REA MODELS
KELOMPOK 1
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Penentuan Harga Pelayanan Publik. Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentunya kami berharap semoga makalah ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Sampul................................................................................................................................. i
Kata Pengantar..................................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Pelayanan................................................................................................... 3
2. Pelayanan Publik Yang Dapat Dijual....................................................................... 3
3. Argumen Terhadap Pembebanan Tarif Pelayanan................................................... 4
4. Prinsip Dan Praktik Pembebanan............................................................................ 5
5. Kegunaan Pembebanan Dalam Praktik................................................................... 5
6. Penetapan Harga Pelayanan..................................................................................... 5
7. Permasalahan Marginal Cost Pricing....................................................................... 6
8. Kompleksitas Strategi Harga................................................................................... 6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan.............................................................................................................. 8
2. Saran........................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu kewajiban aparatur negara yang juga mengikuti kewajiban negara dalam
menyelenggarakan tugas negara seperti yang diamanatkan UUD 1945, GBHN dan UU APBN
(Mardiasmo, 2000) adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service) dalam
bentuk penyediaan jasa dan barang secara prima. Dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, instansi milik pemerintah apakah BUMD dan BUMN akan memberikan tarif
pelayanan publik yang diwujudkan dalam bentuk retribusi, pajak dan pembebanan tarif Jasa
langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik (charging for sevice).
Walaupun masyarakat telah dibebani dengan pajak yang dapat dipaksakan kepada
pemerintah, dan pemerintah memberikan prestasi kepada masyarakat. Tidak semua prestasi
yang diberikan oleh organisasi sektor publik kepada masyarakat yang telah dilayani dapat
dibuat secara gratis mengingat terdapat barang privat, barang publik dan barang campuran.
Barang privat adalah barang yang manfaatnya hanya dinikmati secara individu,
sedangkan barang publik adalah barang dan jasa kebutuhan yang dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat serta barang campuran yang merupakan barang kebutuhan masyarakat yang
manfaatnya dinikmati secara individu tetapi sering dibutuhkan juga oleh masyarakat umum
atau disebut juga merit goods (semua orang bisa mendapatkannya tetapi tidak semua orang
dapat mendapatkan barang dan jasa) tersebut seperti: air bersih, listrik, pendidikan,
kesehatan, transportasi publik.
Pertanyaan yang menarik timbul adalah bagaimana menentukan harga pelayanan
publik yang harus dibebankan kepada masyarakat?
Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui dua sumber, yaitu:
dengan pajak dan dengan pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa
publik. Jika pelayanan publik dibiayai dengan pajak, maka setiap wajib pajak harus
membayar tanpa memperdulikan apakah dia menikmati secara langsung jasa publik tersebut
atau tidak karena pajak merupakan iuran masyarakat kepada negara yang tidak memiliki jasa
timbal (kontraprestasi) individual yang secara langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak.
Jika pelayanan publik dibiayai melalui pembebanan langsung, maka yang membayar
hanyalah mereka yang memanfaatkan jasa pelayanan publik tersebut, sedangkan yang tidak
menggunakan tidak diwajibkan untuk membayar.
5
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pelayanan publik?
b. Bagaimana cara menentukan harga pelayanan publik?
c. Masalah apa yang dihadapi dalam menentukan harga pelayanan publik?
3. Tujuan Penulisan
a. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan pelayanan publik
b. Agar pembaca mengetahui bagaimana cara menentukan harga pelayanan publik
c. Agar pembaca mengetahui masalah apa yang dihadapi dalam menentukan harga
pelayanan publik
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Pelayanan
Pelayanan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1988) adalah cara melayani, jasa,
atau kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
Pelayanan menurut Pass et all (1994) dalam kamus bisnis lengkap Collins adalah
aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis atau pribadi.
Definisi pelayanan menurut Kotler dalam Nasution (2005:98) adalah aktifitas atau
manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produknya mungkin terikat atau tidak
terikat pada produk fisik.
Moenir (1992:16) menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu proses penggunaan akal
pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh
seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun
jasa.
7
Contoh: pendidikan, pelayanan kesehatan, transportasi publik, dan air bersih.
b. Kesulitan dalam membedakan barang publik dengan barang privat :
- Batasan keduanya sulit untuk ditentukan
- Barang atau jasa publik tetapi ada pembebanan langsung
- Kecenderungan membebankan tarif pelayanan daripada membebankan pada pajak
c. Efisiensi ekonomi
Mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya melalui :
- Pendistribusian permintaan
- Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan
- Pemberian insentif pada suplier berkaitan dengan skala produksi
- Penyediaan sumber daya pada suplier untuk mempertahankan dan meningkatkan
persediaan jasa
Tanpa adanya suatu mekanisme harga, permintaan dan penawaran tidak mungkin menuju titik
keseimbangan sehingga alokasi sumber daya tidak efisien. Seperti penyediaan air, obat-
obatan dan sebagainya.
d. Prinsip keuntungan
Pembebanan biaya hanya dikenakan terhadap mereka yang menggunakan dan diuntungkan
dengan pelayanan publik. Pembebanan tarif pelayanan publik pada dasarnya juga
menguntungkan pemerintah karena dapat digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan
pemerintah tetapi pemerintah tidak boleh melakukan maksimalisasi keuntungan.
8
Argumen yang menentang pembebanan tarif pelayanan :
- Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan
- Yang miskin tidak mampu membayar
9
manfaat ekonomi dan penggunaan sumber daya yang terbaik. Masyarakat akan memperoleh
peningkatan output dari barang atau jasa sampai titik dimana marginal cost sama dengan
harga.
10
c. Diskriminasi harga. Hal ini adalah salah satu cara untuk mengakomodasikan
pertimbangan keadilan melalui kebijakan harga. Jika kelompok dengan pendapatan
berbeda dapat diasumsikan memiliki pola permintaan yang berbeda, pelayanan yang
diberikan kepada kelompok yang berpendapatan rendah dapat disubsidikan silang
dengan kelompok dengan pendapatan tinggi. Hal tersebut tergantung dari kemampuan
mencegah orang kaya menggunakan pelayanan yang dimaksudkan orang miskin.
d. Full cost recovery. Harga pelayanan didasarkan biaya penuh atau biaya total untuk
menghasilkan pelayanan. Penetapan harga berdasrkan biaya penuh atas pelayanan
publik perlu mempertimbangkan keadilan dan kemampuan publik untuk membayar.
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembebanan pelayanan publik merupakan salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah
selain pajak, penjualan aset milik pemerintah, utang, dan laba BUMN/BUMD. Aturan
yang bisa dipakai adalah beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan
pelayanan tersebut.
Dalam menentukan harga pelayanan publik juga dianut konsep different cost for different
purposes yaitu membedakan biaya untuk pelayanan yang berbeda. Masalah lain adalah
adanya hidden cost yang menyulitkan dalam mengetahui total biaya. Kesulitan untuk
menghitung biaya total adalah karena sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi dan
perbedaan jumlah biaya untuk melayani masing-masing orang.
Prinsip biaya memberikan dasar yang bermanfaat untuk penentuan harga disektor public.
Marginal cost pricing bukan merupakan satu-satunya dasar untuk penetapan harga
disektor public.
2. Saran
Metode apapun yang digunakan untuk penentuan biaya pelayanan publik, yang jelas
harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga pelayanan yang mampu menunjukan
biaya secara akurat dan mampu mengindentifikasi skala subsidi publik.
12
DAFTAR PUSTAKA
M. Rizal, M.Si dan Armin Rahmansyah Nst, Penentuan Harga Pelayanan Publik,
13