetimbangan air
tanah akan memberikan dampak lain seperti penurunan air tanah, instrusi air asin dan
lain-lain.
dampak terhadap lingkungan, seperti pencemaran lingkungan dari suatu aktifitas manusia
itu sendiri, yang mengakibatkan sumber daya alam tidak terkontrol pemakaiannya,
sehingga kualitas air yang baik dan memenuhi persyaratan tertentu sulit diperoleh.
Sekarang ini sumber daya alam banyak yang tercemar, sehingga dijadikan sebagai
tolak ukur unutk penyediaan air bersih bagi kehidupan daerah perkotaan. Dengan kata
lain harus dilakukan konservasi, untuk mengatur daya dukung lingkungan, agar dapat
standart kualitas air minum. Oleh karena itu yang digunakan untuk air minum harus
memenuhi syarat kualitas dan kuantitasnya. Secara kualitas, air yang digunakan harus
Dari aspek kualitas, air baku yang bersumber dari air permukaan, seperti air
sungai atau danau mempunyai kecenderungan untuk berubah secara cepat. Oleh karena
adanya berbagai pencemar di dalam air sungai, maka pengolahan air sungai memerlukan
minum yang memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat, Organisasi Kesehatan Dunia
air minum yang direkomendasikan dan wajib ditaati, yakni Peraturan WHO tahun 1988
dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990. Secara umum ada 4 aspek
1. Aspek fisika
2. Aspek Kimia
3. Aspek Mikrobiologi
Untuk memperoleh kualitas air seperti yang telah ditetapkan oleh WHO maupun
(Treatment) agar air tersebut dapat dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. Proses
pengolahan itulah yang nanti akan dibahas dan dijelaskan secara detail pada BAB
Air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan utama
perkotaan perlu dibangun sebuah pengolahan air bersih yang dikelola oleh Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yaitu Perusahan Daerah Air Minum (PDAM). Di Kecamatan
Perbaungan.
Pengelolaan air bersih di Kota Perbaungan saat ini ditangani oleh PDAM
pemekaran dari Kabupaten Deli Serdang, maka penanganan air bersih saat ini masih
ditangani oleh PDAM Tirtanadi Cabang Lubuk Pakam dan belum ada pemisahan
penanganan pelayanan air bersih sampai saat ini. Wilayah yang telah mendapat pelayanan
air bersih saat ini baru disekitar pusat kota yaitu Kelurahan Simpang Tiga Pekan.
Dalam tugas akhir ini penulis mengkhususkan mengenai pengolahan air bersih
pada Instalasi Kecamatan Perbaungan untuk menyediakan air minum ataupun air bersih
dimana air baku berasal dari sungai Ular. Instalasi inilah yang bertugas untuk
di kota Perbaungan.
untuk menjadi kerangka acuan dan pegangan dalam rangka pengembangan dan
pengolahan sektor air bersih Kec. Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, yang
dilandasi keterpaduan dan kesesuaian program agar tercapai hasil yang maksimal dan
sinergis.
4. Dalam pengolahan ini pengambilan air baku sudah ditetapkan berasal dari sungai
Ular.
Kabupaten Serdang Bedagai yang dirumuskan adalah Kec. Perbaungan Kab. Serdang
Bedagai.
1. Studi Pustaka
Pengumpulan literature dari beberapa buku yang berkaitan dengan studi ini
antara lain :
ke lapangan.
Data ini diperoleh dari hasil penelitian sample air sungai ular yang akan
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. AIR
Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air diangkut dari
lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut. Untuk lebih jelasnya dapat
kehidupan. Air mengaliri bumi melalui suatu siklus hidrologi. Sesuai dengan namanya,
siklus yang artinya suatu proses yang berulang, tidak mempunyai awal dan akhir.
Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cairan menjadi uap
tanaman hidup.
Kondensasi adalah adalah proses pembekuan atau pelembaban uap air di-awan
Presipitasi adalah adalah proses jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi
Perkolasi adalah adalah proses perembesan air kedalam lapisan tanah yang
Air Tanah adalah adalah air yang terkumpul dan mengalir dalam lapisan tanah
Air Permukaan adalah adalah air yang mengalir dan terkumpul diatas permukaan
Dari siklus hidrologi inilah kebutuhan kita akan air bersih secara terus-menerus
dapat dipenuhi. Akan tetapi karena pendistribusiannya yang tidak teratur dan permintaan
air yang terus meningkat beberapa tempat di dunia mengalami kekurangan air. Untuk
baku air minum yang tersedia di alam. Secara umum untuk memenuhi kebutuhan air
minum, air baku biasanya diambil dari dua sumber utama yaitu air tanah dan air
permukaan.
1. Air Laut
Air laut adalah air yang berada di permukaan laut. Air ini tidak dapat
langsung digunakan sebagai air minum karena kandungan garamnya. Air laut
mempunyai sifat asin, karena mengandung garam ( NaCl ). Kadar garam (NaCl)
dalam air laut = 3 %. Salah satu teknologi yang memungkinkan untuk dapat
mengolah air laut untuk menjadi air minum adalah Desalinisation Plant. Proses
(keasinan) yang dikandung pada air laut dengan menggunakan proses osmosis.
2. Air Hujan
Air hujan juga merupakan sumber air baku untuk keperluan rumah tangga,
pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara penampungan, air
hujan dari atap rumah dialirkan ke tempat penampungan yang kemudian dapat
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Air hujan tidak selalu dapat
3. Air Permukaan
Kebanyakan dari air rawa ini berwarna, hal ini disebabkan oleh
adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya: asam humus yang
akan tinggi pula. Dalam keadaan kelarutan oksigen kurang sekali, maka
unsur - unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan ini akan tumbuh
alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan oksigen. Jadi untuk
Fe dan Mn tidak terbawa, demikian juga dengan lumut yang ada pada
permukaan rawa.
b Air Sungai
Air sungai adalah alternatif utama yang sampai saat ini masih
digunakan sebagai sumber air yang dapat dikelola untuk masuk ke dalam
mencukupi.
dari permukaan tanah sampai ditemui sumber air sehingga air tersembul
diminum.
10 meter dari permukaan tanah. Kualitas air yang didapat dari air
tanah dangkal ini, lebih sering dikenal dengan sumur, juga dipengaruhi
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Di dalam sel hidup, baik pada
Jika kandungan air tersebut berkurang maka akan mengakibatkan dehidrasi pada
manusia dan untuk tumbuh-tumbuhan akan mati kekeringan. Selain itu, air juga adalah
terlebih dahulu.
Air disadap untuk pemakaian rumah tangga, perdagangan, industri dan lain-lain. Air
minum yang dimaksud disini adalah air yang telah melaui proses pengolahan dan telah
memenuhi persyaratan air minum. Namun untuk di Indonesia, standar kesehatan dari
menteri kesehatan lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh WHO, namun masih dalam
2. Rekreasi Air
Air di danau, waduk, sungai, muara laut dipergunakan untuk olah raga atau
rekreasi.
Dalam hal ini air digunakan sebagai tempat perkermbang biakan ikan atau sebagai
Air digunakan untuk kegiatan industri termasuk untuk produk dan air pendingin
6. Pembiakan Kerang
Air sungai, muara dan perairan pantai dipergunakan untuk pembiakan dan
peternakan kerang.
7. Pelayaran
Air sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, yang berarti besar sekali
peranannya dengan kehidupan manusia. Air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa,
warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen (H2O), karena air merupakan
larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun
Disamping itu, akibat daur hidrologi maka air juga mengandung zat-zat lainnya
termasuk gas. Zat tersebut sering disebut pencemar yang ada dalam air. Oleh karena air
yang berasal dari sungai tersebut tercemar oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan
maka air tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan oleh masyarakat.
Beberapa hal yang menunjukkan hubungan air dengan kesehatan adalah sebagai berikut:
Air merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kebutuhan sehari-hari,
seperti minum, mandi, cuci dan lain-lain. Namun apabila air tersebut bau dan kotor maka
air tersebut tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum. Air dapat
karena:
cair lainnya, sehingga semua air yang mengandung mineral dan zat-zat lain dalam
larutan yang diperoleh dari udara, tanah dan bukit-bukit yang dilaluinya.
Kandungan bahan dan zat ini dalam yang konsentrasi tertentu dapat menimbulkan
2. Air merupakan faktor utama dalam penularan penyakit infeksi bakteri-bakteri usus
terntentu seperti: typus, paratypus, dysentri, dan juga kolera. Dalam hubungannya
dengan kebutuhan manusia akan air dan dengan memperhatikan adanya efek
ditetapkan standar kualitas air minum. Menurut peraturan menteri kesehatan R.I
a) Bahwa air yang memenuhi standar kesehatan mempunyai peranan yang penting
masyarakat.
b) Bahwa perlu adanya penyediaan atau pembagian air minum untuk umum yang
Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa adanya kaitan yang erat antara
usaha dan penempatan standar kualitas air minum dengan pencegahan resiko terhadap
kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian air tersebut. Di Indonesia
yang terdapat dalam air adalah miligram per liter (mg/l), yang sama dengan gram
permeter kubik (gr/m3). Konsentrasi dapat juga dinyatakan dalam bagian per sejuta (ppm
Berdasarkan syarat fisik, ada lima unsur yang mempengaruhi kualitas air minum
yaitu : suhu, warna, rasa, bau dan kekeruhan. Dalam hal ini kelima unsur tersebut besar
1. Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan
dapat mempengaruhi pula reaksi kimia di dalam pengelolaan terutama apabila pada
temperatur tersebut sangat tinggi. Iklim setempat, ke dalam pipa-pipa saluran air
dan jenis dari sumber air akan mempengaruhi secara langsung pertumbuhan
tergantung pada efek panas secara keseluruhan pada larutan tersebut. Tidak semua
standar air minum mencantumkan suhu sebagai suatu parameter standar kualitas air
minum. Meskipun demikian suhu dapat dimasukkan sebagai salah satu persyaratan
standar kualitas air. Karena itu dapat disimpulkan suhu dipergunakan untuk:
masyarakat.
2. Warna
Air permukaan yang berasal dari sungai seringkali berwarna kuning kecoklat-
coklatan, bahkan sangat kotor dan tidak layak digunakan sebagai air minum,
maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya, tanpa dilakukan untuk pengolahan
untuk menghilangkan warna tersebut. Intensitas warna dalam air diukur dengan
satuan unit warna standar, yang dihasilkan oleh 1 mg/liter platina. Intensitas warna
yang ditetapkan oleh standar internasional dari WHO maupun standar nasional dari
Sama halnya dengan warna, bau dan rasa akan mempengaruhi dan mengurangi
penerimaan masyarakat terhadap air tersebut. Bau dan rasa terjadi secara bersama-
sama yang disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, dan
4. Kekeruhan (Turbidity)
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak pertikel bahaya
yang teruspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor. Kekeruhan
bukan merupakan sifat dari air yang membahayakan secara langsung, namun
kurang memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, indusri, tempat ibadah, dan
Dari daftar standar kualitas air bersih dapat dilihat bahwa adanya unsur-unsur
yang tercantum dalam standar kualitas kimia dari air bersih. Dalam peraturan menteri
unsur standar kualitas kimia air bersih. Beberapa diantara unsur-unsur tersebut tidak
dikehendaki kehadirannya dalam air minum. Oleh karena itu zat kimia yang bersifat
racun dapat merusak pemipaan dan dapat menimbulkan bau dan rasa yang mengganggu
estetika. Bahan-bahan tersebut seperti : nitrit, sulfide, ammonia, dan juga Co2 agresif.
Meskipun ada beberapa unsur yang bersifat racun, hal ini masih dapat ditolerir
kehadirannya didalam air minum asalkan tidak melebihi konsentrasi yang ditetapkan.
Adapun tinjauan secara rinci terdapat setiap unsur yang tercantum persyaratan
kualitas kimia air minum dibawah ini akan memberikan gambaran yang sedikit lebih jelas
tentang sifat pengaruh unsur-unsur tersebut didalam air, sumber dari unsur dan akibat
yang dapat ditimbulkan apabila konsentrasi adanya unsur-unsur tersebut dalam air
atau asam suatu larutan dan juga merupakan satu cara untuk menyatakan konsentrasi ion
mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktifitas
pengolahan yang akan dilakukan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi dan
disinfeksi.
kehidupan mikroorganisme dalam air, secara empiris pH optimum untuk setiap spesies
thiooxidan), dan lainnya yang mempunyai pH optimum 8,5 (allcaligenes Faecalis). Untuk
pH yang kurang dari 7, maka air akan bersifat asam, sedangkan pH yang lebih dari 7
bersifat basa. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpangan standar
kualitas air minum dalam hal pH ini yaitu apabila pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar
dari 8,5 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa air, menyebabkan beberapa senyawa
Bahan padat (solid) adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan
dan pengeringan pada suhu 103oC 105oC. Dalam portable water reservoir, kebanyakan
bahan padat terdapat dalam bentuk terlarut (dissolved) yang terdiri dari garaman-organik,
selain gas - gas yang terlarut. Kandungan total solid pada portable water biasanya dalam
kisaran antara 20 1000 mg/l, dan sebagai satu pedoman, kekerasan air akan meningkat
Di samping itu, pada semua bahan cair, jumlah koloid yang tidak terlarut dan
bahan yang teruspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran. Mengingat bahwa
dilakukan, maka U.S. Public Health Service menetapkan batas standar maksimum total
solid sebesar 1000 mg/l untuk air minum. Persyaratan dari Dep.Kes.R.I untuk ini adalah
1000 mg/l. Jumlah koloid yang berlebihan memberikan pengaruh rasa yang tidak enak
pada lidah, rasa mual yang disebabkan oleh natrium sulfat dan magnesium sulfat.
3. Zat Organik.
perubahan sifat fisik dari air, terutama dengan timbulnya warna, bau, rasa, dan kekeruhan
yang tidak diinginkan. Adanya zat organik dalam air dapat diketahui dengan menentukan
angka permanganatnya. Walaupun KMnO4 sebagai oksidator yang dipakai tidak dapat
mengoksidasi semua zat organik yang ada, namun cara ini sangat praktis dan cepat cara
kerjanya.
maksimum diperoleh adalah sebesar 10 mg/l. baik. WHO maupun U.S. Public Health
standar ini yaitu timbulnya bau yang tidak sedap pada air minum.
4. CO2 Agresi
CO2 yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat
organik. Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10 mg/l, sedangkan
terhadap standar konsentrasi maksimal CO2 agresif dalam air akan menyebabkan
Kation-kation penyebab utama dari kesadahan Ca++, Mg++, Sr++, Fe++, dan Mn++,
sedangkan anion-anion yang biasa terdapat dalam air adalah HCO3-, SO4, Cl- , NO3-.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan
pembentukan batuan kapur. Yang dimaksud dengan kesadahan dalam air alam adalah
disebabkan oleh dua kation tersebut. Ketentuan standar dari DEP.KES.R.I untuk
kesadahan pada air minum adalah 500 mg/l. Pengaruh langsung terhadap kesahatan
akibat penyimpangan standar ini tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun
6. Calcium (Ca)
kesadahan. Efek ekonomis terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh kesadahan yaitu
timbulnya lapisan kerak pada ketel-ketel pemanas air, pada pipa-pipa dan menurunnya
efektifitas dari kerja sabun. Selain itu Ca dalam air sangant diperlukan untuk kebutuhan
akan unsur tersebut, yang khusus diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Oleh
karena itu, untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat dari rendah atau terlalu
dalam air yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh,
Untuk selanjutnya, persyaratan kualitas yang diizinkan untuk air minum dapat
dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:
Parameter bakteriologi yang terpenting dalam air adalah kandungan koliform. Air
yang memenuhi syarat untuk diminum adalah jika tidak mengandung coliform tersebut.
Jika nilai BOD tinggi, keadaan seperti ini merupakan indikasi tingginya zat organik yang
diperairan secara biologis. COD (chemical oxygen demand) juga merupakan harga yang
bahan-bahan organik. Semakin tercemarnya air harga COD dan BOD semakin tinggi.
Sebaliknya, bila nilai COD dan BOD rendah maka indekasi kandungan zat organik dalam
air rendah. Jadi jika pada pemeriksaan air minum tersebut tidak terdapat bakteri E.coli
Standar dari KepMenKes adalah tidak terdapatnya jumlah koliform tinja dan total
Dari aspek kualitas, air baku yang bersumber dari air permukaan, seperti air
sungai atau danau mempunyai kecenderungan untuk berubah secara cepat. Oleh karena
adanya berbagai pencemar di dalam air sungai, maka pengolahan air sungai memerlukan
minum yang memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat, Organisasi Kesehatan Dunia
air minum yang direkomendasikan dan wajib ditaati, yakni Peraturan WHO tahun 1988
dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990. Secara umum ada 4 aspek
5. Aspek fisika
6. Aspek Kimia
7. Aspek Mikrobiologi
Untuk lebih jelasnya standar kualitas air bersih dan air minum yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat sesuai dengan Peraturan WHO tahun 1988 dan Permenkes RI No. 416
KADAR
NO. URAIAN SATUAN KETERANGAN
MAKSIMUM
A. FISIKA
1 Bau - - Tidak berbau
2 TDS mg/L 1.5
3 Kekeruhan skala NTU 25
4 Rasa - - Tidak berasa
5 Suhu C 3C
6 Warna skala TCU 50
B. KIMIA
B.1.KIMIAANORGANIK
1 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001
2 Arsen (As) mg/L 0,05
3 Besi (Fe) mg/L 1,0
4 Fluorida (F) mg/L 1,5
5 Kadmium (Cd) mg/L 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
7 Klorida (Cl) mg/L 600
8 Kromium (Cr6+) mg/L 0,05 Valensi 6+
9 Mangan (Mn) mg/L 0,1
10 Nitrat (N) mg/L 10
11 Nitrit (N) mg/L 1,0
12 pH mg/L 6,5-9,0
13 Selenium (Se) mg/L 0,01
14 Seng (Zu) mg/L 15
15 Sianida (CN) mg/L 0,1
16 Sulfat (SO4) mg/L 400
17 Timbal (Pb) mg/L 0,05
B.3. MIKROBIOLOGIK
1 Koliform Tinja 100 mL 30 Bukan air perpipaan
2 Total Koliform 100mL 10 Air perpipaan
B.4. RADIOAKTIVITAS
1 Aktivitas Alpha Bq/L 0,1
2 Aktivitas Beta Bq/L 1,0
SUMBER : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
Tanggal 3 September 1990 LAMPIRAN-II
B. KIMIA
I. KIMIA ANORGANIK
1 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,001
2 Aluminium (Al) mg/L 0,2 0.2
3 Arsen (As) mg/L 0,05 0.01
4 Barium (Ba) mg/L 1,0 0.7
5 Besi (Fe) mg/L 0,3 0.3
6 Fluorida (F) mg/L 1,0 1.0
7 Kadmium (Cd) mg/L 0,005 0.003
8 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 500
9 Klorida (Cl) mg/L 250 250
10 Kromium (Cr6+) mg/L 0,05 0.05 Valensi 6+
11 Mangan (Mn) mg/L 0,1 0.1
12 Natrium (Na) mg/L 200 200
13 Nitrat (N) mg/L 10 5
14 Nitrit (N) mg/L 10 3
15 Perak (ag) mg/L 0,05 0.05
16 pH mg/L 6,5-8,5 6,5-8,5
17 Selenium (Se) mg/L 0,01 0.01
18 Seng (Zu) mg/L 5,0 3
19 Sianida (CN) mg/L 0,1 0.07
20 Sulfat (SO4) mg/L 400 250
21 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0.05
22 Tembaga (Cu) mg/L 1,0 1
23 Timbal (Pb) mg/L 0,05 0.01
KETERANGAN :
mg = miligram
mL = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometric Turbidity Units
TCU = True Colours Units
1G = 17,86 mg/L CaCO3
Logam berat merupakan logam terlarut
Air baku yang berasal dari sumbernya yaitu air hujan, air dalam tanah atau air
permukaan mempunyai kekeruhan yang berubah-ubah dan dapat tercemar oleh zat-zat
1. CARA PERTAMA
BAK Lancar
AIR BAKU PENGENDAPAN Transisi
Pengendap
Cara pertama digunakan untuk sumber air minum yang kadar kekeruhannya rendah
(turbidity 50 mg/l) dan digunakan saringan pasir lambat agar penyaringan lebih
terjamin.
