Anda di halaman 1dari 26

ARSITEKTUR NUSANTARA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN .........................................................................................................................3
I.1. Latar Belakang..............................................................................................3
1. 2 Rumusan Masalah........................................................................................3

nusantaraknowledge.blogspot.com
1.3 Tujuan .................................................................................................................4
I.4 Metode Penulisan .............................................................................................4
BAB II .....................................................................................................................................5
ISI ............................................................................................................................................5
II. 1. Rumah Tradisional Palembang (Rumah Bari)...............................5
II. 1. 2. FILOSOFI PALEMBANG ......................................................................10
II. 1. 3. POLA PERSEBARAN PERKAMPUNGAN DI PALEMBANG ...............11
II. 1. 4. JENIS BANGUNAN DI PALEMBANG.................................................11
II. 1. 5. RAGAM HIAS DI PALEMBANG ..........................................................13
II. 2. Rumah Tradisional Jambi (Rumah Betiang) ...............................13
II. 2.1. FILOSOFI KHAS RUMAH TRADISIONAL JAMBI ...........................14
II. 2. 2. POLA PERSEBARAN PERKAMPUNGAN DI JAMBI.........................15
II. 2. 3. JENIS BANGUNAN JAMBI..................................................................15
II. 2. 4. RAGAM HIAS DI JAMBI....................................................................16
II. 3. Rumah Tradisional Riau........................................................................18
II. 3. 2. POLA PERSEBARAN PERKAMPUNGAN DI RIAU ...........................20
II. 3. 3. JENIS BANGUNAN RIAU....................................................................21
BAB III.................................................................................................................................27
PENUTUP.................................................................................................................................27
III. 1. HASIL DISKUSI ...........................................................................................27
III. 2. KESIMPULAN ..................................................................................................28

Kelompok Iv 2

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
nyalah laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan laporan mengenai Arsitektur Nusantara,
Rumah Tradisional Palembang, Jambi dan Riau.

nusantaraknowledge.blogspot.com
Kami mengucapkan terima kasih kepada para dosen pengajar
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu
kami dalam proses pembuatan laporan ini sehingga kami berhasil
menyusun laporan ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan dukungan-
dukungan, saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Kami juga meminta maaf apabila
terdapat kesalahan-kasalahan pada lapoaran ini. Semoga laporan
ini dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca sekalian.

Denpasar, 23 September 2007

Penulis

Kelompok Iv 1

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Arsitektur Nusantara adalah suatu bangunan yang bentuk


struktur, fungsi, ragam rias, dan pembuatannya diwariskan
secara turun temurun, serta dapat dipakai untuk melakukan
aktifitas-aktifitas dengan sebaiknya.

nusantaraknowledge.blogspot.com
Arsitektur nusantara mempelajari tentang ciri khas dari
bangunan-bangunan tradisional dari berbagai daerah di
Indonesia. Kebudayaan dan keragaman merupakan kekayaan
Indonesia sebagai bangsa yang heterogen.
Kekayaan arsitektur nusantara merupakan warisan ilmu
pengetahuan yang sudah seharusnya dipahami. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini akan dibahas tentang arsitektur
tradisional di kota Palembang, Jambi Riau. Pada tulisan ini
akan dibahas mengenai bentuk, spasial, filosofi, ornamen, dan
ciri ciri rumah tradisional Palembang, Jambi, dan Riau.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rumah tradisional Palembang, Jambi, dan
Riau?
2. Apa yang menjadi ciri khas dari rumah tradisional
Palembang, Jambi, dan Riau?
3. Apa saja yang menjadi filosofi dari rumah tradisional
Palembang, Jambi, dan Riau?
4. Bagaimana pola persebaran perkampungan di Palembang,
Jambi, dan Riau?
5. Apa saja jenis bangunan di Palembang, Jambi, dan Riau?
6. Bagaimana ragam hias di Palembang, Jambi, dan Riau?

