Anda di halaman 1dari 7

Kasus 1

Topik : Morbili

Tanggal Kasus : 23 Juni 2016

Presenter : dr. Fairuz Athiyyah

Tanggal Presentasi :

Pendamping : dr. Novieka Dessy M

Tempat Presentasi : RS Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin

Objektif Presentasi : Keterampilan, Diagnostik, Anak

Deskripsi : pasien anak, perempuan, usia 2 tahun

2 bulan dengan Morbili, keadaan umum tampak

sakit sedang, adanya panas badan, bercak

kemerahan di seluruh tubuh, mata merah, batuk,

pilek, bercak pada mukosa mulut

Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana simptomatis dan

kausatif Morbili dan edukasi tindakan preventif

Bahan Bahasan : Kasus

Cara Membahas : Diskusi

Data Pasien : Nama Pasien : An. A

Data untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis

Morbili

1
2. Riwayat Pengobatan

Belum pernah

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :

a) Bercak kemerahan diseluruh badan sejak 1 hari awalnya terdapat

pada leher yang kemudian menyebar ke wajah, dada, perut dan

ekstremitas
b) Demam sejak 3 hari
c) Batuk berdahak dan pilek
d) Mata merah
e) Penurunan nafsu makan
f) Sariawan di mulut

4. Riwayat Keluarga

5. Lain-lain :

a. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : kompos mentis

HR : 110x/menit, Suhu: 38.0C, RR: 30x/menit

Status Gizi : BB : 11kg , TB : 85cm

z-score BB/U : sesuai

TB/U : sesuai

BB/TB : sesuai

Mata : air mata +/+, injeksi konjungtiva +/+, konjungtiva anemis -/-,

sclera ikterik -/-

Hidung : hiperemis (+), secret (-)

2
Mulut : mukosa basah (+) koplik spot (+)

Thorax : BJ I II (+), VBS +/+ whz -/-rh-/-

Abdomen : supel, hepar/lien tidakteraba, defans muscular (-),

timpani, bising usus(+) nyeri tekan epigastrium (-)

Ekstremitas : edema -/-, CRT < 2, akral hangat

Kulit : rash maculopapular erithem generalisata (+)

Leukosit : 4600

Hasil Pembelajaran

1 Diagnosis Kerja

Morbili

2 Subyektif

Pasien adalah anak perempuan berusia 2 tahun 2 bulan. Pada anamnesis

didapatkan keluhan bercak kemerahan diseluruh badan, demam, mata

merah, batuk, pilek, dan bercak pada mulut.

3 Objektif / Dasar Diagnosis (1,2)

Menurut Nelson pediatric, berdasarkan epidemiologi morbili dapat

mengenai usia berapa saja tetapi yang paling beresiko terkena morbili

adalah anak-anak yang tidak di vaksin. Morbili memiliki 3 fase ; prodromal,

erupsi dan konvalensi. Pada fase prodromal biasanya dalam 3-5 hari

ditandai demam ringan hingga sedang, batuk kering, coryza, fotofobia dan

3
konjungtivitis. Menjelang akhir stadium prodromal dan 24 jam sebelum

timbul rash, timbul bercak koplik yang khas bagi morbili, tetapi sangat jarang

dijumpai. pada stadium erupsi/rush Terjadinya eritema berbentuk makula-

papula disertai suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai

40-40,5 C. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi,

serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka,

leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama.

Masa inkubasi 10 14 hari

a. Keluhan pokok

Demam tinggi

Malese

Keluhan 3C (Coryza, Conjuntivitish, Coughing)

b. Tanda penting

Eritema pada kulit muka, badan dan ekstremitas

Tanda 3 C

Komplik,s spot pada mukosa mulut

Lidah mirip lidah tifoid

c. Pemeriksaan laboratorium

Lekopeni

Pada keluhan demam yang disertai dengan ruam dapat di bedakan

Object Campak Rubella Eksantema


Subitum/Roseola
Infantum
1. stad. Demam ringan Demam ringan Demam tinggi
Prodorm Bercak koplik (+) Bercak koplik (-) Bercak koplik (-)
al 3C (+) 3C (-) 3C (-)

