Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TEROWONGAN

DISUSUN OLEH

1. NURRISNAH 14.31.1.073
2. MALIQULHAQ 14.31.1.078
3. MICHAEL SANDAA 14.31.1.084
4. YAYAN IAN ARJUNA 14.31.1.061

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

MAKASSAR

2016

DAFTAR ISI
Sampul

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Konsep dan Filosofi Rancangan Terowongan

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sumber Daya Manusia bidang teknik penggalian batuan rekayasa teknologi modern di
tambang berkapasitas besar, efektif dan efesien, masih sangat dibutuhkan, misalnya dalam
melaksanakan esplorasi minyak dan gas bumi. Pelaksanaan esplorasi minyak dan gas bumi
saat ini sudah mencapai kedalaman yang sangat besar, sehingga perlu pemahaman yang lebih
dalam tentang pengetahuan struktur bumi.

Kegiatan tambang bawah tanah, mekanika batuan sangat penting dalam perencanaan
penggalian, stabilitas lereng batuan, rancangan terowongan, serta rancangan penyanggahnya,
Dekade mendatang kecenderungan esktasi miniral menuju tambang bawah tanah akan
semakin nyata, demikian juga di bidang sipil, pembangunan terowongan jalan raya dan PLTA
akan mengikuti perkembangan zaman. Geomenika adalah penerapan prinsip-prinsip rekayasa
dan geologi pada perilaku tanah/bantuan dan air tanah. Dimana pengunaan prinsip-prinsip ini
di teknik sipil, pertambangan lepas pantai yang memiliki lingkungan luas.

Di Indonesia proyek-proyek terowongan akhir-akhir ini sangat berkembang, termasuk


rekayasa bantuan yang dilaksanakan untuk tambang bijih tembaga, dimana tambang biji
tembaga menggunakan rekayasa bantuan bawah tanah. Demikian juga PLTA sudah mulai
memakai era rekayasa bantuan teknologi modern

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep dan Filosofi Rancangan Terowongan ?

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Konsep dan Filosofi Rancangan Terowongan

Konsep rancangan sebuah lubang bukaan bawah tanah relatif suatu hal yang baru. Hal
ini dikarenakan masalah rancangan terowongan berbeda dengan rancangan
struktur/bangunan.
Dalam rancangan teknik yang konvensial, beban dari luar dikenakan adalah yang
pertama ditentukan, kemudian deskripsi dari bahan dan kekuatannya serta karateristik
deformasinya disesuaikan dengan geometri struktur yang dipilih. Dalam mekanika batuan,
perancang berhubungan dengan massa batuan yang alamiah/kompleks dan sifat-sifat material
yang spesifik. Hal yang lebih penting dari pada pengenaan beban pada massa batuan adalah
gaya-gaya yang dihasilkan oleh redistribusi dari tegangan asli (original stress) akibat adanya
suatu penggalian. Juga adanya beberapa kemungkinan jenis failure didalam struktur batuan
sehingga penentuan dari kekuatan dari konfirgurasi geologi. Setiap pendekatan rancangan
penggalian didalam batuan merupakan kerjasama yang erat antara ahli mekanika batuan dan
ahli geologi teknik.

Dari rancangan penggalian batuan dibawah tanah yang dibuat oleh Hoek dan Brown,
dimana penyusunan rancangan bertitik tolak dari faktor-faktor ketidakmantapan akibat
struktur geologi, tegangan batuan yang berlebihan, pelapukan dan swelling, serta faktor
tekanan/aliran air tanah yang berlebihan. Rancangan terowongan ditinjau dari aspek
mekanika batuan/geomekanika mencakup aspek-aspek rencana untuk lokasi, menentukan
ukuran dan bentuknya, orientasi dan tata-letaknya, metode penggalian, pemilihan penyangga
dan instrumentasi. Jadi peran geomekanika dalam suatu proses rancangan penggalian bawah
tanah adalah memberikan data masukan dan analisis rancangan, mulai dari tahap rancangan
awal sampai rancangan final, berlanjut ketahap operasional penggalian.
Pada rancangan awal meliputi ekplorasi geoteknik, pengukuran in-situ, pengujian
laboratorium, dan analisis pemodelan/stabilitas. Tahap paling penting dan sulit ialah
penyusunan deskripsi kuantitatif atau karakteristik massa batuan, karena hal ini merupakan
dasar dari seluruh analisis rekayasa. Pada tahap rancangan final meliputi uji dan analisis
tambahan, rancangan penyanggaan dan rancangan operasional yaitu penggalian lubang
bukaan, untuk memperoleh data perilaku massa batuan disekitar zona penggalian

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hal yang pertama ditentukan pada perencanaan terowongan adalah beban dari luar,
kemudian deskripsi dari bahan dan kekuatannya serta karateristik deformasinya disesuaikan
dengan geometri struktur yang dipilih.

Rancangan terowongan ditinjau dari aspek mekanika batuan/geomekanika mencakup


aspek-aspek rencana untuk lokasi, menentukan ukuran dan bentuknya, orientasi dan tata-
letaknya, metode penggalian, pemilihan penyangga dan instrumentasi.
Pada rancangan awal meliputi ekplorasi geoteknik, pengukuran in-situ, pengujian
laboratorium, dan analisis pemodelan/stabilitasPada tahap rancangan final meliputi uji dan
analisis tambahan, rancangan penyanggaan, dan rancangan meliputi uji dan analisis
tambahan,

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Adi RANCANGAN TEROWONGAN


http://matakuliahteknikpertambangan.blogspot.co.id/2015/09/rancangan-
terowongan.html
( Diakses pada Minggu, 06 September 2015 )

Anda mungkin juga menyukai