Kelompok Iv 3

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui rumah tradisional Palembang, Jambi,
dan Riau?
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi ciri khas dari rumah
tradisional Palembang, Jambi, dan Riau?
3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi filosofi dari
rumah tradisional Palembang, Jambi, dan Riau?
4. Untuk mengetahui bagaimana pola persebaran perkampungan
di Palembang, Jambi, dan Riau?

nusantaraknowledge.blogspot.com
5. Untuk mengetahui apa saja jenis bangunan di Palembang,
Jambi, dan Riau?
6. Untuk mengetahui bagaimana ragam hias di Palembang,
Jambi, dan Riau?

I.4 Metode Penulisan

Studi Literatur
Suatu cara mencari data dan teori yang memiliki
keterkaitan serta relevansi dengan masalah Asitektur
Tradisional Palembang, Jambi, Riau. Untuk mendukung
data yang telah diperoleh, informasi dari sumber-sumber
yang memiliki otoritas, seperti hasil penelitian, buku-
buku, maupun opini yang berasal dari individu yang
memiliki pengetahuan mengenai masalah yang berhubungan
dengan obyek penelitian tugas ini.

Kelompok Iv 4

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

BAB II
ISI

II. 1. Rumah Tradisional Palembang (Rumah Bari)

Diantara deretan rumah-rumah panggung di daerah Tangga


Buntung, Palembang, tersembul rumah-rumah panggung kayu dengan
arsitektur khas. Rumah bari, demikian masyarakat Palembang

nusantaraknowledge.blogspot.com
menyebutnya. Bari dalam bahasa Palembang berarti lama atau
kuno.

Dari segi arsitektur, rumah-rumah kayu itu disebut rumah


limas karena bentuk atapnya yang berupa limasan. Sumatera
Selatan adalah salah satu daerah yang memiliki ciri khas rumah
limas sebagai rumah tinggal. Alam Sumatera Selatan yang lekat
dengan perairan tawar, baik itu rawa maupun sungai, membuat
masyarakatnya membangun rumah panggung. Di tepian Sungai Musi
masih ada rumah limas yang pintu masuknya menghadap ke sungai.

Rumah panggung secara fungsional memenuhi syarat


mengatasi kondisi rawa dan sungai seperti di Palembang, yang
sempat dijuluki Venesia dari Timur karena ratusan anak sungai
yang mengelilingi wilayah daratannya. Namun, seiring
berjalannya waktu, lingkungan perairan sungai dan rawa justru
semakin menyempit. Rumah- rumah limas yang tadinya berdiri
bebas di tengah rawa atau di atas sungai akhirnya dikepung
perkampungan.

Ada dua jenis rumah limas di Sumatera Selatan, yaitu


rumah limas yang dibangun dengan ketinggian lantai yang
berbeda dan yang sejajar. Rumah limas yang lantainya sejajar
ini kerap disebut rumah ulu.

Kelompok Iv 5

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

Bangunan rumah limas biasanya memanjang ke belakang. Ada


bangunan yang ukuran lebarnya 20 meter dengan panjang mencapai
100 meter. Rumah limas yang besar melambangkan status sosial
pemilik rumah. Biasanya pemiliknya adalah keturunan keluarga
Kesultanan Palembang, pejabat pemerintahan Hindia Belanda,
atau saudagar kaya.

Bangunan rumah limas memakai bahan kayu unglen atau


merbau yang tahan air. Dindingnya terbuat dari papan-papan

nusantaraknowledge.blogspot.com
kayu yang disusun tegak. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah
dua undak-undakan kayu dari sebelah kiri dan kanan.

Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu


berjeruji yang disebut tenggalung. Makna filosofis di balik
pagar kayu itu adalah untuk menahan supaya anak perempuan
tidak keluar dari rumah.

Memasuki bagian dalam rumah, pintu masuk ke rumah limas


adalah bagian yang unik. Pintu kayu tersebut jika dibuka lebar
akan menempel ke langit- langit teras. Untuk menopangnya,
digunakan kunci dan pegas.

Bagian dalam ruangan tamu, yang disebut kekijing, berupa


pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan
berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi
"ruang pamer" untuk menunjukkan kemakmuran pemilik rumah.
Bagian dinding ruangan dihiasi dengan ukiran bermotif flora
yang dicat dengan warna keemasan. Tak jarang, pemilik
menggunakan timah dan emas di bagian ukiran dan lampu- lampu
gantung antik sebagai aksesori.