4
2. stad. Ruam timbul ruam muncul lebih ruam muncul
Erupsi bersamaan suhu tubuh cepat dengan suhu tubuh
lebih cepat dengan
atau suhu tubuh / N
Rash Ruam merah gelap ruam berwarna ruam berwarna
dimulai belakang merah muda merah muda
telinga sampai ke Dari wajah ke dari badan ke
ekstremitas ekstremitas kedua lengan dan
leher, << ke wajah
dan tungkai
3. Stad Hiperpigmentasi (+) Hiperpigmentasi Tidak terjadi
konvales (-)Mengelupas dengan pengelupasan kulit
ensi halus (tidak berbekas)
Diagnosis biasanya berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan lab jarang

diperlukan.
Komplikasi morbili di bagi dalam 3 kelompok berdasarkan lokasi yang

terkena : traktus respiratorius ( pneumonia, laryngitis, croup, bronchitis),

central nervous system (CNS) (enchepalitis), dan gastrointestinal

(gastroenteritis, hepatitis)

Hasil pemeriksaan jasmani mendukung ke arah morbili. Pada kasus ini

diagnosis ditegakkan berdasarkan:

Gejala klinis (adanya bercak kemerahan yang muncul saat panas badan

disertai dengan adanya keluahan batuk kering, pilek dan mata merah,

dan adanya seperti bercak putih di mukosa mulut)

Pemeriksaan fisik (Suhu: 38.0C, injeksi konjungtiva +/+, rash

maculopapular erithem generalisata (+))

4 Assessment (1,2)

Penularan morbili terjadi secara droplet melalui udara, sejak 1-2 hari

sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Virus

5
morbili menginvasi epitel respirasi dan menyebar melalui pembuluh darah

ke reticuloendothelial system menginfeksi semua jenis sel darah putih

menyebabkan infeksi pada :


Kulit : reaksi imun terhadap virus di sel endotel pada kapiler dermal

Kopliks spot dan juga ruam mukopapular,


Jalur respirasi : Infeksi yang mengenai jalur respirasi ditandai dengan

batuk dan pilek. Kerusakan menyelruh dari jalur respirasi hilangnya

silia predisposisi terjaidnya infeksi sekunder (pneumonia dan otitis

media),
Inflamasi konjungtiva : konjungtivitis dan fotofobia, dan organ lainnya.

5 Tatalaksana (1,3)

Pengobatan: terapi morbili bersifat supportive dan berdasarkan gejala.

Tidak diperlukan terapi spesifik dengan antivirus. Dapat diberikan antipiretik

untuk demam untuk paracetamol pada anak-anak dosisnya ialah 10-15 mg/kg

berat badan, 3-4 kali sehari, untuk ibuprofen pada anak-anak dosisnya ialah 5-

10 mg/kg berat badan, 3-4 kali sehari., bed rest, dan maintenance kecukupan

cairan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan

berkeringat karena demam. Humidifikasi (kelembabapan) mungkin berguna

untuk gejala laryngitis atau batuk yang berat, lebih baik pada udara yang

hangat daripada dingin. Pasien dengan fotofobia dihindari dari paparan

cahaya. Terapi antibiotik diberikan jika ada penyulit seperti otitis media atau

pneumonia. Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat,

pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila

terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila

6
demam, dan vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun

dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A diberikan untuk

membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan

morbiditas campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah

limfosit total. Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5C), dehidrasi,

kejang, asupan oral sulit atau adanya penyulit.

Terapi di Bhayangkara :
- D5 NS 10 tpm
- Inj. Antrain (metamizole) 100 mg 3x1 (jika demam)
- Inj. Meropenem 3x150 mg

Pendidikan: dilakukan kepada keluarga pasien untuk membantu proses

penyembuhan, pemulihan dan mencegah penularan. Di berikan

informasi mengenai penyakit morbili dan waspadai jika ada komplikasi

atau perburukan klinis untuk segera di bawa ke rs (indikasi rawat :

hiperpireksia (suhu > 39C, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau

adanya komplikasi). Mengistirahatkan anak dalam rumah selain untuk

penyembuhan juga untuk mencegah penularan.

Konsultasi: Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan

spesialis penyakit anak apabila ada komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarmo, P.S.S, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi


Dan Penyakit Tropis. Edisi II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.

2. Burnett M., 2015. Measles, Rubeola. http://www.e-emedicine.com

3. Rampengan, T.H. Laurentz, I.R. Penyakit Infeksi Tropik Pada


Anak. Jakarta: EGC. 2008.

Anda mungkin juga menyukai