Anda di halaman 1dari 10

`

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.
Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,
emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni
kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru,
mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Seni juga merupakan hal yang menjadikan dunia terasa indah, tanpa seni tidak
ada yang dapat dirasakan begitu indah. Tuhan menciptakan dunia dan seluruh
kekayaan yang ada di dalamnya dengan seni dan penuh dengan keindahan. Hal ini
dapat terlihat dari beragamnya warna yang ada dalam dunia ini, air bewarna bening,
tanah bewarna coklat, pepohonan yang berwarna hijau, langit bewarna biru. Semua
diciptakan penuh dengan seni, sampai kepada ciptaanNya yang paling megah dan
penuh dengan seni, yaitu manusia.

Setiap manusia adalah seniman, disadari ataupun tidak karena manusia adalah
suatu karya seni Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dimanapun manusia berada yang adalah makhluk Tuhan yang diciptakan penuh
dengan seni akan selalu melakukan seni dengan cara-cara dan kebudayaannya
masing-masing.

Berkesenian adalah salah satu ekpresi proses kebudayaan manusia. kesenian


adalah salah satu ciri utama suatu kebudayaan. Bagi manusia kesenian memiliki dua
dimensi, yaitu dimensi budaya (pemerdekaan diri) dan dimensi fungsional (kegunaan,
efisiensi, teknis dan komersil). Manusia ingin menikmati dan membagikan
pengalaman estetis dalam kehidupannya, sehingga berkesenian menjadi penting
dalam hidup.

Seni lukis merupakan salah satu bidang seni yang terus berkembang sesuai
dengan kemajuan zaman, namun bila dibandingkan dengan bidang seni lain, seni lukis
masih tertinggal. Seperti misalnya seni musik, dengan banyaknya kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan memacu pertumbuhan bidang ini semakin berkembang dengan
cepat. Faktor yang paling berpengaruh dalam hal ini tidak lepas dari jumlah peminat

Universitas Sumatera Utara


`

seni musik ini sangat banyak dan tidak terbatas untuk masalah umur, baik pelaku
seninya maupaun penikmat seni tersebut.

Untuk itu perlu adanya sebuah wadah yang mampu menampung kreatifitas
yang dimilikinya agar terarah ke hal-hal yang positif dan tidak terjerumus ke hal-hal
negatif dari lingkungan sekitarnya. Kreatifitas yang dimiliki remaja pada umumnya
tidak hanya terlihat pada segi kognitif seperti prestasi-prestasi dibidang ilmu
pengetahuan alam dan terapan, tapi juga pada segi afektif yang sangat erat dengan
optimalisasi penggunaan otak kanan, contohnya kegiatan-kegiatan seni. Karena itu
dengan adanya suatu wadah yang memadai dengan fasilitas yang lengkap, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan dan bakat serta mendorong minat masyarakat
terutama para remaja dalam bidang seni dan budaya.

Kota Medan merupakan kota terbesar ke tiga di Indonesia merupakan Ibu kota
propinsi Sumatera Utara yang terletak antara30
3 - 34 3 Lintang Utara , d an
9835 - 9844 Bujur Timur. Kota Medan memiliki jumlah penduduk 2.036.018
jiwa dan tingkat kepadatan 7.681(Jiwa/KM), merupakan pintu gerbang utama
menuju Indonesia Barat . Hal ini dikarenakan letaknya yang cukup strategis , dimana
memiliki letak yang cukup dekat dengan Negri Jiran Seperti Malaysia dan Singapura .

Banyaknya tingkat pengangguran di kota Medan, dan jumlah masyarakat


miskin, memacu meningkatnya permasalahan sosial yang akan dihadapi. Sebagai
contohnya adalah tingkat kenakalan remaja pada saat ini sudah cukup tinggi, dan
mungkin bila kita meramalkan ke sepuluh tahun ke depan akan semakin
memprihatinkan. Karena fenomena yang terjadi pada kota-kota besar di Indonesia
termasuk di Medan adalah terjadinya human source degradation terutama pada
kalangan pemuda karena mereka menyalurkan hasrat dan semangat yang menggebu-
gebu pada hal yang cenderung bersifat destruktif seperti narkoba, kekerasan,
kriminalitas ,dsb. Ini dipicu karena kurangnya wadah bagi generasi muda untuk
mengaktualisasikan dirinya. Bila tidak sekarang dimulai untuk menanggulanginya
maka akan lebih sulit di masa yang akan datang mencari solusinya. Demi
mewujudkan kota Medan menjadi kota metropolitan, maka masalah sosial seperti ini
sudah seharusnya bisa diatasi. Kehadiran sanggar seperti ini diharapkan sebagai salah
satu solusi untuk mengatasi masalah itu, dengan berfungsi sebagai sarana pendidikan
non-formal jelas akan mampu ikut serta mencerdaskan generasi bangsa.

