mengambil resiko untuk menjalankan usahanya tersebut menjadi usaha yang
sangat menguntungkan.
Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran ikan lele di pasar,
memberikan keuntungan bagi para petani khususnya di kelompok tani LPPMPU.
Dengan demikian, pasar dapat menyerap seluruh jumlah produksi ikan lele yang
dipanen oleh kelompok tani LPPMPU. Untuk memenuhi permintaan pasar yang
besar perlu didukung adanya ketersediaan benih ikan lele. Untuk permintaan pasar
tersebut perlu adanya perbaikan usaha yang dapat dilakukan oleh petani ikan di
Kecamatan Babelan dengan mengikuti pelatihan dan penyuluhan yang diberikan
oleh UPTD Perikanan Kecamatan Babelan, sehingga para petani yang melakukan
kegiatan usaha budidaya ikan lele memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
menjalankan usahanya dan mampu memproduksi benih ikan lele yang berkualitas.
Perbaikan yang dibutuhkan pasar saat ini adalah bagaimana tersedianya benih
ikan lele secara kontinyu dan berkualitas baik. Harga ikan lele untuk konsumsi
yang dibeli oleh pedagang pengumpul sebesar Rp 10.000,00 per kilogram (9-10
ekor per kilogram), sedangkan harga pada pedagang di pasar mencapai 15.000 per
kilogram. Dari gambaran di atas peluang usaha budidaya ikan lele masih terbuka
lebar dan pasar masih sangat luas.
6.1.2. Pemasaran
Pada umumnya ikan lele yang siap untuk dipanen hanya dijual kepada
broker atau pedangan pengumpul. Ikan lele yang siap panen ukuran konsumsi,
yang melakukan panen adalah pedagang pengumpul itu sendiri karena pemilik
hanya menerima bersih dalam kegiatan panen, sedangkan untuk benih ikan lele
yang melakukan panen adalah petani atau pemilik ikan sendiri. Hal ini
dikarenakan benih ikan lele masih rentan terhadap kematian, jika ikan mengalami
stress dan terdapat luka-luka dibagian tubuhnya akibat terbentur dengan dinding-
dinding kolam atau jaring pada saat panen. Sehingga dalam memanen benih ikan
lele harus sangat hati-hati untuk mengurangi tingkat kematian.
Ikan lele ukuran konsumsi yang telah dipanen langsung dimasukkan pada
drum-drum yang telah disiapkan oleh pedagang pengumpul yang kemudian
dibawa langsung oleh pedagang pengumpul untuk didistribusikan kepada
Pembenihan dan
pendederan
Pembesaran
Pedagang pengumpul
Pedagang dan
restoran (pengecer)
ukuran konsumsi, sedangkan harga untuk benih ikan lele yang berumur 1 bulan
sekitar Rp 150,00 per ekor. Dalam menjual hasil produksi ikan lele yang siap
panen, diantara kedua belah pihak yaitu petani dan pedagang pengumpul tidak ada
batasan kuota dan jumlah ikan lele yang dapat dijual.
3) Tenaga listrik, sumber air, dan kondisi iklim
Tenaga listrik yang digunakan untuk kegiatan produksi ikan lele sudah
menjangkau lokasi proyek, sehingga untuk penggunaan listrik tidak ada masalah
dalam menjalankan kegiatan budidaya ikan lele. Tenaga listrik yang digunakan
dalam kegiatan budidaya ikan lele ini adalah untuk penerangan pada malam hari
dan untuk menyalakan mesin pompa yang digunakan untuk pengisian air kolam.
