Anda di halaman 1dari 34

Pancasila Ideologi Negara

(Hubungan dengan Liberialisme, Komunisme dan Agama)


TM 3
INDIKATOR 1

Mampu melakukan kajian dalam kegiatan pembelajaran yang dikaji melalui


suatu proses pembelajaran yang membentuk dan membangun pengertian
bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.

Dengan metode kajian literatur dan diskusi mahasiswa dapat mengkaji


pemahaman mengenai ideologi dan pembuktian Pancasila sebagai ideologi.
Menunjukkan hasil pembelajaran dengan cara membandingkan,
mempersamakan dan membedakan Pancasila dengan ideologi-ideologi
besar lainnya di dunia.
INDIKATOR 1I

Dalam kondisi pemahaman mengenai persamaan dan perbedaan,


mahasiswa memiliki pemahaman yang holistik tentang Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara yang ideal bagi Indonesia.

Menguasai pengetahuan tentang perbandingan antara Pancasila dan


liberalisme, Pancasila dan komunisme serta pemahaman hubungan
Pancasila dan agama.

Untuk dapat menguji pemahaman yang holistik mengenai Pancasila sebagai


ideologi, maka mahasiswa harus menyelesaikan tugas individu dan
kelompok melalui pengkajian dan diskusi kelompok.
FUNGSI IDIOLOGI

Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang didapat merupakan landasan


untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam
sekitranya.

Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta


menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.

Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk


melangkah dan betindak.

Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.

Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk


menjalankan kegiatan dan mencapai tujuannya.

Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta


memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya
Pemikiran Konsep Ideologi-Ideologi Untuk
Indonesia Merdeka

Bung Hatta : Persatuan Nasional,


Solidaritas, non-kooperasi dan
kemandirian.

Tan Malaka : Komunisme


Internasional

Tjokroaminoto : Islam, sosialisme dan


demokrasi.
Pemikiran Konsep Ideologi-
Ideologi Untuk Indonesia
Merdeka
Soepomo
Individuslisme, Kolektivisme dan
integralistik (Dia menyarankan
Integralistik, menolak yg lain)

Bertrand Russel (Fil Inggris)


Pancasila sebagai sistesis kreatif
PANCASILA & LIBERALISME

Periode 1950-1959 disebut periode pemerintahan demokrasi liberal. Sistem


parlementer dengan banyak partai politik memberi nuansa baru sebagaimana
terjadi di dunia Barat

Indonesia tidak menerima liberalisme dikarenakan individualisme Barat yang


mengutamakan kebebasan makhluknya, sedangkan paham integralistik yang
kita anut memandang manusia sebagai individu dan sekaligus juga makhluk
sosial

Sistem negara liberal membedakan dan memisahkan antara negara dan


agama atau bersifat sekuler.

Berbeda dengan Pancasila, dengan rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa telah
memberikan sifat yang khas kepada negara Indonesia, yaitu bukan merupakan
negara sekuler yang memisah-misahkan agama dengan negara.
PANCASILA & KOMUNISME

Dr. Johanes Leimena pernah mengatakan,


Salah satu factor lain yang selalu dipandang sebagai sumber krisis yang
paling berbahaya adalah komunisme.

Kemiskinan memegang peranan dan dalam hal satu golongan saja menikmati
kekayaan alam, komunisme dapat diterima dan mendapat tempat yang subur di
tengahtengah masyarakat

Negara komunisme lazimnya bersifat atheis yang menolak agama dalam suatu Negara.
Sedangkan Indonesia sebagai Negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Pasal 2 (Dasar Hukum Pembubaran Komunisme)

TAP
TAP MPRS
MPRS No.
No. XXV/MPRS/1966
XXV/MPRS/1966

Tentang:
TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN:
Pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai Seluruh ketentuan dalam Ketetapan
Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah
Negara Republik Indonesia bagi Partai MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, ke
Komunis Indonesia dan Larangan Setiap depan diberlakukan dengan BERKEADILAN
Kegiatan untuk Menyebarkan atau
Mengembangkan Faham atau Ajaran dan MENGHORMATI HUKUM, PRINSIP
Komunisme/Marxisme-Leninisme.
DEMOKRASI dan HAK ASASI MANUSIA.
Sikap positif terhadapa Pancasila
sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi kita ditetapkan


oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sewaktu
kemerdekaan Indonesia untuk dijadikan pedoman dalam
mengatur kehidupan bernegara agar kita dapat mencapai
cita-cita bangsa yang ditetapkan pula dalam pembukaan
UUD 1945.