Kelompok Iv 6

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

Bagi pemilik rumah yang masih memerhatikan perbedaan


kasta dalam keturunan adat Palembang, maka akan membuat lantai
rumahnya bertingkat-tingkat untuk menyesuaikan kasta. Lantai
rumah dibuat menjadi tiga tingkat sesuai dengan urutan
keturunan masyarakat Palembang, yaitu raden, masagus, dan
kiagus.

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 1 :Denah Rumah Tradisional Palembang
Sumber : Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Indonesia

Gambar 2 : Denah Rumah Tradisional Palembang


Sumber : Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Indonesia

Kelompok Iv 7

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

Keterangan :
1. Serambi Depan ( dengan lantai dari batu bata )
2. Bengkilas I ( serambi dalam )
3. Bengkilas II ( serambi dalam )
4. Bengkilas III ( serambi dalam )
5. Jegan ( kamar untuk tamu )
6. Amben Tengah ( tempat tidur orang tua )
7. Pangkeng ( untuk orang baru kawin )
8. Amben Pinggir ( bujang-bujang )

nusantaraknowledge.blogspot.com
9 & 11. Pangkeng Buri ( untuk anak-anak gadis )
10. Serambi Belakang
11. Pawon
12. Soko Tengah

Pada rumah tradisional palembang ini orang-orang tidak boleh


masuk melebihi dari pada soko tengah.
Bangunan gegajah untuk pribadi tidak boleh dimasuki oleh
orang-orang yang bukan merupakan anggota keluarga.
Apabila ada pesta, para tamu duduk di Bengkilas menurut
derajat dan familinya.
Ruang untuk gadis dianggap bebas dari gangguan untuk orang
yang bukan bangsawan rumahnya disebut Rumah Gudang.

Gambar 3 : Denah Rumah Tradisional Palembang


Sumber : Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Indonesia

Kelompok Iv 8

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

Rumah ini umumnya mempunyai denah yang serupa dengan rumah-


rumah di seluruh indonesia.

II. 1.1. CIRI KHAS RUMAH TRADISIONAL PALEMBANG

- Dibangun diatas tiang dengan kolom tiang setinggi 1.20


m 2.20 m
- Tinggi lantai berbeda beda, masing masing antara 20
cm - 40 cm

nusantaraknowledge.blogspot.com
- Kontruksi penyesuaian dengan kontruksi daerah rawa dan
sungai
- Bagian yang menghadap ke sungai paling rendah dan yang
paling tinggi dan paling utama di bagian belakang
- Bentuk atap limas
- Denah rumah, pembagian tergantung luasnya. Luas atau
ukuran rumah tergantung kedudukan sosialnya.
- Seni dekorasi perpaduan antara Jawa dan Cina, ornamen
berupa corak flora. Sering menggunakan warna emas atau
perak pada dekorasi di dinding.
- Bagi pemilik rumah yang masih memerhatikan perbedaan
kasta dalam keturunan adat Palembang, mereka akan
membuat lantai rumahnya bertingkat-tingkat untuk
menyesuaikan kasta tersebut

Di Palembang, Bengkulu/Jambi rumah-rumah berlokasi


di tepi sungai. Pembangunannya sedemikian rupa sehingga
membentuk halaman yang disebut laman ditengah-tengah
bale-bale yang disebut gerdu.
Gerdu adalah tempat untuk tidur para pemuda dan juga
tempat pertemuan kerabat umumnya rumah di sini disebut
rumah melayu mempunyai serambi depan dan serambi dalam
untuk menerima tamu, ruang tidur, dan serambi belakang.

Kelompok Iv 9

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

Denah rumah-rumah di sana tidak begitu aneh


mempunyai serambi dalam, bilik-bilik tidur, serambi
belakang dan serambi depan. Keseluruhan lantai terletak
di atas

kolong. Serambi dalam dianggap sebagai ruang suci. Di


rumah-rumah yang masih mengikuti adat setempat, di
tengah-tengah dinding luar ditempatkan meja altar, dimana
digunakan sebagai tempat sajian bagi nenek moyang. Meja

nusantaraknowledge.blogspot.com
altar bukanlah meja suci, dalam kesehariannya dapat di
pakai sebagai tempat menyajikan makanan, bertamu dan
aktifitas lainnya. Sedangkan pada saat upacara, meja
altar dihias sebagai tempat suci. Serambi dalam digunakan
sebagai tempat untuk menginap tamu laki-laki dan bujang.

II. 1. 2. FILOSOFI PALEMBANG

- Dinding, tangga, pintu, dan tiang menyangga plafon


hingga ke kerangka atap.
- Bagian dinding dihiasi ukiran bermotif flora
- Menggunakan timah dan emas di bagian ukiran dan lampu-
lampu gantung antik sebagai aksesori
- Dari dinding, tangga, pintu, dan tiang menyangga plafon
hingga ke kerangka atap.
- Nuansa adat asli khas Palembang sangat terasa dari
setiap kijing (tingkatan teras/undakan)

Kelompok Iv 10

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

II. 1. 3. POLA PERSEBARAN PERKAMPUNGAN DI PALEMBANG

- Palembang merupakan kota yang terbagi menjadi dua


bagian yaitu Palembang Ilir dan Palembang Ulu. Kedua
bagian tersebut dipisahkan oleh Sungai Musi.
- Pola perumahan penduduk mengikuti alur sungai, bagian
pintu rumah biasanya menghadap ke sungai.
- Alam Sumatera Selatan yang lekat dengan perairan tawar,

nusantaraknowledge.blogspot.com
baik itu rawa maupun sungai, serta alam yang masih kaya
akan binatang binatang buas membuat masyarakatnya
membangun rumah panggung

II. 1. 4. JENIS BANGUNAN DI PALEMBANG

- Terdapat rumah-rumah panggung kayu dengan arsitektur


khas.
- Rumah panggungnya disebut rumah bari. Bari dalam bahasa
Palembang berarti lama atau kuno.
- Rumah panggung merupakan pemecahan tepat yang
disesuaikan dengan kondisi suhu lingkungan
- Rumah kayu disebut rumah limas karena bentuk atapnya
yang berupa limasan.

Kelompok Iv 11

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 4 : Rumah Tradisional Palembang
Sumber : www.google.com

Gambar 5 : R. tidur Rumah Tradisional Palembang


Sumber : www.google.com

Kelompok Iv 12

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

II. 1. 5. RAGAM HIAS DI PALEMBANG

- Bagian dinding dihiasi ukiran bermotif flora seperti


ukiran motif bunga matahari, pakis, dan sulur-suluran
yang dicat dengan warna keemasan.
- Menggunakan timah dan emas di bagian ukiran dan lampu-
lampu gantung antik sebagai aksesori.

nusantaraknowledge.blogspot.com
II. 2. Rumah Tradisional Jambi (Rumah Betiang)

Perkampungan asli orang melayu Jambi dapat dikenali dari


bentuk rumah adatnya yang khas, yang sering disebut "Rumah
Melayu".

Rumah adat Melayu Jambi didirikan diatas panggung bertiang


dari kayu, sehingga disebut "rumah betiang". Sebutan lain
untuk rumah adat Jambi adalah rumah Kajang Lako.

Setiap ruangan memiliki fungsi tertentu, yaitu :


1. Di bagian depan terdapat terdapat pelancan, yaitu serambi
terbuka sebagai .

2. Ruangan utamanya yang terletak di tengah disebut serambi


dalam, yaitu tempat para orang tua atau pemuka adat
melakukan musyawarah. Pada bagian ini juga ditempatkan kamar
tidur untuk kaum laki-laki (bujang) dan perempuan (gadis).

3. Di belakang serambi dalam terdapat Laren, yaitu tempat para


gadis menerima tamu dan melakukan berbagai kegiatan sehari-
hari.

Kelompok Iv 13

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

4. Di bagian belakang terdapat dapur yang didirikan terpisah


dari bangunan utama. Diantara dapur dan bangunan utama
terdapat ruang terbuka sebagai penghubung (garang), yang
sekaligus berfungsi untuk melakukan berbagai kegiatan rumah
tangga.

5. Kolong rumah dipergunakan sebagai tempat memelihara ternak.

6. Blubur adalah sebagai pelengkap dari rumah adat Jambi yang

nusantaraknowledge.blogspot.com
berfungsi sebagai tempat menyimpan padi dan peralatan
pertanian yang terletak di bagian belakang rumah adat Jambi.

7. Larik adalah rumah panjang suku bangsa Kerinci, yang dalam


dusun tersebut beberapa larik yang letaknya berderet dan
mengelompok disekitar jalan desa. Setiap kelompok larik
memiliki nama tersendiri, dan oleh karena itu, istilah larik
seringkali juga dipergunakan untuk menyebut suatu wilayah
dusun.

II. 2.1. FILOSOFI KHAS RUMAH TRADISIONAL JAMBI

- Bentuk bubungan/atap rumahnya memanjang


- Kasau bentuk berada di depan dan di belakang rumah
- Dinding yang ada diujung sebelah kanan dan kiri
bangunan induk bersambungan
- Dinding yang sebelah belakang dipasang hingga menutupi
seluruh bagian rumah
- Tidak terdapat jendela pada rumah tempat tinggal di
daerah marga batin V namun yang terdapat istilah pintu
(pintu tegak, pintu masinding, pintu bali melintang)

Kelompok Iv 14

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

II. 2. 2. POLA PERSEBARAN PERKAMPUNGAN DI JAMBI

- Mereka tinggal berkelompok yang terdiri dari lima


kelompok asal yang nantinya menjadi lima dusun asal
- Tiap-tiap dusun mengatur pemerintahan sendiri yang
dipimpin oleh seorang Rio Depati.Setiap dusun terdiri
dari beberapa kampung diperintah seorang kepala kampung
dengan Palimo, Patih, Mangku, atau Penghulu.

nusantaraknowledge.blogspot.com
II. 2. 3. JENIS BANGUNAN JAMBI

- Rumah tempat tinggal orang Jambi biasanya dinamakan


Larik yaitu rumah panjang yang terdiri dari beberapa
deretan rumah petak yang sambung-menyambung
- Dihuni oleh beberapa keluarga yang terdiri dari 1(satu)
keturunan yang dalam bahasa daerahnya disebut Kalbu.
- Kalbu dipimpin oleh seorang ninik mamak

Kelompok Iv 15

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 6 : Tampak depan, samping, dan
perspektif rumah adat Jambi
Sumber : www.google.com

II. 2. 4. RAGAM HIAS DI JAMBI

- Ragam hias yang di gunakan pada rumah larik ialah:


FLORA
- Motif yang di pakai adalah Keluk Paku Kacang Belimbing
- Relung Kangkung Patah Tumbuh Hilang Berganti
- Motif keluk kaku kacang belimbing berbentuk daun paku
yang sudah distilir, sehingga tidak nampak lagi persis
dengan bentuk asli daun paku.
- Motif relung kangkung patah tumbuh hilang berganti,
bentuknya seperti daun kangkung yang kelihatanya telah
patah akan tumbuh kembali tunas baru.
- Warna yang digunakan adalah empat macam, masing-masing
warna hijau, kuning, biru, dan merah.
- Kedua motif diatas dibuat dengan cara dipahat. Sebelum
dipahat terlebih dahulu motif yang akan diukir langsung
digambar diatas permukaan kayu yang akan diukir.

Kelompok Iv 16

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

- Motif keluk paku kacang belimbing menggambarkan


falsafah orang Kerinci yang artinya : anak kandung
menjadi tanggungan penuh, sedangkan kemenakan harus
dibimbing. Oleh sebab itu, motif ini diterapkan pada
alang rumah dan pengapit tiang dan orong-orong dinding
sangat penting fungsinya dalam konstruksi bangunan.
Dimana alang mempunyai fungsi ganda, yaitu sebaai
penahan kerangka atap dan tiang. Sedangkan pengapit
tiang dan orong-orong dinding merupakan kunci atau

nusantaraknowledge.blogspot.com
pengikat dinding. Motif relung kangkung patah tumbuh
hilang berganti maksudnya menggambarkan semangat
kehidupan dan perjuangan orang Kerinci yang pantang
mundur dan menyerah dalam menghadapi suatu perjuangan.
- Motif keluk paku kacang belimbing dan motif relung
kangkung patah tumbuh hilang berganti, secara pasti
belum diketahui siapa penciptanya. Tetapi yang terkenal
sebagai pembuat motif ragam hias di Kerinci, ialah Haji
Sudin dan Nantan Gedang. Kedua orang inilah yang
membuat motif ragam hias Mesjid Agung Pondok Gede yang
sampai saat ini masih utuh. Kemungkinan sekali awal
penciptaan kedua motif tersebut bersumber pada motif
Turiq ( Auraka ) yang berarti berdaun. Maksudnya ukiran
daun-daunan yang berlingkar-lingkar. Motif Auraka ini
salah satu hasil seni budaya Islam di Arab.

Kelompok Iv 17

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 7 : Ragam hias Jambi
Sumber : www.google.com

II. 3. Rumah Tradisional Riau

Rumah tradisional yang juga sering disebut sebagai rumah


belah bubung atau rumah rubung. Rumah ini merupakan rumah

tinggal masyarakat Riau yang dibangun di atas tiang-tiang


penyangga untuk menghindari masuknya air dan hewan. Kolong
tersebut dipakai sebagai tempat bertukang atau menyimpan
peralatan bertani dan penangkap ikan juga sebagai tempat
bermain anak-anak.

Kelompok Iv 18

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

II. 3. 1. FILOSOFI RIAU

- Mempunyai bumbung panjang yaitu jenis yang mempunyai


satu perabung yang memanjang dari kiri ke kanan atau
arah hulu ke hilir
- Bumbungnya mempunyai bentuk yang bervariasi
- Rumah jenis ini mempunyai atap yang bertingkat
- Jenis beranjung satu yaitu jenis berpangkal serambi.
- Mempunyai rumah belakang (dapur) yang bergabung dengan

nusantaraknowledge.blogspot.com
rumah utama.
- Mempunyai 12 tiang serta berlantai tinggi dari tanah
dan bertangga kayu.

Gambar 8 : Denah Rumah


Tradisional Riau
Sumber : Sejarah dan
Perkembangan Arsitektur
Indonesia

KETERANGAN :
1. Serambi Depan
2. Ruang Tengah (pusat rumah)

Dimana dirayakan pesta dan lain-lain. Dimana ada pula


lubang (diatasnya digunakan untuk memandikan mayat)
3. serambi belakang dengan dapur
4. jambang untuk menjemur barang dan lain-lain
5. kamar tidur orang tua

Kelompok Iv 19

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

6. kamar tidur anak-anak


7. kamar tidur

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 9 : Tampak Rumah Tradisional Riau
Sumber : Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Indonesia

II. 3. 2. POLA PERSEBARAN PERKAMPUNGAN DI RIAU

- Merupakan masyarakat yang dulunya adalah migrasi


dari kampung melayu atau malaysia
- Hidup secara berkelompok
- Tinggal di sepanjang aliran sungai dengan bagian
depan rumah tidak mengarah langsung ke sungai tetapi
membelakanginya.
- Jalanan yang dibuat hanya sekitar 5 meter dari pintu
masuk utama

Kelompok Iv 20

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

II. 3. 3. JENIS BANGUNAN RIAU

1. Dangau / Teratak / Rumah Gajah Menyusu Terengganu

ialah bentuk bumbung panjang dan bertebar layar.


menggunakan bahan-bahan seperti buluh, kayu bulat, kulit
kayu dan beratap daun

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 10 : Dangau / Teratak / Rumah Gajah Menyusu
Terengganu
Sumber : www.google.com

2. Rumah Berserambi

Bentuk Rumah Melayu paling popular sebelum kedatangan


pengaruh asing. Mempunyai bumbung yang panjang dan
melintang.

Kelompok Iv 21

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 11 : Rumah Berserambi
Sumber : www.google.com

3. Rumah Bujang Barat

Rumah jenis ini mempunyai bentuk bumbung yang hampir


sama dengan rumah berpeleh

Gambar 12 : Rumah Bujang Barat


Sumber : www.google.com

Kelompok Iv 22

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

4. Rumah Perabung Lima / Limas Bungkus

Rumah jenis ini mempunyai lima batang perabung yaitu


satu perabung lurus dan empat Perabung menurun ke
cucuran atap

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 12 : Rumah Perabung Lima / Limas Bungkus
Sumber : www.google.com

5. Rumah Selaso Jatuh Kembar

Merupakan tempat tinggal para datuk, pemangku adat, dll.


Terdiri dari ruangan besar untuk tidur, ruang bersila,
anjungan, dan dapur. Tiang-tiang rumah, sirid atap,
loteng, tangga dan alasnya berhiaskan ukiran, yang
mempunyaicorak berbeda satu dengan yang lain. Rumah ini
dilengkapi balai adat untuk pertemuan, musyawarah adat.

6. Rumah Bubung

Rumah tradisional yang juga sering disebut sebagai rumah


belah bubung atau rumah rubung. Rumah ini merupakan
rumah tinggal masyarakat Riau yang dibangun di atas
tiang-tiang penyangga untuk menghindari masuknya air dan
Kelompok Iv 23

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

hewan. Kolong tersebut dipakai sebagai tempat bertukang


atau menyimpan peralatan bertani dan penangkap ikan juga
sebagai tempat bermain anak-anak.

7. Rumah Lontik

Rumah tradisional Riau yang juga disebut rumah lancang,


rumah ini bentuk atapnya melengkung keatas dan agak
runcing, sedangkan dindingnya miring keluar dengan

nusantaraknowledge.blogspot.com
hiasan kaki dinding mirip perahu atau lancang sebagai
simbol penghormatan kepada Tuhan dan terhadap sesama.
Rumah lontik diperkirakan mendapat pengaruh dari
kebudayaan Minangkabau. Tangga rumah biasanya berjumlah
lima yang dihubungkan dengan rukun Islam. Tiangnya
berbentuk macam-macam: persegi empat, segi enam, segi
tujuh, segi delapan, dan segi sembilan. Segi empat
melambangkan empat penjuru mata angin, sama dengan segi
delapan. Maksudnya rumah itu akan mendatangkan rezeki
dari segala penjuru. Tiang segi enam melambangkan rukun
Iman dalam ajaran Islam, maksudnya diharapkan pemilik
rumah tetap taat dan beriman kepada Tuhannya. Tiang segi
tujuh melambangkan tujuh tingkatan surga dan neraka yang
dihubungkan dengan kesalehan pemilik rumah agar masuk ke
salah satu tujuh tingkat surga, dan sebaliknya
dihubungkan dengan masuknya sang pemilik rumah ke salah
satu jutuh tingkat neraka apabila sang pemilik memiliki
sifat jahat. Tiang persegi sembilan melambangkan bahwa
pemilik rumah adalah orang mampu

II. 3. 4. RAGAM HIAS DI RIAU

- Terdapat ukiran-ukiran pada sisi atas anak tangga


- Terdapat juga ukiran pada bagian atas dari tiang-tiang
Kelompok Iv 24

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

- rumah panggung
- Menggunakan sistem tebuk-tembus dan pasak yang tidak
memerlukan paku.
- Ragam hias rumah tradisional daerah Riau memiliki
ornamen-ornamen yang banyak mengambil bentuk dari alam
seperti : daun-daunan dan bunga. Ornamen-ornamen
tersebut ditempatkan hampir diseluruh bagian rumah
seperti pada bagian tangga, dinding, pilar-pilar, dan
pada bagian atap. Contoh-contoh ragam hias dapat

nusantaraknowledge.blogspot.com
dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 13 : Ragam Hias Riau


Sumber : www.google.com

Kelompok Iv 25

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau


ARSITEKTUR NUSANTARA

nusantaraknowledge.blogspot.com
Gambar 14 : Ragam Hias Riau
Sumber : www.google.com

Kelompok Iv 26

Arsitektur Tradisional Palembang, Jambi, Riau

Anda mungkin juga menyukai