Sementara itu untuk ketersediaan air dalam kegiatan budidaya ikan lele sangat
melimpah disekitar lokasi proyek. Pada kegiatan pembenihan ikan lele, air yang
digunakan adalah air tanah, sedangkan untuk kegiatan pembesaran ikan lele petani
menggunakan air yang berasal dari pengairan irigasi yang dekat dengan lokasi
usaha. Hal ini sangat membantu para petani dalam menjalankan usahanya, karena
sumber air yang digunakan langsung dari sumbernya, sehingga tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk penggunaan air yang harus dikeluarkan oleh petani
LPPMPU jika menggunakan air PAM. Air yang berasal dari pengairan irigasi
untuk kegiatan budidaya ikan lele tidak mengandung bahan kimia atau logam,
sehingga para petani LPPMPU tidak perlu melakukan proses penyaringan air
untuk menghilangkan kandungan bahan kimia dan logam. Kualitas air yang
memenuhi persyaratan untuk usaha pembenihan ikan lele diantaranya air tanah
untuk pemijahan, pemeliharaan benih, dan kegiatan pembesaran ikan lele dengan
pH 7,3. Kondisi iklim daerah Kecamatan Babelan cukup mendukung untuk
dilakukan pengusahaan ikan lele, suhu untuk kegiatan budidaya ikan lele berkisar
antara 27-32 0C.
4) Fasilitas transportasi
Lokasi proyek kegiatan pengusahaan ikan lele terletak di perkampungan yang
telah memiliki fasilitas jalan yang sudah dibeton. Untuk alat transportasi tersedia
ojek dan angkutan umum (angkot). Untuk menuju lokasi kegiatan pengusahaan
ikan lele dapat menggunakan mobil pribadi, ojek atau angkutan umum.
6.2.2 Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan oleh anggota kelompok tani LPPMPU
sesuai dengan jenis pengusahaan ikan lele yang dilaksanakan oleh masing-masing
anggota kelompok tani. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani
LPPMPU diantaranya adalah kegiatan pembenihan sampai dengan pendederan,
dan kegiatan pembesaran ikan lele untuk konsumsi.
1. Pemeliharaan Induk
Berhasilnya suatu usaha pembenihan sangat dipengaruhi oleh kedaaan
induk penghasil benih itu sendiri. Apabila induk yang dihasilkan mempunyai
kualitas yang baik, maka benih yang dihasilkan pun akan memiliki kualitas yang
baik begitu pula sebaliknya. Calon induk ikan lele yang dimiliki oleh kelompok
tani LPPMPU harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan induk yang
akan dipijahkan, untuk mendapatkan kualitas benih yang baik.
Jumlah induk yang dimiliki oleh kelompok tani LPPMPU masing-masing
anggota berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan jumlah pembelian induk yang
dimiliki oleh petani, dan target produksi yang ingin dicapai untuk memenuhi
permintaan di pasar. Permintaan ikan lele semakin meningkat, maka semakin
banyak pula induk yang dimiliki serta semakin tinggi pula target produksi yang
direncanakan. Induk ikan lele yang siap untuk dipijahkan adalah berumur 12
bulan dan diperkirakan sudah matang kelamin dengan berat 1 kilogram untuk
induk betina, sedangkan untuk induk jantan dengan berat 1,25 kilogram.
Jumlah telur (fekunditas) yang dihasilkan oleh ikan lele adalah 25.000
butir telur, dengan daya tetas telur (Hatching Rate/HR) 90 persen, sehingga
menghasilkan telur yang dapat menetas sebanyak 22.500 butir, dan tingkat
kematian (Survival Rate/SR) 88 persen, sehingga menghasilkan larva sebanyak
19.800 ekor larva. Walaupun jumlah larva yang dihasilkannya sedikit, ikan lele
mempunyai frekuensi pemijahan yang relatif cepat. Hal ini terlihat dari rentang
waktu antara pemijahan satu ke pemijahan berikutnya yaitu selama 3 bulan.
Masa produktif ikan lele adalah 2 tahun, jika induk sudah berumur diatas
2 tahun maka induk harus segera diganti dengan induk baru. Hal ini dikarenakan
induk yang sudah tidak produktif lagi tetap dipijahkan, maka kualitas benih yang
dihasilkan akan menurun. Induk yang sudah tidak produktif lagi disebut dengan
induk afkir, yang kemudian dapat dijual kembali untuk dikonsumsi. Dalam waktu
1 tahun ikan lele dapat memijah sebanyak 4 kali, jadi pemijahan terjadi 8 kali
dalam masa produktif ikan lele.
Pembudidaya ikan lele memberikan pakan bagi induk ikan lele agar induk
dapat menghasilkan benih yang baik dan berkualitas. Jenis pakan yang diberikan
pada induk ikan lele adalah pelet dengan merek hiprovit yang merupakan pelet
kasar. Adapula pakan tambahan yang diberikan pada induk selain pelet yaitu
berupa keong. Pemberian pakan ini dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, sore,
dan malam hari. Jumlah pakan yang diberikan dalam sehari rata-rata sebanyak 4
gram per ekor, sehingga dalam satu hari dapat menghabiskan pakan sebanyak 600
gram.
2. Teknik Pembenihan
Secara umum pembenihan adalah kegiatan budidaya ikan lele untuk
menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk
jantan dan betina (pemijahan) pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pada usaha
pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah memelihara dan memijahkan induk
ikan untuk menghasilkan larva. Dalam kegiatan pembenihan ini biasanya
menghasilkan benih yang ukurannya berbeda atau tidak sama. Awal menebar
induk sampai dengan menghasilkan benih membutuhkan waktu 2 sampai dengan
3 minggu. Larva yang dihasilkan memiliki panjang 0,9 1,3 cm, dengan berat
0,01 gram 0,02 gram. Adapun proses pembenihan ikan lele pada kelompok tani
LPPMPU yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pembersihan dan
Pengeringan kolam
Pemupukan kolam
Gambar 3. Alur Proses Persiapan Kolam Pembenihan Ikan Lele Pada Kelompok
Tani LPPMPU
b) Penebaran Induk
Sebelum induk ikan lele dipijahkan, induk jantan dan betina dipelihara
pada kolam yang terpisah. Hal ini untuk memudahkan dalam pengelolaan dan
pengontrolan. Di samping itu bisa menghindarkan induk melakukan pemijahan
secara diam-diam. Agar kematangan induk memadai, setiap hari induk diberi
pakan bergizi, yaitu pakan buatan maupun pakan alami seperti pelet dan keong.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Pada kelompok tani LPPMPU, dalam melakukan pemijahan dilakukan
dengan cara buatan. Ikan yang dipijahkan secara buatan adalah dengan cara kawin
suntik. Hal ini bertujuan untuk merangsang ikan agar bisa memijah sesuai dengan
rencana. Induk disuntik dengan zat perangsang berupa kelenjar hipofisa atau
Human Chlorionic Gonadotropin (HCG). Kelenjar hipofisa dapat diambil dari
ikan lele dumbo atau ikan mas yang telah matang kelamin atau yang telah
berumur minimal 12 bulan. HCG yang dikenal oleh para pembudidaya ikan
adalah ovaprim.
Sebelum ikan ditebar pada kolam pemijahan yang telah disiapkan, induk
ikan jantan dan betina terlebih dahulu disuntik menggunakan ovaprim dengan
dosis 1 cc per kilogram bobot induk yang akan dipijahkan. Setelah itu ikan siap
ditebar pada kolam pemijahan. Pada pemijahan secara alami, tidak ada perlakukan
khusus pada induk. Hanya ada pemilihan induk yang sudah matang kelamin atau
matang gonad maka ikan siap untuk ditebar pada kolam pemijahan. Perbandingan
induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1, yang artinya untuk penebaran 1 ekor
jantan ditebar 1 ekor betina. Bobot induk betina yang siap dipijahakan adalah 1
kilogram, sedangkan untuk induk jantan memiliki bobot 1,25 kilogram.
c) Pemijahan
Petani yang melakukan pemijahan dengan cara buatan yaitu menggunakan
ovaprim yang telah disuntikkan kepada induk betina dan induk jantan siap untuk
ditebar pada kolam pemijahan yang telah dipersiapkan. Sementara itu, petani yang
melakukan pemijahan dengan cara buatan tanpa menggunakan ovaprim induk
ikan lele yang telah matang kelamin dapat langsung ditebar pada kolam
pemijahan.
Pada saat penebaran induk ikan lele yang akan dipijahkan, pada tiap kolam
pemijahan diberi kakaban atau sarang untuk penempatan telur yang akan
dikeluarkan oleh induk betina yang kemudian dibuahi oleh induk jantan. Dalam
satu kolam kakaban yang digunakan adalah 3 sampai 4 kakaban yang diletakkan
pada sudut-sudut kolam.
Induk yang siap dipijahkan ditebar pada kolam yang telah disiapkan untuk
pemijahan, induk dapat ditebar pada pagi atau sore hari. Induk betina akan
mengeluarkan telur-telurnya yang akan diletakkan pada kakaban, dan secara
bersamaan pula induk jantan mengeluarkan spermanya. Telur yang dikeluarkan
induk betina dibuahi sperma induk jantan di luar tubuh induk. Waktu yang
diperlukan untuk pemijahan adalah selama 1 hari 1 malam atau selama 24 jam.
Biasanya induk betina mengeluarkan telurnya pada malam hari atau menjelang
pagi hari. Setelah proses pemijahan telah selesai, maka proses berikutnya adalah
penetasan telur.
Induk ikan lele yang telah melakukan pemijahan, induk ikan lele harus
segera diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk ikan lele. Apabila
induk tidak segera dipisahkan dari telur yang telah dibuahi, induk tersebut akan
memakan telurnya sendiri, karena ikan lele termasuk ikan yang bersifat kanibal.
Telur yang menempel pada kakaban harus segera diangkat dengan perlahan-lahan
dan dipindahkan pada kolam penetasan telur yang telah disiapkan sebelumnya.
Kakaban diletakkan secara mendatar sampai semua permukaannya terendam air.
Hal ini dimaksudkan agar telur-telur yang menempel ikut terendam air, karena
jika ada telur yang tidak terendam air maka telur tersebut tidak akan menetas dan
menjadi busuk atau berjamur.
Jumlah telur yang dikeluarkan oleh induk betina yaitu mencapai 25.000
butir telur. Telur akan menetas dalam kurun waktu 22-24 jam setelah telur
dibuahi. Tidak semua telur tersebut dapat menetas, telur yang menetas adalah
sebayak 22.500 butir dengan daya tetas telur (HR) 90 persen. Benih atau larva
ikan lele yang baru menetas berwarna merah tua, dan biasanya akan berkumpul
dipermukaan dasar kolam. Selama proses penetasan, bak harus mendapat sedikit
aliran air melalui selang kecil. Pengaliran air ini dilakukan agar kualitas air selama
penetasan tetap terjaga. Apabila jika kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan
kematian benih yang baru menetas. Setelah telur menetas, kakaban harus segera
diangkat secara perlahan-lahan. Jika pengangkatan kakaban terlambat dilakukan,
dikwatirkan telurtelur yang tidak menetas akan membusuk dan akan
menyebabkan kualitas air menurun. Selanjutnya, telur yang menetas akan
dipelihara sampai larva siap untuk dipanen.
d) Pemeliharaan Larva
Kolam tempat pemeliharaan larva merupakan kolam yang terbuat dari
terpal plastik dan ada juga yang menggunakan kolam semen. Dalam satu kolam,
diberi kakaban sebanyak 3 sampai dengan 4 kakaban. Ukuran kolam yang
digunakan untuk pemeliharaan benih pada kelompok tani LPPMPU berbeda-beda,
hal ini disesuaikan dengan lahan yang dimiliki. Kondisi lingkungan pada kolam
pemeliharaan larva harus memperhatikan kualitas air agar tetap terjaga dengan
baik. Penggantian air atau panambahan air dapat dilakukan setiap 3 atau 4 hari
sekali, atau disesuaikan dengan keadaan kondisi air dalam kolam pemeliharaan.
Larva yang baru menetas sampai berumur 3 hari belum dapat diberikan pakan
tambahan, karena cadangan makanan dalam tubuhnya masih tersedia yaitu berupa
kuning telur.
Pada hari keempat setelah telur menetas, larva harus diberikan pakan
tambahan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan lele. Jenis
pakan tambahan yang baik untuk larva ikan lele adalah pakan alami atau pakan
hidup yaitu berupa plankton dan cacing sutra. Hal ini dikarenakan pakan alami
banyak mengandung protein yang dibutuhkan oleh pertumbuhan larva ikan lele
tersebut. Dosis pakan yang diberikan pada larva adalah 1,98 liter cacing sutra
dalam satu hari. Pemberian pakan dilakukan 3 hari sekali yaitu pada pagi hari,
siang hari dan malam hari.
e) Pemanenan Larva
Larva dipelihara selama 15 17 hari dari awal penetasan telur. Larva ikan
lele akan muncul kepermukaan air di setiap pinggir sudut kolam. Pemanenan larva
dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul 07.00 atau 16.00 WIB. Proses
pemanenan tergantung dengan jenis kolam yang digunakan. Jika kolam yang
digunakan adalah terpal plastik, cara pemanenannya adalah dari sudut plastik
diangkat sehingga secara perlahan-lahan air dalam plastik mengalir ke bagian
yang rendah (bawah). Maka larva akan berkumpul pada satu sudut yang rendah,
sehingga dengan mudah larva dipindahkan ke tempat bak penampungan
sementara untuk dihitung. Setelah dihitung, larva tersebut ditebar pada kolam
pendederan yang telah disiapkan dengan ukuran yang sama besar. Adapun alur
proses teknik pembenihan dapat dilihat pada Gambar 4.
PersiapanKolam
PenebaranInduk
Pemijahan
PemeliharaanLarva
PemanenanBenih
Gambar 4. Alur Teknik Pembenihan Ikan Lele Pada Kelompok Tani LPPMPU
persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih, dan panen.
1) Persiapan Kolam
Kolam yang digunakan untuk kegiatan pendederan ikan lele pada
kelompok tani LPPMPU adalah kolam semen dan kolam terpal. Sebelum kolam
dipergunakan untuk pemeliharaan sebaiknya dilakukan pembersihan kolam.
Kolam yang akan digunakan dibersihkan dengan cara kolam disikat (kolam
semen), atau dibersihkan dengan menggunakan spon (kolam terpal). Hal ini
bertujuan untuk membunuh kuman penyakit yang menempel pada dasar maupun
dinding kolam, agar ikan tidak mudah terserang penyakit. Setelah dibersihkan
kolam dikeringkan dan dijemur dibawah terik matahari selama 1-2 hari.
Kolam yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama 1-2 hari, langkah
berikutnya adalah dilakukan pemupukan dengan cara pupuk disebar secara merata
di dalam kolam dan didiamkan selama 1-2 hari. Pupuk yang diberikan pada kolam
merupakan pupuk organik dari kotoran ayam dengan dosis 500 m2 per kolam.
Pemberian pupuk yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
plankton yang merupakan pakan alami lele. Setelah didiamkan selama 1-2 hari,
kolam diisi dengan air jernih yang berasal dari bak penampungan air dan
didiamkan selama satu hari. Persiapan kolam telah selesai maka benih siap untuk
ditebar.
2) Penebaran Benih
Kolam yang telah dipersiapkan, maka benih ikan lele siap untuk ditebar.
Penebaran dilakukan pada pagi hari atau sore hari, sesuai dengan panen pada saat
pembenihan. Kepadatan tebar setiap kolam adalah 22.500 ekor benih dengan
ukuran 0,9-1,3 cm.
3) Pemeliharaan Benih
Dalam proses pemeliharaan, benih harus diberi pakan berupa pelet yang
bermerek Hiprovit 99 dengan dosis pakan yang diberikan sebanyak 0,2 gram per
ekor dalam satu hari. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi,
siang dan malam hari. Dalam setiap satu minggu sekali, pada saat pemberian
pakan pelet dicampur dengan telur ayam yang bertujuan untuk menambah protein
dan menambah bau amis pada kolam agar benih tidak terserang penyakit.