Oleh sebab itu kita harus memiliki sikap positif terhadap


nilai-nilai Pancasila itu untuk diamalkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka


dapat ditemukan dalam pergaulan hidup berbangsa dan
bernegara.
PANCASILA & AGAMA

Pancasila, maka Pancasila pun mengisyaratkan


bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik
semua orang dan berbagai agama. Tuhan
menurut terminologi Pancasila adalah Tuhan
Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang
maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen,
Budha, Hindu dan bahkan juga Animisme .

Nilai-nilai Pancasila yang digali dari bangsa


Indonesia yang berupa nilai-nilai adat-istiadat
kebudayaan serta nilai-nilai religius yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia
Lanjutan..

Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh


agama-agama lokal. Semboyan yang
menggambarkan kerukunan umat beragama
berbunyi:
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrua

Ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa


dalam Pancasila dengan ajaran tauhid dalam teologi
Islam.
Lanjutan..

Sila pertama Pancasila yang merupakan prima causa atau


sebab pertama .

Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna


bahwa manusia Indonesia harus mengabdi kepada satu
Tuhan.

Pada saat kemerdekaan, sekularisme dan pemisahan


agama dari negara didefinisikan melalui Pancasila.

Gagasan asas tunggal menimbulkan pro dan kontra


Lanjutan..

Pancasila menjamin umat beragama dalam menjalankan


ibadahnya. Dalam kalimat Menteri Agama .

Pancasila dan agama dapat diaplikasikan seiring sejalan


dan saling mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi
nilai-nilai Pancasila.

Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa


yang menjunjung tinggi, menghormati dan mengamalkan
ajaran agama masing-masing
Hubungan Agama & Pancasila

Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama masingmasing.

Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya


manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.

Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar


dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.

Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu


bukan hasil peksaan bagi siapapun juga.

Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan


agama dalam negara.

Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara


PANCASILA SISTEM
FILSAFAT
TM 8
Dr.H.Syahrial Syarbaini, Ph.D.(/Dosen
Koord. PP) 16
Latar belakang Teori dan
Konsep
Globalisasi telah mengancam bahkan menguasai
eksistensi negara-negara kebangsaan, termasuk
Indonesia.

Pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan


kebangsaan, karena adanya perbenturan
kepentingan antara nasionalisme dan
internasionalisme.

Dr. H. Syahrial 17
Lanjutan..
Pancasila mengalami ancaman munculnya
nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai.
Jati diri bangsa - bertolok ukur kepada nilai-
nilai Pancasila
Pancasila pada hakikatnya merupakan
sistem filsafat.
memerlukan pengkajian aspek ontologi,
epistimologi, dan aksiologi dari kelima sila
Pancasila.

Dr. H. Syahrial 18
Pengertian Filsafat Pancasila

Filsafat berasal dari bahasa Yunani philein


yang berarti cinta dan sophia yang berarti
kebijaksanaan.
filsafat sebagai Ilmu pengetahuan yang timbul
dari prinsip-prinsip mencari sebab musababnya
yang terdalam.
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari
Pancasila.

Dr.H.Syahrial/Dosen Koord .PP 19


Karakter Filsafat Pancasila

Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan


sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu
totalitas).
Apabila terpisah-pisah, maka itu bukan
Pancasila.
Pancasila sebagai suatu substansi,
Pancasila mandiri.
Pancasila sebagai suatu realita.
Dr. H. Syahrial (Dosen Koord PP) 20
Prinsip Filsafat Pancasila
Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk
sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian
sendiri
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus
bekerja sama dan gotong royong
Adil, yaitu memberikan keadilan kepada diri
sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Dr. H. Syahrial (Dosen Koord PP) 21
Hakikat Nilai Pancasila
Nilai adalah suatu ide atau konsep - pikirkan merupakan hal yang
penting dalam hidupnya. Nilai di dua kawasan : kognitif dan afektif.
Nilai adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan abstraksi
(Sidney Simon, 1986).

Studi tentang nilai termasuk dalam ruang lingkup estetika dan etika.

Indonesia sejak awal berkonsensus untuk memegang dan menganut


Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral bangsa.

Konsensus Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai


dan moral bangsa ini secara ilmiah filosofis merupakan
pemufakatan yang normatif .

Pengamalan secara obyektif adalah pengamalan di bidang


kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan
Dr. H. Syahrial (Dosen Koord PP) 22
Kajian Ontologis Pancasila
Ontologis Pancasila adalah manusia.
Mengapa?

Manusia sebagai pendukung pokok sila sila


Pancasila.
Pancasila kesatuan yang utuh yang memiliki
sifat kodrat manusia yang monodualis.
Nilai nilai Pancasila - dasar rangka dan jiwa
bagi bangsa Indonesia.

Dr. H. Syahrial 23
Epistimologi Pancasila
Kajian epistimologi - mencari hakekat pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan.

Menurut Titus tiga persoalan mendasar dalam


epistimologi yaitu :
tentang sumber pengetahuan manusia.
tentang teori kebenaran pengetahuan manusia.
tentang watak pengetahuan manusia.

sumber pengetahuan Pancasila, adalah nilai-nilai yang


ada pada bangsa Indonesia sendiri

Dr. H. Syahrial 24
Lanjutan..
Dasar-dasar rasional logis Pancasila.

akal, rasa, dan kehendak manusia kebenaran yang


tertinggi.

epistimologi Pancasila mengakui kebenaran


konsensus -sifat kodrat manusia sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial.

Pancasila secara epistimologis - dasar moralitas


bangsa dalam membangun sains dan teknologi.
Dr. H. Syahrial 25
KAJIAN AKSIOLOGI
Pancasila
Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakekatnya membahas
tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang
Pancasila

Bangsa Indonesia yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang


berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial.

Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang menghargai,


mengakui, menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai.

Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan Pancasila sebagai


sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.
Lanjutan ....

Kalau pengakuan, penerimaan atau


penghargaan itu telah menggejala dalam
sikap, tingkah laku dan perbuatan menusia
dan bangsa Indonesia, maka bangsa
Indonesia dalam hal ini sekaligus adalah
pengembannya dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan manusia Indonesia.
KeseimbanganNilai Pancasila
Nilai Hubungan Vertikal antara Manusia dgn Sang
Pencipta.
Pengakuan adanya hubungan gaib.
Nilai Hubungan Vertikal antara Manusia sesama
Manusia.
Keseimbangan, keserasian dan keselarasan serta
perlu pengendalian diri antara sesama.
Perlunya nilai universal, kekeluargaan, gotong royong.
Musyawarah menjadi sendi kehidupan sesama.
Nilai hubungan Alamiah, manusia dengan alamnya
Kelestarian alam sebagai sumber hidup bersama.

Dr.H.Syahrial/PP 28
Pemikiran Filsafat Pancasila

Apa Negara ? Jawabannya Prinsip kebangsaan


Bagaimana hubungan antar negara? Jawabannya
Prinsip kemanusiaan.
Siapa Sumber pemegang kekuasaan?
Jawabannya Prinsip Demokrasi
Apa Tujuan Negara ? Jawabannya Prinsip Negara
Sejahtera.
Bagaimana hubungan antar agama dan negara?
Jawabannya : Prinsip Ketuahanan Yang Maha Esa
Dr.H.Syahrial/ (Dosen Koord. PP) 29
Konsep negara Pancasila
Faham negara Persatuan meliputi kehidupan:
Sifat Sosialistis - Religius
Semangat Kekeluargaan dan Kebersamaan
Semangat Persatuan
Musyawarah
Menghendaki Keadilan Sosial

Ide Pokok Bangsa (sifat keseimbangan Pancasila), yaitu :


Keseimbangan antara golongan agama (Islam) dan golongan
Nasionalis (Negara Theis Demokrasi)
Keseimbangan antara sifat individu dan sifat social (aliran
monodualisme).
Keseimbangan antara Ide ide asli Indonesia (faham dialektis).

Dr. H.Syahrial/PP 30
Faham Negara Persatuan
Persatuan dan kesatuan serta saling ketergantungan satu
sama lain dalam masyarakat.
Bertekad dan berkehendak sama untuk kehidupan
kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu.
Cinta tanah air dan bangsa serta kebersamaan.
Kedaulatan rakyat dengan sikap demokratis dan toleran.
Kesetiakawanan sosial, non diskriminatif.
Berkeadilan sosial dan kemakmuran masyarakat.
Menyadari bahwa bangsa Indonesia berada dalam tata
pergaulanan dunia dan universal.
Menghargai harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dr.H.Syahrial/PP 31
FILSAFAT PANCASILA DALAM KONTEKS
KEWARGANEGARAAN
Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara
adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).
Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat
bahwa manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup
adalah
hakikat sila pertama
hakikat sila kedua
hakikat sila ketiga
hakikat sila keempat
hakikat sila kelima

Dr.H.Syahrial/PP 32
DISKUSIKANLAH TEMA BERIKUT
INI !

1. Pancasila sebagai sistem filsafat dari


perkspektif dan pemahaman dari
berbagai sudut pandang!

2. Bagaimana Pengaruh agama dan


penolak liberalisme dan komunisme
terhadap Pancasila dalam perjalannya
sebagai ideologi negara?
TERIMA KASIH

Dr. H. Syahrial Syarbaini

Anda mungkin juga menyukai