Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI DAN KLASIFIKASI

Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat

Bagian luar dari selaput adalah jaringan mesenkim. Lapisan dalam amnion

merupakan mikrovili yang berfungsi mentransfer cairan dan metabolik. Selaput

amnion juga meliputi tali pusat.1

Sejak awal kehamilan cairan amnion sudah dibentuk. Cairan amnion

merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang

pertumbuhan, serta menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan

seng. Cairan amnion mengandung banyak sel janin (lanugo, verniks kaseosa).

Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata rata ialah 800 ml, cairan

amnion memiliki pH 7,2.1

Ketuban pecah dini (PROM, premature rupture of membrane) adalah

kondisi di mana ketuban pecah sebelum proses persalinan dan usia gestasi 37

minggu. Jika ketuban pecah pada usia gestasi <37 minggu maka disebut ketuban

pecah dini pada kehamilan prematur (PPROM, preterm premature rupture of

membrane). Ketuban pecah dini dan ketuban pecah dini pada kehamilan prematur

juga terbagi menjadi: 1.2

PROM dini : kurang dari dua belas jam telah berlalu sejak pecah ketuban janin

PROM prolonged : dua belas jam atau lebih telah berlalu sejak pecah ketuban

janin

2
3

2.2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Etiologi : idiopatik, infeksi traktus genitalis, perdarahan antepartum,

polihidroamnion, inkompetensi serviks, abnormalitas uterus, trauma, riwayat

ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.2

Faktor resiko untuk terjadinya Ketuban Pecah Dini adalah:

- Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen


- Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan

struktur abnormal karena antara lain merokok.1.2.3

2.3 MEKANISME KETUBAN PECAH DINI

Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi

uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah

tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior

rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.

Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks.

Perubahan struktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas

kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.

Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang

dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu

persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP 1 mengarah pada degradasi

proteolitik dari matriks ekstraselular dan membran janin. Aktivitas degradasi

proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis

dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi ketuban pecah dini.


4

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga

selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada

hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin.

Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban.

Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah

dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal,

misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering

terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta.

2.4 DIAGNOSIS 1.2

Diagnosis ketuban pecah dini dapat diketahui dengan:

- Menanyakan riwayat keluar air-air dari vagina dan tanda lain persalinan.

- Pemeriksaan inspekulo melihat adanya cairan ketuban keluar dari cavum uteri

(meminta pasien batuk atau mengedan atau mengerakkan sedikit bagian terbawah

janin) atau terlihat kumpulan cairan di forniks posterior.

- pH vagina dengan menggunakan kertas lakmus (Nitrazin test). Bila ada cairan

ketuban, warna merah berubah menjadi biru.

- Dengan USG dapat mengkonfirmasi adanya oligohidroamnion. Normal volum

cairan ketuban antara 250 1200 cc

- Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda tanda adalah bila suhu ibu lebih dari

38oC serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah > 15.000/mm3
5

2.5 PENATALAKSAAN KETUBAN PECAH DINI

Lakukan penilaian awal pada ibu hamil dan janin, yaitu : 1.2.3

- Pastikan diagnosis
- Tentukan umur kehamilan
- Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
- Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin

Usia Kehamilan Penatalaksanaan


34 Minggu atau lebih - Lanjutkan untuk pelahiran, biasanya dengan

induksi persalinan
- Disarankan profilaksis terhadap Streptokokus

grup B

- Penatalaksanaan kehamilan ekspektansi kecuali

jika kematangan paru janin catat


32 minggu hingga 33 - Disarankan profilaksi terhadap Streptokokus grup

minggu lengkap B
- Kortikosteroid tidak ada konsesus, namun

beberapa ahli menyarankan


- Antimikroba untuk perpanjangan masa laten jika

tidak ada kontraindikasi

- Penatalaksanaan kehamilan ekspektansi


- Disarankan profilaksis terhadap Streptokokus

grup B
- Disarankan penggunaan kortikosteroid satu paket
- Tokolitik tidak ada konsesus
- Antimikroba untuk perpanjangan masa laten jika

24 minggu hingga 31 tidak ada kontraindikasi

minggu lengkap - Konseling pasien


- Penatalaksanaan kehamilan ekspektansi atau

induksi persalinan
- Profilaksis terhadap Streptokokus grup B tidak
6

disarankan
- Kortikosteroid tidak disarankan
- Antimikroba tidak didapatkan data yang cukup

mengenai penggunaannya pada pemanjangan

masa laten

Sebelum 24 minggu

2.6 PROGNOSIS

Prognosis tergantung pada usia kandungan, keadaan ibu dan serta adanya

infeksi atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai