Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
limpahan rahmat, anugerah, dan kekuatan kepada penyusun sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Proses penyusunannya sempat mengalami beberapa kendala.
Namun, berkat kesungguhan dan kerja keras penyusun dan dorongan dari
berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat diatasi.
Makalah ini berjudul Hak dan Kewajiban Warga Negara. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Makalah ini berisi pembahasan mengenai hak dan kewajiban mahasiswa sebagai
Warga Negara Indonesia serta hak dan Asas-asas Kewarganegaraan.
Penyusun telah berusaha menyusun makalah ini sebaik-baiknya, tetapi
kekurangan dan kesalahan pasti ada. Memang benar kata orang bijak bahwa di
dunia ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna adalah kesempurnaan itu
sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima penyusun
dengan tangan terbuka.

Palu, Maret 2017

Penyusun

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................1
2. Rumusan Masalah...................................................................................1
3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................2
1. Pengertian Hak dan kewajiban Warga Negara........................................2
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara..........................................................2
3. Asas-asas Kewarganegaraan...................................................................5
4. Masalah Status Kewarganegaraan...........................................................8
BAB III : PENUTUP...........................................................................................9
1. Kesimpulan..............................................................................................9
2. Saran........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

6
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan
segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai
anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban
merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam praktik kehidupan,
maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat
dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, maupun bernegara. Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya
tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan
dirinya dan keluarganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain
sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak
melihat penderitaan yang dirasakan mereka. Selain mereka yang merasa hak-
haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga orang-orang yang benar-
benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi mereka tidak
mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau
membela negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang,
mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak
dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak
rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
2. Apa Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
3. Apa saja Asas-Asas Kewarganegaraan ?
4. Apa saja Masalah Status Kewarganegaraan ?
3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara.
2. Untuk Mengetahui apa Hak dan Kewajiban Warga Negara.
3. Untuk Mengetahui apa saja Asas-Asas Kewarganegaraan.
4. Untuk Mengetahui apa saja Masalah Status kewarganegaraan.

7
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak
pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban
atas kewajiban.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan /
kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna
mendapatkan hak yang pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya
mengarah pada suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan
peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang
sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Ditinjau dari etimologi kata, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak
berarti milik, kekuasaan yang benar atas sesuatu. Kewajiban berarti keharusan,
atau sesuatu yang harus dilakukan. Warga negara berarti pnduduk sebuah negara,
yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran dan sebagainya mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga (anggota) dari negara itu. Hak
dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas sesuatu dan yang
harus dilakukan oleh penduduk sebuah Negara.

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban. Hak dan Kewajiban
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat
tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka
tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak
ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan (Anonim, 2012)

8
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya,
syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa
negara Indonesia bersifat demokrasi. Adapun hak dan kewajiban warga Negara
Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut ;
Hak Warga Negara Indonesia :
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
(Pasal 27 ayat 2).
Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
(Pasal 28A).
Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (Pasal 28B ayat 1).
Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan Berkembang.
Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (Pasal 28C ayat 1).
Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (Pasal
28C ayat 2).
Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum. (Pasal 28D ayat 1).
Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak
Kewajiban Warga Negara Indonesia :
Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.
Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.

9
Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain.
Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (Pasal 28I ayat 1).
Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain.
Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

10
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan
cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu
hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak
dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan
yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan
masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan
pernah seimbang apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena
para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita
karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada
memikirkan rakyat.Sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya.Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus
bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-
hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.

3. Asas - Asas Kewarganegaraan


Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan
asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman yaitu :
Asas kelahiran (Ius soli)
Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan
hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa seseorang lahir di suatu
wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut, akan
tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas lain yang tidak
hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua yang memiliki
status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudian
orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di
tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan maka sang anak tidak
berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah
maka muncul asas ius sanguinis.
Asas keturunan (Ius sanguinis)
Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis,
maka seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu
negara seperti Indonesia maka anak tersebut berhak mendapat status
kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negara Indonesia.

11
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada
aspek perkawinan yang mencakup atas asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat :
1. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah
suatu ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan
suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.
Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri
adalah sama dan satu.
2. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri.
Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri
kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti
halnya ketika belum berkeluarga.Negara memiliki wewenang untuk
menentukan warga negara sesuai dengan asas yang dianut negara tersebut.
Dengan adanya kedaulatan ini, pada dasarnya suatu negara tidak terikat
oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain juga
tidak boleh menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari suatu
negara.Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara
dapat menciptakan problem kewarganegaraan bagi seorang warga. Secara
ringkas problem kewarganegaraan adalah munculnya apatride dan
bipatride. Appatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan. Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang
memiliki kewarganegaraan ganda (rangkap dua). Bahkan dapat muncul
multipatride yaitu istilah untuk orang-orang yang memiliki
kewarganegaraan yang banyak (lebih dari 2)
Warga Negara Indonesia.Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang
menjadi warga negara. ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 26 UUD 1945
sebagai berikut :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga Negara.
2. Penduduk ialah waraga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang. Beradasarkan hal diatas , kita mengetahui bahwa orang yang
dapat menjadi warga negara Indonesia adalah :
a) Orang-orang bangsa Indonesia asli.
b) Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
menjadi warga Negara.

12
Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang warga negara adalah Undang-
Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Pewarganegaraan adalah tatacara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan . Dalam Undang-
Undang dinyatakan bahwa kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga
diperoleh melalui pewarganegaraan. Permohonan pewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut
atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia, tidak menjadi
kewarganegaraan ganda
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara

4. Masalah Status Kewarganegaraan

13
Masalah status kewarganegaraan seseorang apabila asas kewarganegaraan di atas
diterapkan secara tegas dalam sebuah negara akan mengakibatkan status
kewarganegaraan seseorang sebagai berikut:
apatride, yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan disebabkan
oleh orang tersebut lahir di sebuah negara yang menganut asas ius
sanguinis.
bipatride, yaitu seseorang akan mendapatkan dua kewarganegaraan
apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang mana negaranya
menganut sanguinis sedangkan dia lahir di suatu negara yang
menganut asa ius soli.
multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan
antara dua negara
Dalam rangka memecahkan problem kewarganegaraan di atas setiap negara
memiliki peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal
sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) bahwa setiap orang
berhak atas status kewarganegaraan. Oleh sebab itu negara Indonesia melalui UU
No.62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Karena kelahiran
b. Karena pengangkatan
c. Karena dikabulkan permohonan
d. Karena pewarganegaraan
e. Karena perkawinan
f. Karena turut ayah dan ibu
g. Karena pernyataan

BAB III

14
PENUTUP

1. Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan
oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
didalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan /
kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban
tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi Tiap - tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal tersebut
menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara berhak untuk
mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lapangan pekerjaan merupakan sarana
yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam
pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: pangan,
sandang, dan papan.

2. Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban
Warga Negara ini, semoga kita semua benar-benar memahami apa yang
seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara di negeri ini. Sehingga, jika ada
hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga
sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga negara telah kita terima, maka sepatutnya
kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara.
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait,
sehingga pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak
terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang
tidak diinginkan.Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan
keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.

DAFATAR PUSTAKA

15
Pasha, Musthafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Citra Karsa Mandiri
Syahbaini, Syahrial. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Soemarsono, S. Dan H. Mansyur. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

16

Anda mungkin juga menyukai