Universitas Sumatera Utara


`

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perkembangan secara kasar seni


lukis di Kota Medan, berikut dijelaskan pembagiannya seperti yang dijelaskan oleh
Drs. Dermawan Sembiring, M. Hum.

Tabel 1.1. Perkembangan seni lukis di Medan

NO. PERIODE CIRI-CIRI PELUKIS


1. Sebelum 1945 Hampir tidak ditemukan seni lukis Sutan Buyung
corak baru (non-tradisional) Ketek
Lukisan potret dan naturalisme Nawi Butun
Kegiatan umumnya terbatas untuk Arifin Zainun
mencari nafkah saja Munir Ismail
Sulaiman
dll
2. 1945 - 1966 Mulai melukis gaya ekspresif M. Saleh
Terdapat beberapa lukisan bergaya Rugun
impresif dan dekoratif Sembiring
Ekpresionistis Dr. zulham
dll

3. 1967 sampai Surealisme Ngajar bana


sekarang Mulai dikenal lukisan abstrak Sembiring
Kegiatan melukis mulai menjadi Syamsul Bahri
kegiatan sampingan dan hobi Utoyo Hadi
Oloan
Situmorang
Mangatas
Pasaribu
Jos Safrizal
dll

Sejauh ini di Medan banyak ditemui tempat kursus atau pelatihan yang bukan
hanya bersifat mendidik (edu) tapi juga bersifat menghibur (tainment) namun belum
memiliki fasilitas yang baik, bahkan amat minim karena terbentur oleh penyediaan

Universitas Sumatera Utara


`

peminat seni di kota Medan yang seringkali mendapatkan kesulitan untuk mencari
tempat pendidikan seni yang baik dan memiliki fasilitas yang memadai. Sehingga
banyak dari mereka yang berusaha berguru ke luar kota seperti Jakarta bahkan sampai
ke Luar negri untuk mendapatkan wadah yang memiliki pengajar-pengajar yang
berkualitas dan mempunyai fasilitas yang lengkap dengan lingkungan yang
mendukung pengapresiasian karya seni yang bisa menampung kreatifitas dan
mendalami bakat dan hobi yang dimilikinya.

Sumatera Utara, Medan sudah memiliki beberapa museum, galeri, dan suatu
organisasi (Dewan Kesenian Medan) yang mengakomodir sektor keseniannya, tetapi
dapat dinilai masih kurang berfungsi sebagai wadah pengembangan kesenian daerah
ini. Untuk kasus galeri yang ada di Medan, belum ada sebuah galeri mempunyai
kegiatan yang cukup banyak dan memiliki manajemen kegiatan yang membuat galeri
itu selalu buka karena ada kegiatan yang berlangsung. Pada umumnya galeri-galeri di
Medan buka pada saat-saat tertentu saja, misal jika ada pameran. Sehingga akan
menutup kesempatan masyarakat dan pencinta seni untuk menikmati hasil karya seni
dan mengapresiasi seni tersebut.

Kurangnya wadah tersebut menyebabkan hasil karya para seniman local tidak
terlalu mendapat perhatian masyarakat seni di Medan. Hal ini disebabkan masyarakat
kesulitan dalam mencari temapat untuk menikmati hasil karya seni dari seorang
seniman. Industri seni di Medan juga terkena imbasnya, hasil karya sulit
dikomersilkan akibat sang seniman tidak dapat memamerkan hasil karyanya kepada
masyarakat umum.

Hasil karya para perupa lokal sebenarnya tak kalah dan kaya sarat makna.
Namun sayangnya, masih sedikit kesempatan bagi karya mereka untuk diketahui dan
dinikmati orang banyak. Padahal hadirnya karya dari perupa lokal ini cukup berguna
bagi kota Medan. Karena dengan hadirnya karya seni ini, kota Medan bisa berpotensi
untuk lebih dikenal khalayak luas. Melihat pada realitas sejarah, seni tidak dapat
tumbuh dan berkembang sendiri. Selalu terkait dengan masyarakat penyangga, seperti
kritikus, kurator, kolektor, media massa dan lembaga seperti misalnya galeri. Baik
pameran mau pun dialog seni. Aktivitas ini tampaknya sebagai pertanda mulai
tumbuh kesadaran atau upaya menghidupkan konstruksi sosio-kultural dunia seni.