2. CARA KEDUA
BAK KOAGULASI
AIR BAKU PENGENDAPAN FLOKULASI
PENDAHULUAN SENDIMENTASI
Cara kedua digunakan untuk sumber air minum yang kadar kekeruhannya tinggi
proses pengendapan yang lebih cepat dan lebih sempurna, sehingga umumnya
Sistem pengolahan kedua ini dikenal dengan sistem pengolahan air minum lengkap.
Unit instalasi pengolahan air baku dengan sistem ini terdiri dari:
a. bak pengendapan
b. penjernihan
d. desinfeksi
BAB III
GAMBARAN UMUM
Kota Perbaungan mempunyai luas 14,58 Km2 (1.458 Ha) yang terdiri dari 2 desa
dan 4 kelurahan dengan Ibukota Desa terletak di Kelurahan Simpang Tiga Pekan. Lihat
Peta 3.1.
1 Topografi
Kota Perbaungan berada disepanjang jalur Jalan Lintas Nasional. Pada umumnya
Kota Perbaungan memiliki ketinggian 11 s/d 13 meter dari permukaan laut. Berdasarkan
keadaan lerengnya Kota Perbaungan relatif datar dengan kemiringan lereng berkisar
bagaimana cara membuat sistem drainase perkotaan yang baik, karena daerah yang relatif
2 Klimatologi
bulan berkisar antara 78-87%. Curah hujan bervariasi dari 30 mm sampai dengan 340
mm per bulan, dengan rata-rata 116,5 mm per bulan dengan priodik tertinggi terjadi pada
bulan September-Desember. Hari hujan per bulan berkisar antara 8-26 hari dengan
Secara umum keadaan hidrologi Kota Perbaungan terbagi atas tiga jenis yaitu:
1. Air Tanah
Sumber air tanah yang ada, saat ini berasal dari air tanah dangkal dan dari air tanah
dalam yang dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih rumah tangga.
2. Air Permukaan
Air permukaan yang ada di wilayah perencanaan pada umumnya adalah berupa
Air permukaan ini tidak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, seperti mencuci pakaian dan mandi karena kualitasnya tidak baik. Salah satu
manfaat yang cukup signifikan dari keberadaan air permukaan ini adalah untuk
3. Sungai
Adapun sungai yang terdapat di sekitar Kota Perbaungan hanya Sungai Ular saja dan
beberapa anak-anak sungai lainnya. Sehingga air sungai yang ada didaerah tersebut
juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mencuci pakaian dan mandi.
lahan yang menonjol adalah untuk kegiatan perumahan/lainnya, yaitu 547 Ha, sedangkan
untuk kegiatan perkebunan besar merupakan penggunaan lahan terkecil adalah 120 Ha.
Dimana penggunaan lahan di persawahan terdiri dari tanah sawah dan tanah kering seluas
656 Ha. Sedangkan untuk ladang/tegalan yaitu berkisar 135 Ha. Jadi jumlah penggunaan
Kota Perbaungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.1.
Tabel III.1
Jenis Penggunaan dan Luas Lahan di Wilayah Perencanaan
Tahun 2006
Luas Pengunaan Lahan (Ha)
Desa/
No Ladang/Perkebunan Perkebunan Perumahan/
Kelurahan Sawah Jumlah
Rakyat Besar Lainnya
1 Batang Terap 103 - 120 77 300
2 Cintaman
161 8 - 141 310
Jernih
3 Kota Galuh 96 12 - 57 165
4 Melati I 117 38 - 68 223
5 Simpang Tiga
56 18 - 152 226
Pekan
6 Tualang 123 59 - 52 234
Total 656 135 120 547 1.458
Sumber : Kecamatan Perbaungan Dalam Angka Tahun 2007
Berdasarkan data kependudukan tahun 2008, penduduk Kota Perbaungan saat ini
diperkirakan telah mencapai 24.831 jiwa dengan kepadatan penduduk 1703,08 Jiwa/Km2.
Sehingga dengan jumlah penduduk yang mengalami perubahan tersebut maka tingkat
kepadatan yang ada di Kota Perbaungan menjadi 1703,08 jiwa/Km2. Lihat Tabel III.2.
Tabel III.2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Di Kota Perbaungan
Tahun 2008
Luas Jumlah Kepadatan
No Desa/Kelurahan
(Km)2 Penduduk (Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Batang Terap 1,97 3.449 1750,76
2 Citaman Jernih 1,62 7.364 4545,68
3 Kota Galuh 3,00 3.367 1122,33
4 Melati I 1,17 1.511 1291,45
5 Simpang Tiga Pekan 1,78 12.680 7123,60
6 Tualang 5,04 7.872 1561,90
Jumlah 14,58 24.831 1703,08
Sumber : Profil Kecamatan Tahun 2008
Simpang Tiga Pekan yaitu berkisar 12.680 jiwa dengan tingkat kepadatan 7123,60
jiwa/Km2, hal tersebut dikarenakan Kelurahan Simpang Tiga Pekan merupakan Ibukota
Desa yang memiliki kepadatan yang tinggi. Sedangkan jumlah penduduk yang terkecil
terdapat di Kelurahan Melati I dengan jumlah 1.511 jiwa dan tingkat kepadatan 1291,45
jiwa/Km2.
6 Desa/Kelurahan yang ada di Kota Perbaungan dapat dilihat pada Tabel III. 3 dibawah
ini.
Simpang Tiga Pekan (laki-laki = 6.131 jiwa, perempuan = 6.549 jiwa), sedangkan jumlah
yang terkecil terdapat di Kelurahan Melati I (laki-laki = 743 jiwa, perempuan = 768
jiwa).
ketergantungan menjadi lebih kecil dan produktifitas lebih tinggi, tetapi hal ini tidak
pembinaan masyarakat.
Tabel III.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Perbaungan Tahun 2008
No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Batang Terap 1.637 1.812 3.449
2 Citaman Jernih 3.586 3.778 7.364
3 Kota Galuh 1.675 1.690 3.367
4 Melati I 743 768 1.511
5 Simpang Tiga Pekan 6.131 6.549 12.680
6 Tualang 3.747 4.125 7.872
Jumlah 759.776 785.954 36.243
Sumber : Profil Kecamatan Tahun 2008
1 Sarana Pendidikan
untuk tiap sekolahnya dengan jumlah TK 8 unit, SD 21 unit, SLTP 8 unit, dan SLTA 11 unit.
Tabel III. 4
Banyaknya Sarana Pendidikan
Di Kota Perbaungan Tahun 2006
No Desa/Kelurahan TK SD SLTP SLTA
1 Batang Terap 1 3 1 4
2 Citaman Jernih 1 3 - -
3 Kota Galuh 2 2 3 2
4 Melati I - 1 - -
5 Simpang Tiga Pekan 3 9 4 4
6 Tualang 1 3 - 1
Jumlah 8 21 8 11
Sumber : Kecamatan Perbaungan Dalam Angka Tahun 2007
2 Sarana Kesehatan
Dalam fasilitas kesehatan di Kota Perbaungan pada
desa/kleurahan yang ada di Kota Perbaungan, maka perlu adanya penambahan sarana
kesehatan demi menunjang kesehatan masyarakat. Lihat Tabel III. 5 dibawah ini.
3 Sarana Peribadatan
Sebagaimana dikemukakan dalam bagian kependudukan terdahulu, bahwa
penduduk Kota Perbaungan bercirikan plural dan majemuk, baik dari suku maupun
agama. Hal ini berimplikasi pada cerminan keberadaan fasilitas peribadatan di setiap
ada beberapa desa ada yang memiliki mayoritas penduduk Kristiani, Budha, dan Hindu.
Jadi jumlah fasilitas peribadatan yang ada di Kota Perbaungan adalah mesjid 15 unit,
langgar/surau 26 unit, gereja 7 unit, dan vihara 7 unit. Lihat Tabel III.6.
PDAM Tirtanadi Cabang Lubuk Pakam dan belum ada pemisahan penanganan pelayanan
air bersih sampai saat ini. Wilayah yang telah mendapat pelayanan air bersih saat ini baru
(resevoir) air bersih dari PDAM yang digunakan masyarakat tetapi sudah tidak dipakai
4.1. UMUM
Pengolahan air bersih ialah unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berfungsi
kandungan air baku sehingga menghasilkan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi.
Dari data yang didapat, kualitas air yang akan diolah adalah sebagai berikut:
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa kualitas air baku sangat jauh dari standart
baku mutu air minum yang dianjurkan. Air sungai yang belum diproses tingkat
37
lainnya. Maka dari itu air baku yang berasal dari sungai tersebut perlu diolah
baku yang secara alami sulit mengendap akan diubah menjadi partikel-partikel
yang lebih besar yang disebut floc yang memiliki berat jenis yang lebih berat
dan ukuran partikel yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air
dan mengendap.
Pengolahan tahap pertama meliputi 3 tahap, yaitu klorinasi awal, koagulasi dan
A. PRA SEDIMENTASI
Air baku yang berasal dari intake dialirkan dengan dipompa ke bak
menggunakan alat khusus (jala) agar tidak terbawa ke outlet yang akan
dihisap oleh Raw Water Pump (RWP). Untuk mengetahui seberapa tinggi
B. KOAGULASI
38
Koagulasi dilakukan untuk menstabilkan pertikel-partikel padat yang
secara alamiah sulit diendapkan akibat dari muatan listrik yang terdapat
dari tumbuh-tumbuhan.
ph air
Intensitas pengadukan
Pada unit proses ini diperlukan pengadukan dengan putaran tinggi untuk
maupun organik
yang lain
39
Dosis bahan kimia ditentukan pada saat proses awal dan selanjutnya diatur
baku. Alumunium sulfat merupakan golongan garam dari asam kuat akan
adalah:
Sodium Aluminate Na Al O2
C. FLOKULASI
Flokulasi bertujuan untuk meningkatkan volume dan kohesi dari floc yang
40
Floc yang terjadi memiliki berat jenis yang lebih ringan sehingga dengan
turbulensi.
Pengendapan adalah pemisahan antara air dan floc yang telah terbentuk
Endapan yang terbentuk dari proses ini tersimpan di bagian bawah tangki
yang sudah diatur terlebih dahulu. Air yang sudah dijernihkan dikumpulkan
41
pada suatu saluran pengumpul (Over flow Weirs) dan dialirkan ke tangki
penjernihan.
padat yang terdapat dalam air dan seterusnya akan mengendap akibat gaya
Secara umum pengendapan sendimen air baku tergantung dari sifat alami
dari sumber air dan keadaan aliran yang mungkin terjadi. Dalam hal ini
seperti Lumpur, tanah liat, pasir dan zat-zat organic yang susah dipisahkan
dari air.
air dari bak dengan kecepatan rendah tanpa kandungan partikel sendimen.
Partikel tersebut akan turun akibat gaya berat dan bergantung juga kepeda:
e. Viskositas
42
Gambar 4.1.Kecepatan pengendapan dalam air
TERANGKAT
mencegah agar partikel tersebut tidak akan melayang atau terangkat oleh
43
Maka kecepatan aliran pada saluran dibatasi sebagai start awal proses
8 g
Va = (s 1)d ...Ernest W. Steel
f
Dimana:
Va = kecepatan air (m/det)
d = diameter partikel (mm)
f = factor gesekan
g = percepatan grafitasi = 9,81 m/det
S = Berat jenis partikel
P = 0,1 untuk pengendapan pasir
0,04 untuk proses pengolahan yang menghendaki floc-
floc dari material.
Dalam proses pengendapan partikel dianggap berlangsung secara ideal
dengan pengertian:
yang sama.
yang masuk sama dengan debit yang keluar (Qinlet = Qoutlet), seperti
gambar berikut:
44
t = (L.b.d)/Q d/V < L.b.d/Q
Q
kecepatan aliran horizontal =
d .b
L
waktu aliran horizontal =
(Q / db)
d
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai dasar bak =
V
maka agar supaya partikel mencapai dasar bak dan tidak keluar dari tangki,
maka waktu untuk mencapai dasar bak harus sama dengan waktu dari aliran
horizontal.
d Lbd Q
Jadi = ==== V=
v Q lb
dalam air jernih (Clarified water). Penyaringan dilakukan pada tangki vertikal
Zat padat tersuspensi yang tersisa secara perlahan akan menutup ruang antar
butiran pasir. Proses ini disebut dengan Clogging. Bila Clogging meningkat
maka kerugian tekan (Head loss) akan meningkat sehingga mempengaruhi aliran
45
air pada media penyaring. Untuk itu diperlukan pencucian media penyaring
bertekanan. Proses ini dilakukan secara berurutan untuk satu persatu filter.
Debit air yang digunakan untuk proses pencucian filter disarankan relatif kecil
dengan tujuan:
Proses klorinasi akhir disebut juga dengan proses Desinfeksi yang bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme di dalam air yang masih terdapat dalam air
46
ketika proses filtrasi. Meskipun air sudah melalui berbagai proses pengolahan
Chlorite.
Pada jalur pipa masuk dan keluar instalasi masing-masing di pasang flowmeter
untuk mengukur debit air.
47
V10
FILTER No. 1
DN100
V14
DN40 V11
DN100
FLOCCULATOR - SETTLING TANK
M01
M
F02
DN100
V07 DN100 V18 V19
FM01
PDE
V05
V13
PRA SEDIMENTASI V08 DN100 TO TW
CWP V09 RESERVOIR
V01
OVERFLOW
DN100 DN100 DN100
FROM / CONSUMENT
RAW WATER Q = 40 M3/H
PUMPING DN100 DN100 H = 15 M
V06
CWP V12
DN100
FILTER No. 2 DN100
Q = 40 M3/H
H = 15 M
47
4.2.6. RINCIAN UNIT PENGOLAHAN AIR
Rincian dan alur proses unit pengolahan air diperlihatkan pada gambar 4.2
Prasedimentasi
Flokulasi
Pengendapan
Injeksi Netralisasi
(Soda Ash)
Air Bersih
54
Bagian penjernihan air baku adalah kontruksi baja meliputi unit-unit proses
flokulator, settling, dan clarified yang dikemas menjadi satu kesatuan seperti
Clarified
Settling
Flokulator
Gambar 4.4. Susunan unit bagian penjernihan dan arah aliran proses
A. Flokulator.
Bagian dari kontruksi penjernihan air baku yang berfungsi sebagai tempat
55
Untuk memperoleh pencampuran yang merata antara air baku dengan bahan
Fungsi dari flash mixing untuk memancarkan bahan koagulan pada air,
penyumbatan..
56
bekerja secara lebih merata dalam air baku dan lebih mudah untuk
2,71 kg / l.
wilayah kajian untuk tahun proyeksi yang akan datang. Proyeksi penduduk
merupakan salah satu unsur yang penting untuk dikemukakan karena mereka
inilah aktor dari kegiatan pembangunan wilayah. Input yang diperlukan terutama
Pt = Po * (1 + r) n
Dimana :
B. Metode Eksponensial
Pt = Po exp r + t
Dimana :
57
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Waktu dalam tahun
C. Metode Regresi Linier
Y=a+b*x
Dimana :
Proyeksi penduduk
Proyeksi kebutuhan =
Standar kebutuhan per jenis
58
BAB V
umum karena berdasarkan daya dukung lahan tidak ada masalah keterbatasan
yang perlu dikaji lebih jauh adalah masalah kesejahteraan penduduk berkaitan
59
Data yang diperoleh tidak lengkap dari instansi terkait khususnya dari
profil kecamatan dan kecamatan dalam angka, serta data tahun jamak (time
series) yang tersedia yaitu tahun 2000 sampai 2008. Tetapi hasil kajian terhadap
time series degan melihat jumlah penduduk tahun 2000 sampai tahun 2008.
Adapun data- data penduduk yang didapat pada tabel V.1 adalah sebagai berikut:
Tabel V.1
Populasi Penduduk Kota Perbaungan
Tahun 2000-2008
Jumlah Penduduk
No Desa/ Kelurahan (Jiwa)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Batang Terap 3.332 3.346 3.362 3.374 3.390 3.407 3.424 3.441 3.449
2 Cintaman Jernih 7.180 7.198 7.203 7.238 7.258 7.277 7.308 7.354 7.364
3 Kota Galuh 2.114 2.250 2.399 2.506 2.661 2.824 3.005 3.196 3.367
4 Melati I 902 913 941 969 1.023 1.067 1.070 1.121 1.151
5 Simpang Tiga Pekan 934 993 1.027 1.063 1.089 1.137 1.185 1.219 1.268
6 Tualang 6.776 6.920 7.059 7.207 7.327 7.467 7.603 7.739 7.872
Total 21.238 21.620 21.991 22.357 22.748 23.179 23.595 24.070 24.471
pertimbangan yaitu :
60
1. Kota Perbaungan sebagai salah satu kawasan andalan cepat berkambang bagi
Kabupaten Serdang Bedagai dan akan semakin terus berkembang pada masa
mendatang.
Bila perkiraan lebih kecil dan ternyata jumlah penduduk tumbuh lebih cepat
Tabel V.2
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Perbaungan
61
kelurahan
Batang Terap Cintaman Jernih Kota Galuh
NO Tahun Jumlah Populasi Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan Jumlah Populasi Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan Jumlah Populasi Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan
Penduduk penduduk penduduk rata-rata Penduduk penduduk penduduk rata-rata Penduduk penduduk penduduk rata-rata
(jiwa) (r) (r rata-rata) (jiwa) (r) (r rata-rata) (jiwa) (r) (r rata-rata)
1 2000 3.332 - 7.180 - 2.114 -
2 2001 3.346 0,00432 7.198 0,0025 2.250 0,0685
3 2002 3.362 0,00453 7.203 0,0016 2.399 0,0695
4 2003 3.374 0,00421 7.238 0,0027 2.506 0,0620
5 2004 3.390 0,00432 0,0044 7.258 0,0027 0,0027 2.661 0,0628 0,069
6 2005 3.407 0,00444 7.277 0,0027 2.824 0,0631
7 2006 3.424 0,00452 7.308 0,0029 3.005 0,0638
8 2007 3.441 0,00459 7.354 0,0034 3.196 0,0642
9 2008 3.449 0,00432 7.364 0,0032 3.367 0,0695
kelurahan
Melati I Simpang Tiga Pekan Tualang
NO Tahun Jumlah Populasi Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan Jumlah Populasi Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan Jumlah Populasi Laju pertumbuhan Laju Pertumbuhan
Penduduk penduduk penduduk rata-rata Penduduk penduduk penduduk rata-rata Penduduk penduduk penduduk rata-rata
(jiwa) (r) (r rata-rata) (jiwa) (r) (r rata-rata) (jiwa) (r) (r rata-rata)
1 2000 902 - 934 - 6.776 -
2 2001 913 0,0130 993 0,0631 6.920 0,0213
3 2002 941 0,0215 1.027 0,0490 7.059 0,0207
4 2003 969 0,0242 1.063 0,0442 7.207 0,0208
5 2004 1.023 0,0322 0,027 1.089 0,0393 0,044 7.327 0,0197 0,0199
6 2005 1.067 0,0343 1.137 0,0403 7.467 0,0196
7 2006 1.070 0,0290 1.185 0,0405 7.603 0,0194
8 2007 1.121 0,0317 1.219 0,0389 7.739 0,0192
9 2008 1.151 0,0310 1.268 0,0390 7.872 0,0189
(r) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Batang Terap 0,0044 3.449 3.464 3.479 3.495 3.510 3.526 3.541 3.557 3.572 3.588 3.604
2 Cintaman Jernih 0,0027 7.364 7.384 7.404 7.424 7.444 7.464 7.484 7.504 7.525 7.545 7.565
3 Kota Galuh 0,0686 3.367 3.598 3.845 4.109 4.390 4.692 5.013 5.357 5.725 6.118 6.537
4 Melati I 0,0270 1.511 1.552 1.594 1.637 1.681 1.726 1.773 1.821 1.870 1.920 1.972
5 Simpang Tiga Pekan 0,0440 1.268 1.324 1.382 1.443 1.506 1.573 1.642 1.714 1.789 1.868 1.950
6 Tualang 0,0199 7.872 8.029 8.188 8.351 8.518 8.687 8.860 9.036 9.216 9.399 9.587
Total 24.831 25.350 25.892 26.458 27.049 27.667 28.313 28.989 29.697 30.439 31.216
62
Sumber : Hasil Analisis
Gambar 5.1 Grafik Perkembangan Proyeksi Penduduk Kota Perbaungan Tahun 2008-
2028
sebesar 21.895 jiwa yang terhitung mulai dari tahun 2008 (24.831 jiwa) -2028
(46.816 jiwa).
Dirjen Cipta Karya kebutuhan air yang dipakai untuk keperluan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Domestik diperkirakan pemakaian air 150 liter per orang per
2. Kebutuhan Hydran diperkirakan pemakaian air 40 liter per orang per hari
tahun perencanaan.
63
A. Skala Kota
2. Upaya sinergis pengadaan air baku air minum dan pengendalian air hujan
pelayanan.
Tabel V.4
Analisis Kebutuhan Air Bersih Kota Perbaungan
64
Tahun proyeksi
2009 2014 2019
No Jenis Fasilitas
standart Jumlah pddk Keb.Air bersih standart Jumlah pddk Keb.Air bersih standart Jumlah pddk Keb.Air bersih
( ltr/hr/org ) (jiwa) (ltr/hr) ( ltr/hr/org ) (jiwa) (ltr/hr) ( ltr/hr/org ) (jiwa) (ltr/hr)
1 Domestik 150 3.802.541 160 4.530.119 170 5.445.115
2 Hidran 40 1.014.011 45 1.274.096 50 1.601.504
3 Komersil/Industri 30 25.350 760.508 40 28.313 1.132.530 50 32.030 1.601.504
4 Pelayanan Sosial 15 380.254 20 566.265 25 800.752
5 tingkat kebocoran 20% 1.191.463 20% 1.500.602 20% 1.889.775
Jumlah (ltr/hr) 7.148.778 9.003.611 11.338.651
Jumlah (ltr/det) 83 104 131
Tahun proyeksi
2024 2028
No Jenis Fasilitas
standart Jumlah pddk Keb.Air bersih standart Jumlah pddk Keb.Air bersih
( ltr/hr/org ) (jiwa) (ltr/hr) ( ltr/hr/org ) (jiwa) (ltr/hr)
1 Domestik 180 6.615.302 190 7.881.000
2 Hidran 55 2.021.342 60 2.488.737
3 Komersil/Industri 60 36.752 2.205.101 70 41.479 2.903.526
4 Pelayanan Sosial 30 1.102.550 35 1.451.763
5 tingkat kebocoran 20% 2.388.859 20% 2.945.005
Jumlah (ltr/hr) 14.333.154 17.670.031
Jumlah (ltr/det) 166 205
Tahun Proyeksi 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Penduduk (jiwa) 25.350 25.892 26.458 27.049 27.667 28.313 28.989 29.697 30.439 31.216
kebutuhan Air (ltr/hr) 7.148.778 7.488.022 7.842.161 8.212.128 8.598.922 9.003.611 9.427.344 9.871.348 10.336.942 10.825.538
kebutuhan Air (ltr/dtk) 83 87 91 95 100 104 109 114 120 125
Tahun Proyeksi 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Jumlah Penduduk (jiwa) 32.030 32.885 33.781 34.723 35.712 36.752 37.845 38.995 40.205 41.479
kebutuhan Air (ltr/hr) 11.338.651 11.877.905 12.445.043 13.041.936 13.670.588 14.333.154 15.031.944 15.769.438 16.548.298 17.670.031
kebutuhan Air (ltr/dtk) 131 137 144 151 158 166 174 183 192 205
65
Tabel V
Karakteristik Air Baku
Parameter Satuan kualitas Air Baku Baku Mutu Air Minum Keterangan
warna
Kekeruhan
NH4
Besi
Zat Organik
Coliform
NO3
NO2
66
2. Untuk mengurangi Zat Besi,Organik, NH4, NO3, dan NO2, dapat
Lancar
Transisi
Lancar
Transisi
Lancar
Transisi
Lancar
Lancar Transisi
Transisi Pengendap
Lancar
Lancar Transisi
Transisi Pengendap
Lancar
Transisi
67
Gambar 5.2 Sistem Pengolahan Air Bersih
Sungai ular memiliki daerah aliran sungai (DAS) yang cukup luas
mulai dari Gunung Meriah sampai dengan Dolok Masihul dengan luas
Galang = 13,27%
Kotarih = 83,83%
Maka dari hasil analisa didapat Neraca air sungai Ular seperti pada tabel di
bawah:
68
Tabel V.6
PROYEKSI NERACA AIR PADA DAS SEI ULAR TAHUN 2008
BULAN
URAIAN SATUAN LUAS AREAL TANAM (Ha) JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT Okt NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NERACA AIR m3/dt 34,93 38,67 35,30 50,86 42,80 30,79 20,64 23,34 39,85 53,88 62,50 64,46
KETERSEDIAAN AIR m3/dt 51,15 56,01 39,95 51,06 48,02 45,52 35,75 29,16 40,16 54,01 62,71 70,90
1. AWLR SEI ULAR PADA TAHUN 2007 HASIL m3/dt 51,15 56,01 39,95 51,06 48,02 45,52 35,75 29,16 40,16 54,01 62,71 70,90
DATA YANG BANGKITKAN
KEBUTUHAN AIR m3/dt 16,22 17,34 4,66 0,20 5,21 14,73 15,11 5,83 0,31 0,12 0,22 6,45
IRIGASI PADA DAS ULAR m3/dt 16,10 17,22 4,53 0,08 5,09 14,61 14,99 5,70 0,19 - 0,09 6,32
1 Bendang m3/dt 1.380 1,20 1,28 0,34 0,0058 0,38 1,09 1,12 0,43 0,01 0,01 0,47
2 Timbang Deli m3/dt 520 0,45 0,48 0,13 0,0022 0,14 0,41 0,42 0,16 0,01 0,00 0,18
3 Pulau Gambar m3/dt 990 0,86 0,92 0,24 0,0042 0,27 0,78 0,80 0,31 0,01 0,01 0,34
4 Singosari m3/dt 880 0,77 0,82 0,22 0,0037 0,24 0,69 0,71 0,27 0,01 0,00 0,30
5 Sumber Rejo Lama m3/dt 2.064 1,80 1,92 0,51 0,0087 0,57 1,63 1,67 0,64 0,02 0,01 0,71
6 Sumber Rejo Baru m3/dt 846 0,74 0,79 0,21 0,0036 0,23 0,67 0,69 0,26 0,01 0,00 0,29
7 Ramunia m3/dt 1.880 1,64 1,75 0,46 0,0079 0,52 1,48 1,52 0,58 0,02 0,01 0,64
8 Perbaungan m3/dt 5.920 5,15 5,51 1,45 0,0249 1,63 4,67 4,80 1,82 0,06 0,03 2,02
9 Sei Buluh/Swadaya m3/dt 4.020 3,50 3,74 0,98 0,0169 1,11 3,17 3,26 1,24 0,04 0,02 1,37
Kebutuhan air di Intake lt/dt/ha MT I Padi 0,00087 0,00093 0,00025 0,0000024 0,000005 0,000342
MTII Padi 0,0000018 0,000275 0,001 0,00081 0,0003082 0,0000102
NON IRIGASI m3/dt 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11
Kabupaten Deli Serdang:
1 Gunung Meriah m3/dt 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010
2 STM Hulu m3/dt 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005 0,000005
3 Bangun Purba m3/dt 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019 0,000019
4 Galang m3/dt 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044
5 Pagar Merbau m3/dt 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013 0,000013
Kabupaten Simalungun:
1 Kecamatan Silau Kahean m3/dt 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852 0,002852
2 Kecamatan Dolok Silau m3/dt 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440 0,010440
3 Kecamatan Raya m3/dt 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626 0,004626
4 Kecamatan Purba m3/dt 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785 0,000785
5 Kecamatan Silimakuta m3/dt 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146 0,030146
Kabupaten Karo
1 Kecamatan Barus Jahe m3/dt 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365 0,006365
INDUSTRI m3/dt 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011
10% DARI KEBUTUHAN AIR NON IRIGASI m3/dt 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011
KEHILANGAN AIR m3/dt 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011
1 Kehilangan Air 10 % Dari Industri m3/dt 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011
69
Tabel V.7
PROYEKSI NERACA AIR PADA DAS SEI ULAR TAHUN 2009
BULAN
LUAS AREAL
No URAIAN SATUAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKTOBER NOV DES
TANAM (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NERACA AIR m3/dt 23,42 23,86 44,34 57,03 54,35 41,20 24,82 19,86 34,23 38,87 58,88 43,47
I KETERSEDIAAN AIR m3/dt 39,65 41,21 49,01 57,24 59,57 55,95 39,94 25,70 34,56 39,01 59,11 49,93
1. AWLR SEI ULAR PADA TAHUN 2009 HASIL m3/dt 39,65 41,21 49,01 57,24 59,57 55,95 39,94 25,70 34,56 39,01 59,11 49,93
DATA YANG BANGKITKAN
II KEBUTUHAN AIR m3/dt 16,23 17,35 4,67 0,21 5,22 14,74 15,12 5,84 0,33 0,14 0,23 6,46
IRIGASI PADA DAS ULAR m3/dt 24296,00 16,10 17,22 4,53 0,08 5,09 14,61 14,99 5,70 0,19 - 0,09 6,32
1 Bendang m3/dt 1.380 1,20 1,28 0,34 0,006 0,38 1,09 1,12 0,43 0,01 0,01 0,47
2 Timbang Deli m3/dt 520 0,45 0,48 0,13 0,002 0,14 0,41 0,42 0,16 0,01 0,00 0,18
3 Pulau Gambar m3/dt 990 0,86 0,92 0,24 0,004 0,27 0,78 0,80 0,31 0,01 0,01 0,34
4 Singosari m3/dt 880 0,77 0,82 0,22 0,004 0,24 0,69 0,71 0,27 0,01 0,00 0,30
5 Sumber Rejo Lama m3/dt 2.064 1,80 1,92 0,51 0,009 0,57 1,63 1,67 0,64 0,02 0,01 0,71
6 Sumber Rejo Baru m3/dt 846 0,74 0,79 0,21 0,004 0,23 0,67 0,69 0,26 0,01 0,00 0,29
7 Ramunia m3/dt 1.880 1,64 1,75 0,46 0,008 0,52 1,48 1,52 0,58 0,02 0,01 0,64
8 Perbaungan m3/dt 5.920 5,15 5,51 1,45 0,025 1,63 4,67 4,80 1,82 0,06 0,03 2,02
9 Sei Buluh/Swadaya m3/dt 4.020 3,50 3,74 0,98 0,017 1,11 3,17 3,26 1,24 0,04 0,02 1,37
Kebutuhan air di Intake lt/dt/ha MT I Padi 0,000870 0,000931 0,000245 0,0000024 0,0000051 0,000342
Padi 0,0000018 0,0002750 0,00079 0,00081 0,0003082 0,0000102
MTII
NON IRIGASI m3/dt 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
Kabupaten Deli Serdang:
1 Gunung Meriah m3/dt 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010
2 STM Hulu m3/dt 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006
3 Bangun Purba m3/dt 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020
4 Galang m3/dt 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044 0,000044
5 Pagar Merbau m3/dt 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014
Kabupaten Simalungun:
1 Kecamatan Silau Kahean m3/dt 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829 0,002829
2 Kecamatan Dolok Silau m3/dt 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249 0,010249
3 Kecamatan Raya m3/dt 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391 0,005391
4 Kecamatan Purba m3/dt 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703 0,007703
5 Kecamatan Silimakuta m3/dt 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415 0,031415
Kabupaten Karo
1 Kecamatan Barus Jahe m3/dt 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455 0,006455
INDUSTRI m3/dt 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012
10% DARI KEBUTUHAN AIR NON IRIGASI m3/dt 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012
KEHILANGAN AIR m3/dt 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012
1 Kehilangan Air 10 % Dari Industri m3/dt 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012 0,0012
70
Tabel V.8
PROYEKSI NERACA AIR PADA DAS SEI ULAR TAHUN 2017
BULAN
No URAIAN SATUAN LUAS AREAL TANAM (Ha) JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKTOBER NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NERACA AIR m3/dt 29,81 22,14 32,12 43,25 33,34 20,79 17,38 15,40 33,41 27,80 30,40 9,10
I KETERSEDIAAN AIR m3/dt 44,70 38,22 36,78 43,78 38,77 34,30 31,21 21,07 33,96 27,95 30,72 15,45
1. AWLR SEI ULAR PADA TAHUN 2017 HASIL m3/dt 44,70 38,22 36,78 43,78 38,77 34,30 31,21 21,07 33,96 27,95 30,72 15,45
DATA YANG BANGKITKAN
II KEBUTUHAN AIR m3/dt 14,89 16,09 4,66 0,53 5,44 13,51 13,83 5,68 0,55 0,15 0,32 6,34
IRIGASI PADA DAS ULAR m3/dt 14,74 15,94 4,52 0,382 5,29 13,36 13,69 5,53 0,40 0,17 6,19
1 Bendang m3/dt 1380,00 1,20 1,28 0,34 0,006 0,38 1,09 1,12 0,43 0,01 0,01 0,47
2 Timbang Deli m3/dt 520,00 0,45 0,48 0,13 0,002 0,14 0,41 0,42 0,16 0,01 0,00 0,18
3 Pulau Gambar m3/dt 990,00 0,86 0,92 0,24 0,004 0,27 0,78 0,80 0,31 0,01 0,01 0,34
4 Singosari m3/dt 880,00 0,77 0,82 0,22 0,004 0,24 0,69 0,71 0,27 0,01 0,00 0,30
5 Sumber Rejo Lama m3/dt 2064,00 1,80 1,92 0,51 0,009 0,57 1,63 1,67 0,64 0,02 0,01 0,71
6 Sumber Rejo Baru m3/dt 846,00 0,74 0,79 0,21 0,004 0,23 0,67 0,69 0,26 0,01 0,00 0,29
7 Ramunia m3/dt 1880,00 1,64 1,75 0,46 0,008 0,52 1,48 1,52 0,58 0,02 0,01 0,64
8 Perbaungan m3/dt 5920,00 5,15 5,51 1,45 0,025 1,63 4,67 4,80 1,82 0,06 0,03 2,02
9 Sei Buluh/Swadaya m3/dt 4020,00 3,50 3,74 0,98 0,017 1,11 3,17 3,26 1,24 0,04 0,02 1,37
Kebutuhan air di Intake lt/dt/ha MT I Padi 0,001 0,001 0,000245 0,0000024 0,000 0,000
Padi 0,000 0,000 0,001 0,00081 0,0003082 0,000
MTII
NON IRIGASI m3/dt 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
Kabupaten Deli Serdang:
1 Gunung Meriah m3/dt 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010 0,000010
2 STM Hulu m3/dt 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006
3 Bangun Purba m3/dt 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020
4 Galang m3/dt 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045 0,000045
5 Pagar Merbau m3/dt 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014 0,000014
Kabupaten Simalungun:
1 Kecamatan Silau Kahean m3/dt 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794 0,002794
2 Kecamatan Dolok Silau m3/dt 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969 0,009969
3 Kecamatan Raya m3/dt 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782 0,006782
4 Kecamatan Purba m3/dt 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482 0,007482
5 Kecamatan Silimakuta m3/dt 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417 0,033417
INDUSTRI m3/dt 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013
10% DARI KEBUTUHAN AIR NON IRIGASI m3/dt 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013
KEHILANGAN AIR m3/dt 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013
1 Kehilangan Air 10 % Dari Industri m3/dt 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013 0,0013
71
Tabel V.9
PROYEKSI NERACA AIR PADA DAS SEI ULAR TAHUN 2022
BULAN
LUAS AREAL
No URAIAN SATUAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKTOBER NOV DES
TANAM (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NERACA AIR m3/dt 21,74 28,93 43,65 46,39 40,25 28,16 17,44 33,68 42,89 48,53 64,02 44,68
I KETERSEDIAAN AIR m3/dt 38,02 46,33 48,37 46,66 45,53 42,95 32,61 39,57 43,27 48,72 64,31 51,19
1. AWLR SEI ULAR PADA TAHUN 2022 HASIL m3/dt 38,02 46,33 48,37 46,66 45,53 42,95 32,61 39,57 43,27 48,72 64,31 51,19
DATA YANG BANGKITKAN
II KEBUTUHAN AIR m3/dt 16,28 17,40 4,72 0,27 5,28 14,80 15,17 5,89 0,38 0,19 0,28 6,51
IRIGASI PADA DAS ULAR m3/dt 16,10 17,22 4,53 0,08 5,09 14,61 14,99 5,70 0,19 - 0,09 6,32
1 Bendang m3/dt 1380,00 1,20 1,28 0,34 0,006 0,38 1,09 1,12 0,43 0,01 0,01 0,47
2 Timbang Deli m3/dt 520,00 0,45 0,48 0,13 0,002 0,14 0,41 0,42 0,16 0,01 0,00 0,18
3 Pulau Gambar m3/dt 990,00 0,86 0,92 0,24 0,004 0,27 0,78 0,80 0,31 0,01 0,01 0,34
4 Singosari m3/dt 880,00 0,77 0,82 0,22 0,004 0,24 0,69 0,71 0,27 0,01 0,00 0,30
5 Sumber Rejo Lama m3/dt 2064,00 1,80 1,92 0,51 0,009 0,57 1,63 1,67 0,64 0,02 0,01 0,71
6 Sumber Rejo Baru m3/dt 846,00 0,74 0,79 0,21 0,004 0,23 0,67 0,69 0,26 0,01 0,00 0,29
7 Ramunia m3/dt 1880,00 1,64 1,75 0,46 0,008 0,52 1,48 1,52 0,58 0,02 0,01 0,64
8 Perbaungan m3/dt 5920,00 5,15 5,51 1,45 0,025 1,63 4,67 4,80 1,82 0,06 0,03 2,02
9 Sei Buluh/Swadaya m3/dt 4020,00 3,50 3,74 0,98 0,017 1,11 3,17 3,26 1,24 0,04 0,02 1,37
Kebutuhan air di Intake lt/dt/ha MT I Padi 0,00087000 0,00093060 0,00024500 0,00000240 0,00000510 0,00034170
Padi 0,00000180 0,00027500 0,00078960 0,00081000 0,00030820 0,00001020
MTII
NON IRIGASI m3/dt 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Kabupaten Deli Serdang:
1 Gunung Meriah m3/dt 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008 0,000008
2 STM Hulu m3/dt 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006
3 Bangun Purba m3/dt 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020
4 Galang m3/dt 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046 0,000046
5 Pagar Merbau m3/dt 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016 0,000016
Kabupaten Simalungun:
1 Kecamatan Silau Kahean m3/dt 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682 0,002682
2 Kecamatan Dolok Silau m3/dt 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088 0,009088
3 Kecamatan Raya m3/dt 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572 0,014572
4 Kecamatan Purba m3/dt 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791 0,006791
5 Kecamatan Silimakuta m3/dt 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065 0,041065
Kabupaten Karo
1 Kecamatan Barus Jahe m3/dt 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075 0,007075
INDUSTRI m3/dt 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017
10% DARI KEBUTUHAN AIR NON IRIGASI m3/dt 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017 0,017
KEHILANGAN AIR m3/dt 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017
1 Kehilangan Air 10 % Dari Industri m3/dt 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017 0,0017
72
Tabel V.10
PROYEKSI NERACA AIR PADA DAS SEI ULAR TAHUN 2028
BULAN
LUAS AREAL TANAM
No URAIAN SATUAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKTOBER NOV DES
(Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NERACA AIR m3/dt 29,93 26,23 31,54 44,06 34,41 25,62 18,42 28,41 44,04 52,43 46,64 32,53
I KETERSEDIAAN AIR m3/dt 46,25 43,68 36,30 44,37 39,72 40,45 33,64 34,34 44,46 52,66 46,97 39,09
1. AWLR SEI ULAR PADA TAHUN m3/dt 46,25 43,68 36,30 44,37 39,72 40,45 33,64 34,34 44,46 52,66 46,97 39,09
2022 HASIL DATA YANG
BANGKITKAN
II KEBUTUHAN AIR m3/dt 16,33 17,45 4,76 0,31 5,32 14,84 15,22 5,93 0,42 0,23 0,33 6,55
IRIGASI PADA DAS ULAR m3/dt 16,10 17,22 4,53 0,08 5,09 14,61 14,99 5,70 0,19 - 0,09 6,32
1 Bendang m3/dt 1380,00 1,20 1,28 0,34 0,006 0,38 1,09 1,12 0,43 0,01 0,01 0,47
2 Timbang Deli m3/dt 520,00 0,45 0,48 0,13 0,002 0,14 0,41 0,42 0,16 0,01 0,00 0,18
3 Pulau Gambar m3/dt 990,00 0,86 0,92 0,24 0,004 0,27 0,78 0,80 0,31 0,01 0,01 0,34
4 Singosari m3/dt 880,00 0,77 0,82 0,22 0,004 0,24 0,69 0,71 0,27 0,01 0,00 0,30
5 Sumber Rejo Lama m3/dt 2064,00 1,80 1,92 0,51 0,009 0,57 1,63 1,67 0,64 0,02 0,01 0,71
6 Sumber Rejo Baru m3/dt 846,00 0,74 0,79 0,21 0,004 0,23 0,67 0,69 0,26 0,01 0,00 0,29
7 Ramunia m3/dt 1880,00 1,64 1,75 0,46 0,008 0,52 1,48 1,52 0,58 0,02 0,01 0,64
8 Perbaungan m3/dt 5920,00 5,15 5,51 1,45 0,025 1,63 4,67 4,80 1,82 0,06 0,03 2,02
9 Sei Buluh/Swadaya m3/dt 4020,00 3,50 3,74 0,98 0,017 1,11 3,17 3,26 1,24 0,04 0,02 1,37
Kebutuhan air di Intake lt/dt/ha MT I Padi 0,001 0,001 0,000245 0,0000024 0,000 0,000
Padi 0,000 0,000 0,001 0,00081 0,0003082 0,000
MTII
NON IRIGASI m3/dt 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208 0,208
Kabupaten Deli Serdang:
1 Gunung Meriah m3/dt 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007 0,000007
2 STM Hulu m3/dt 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006 0,000006
3 Bangun Purba m3/dt 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021 0,000021
4 Galang m3/dt 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051 0,000051
5 Pagar Merbau m3/dt 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020 0,000020
Kabupaten Simalungun:
1 Kecamatan Silau Kahean m3/dt 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673 0,002673
2 Kecamatan Dolok Silau m3/dt 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271 0,010271
3 Kecamatan Raya m3/dt 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878 0,021878
4 Kecamatan Purba m3/dt 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181 0,008181
5 Kecamatan Silimakuta m3/dt 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457 0,047457
Kabupaten Karo
1 Kecamatan Barus Jahe m3/dt 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619 0,007619
INDUSTRI m3/dt 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021
10% DARI KEBUTUHAN AIR NON IRIGASI m3/dt 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021
KEHILANGAN AIR m3/dt 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021
1 Kehilangan Air 10 % Dari Industri m3/dt 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021 0,0021
73
5.3. ANALISA PENGOLAHAN AIR BERSIH
tahap yaitu:
sebagai berikut :
Kreteria perencanaan:
74
Suhu, T = 20oC
Viskositas absolute air = 1.0087 x 10-3 kg/(m.s)
Densitas,p = 998.2 kg/m3
Percepatan Gravitasi, g = 9.81 m/det2
Maka didapat:
- Volume Bak
V = Q x td
V = 0.205 x 40
V = 8,2m3
- Dimensi Bak
V = pxlxh
8.2 = p x p x 1.25p
8.2 = 1.25p3
P = l = 2,0 m
H = 1.25 p = 1.25 x 2,0 = 2.5 m
Jadi: p x l x h = 2,0 x 2,0 x 2.5
- Volume Bak yang Baru
V = pxlxh
V = 2,0 x 2,0 x 2,5
V = 5,0 m3
5.3.2 KOAGULASI
koloid
mengandung koloid.
75
menciptakan gerak turbulen yang memungkinkan air mengalami
pencampuran.
Kelebihan dari system mekanik ini adalah pengaruh debit yang masuk
(Qin) terhadap proses dan head lossnya yang relative kecil. Nilai gradien
Kreteria perencanaan:
Untuk Tahap I
- Volume Bak
V = Q x td
V = 0.105 x 40
h
V = 4.2m3
- Dimensi Bak
V = pxlxh
4.2 = p x p x 1.25p
4.2 = 1.25p3
L
76
P = l = 1.5 m
H = 1.25 p = 1.25 x 1.5 = 2,0 m
Jadi: p x l x h = 1.5 x 1.5 x 2,0
- Volume Bak yang Baru
V = pxlxh
V = 1.5 x 1.5 x 2,0
V = 4,5 m3
Untuk Tahap II
- Volume Bak
V = Q x td
V = 0.150 x 40
V = 6,5 m3
h
- Dimensi Bak
V = pxlxh
2,0 = p x p x 1.25p
2,0 = 1.25p3
P = l = 1,2 m
H = 1.25 p = 1.25 x 1.2 = 1.5 m L
Jadi: p x l x h = 1.2 x 1.2 x 1.5
- Volume Bak yang Baru
V = pxlxh
V = 1.2 x 1.2 x 1,5
V = 2,16 m3
- Kecepatan Aliran dalam Bak, koagulasi
V = Q/A
77
V = 0.50/(1.2 x1.5)
V = 0,027 m/det = 2,7 cm/det.
- Volume Bak
V = Q x td
V = 0.205 x 40
V = 8,2 m3
h
- Dimensi Bak
V = pxlxh
2,0 = p x p x 1.25p
2,0 = 1.25p3
P = l = 1,2 m
L
H = 1.25 p = 1.25 x 1.2 = 1.5 m
Jadi: p x l x h = 1.2 x 1.2 x 1.5
- Volume Bak yang Baru
V = pxlxh
V = 1.2 x 1.2 x 1,5
V = 2,16 m3
- Kecepatan Aliran dalam Bak, koagulasi
V = Q/A
V = 0.50/(1.2 x1.5)
V = 0,027 m/det = 2,7 cm/det.
78
Maka digunakan dimensi bak koagulasi (p x l x h) = (1.2 x 1.2 x 1,5)
meter
1. Pembubuhan Koagulan
atau 5,9 7, pemakaian yang pernah diteliti adalah setiap 150 gr/l
H2 O H+ + OH
79
Setiap mg/l Fluoride membutuhkan 4,25 mg/l kalsium
b. Kondisi pH;
c. Alkalinitas;
f. Pengadukan;
larut
10 10
= = 0.1liter = 100ml
c 100
80
2. Campurkan air baku dengan baik dan isi semua bejana
tinggi dibubuhkan mulai dari 4cc, 5cc, 6cc, 7cc, 8cc, 9cc.
(pengadukan lambat).
terpisah.
81
8. Buat grafik besarnya dosis (mg/ltr alum) dan kekeruhan.
kekeruhan terkecil.
antara 7-8.
10. Ulangi langkah 2 s/d 10, tetapi dengan dosis (D-0.5)cc, (D-
QxD
q=
c
82
Gambar 5.3 Alat Jar Test Flokulasi
Kreteria:
m = Q x Calum
m = 105 x 12
83
Kebutuhan Alum, M
100
M = mx
60
100
M = 108,864 x
60
M = 181,44 kg/hr
M
Qal =
181,44
= = 66,95 l/hr = 2,79
2,71
l/jam
Valum = 2,79 x 24
100 C
C xValum
Vair =
100 C
C x66,96
Vair =
1
84
Vair = 1272,24 liter
Vt = d 2h
4
d 2 (1,5d )
h
1,339 =
4
D = 1.04 meter
d
H = 1,5 x 1.04
H = 1,56 meter
tingginya h = 150 cm
m = Q x Calum
85
m = 50 x 12
Kebutuhan Alum, M
100
M = mx
60
100
M = 51,84 x
60
M = 86,4 kg/hr
M
Qal =
86,4
= = 31,88 l/hr = 1,32 l/jam
2,71
Valum = 1,32 x 24
100 C
C xValum
Vair =
86
100 C
C x31,68
Vair =
1
Vt = d 2h
4
d 2 (1,5d )
h
0.633 =
4
D = 80 cm
d
H = 1,5 x 0, 80
H = 120 cm
tingginya h = 120 cm
5.3.3 FLOKULASI
87
pengadukan lamban dan relatif lama. Selama pengadukan partikel-
Kondisi lokal.
yang diambil. Pada perancangan ini jenis pengaduk yang diambil ialah
diambil jenis empat persegi panjang dengan jenis aliran vertikal. Dimensi
Kreteria perencanaan:
Untuk Tahap I
Untuk dimensi flokulasi direncanakan:
88
Viskositas absolute air = 1.0087 x 10-3 kg/(m.s)
Percepatan Gravitasi, g = 9.81 m/det2
- Volume Bak, V:
V = Luas Alas x Tinggi
= 31.25 x 2,0
= 62.5 m3
- Dimensi Bak Flokulasi :
V = P xL x T
V = L x L x 2.0
62.5 = 2L2
L = 5,6 m
Jadi Dimensi Bak adalah ; (P xL x T) = ( 5,6 x 5,6 x 2,0)meter
- Volume Bak yang baru:
V = P xL x T
= 5,6 x 5,6 x 2,0
= 62,72 m3
200cm
Lancar
Transisi
560cm 50cm
89
Untuk Tahap II
Dimensi flokulasi direncanakan:
90
Lancar
Transisi
Q = A.V
(m3/jam).....(5.1)
Dedit aliran air masuk IPA direncanakan sebesar 125 l/det pada
Waktu (t) yang dibutuhkan partikel air untuk melalui pipa air
masuk ialah:
91
Waktu limpahan dalam tangki flokulasi: = ( 5,6 x 5,6 x 2,0)meter
T = Vol/Q
(jam)...............................................................(5.2)
62,72 m3.
Beban permukaan.
Waktu penahanan
92
Besarnya pembebanan selama pencucian weir.
parameter:
Beban permukaan.
Tinggi tangki.
hingga 1:5.
Vo.R
Re = (tanpa
dimensi).................................................(5.3)
93
Vo 2
Fr = (tanpa dimensi)
gR
....................................................(
5.4)
secara grafitasi.
ialah:
mm/detik.
ialah:
7,94 menit.
94
Perencanaan
0.82kg/m3
1.01gr/cm3=1010kg/m3
Perhitungan
Untuk Tahap I
M = Qn.C.n
86400det/hari
M = 3542,4 kg/hari
2. Volume lumpur, V:
M
V =
SxSc
3542,4
V =
1010 x0.04
V = 87,63 m3/hari
V1 = V x frek
V1 = 10,95 m3
95
Jumlah ruang lumpur, n = 5 ruang
= 2,19 m3
seperti
gambar:
112cm
60cm
Untuk Tahap II
M = Qn.C.n
86400det/hari
M = 2267,136 kg/hari
2. Volume lumpur, V:
M
V =
SxSc
2267,136
V =
1010 x0.04
96
V = 56,11 m3/hari
V1 = V x frek
V1 = 7,01m3
= 1,75 m3
seperti
gambar:
112cm
45cm
56
97
menghilangkan material tersuspensi yang mengendap pada
tabung penjernihan.
plat-plat paralel.
5.7.
Lan Lancar
Tra Transisi
P d
Lan Lan
Lan Tra Tra Lancar
Tra
Transisi
Lancar
Transisi
Lan
T
L L
T T
Lancar
Transisi
98
dengan bagian atas dari kolom. Akibat perubahan waktu maka
Q
A ............................................
Vs
(5.5)
horizontal pipa rencana untuk filter 1 ialah 5,3 m dan filter 2 ialah 6,5 m.
linear partikel air dalam pipa ialah 1,35 m/s. Maka waktu tempuh
partikel air dari outlet pompa air jernih hingga mencapai filter 1 ialah
5.3.5 FILTRASI
99
Proses filtrasi yang secara luas digunakan untuk pengolahan air ialah
Dalam proses ini air dilewatkan pada media filter dan bahan-bahan
sepanjang kedalaman media filter. Selain itu proses filtrasi juga sangat
tanah liat. Jenis media filter yang umum digunakan ialah pasir dengan
Jenis filter yang direncanakan ialah jenis filter butiran (granular) pasir
air baku yang berasal dari air sungai. Selain itu pemilihan jenis filter
Bila kekeruhan air naik atau turun, kekeruhan hasil filtrasi juga akan
naik atau turun, tidak tergantung dari ukuran butir pasir filtrasi.karena
itu semakin rendah kekeruhan air baku atau makin sedikit jumlah floc,
100
Faktor kedua yang mempengaruhi efisiensi filtrasi adalah kecepatan
Re=(UFRVUBWV)/(tf+tb) ...
(5.6)
tb = durasi backwash
Untuk Tahap I
Jumlah bak, n
101
0,105
N = 1,2
0,0438
N = 1.90 2 buah
Q
Qn =
2
0.105
Qn =
2
Qn = 0.0525 m3/det
Vs =
4 g
(1.65d ) = 86.33cd
3 cd
.....................1
Vs.d
Re = = 3.17Vs
......................2
24 3
Cd = + + 0.34
Re Re
......................3
24 3
Cd = + + 0.34
3.17Vs 3.17Vs
Vs = 5 x 10-3 m/det
Luas permukaan, As
102
Qn
As =
Vs
0.0525
As =
0.005
As = 10,5 m2
Dimensi bak
A = P x L x H h = 1,5 P
10,5 = 1,5p3
P = 1.90 m 190cm
H = 1,5P
H = 1,5 x 190
H = 285cm
Jumlah bak, n
0,05
N = 1,2
0,0438
N = 1.20 1 buah
Q
Qn =
2
0.05
Qn =
2
Qn = 0.025 m3/det
103
Diasumsikan diameter butiran terkecil 0.04 cm
Vs =
4 g
(1.65d ) = 86.33cd
3 cd
.....................1
Vs.d
Re = = 3.17Vs
......................2
24 3
Cd = + + 0.34
Re Re
......................3
24 3
Cd = + + 0.34
3.17Vs 3.17Vs
Vs = 5 x 10-3 m/det
Qn
As =
Vs
0.025
As =
0.005
As = 5,00 m2
Dimensi bak
A = P x L x H H = 1,5 p
5,00 = 1,5p3
P = 1.40 m 140cm
H = 1,5p
104
H = 1,5 x 140
H = 210cm
media filtrasi dalam tangki berkisar antara 800 s/d 900 mm di atas plat
ber-nozzle.
10cm
900mm
H
50cm
PENCUCIAN FILTER
through) yang berarti bahwa partikel koloid yang akan disaring tidak
105
sehingga penerobosan tidak akan terjadi sebelum kehilangan tekanan
maksimum tercapai.
Bila hal ini terjadi maka filter perlu dibersihkan, yang dapat dilakukan
kebersihan bahan filter. Dalam proses ini air dipaksakan keatas melalui
pembuangan pencucian.
sebagai berikut:
(Vudara = 50 m/jam)
25 m/jam)
5.3.6 DESINFEKSI
masih terdapat dalam air ketika proses filtrasi. Meskipun air sudah
106
membahayakan kesehatan manusia sehingga diperlukan desinfektan
Chlorite.
Perencanaan:
Konsentrasi larutan, C : 6%
Dosis Kaporit
Dosis Klor, D :
D = DPC+sisa klor
D = 1.8 mg/l
Untuk Tahap I
107
1. Kebutuhan Kaporit perhari
q = (Q x D)/kemurnian klor
x 10-6 kg/mg.
q = 40,824 kg/hari
V = q/
V = 51,03 liter/hari
100 C
Vp = xVkaporit
C
100 6
Vp = x51,03
6
Vp = 799,47 ltr/hr
V 8jam : 0,850 m3
108
V24jam = d 2h
4
0.850 = d 2 (1.5d )
4
D = 0, 90 meter diambil D = 90 cm
H = 1.5 x 0, 90
tingginya h = 135 cm
q = (Q x D)/kemurnian klor
x 10-6 kg/mg.
q = 19,44 kg/hari
V = q/
V = 24,3 liter/hari
100 C
Vp = xVkaporit
C
100 6
Vp = x 24,3
6
109
Vp = 380,7 ltr/hr
V 24jam : 0,405 m3
h
V24jam = Luas alas x tinggi
V24jam = d 2h
4 d
0.405 = d 2 (1.5d )
4
d = 0, 70 meter diambil d = 70 cm
H = 1.5 x 0, 70
tingginya h = 100 cm
Waktu proses pengolahan untuk menghasilkan air bersih sebesar 105 l/s
110
perhitungan laju aliran di tiap-tiap bagian pengolahan. Bagian yang
tangki flokulasi, sedimentasi, dan tangki air jernih, pipa inlet filter, dan
filter.
Waktu tempuh partikel air dalam pipa inlet WTP (tin) ialah 3 detik.
Waktu tempuh partikel air dalam tangki flokulator (tfl) ialah 200
detik.
Waktu tempuh partikel air dalam pipa inlet filter (tf) ialah 5 detik.
Waktu losses (tloss) akibat hambatan aliran pada tiap peralatan WTP
T =tin+tfl+tf+tloss .....................................................................(5.7)
111
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
bersih membutuhkan suatu Perencanaan Pengolahan Air Bersih sendiri yang khusus
melayani kota perbaungan dan sekitarnya yang selama ini didapat dari PDAM
yang membutuhkan air bersih/air minum serta dapat digunakan apabila sewaktu-
yakni :
sebesar 31.524 jiwa yang terhitung mulai dari tahun 2008 (36.243 jiwa) -
112
komersil/industri 30 l/org/hr, pelayanan umum 15 l/org/hr dan
PENGENDAPANFILTRASIAIR BERSIH.
e. Dari analisa neraca air sungai ular, dapat diketahui bahwa debit air
6.2 SARAN
menjaga supaya kualitas dan kuantitas air sungai ular tetap terjaga dan
113
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta 2001
7. Sri Harto Br, Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1993
114