Penyakit yang sering menyerang pada benih ikan lele yaitu cacing merah
yang berasal dari bak penampungan air. Oleh karena itu pada saat benih belum
ditebar pada kolam pemeliharaan, maka pada kolam tersebut diberi garam, dengan
cara garam dilarutkan dalam air kolam dan didiamkan selama 2 jam. Setelah 2
jam cacing tersebut akan mati dan mengambang di permukaan air kolam. Cacing
yang mengambang di permukaan kolam dibuang dengan menggunakan serokan.
Selain itu untuk mencegah ikan terserang penyakit, kualitas dan kuantitas
air kolam harus tetap dijaga. Dengan cara air kolam diganti dalam 15 hari sekali,
air kolam tidak dibuang secara keseluruhan tetapi hanya setengah dari ketinggian
air kolam dan dilakukan pengisian kembali sesuai dengan air kolam yang dibuang.
4) Panen
Benih dipelihara selama 1 bulan dari awal benih ditebar. Benih yang siap
untuk dipanen adalah benih berukuran 5-5,5 cm dengan harga Rp 150 per ekor.
Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul 07.00 atau
pukul 16.00 WIB. Proses pemanenan tergantung dengan jenis kolam yang
digunakan. Jika kolam yang digunakan adalah terpal plastik, cara pemanenannya
adalah dari sudut plastik diangkat, sehingga secara perlahan-lahan air dalam
plastik mengalir ke bagian yang rendah (bawah), maka benih akan berkumpul
pada satu sudut yang rendah, kemudian benih ditangkap dengan menggunakan
serokan atau bak sortir dengan hati-hati. Untuk kolam semen, proses panen yang
dilakukan dengan cara air dibuang melalui pipa saluran pembuangan dengan cara
perlahan-lahan sampai yang tersisa hanya tinggal di kamalir saja, sehingga benih
akan berkumpul pada kemalir. Setelah semua benih berkumpul pada kemalir,
benih ditangkap secara hati-hati dengan menggunakan serokan kecil atau
menggunakan bak sortir. Kemudian benih diletakkan pada tempat bak
penampungan sementara untuk dihitung. Setelah dihitung, benih tersebut dapat
dipasarkan kepada peternak ikan lele yang melakukan kegiatan pembesaran.
Jumlah benih yang dipanen dalam satu kolam adalah sebanyak 16.830 ekor.
Adapun alur proses produksi pada kegiatan pendederan ikan lele dapat dilihat
pada Gambar 5.
PersiapanKolam
PenebaranBenih
PemeliharaanBenih
PemanenanBenih
Gambar 5. Alur Proses Produksi Pendederan Ikan Lele Pada Kelompok Tani
LPPMPU
b) Penebaran Larva
Penebaran benih dapat dilakukan setelah dipastikan kolam benar-benar
telah siap untuk digunakan. Benih dapat ditebar pada waktu pagi atau sore hari
saat suhu rendah. Hal ini bertujuan untuk menghindari tingkat kematian yang
tinggi karena ikan stress. Jumlah benih ikan yang akan ditebar pada kolam
pembesaran adalah sebanyak 4.000 ekor per m2, dengan ukuran 5-5,5 cm.
c) Pemeliharaan
Untuk memacu pertumbuhan pada benih ikan lele, selama pemeliharaan
ikan lele diberi pakan tambahan. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan dan
pakan alami. Pakan buatan yaitu pelet yang bermerek hiprovit 782, dosis yang
diberikan dalam satu hari adalah 1 gram per ekor, harga pelet hiprovit 782 per
kilogram adalah Rp 6.500,00. Pelet hiprovit 782 diberikan pada benih yang telah
berumur satu bulan, hal ini dikarenakan disesuaikan dengan bukaan mulut benih
ikan lele, sedangkan ikan lele yang sudah berumur 2 bulan pakan yang diberikan
berupa pelet kasar yang bermerek hiprovit. Dosis yang diberikan dalam satu hari
untuk pelet kasar adalah 3 gram per ekor. Harga pelet kasar adalah Rp 4.500,00
per kilogram. Pakan yang diberikan selain pelet buatan, benih ikan lele yang telah
berumur 2 bulan dapat juga diberi pakan alami yaitu keong, dalam satu hari
menghabiskan 1 karung keong. Harga keong per kilogram adalah Rp 10.000,00.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, siang dan malam
hari.
Selain pemberian pakan, pengontrolan kualitas air harus diperhatikan.
Pergantian air dilakukan 2 minggu sekali, hal ini bertujuan agar ikan tidak
terserang penyakit akibat dari sisa-sisa makan yang mengendap menjadi racun.
Dalam proses pemeliharaan harus dilakukan pengontrolan kolam untuk
menghindari serangan hama dan penyakit. Hama biasanya menyerang pada kolam
pembesaran. Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan sekitar kolam
dari semak-semak yang dapat dijadikan sarang ular atau hama lainnya. Lama
pemeliharaan ikan lele di kolam pembesaran adalah selama 3 bulan.
d) Pemanenan
Pemanenan merupakan bagian akhir dari kegiatan pembesaran. Setelah
ikan dipelihara selama 3 bulan, maka ikan tersebut siap untuk di panen sesuai
dengan ukuran ikan konsumsi yaitu 9-10 ekor per kilogram. Proses pemanenan
dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pada proses kegiatan panen, yang
melakukan panen adalah para pedagang pengumpul. Ikan yang telah dipanen
langsung dimasukkan pada drum-drum plastik yang telah disiapkan oleh pedagang
pengumpul. Dalam satu kali proses produksi petani dapat memanen ikan lele
sebanyak 350 kilogram per kolam, dengan harga per kilogramnya adalah Rp
10.000,00. Adapun alur proses produksi pada kegiatan pendederan ikan lele dapat
dilihat pada Gambar 6.
Dari hasil analisis terhadap aspek teknis, dapat dikatakan bahwa
pengusahaan ikan lele yang dilakukan oleh kelompok tani LPPMPU layak untuk
dilaksanakan. Dalam hal ini tidak ada masalah yang dapat menghambat jalannya
kegiatan pengusahaan ikan lele.
PersiapanKolam
PenebaranBenih
Pemeliharaan
Pemanenan
Gambar 6. Alur Proses Produksi Pembesaran Ikan Lele Pada Kelompok Tani
LPPMPU
Pak Sumirta
yang bertugas mencatat jumlah ikan yang dipanen oleh setiap anggota, Pak
Rohmat sebagai bendahara yang bertugas mencatat pendapatan yang diperoleh
dari masing-masing anggota kelompok tani LPPMPU, sedangkan Pak Misar
bertugas untuk memasarkan hasil produksi atau output yang dihasilkan dari
anggota yang melakukan kegiatan pengusahaan ikan lele.
Dilihat dari struktur organisasi pada kelompok tani LPPMPU, dari masing-
masing anggota hanya terdiri atas pemilik pengusahaan ikan lele dan satu orang
tenaga kerja. Pemilik usaha bertindak sebagai pengawas, mengontrol kualitas
produk yang dihasilkan, serta melakukan kegiatan produksi, sedangkan para
pekerja bertugas untuk membantu pemilik pengusahaan yaitu memelihara benih
sampai benih siap panen. Untuk penyerapan tenaga kerja pada kelompok tani
LPPMPU sangat sederhana, karena karyawan yang membantu pemilik dalam
kegiatan produksi adalah masih kerabat atau saudara dari pemilik usaha.
Berdasarkan analisis aspek manajemen, usaha ini dapat dikatakan layak
untuk dilaksanakan meskipun dengan struktur organisasi lini dan pembagian tugas
yang sederhana.