Universitas Sumatera Utara


`

Seniman dan karyanya, bersama-sama kurator, pengamat seni, dan publik seni -
kolektor sebagai pelindung seni- membentuk lingkaran komunikatif.

Padahal hadirnya karya dari perupa lokal ini cukup berguna bagi kota Medan.
Karena dengan hadirnya karya seni ini, kota Medan bisa berpotensi untuk lebih
dikenal khalayak luas. Selain menggambarkan jati diri budaya, dengan berkesenian
seperti seni rupa ini masyarakat Medan dapat lebih luas dalam memahami kotanya.
Hal ini tentunya akan semakin membuat para perupa lokal semakin merasa dihargai,
dan antusias dalam berkarya.

Berikut ini adalah beberapa galeri yang ada di Medan yang sering
mengadakan pameran seni lukis di Medan.
Tabel 1.2. Galeri Seni di Medan
N NAMA ALAMAT BEBERAPA CONTOH
O SANGGAR SENIMAN YANG PAMERAN
. TERGABUNG
1 Sanggar Rowo Komplek Mesjid PTPN 1. Harisman Wisesa Painting for
. 2 Tj. Morawa 2. Cecep Priyono Investment (Deli
3. Didi Prihadi Plaza, 27 31
4. Marwan Agustus 2008)
5. Bambang Priyogo
6. Eko Darma Bakti
7. Eko B. Harianto
8. M. Dian Hasibuan
2 Simpasri Jl. Sudirman 1. Rein Asmara Pasar Seni
. 2. Oncot Lukis (Setiap
3. Wan Saad Bulan
4. Rasinta Tarigan Ramadhan)
5. Yos Afrizal Pameran Rutin
6. Bambad (Galeri
Simpasri)
Urban Arts
Festival 2008
(Galeri
Simpasri, 29
Maret 28 Juni
2008)
3 Taman Sri Binjai Jl. Danau Tempe Km 18 1. Yosrizal Keragaman
. No. 109 A Binjai 2. Basri, DS dalam Ekspresi
3. Andreas Manik (Dewan
4. Muryadi Kesenian
5. Sunoto HS Binjai, 21 26
6. Moesa Ginting Mei 2007)
7. Sulastri Zahari Kami Bicara
Lewat Garis dan
Warna (Dewan
Kesenian
Binjai, 12 17
Mei 2008)
Spirit 17 (Binjai
Supermall, 19

Universitas Sumatera Utara


`

22 Agustus
2009)
4 Mahasiswa Seni Kampus UNIMED 1. Syahrudin Hrp. Urban Arts Festival
. Rupa UNIMED 2. Heru Maryono 2008 (Kampus
3. Tetty Mirwa UNIMED, 29
Maret 28 Juni
2008)
5 TO2 Art Gallery Grand Palladium Mall Bagasaringin Art
. and
PhotographyExhibi
tion (Atrium Grand
Palladium Mall, 8
Januari 2009)
6 Rumah Seni 1. Jhonson Pasaribu
. Payung Teduh 2. Togu Sinambela
3. Arifin
4. Topan
7 Rumah Seni
. Habitat LakLak

8 Rumah Seni
. Rajawali
9 Tondy Gallery
.
Galeri-galeri tersebut memamerkan karya-karya seni lukis. Merka juga
mengadakan pameran ditempat lain seperti misalnya mall dan tempat berbelanja
lainnya. Hal ini mengurangi nilai dari seni lukis itu sendiri. Hasil karya tersebut
hendaknya dipamerkan di tempat yang mempunyai fasilitas dan memenuhi standart
untuk menyeleggarakan pameran. Galeri yang ada sekarang juga belum memenuhi
kebutuhan. Disamping jumlah pelaku seniman yang bertambah seirng waktu juga
produk yang dihasilkan oleh seniman itu sendiri membutuhkan suatu wadah baru
yang dapat memenuhi itu semua.

I.2 Maksud dan Tujuan Proyek .

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek Medan Art Gallery ini
adalah:
Sebagai tempat pergelaran atau pameran seni lukis berskala nasional di Medan.
Sarana untuk mensosialisasikan seni lukis kepada masyarakat.

Memberikan wadah bagi seniman lukis di kota Medan khususnya untuk


memamerkan karyanya.
Mengenalkan seni rupa kepada semua kalangan dan golongan masyarakat
sehingga seni rupa dapat dinikmati semua kalangan dan golongan.

Universitas Sumatera Utara


`

Menjadi tempat untuk memamerkan dan memasarkan produk-produk para


seniman seni rupa.
Menigkatkan penghasilan para seniman melalui pemasaran produk mereka.
Memberikan alternatif tempat rekreasi edukasi non-formal pada masyarakat
Medan.

I.3 Perumusan Masalah dan Batasan Proyek .


Pada kasus proyek ini memiliki batasan dalam fungsi bangunan yaitu sebagai
tempat memamerkan an memajang asil karya seniman Sumatera Utara dan Medan
khususnya. Wadah ini juga brfungsi sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengenal
dan menikmati hasil karya lukis seniman.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi pada kasus ini diantaranya:


Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai
dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan
kebutuhan pada lokasi proyek.
Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan
dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip
estetika dalam teori arsitektur.
Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan
berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi.
Lingkup batasan proyek yang menjadi batasan perancangan dalam proyek ini
adalah :
Menyangkut masalah pemilihan lokasi site , dan peraturan pemerintah yang
berlaku disekitar site.
Fokus perancangan dikaitkan dengan aspek fisik dan non fisik perancangan yang
menyangkut pemakai, pemgunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam
dan luar. Perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi.
Secara umum akan memadukan perancangan bangunan edukatif dan rekreatif .

I.4. Pendekatan.
Pendekatan-pendekatan dalam penyelesain masalah pada perancangan
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

Universitas Sumatera Utara


`

Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan


masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung
dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun
standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan
kelayakannya.
Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalah dan fungsi bangunan
yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek
ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya,
dan sumber-sumber yang dianggap penting.
Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensi-potensi
yang ada pada lingkungan sekitar.
Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang
dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi
pemerintah maupun swasta.

I.5. Asumsi Asumsi.


Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan
untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain:
Kepemilikan bangunan disumsikan sebagai milik pemerintah daerah yang
diperuntukan sebagai lembaga pendidikan, dan hiburan yang berada dibawah
naungan departemen kebudayaan.
Kegiatan seni lukis semakin meningkat dengan kerjasama antara pemerintah dan
instansi pendidikan seperti universitas maupun sekolah
Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi
bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan.
Kesadaran masyarakat terhadap seni lukis Indonesia semakin meningkat.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sejarah seni lukis Indonesia semakin
meningkat
Pemerintah mendukung penelitian , dan pemeliharaan sejarah seni lukis Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


`

I.6 Kerangka Berpikir

Medan Art Gallery

Tema:
Ekspresionisme LATAR BELAKANG
Kebutuhan art gallery.
Meningkatkan pemahaman dan peningkatan
pengetahuan

TUJUAN DAN MANFAAT


1. Menyediakan sarana yang mampu mewadahi seniman-
seniman Medan.
2. Menyediakan fasilitas yang mampu berperan sebagai
wadah pengembangan ilmu pengetahuan pelajar dan
mahasiswa.
3. Sebagai wadah hiburan edukatif bagai para
pelajar/mahasiswa maupun masyarakat umum.
4. Meningkatkan minat masyarakat terhadap seni lukis.

PERMASALAHAN
Memadukan fungsi-fungsi yang berbeda. PENGUMPULAN DATA
Merencanakan sistem sirkulasi. Survey lokasi
Menerapkan konsep arsitektur ekspresionis. Studi literatur

F
ANALISA
E Fisik:
-Lokasi tapak dan lingkungan
E -Potensi tapak
-Sirkulasi manusia & kendaraan
-Utilitas
D
Non Fisik:
-Aktifitas, Pengguna & Kebutuhan ruang
B -Program ruang

A
KONSEP & DESAIN SKEMATIK
C

DESAIN AKHIR

Universitas Sumatera Utara


`

I.7. Sistematika Laporan.


BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah
dan batasan , pendekatan, asumsi-asumsi , kerangka berpikir , dan sistematika
laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK


Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding
proyek sejenis, tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor
pendukung proyek secara umum.

BAB III ELABORASI TEMA


Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema
dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema
yang sejenis.

BAB IV ANALISIS
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah,
potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi
tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan
ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN


Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik
luar maupun dalam.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR


Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai