Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 2
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
BLOK REPRODUKSI

Tutor : dr. Zulfiyah Surdam


Disusun Oleh:
1. Maulina Chairunnisa 1102130006
2. Andi Nurdindayanti B 1102130015
3. H. Ahmad Faranrengi Rusdi 1102130025
4. Mutmainnah Irwan 1102130037
5. A. Nadiah Nurul Fadilah 1102130048
6. Al Aliyah Luhur Asih H.1102130061
7. Humaira Sativun Har 1102130077
8. Rahmawati S 1102130087
9. Ahmad Gifari Raya 1102130102
10. Lesthary Kadir 1102130114
11. Andi Nurqalby T.S.M 1102120117

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

MODUL 2
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang patofisiologi persalinan macet, mampu menjelaskan tanda-tanda
persalinan macet, komplikasi akibat partus macet baik terhadap ibu maupun janin dan
mengetahui penanganan yang diperlukan.

1. SKENARIO
Seorang bayi laki-laki, diantar oleh ibunya ke unit gawat darurat RS dengan
keluhan bayi malas minum. Berdasarkan anamnesis diketahui lahir pada tanggal 5
Februari 2016 dengan berat lahir 2200 gram panjang 47 cm. Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) ibu tanggal 11 Juni 2015. Pada pemeriksaan suhu melalui axilla
di dapatkan suhu bayi tersebut 36,2 0C. Riwayat ibu saat hamil dan persalinan dengan
kondisi anemia.

2. KALIMAT KUNCI
- Bayi Laki-laki
- MRS, malas minum
- Lahir 5 februari 2016
- BB: 2200 g, PB: 47 cm
- HPHT: 11 Juni 2015
- Suhu 36,2 0C
- Riwayat ibu anemia

3. PERTANYAAN
1. Bagaimana fisiologi perkembangan janin?
2. Jelaskan fisiologi hemodinamik pada kehamilan!
3. Bagaimana ciri-ciri bayi lahir normal?
4. Apa etiologi dan klasifikasi BBLR?
5. Apa etiologi anemia pada ibu hamil?
6. Apakah Hubungan anemia dan BBLR?
7. Megapa bayi malas minum?
8. Bagimana Interpretasi dari temuan klinis pada scenario?
9. Langkah-langkah diagnosis pada scenario
10. Bagaimana pencegahan dan penanganan ibu yang anemia dan BBLR?
11. Perspektif islam sesuai scenario.
4. JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimana fisiologi perkembangan janin?
Jawab :

Perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot mengalami pembelahan


menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastpmer), kemudian menjadi blastokis (terdapat
cairan ditengah) yang mencapai uterus dan kemudian sel-sel mengelompok,
berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-7), setelah minggu ke-10 hasil
konsepsi disebut janin.1

Konseptus ialah semua jaringan konsepsi yang membagi diri menjadi berbagai
jaringan embrio, korion, amnion, dan plasenta.1

Embrio dan janin

Dalam beberapa jam setelah ovulasi akan terjadi fertilisasi di ampula tuba. Oleh
karena itu, sperma harus sudah ada disana sebelumnya. Berkat kekuasaan Allah SWT,
terjdilah fertilisasi ovum oleh sperma. Namun, konseptus tersebut mungkin
sempurna, mungkin tidak sempurna. Kebesaran dan penciptaan-Nya lah yang
memungkinkan diferensiasi jaringan yang mengagumkan dimasa terbentuk organ.

Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara klinik pada
usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantong gestasi bediameter
1 cm. tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir-usia konsepsi
4 minggu - embrio berukuran 5mm, kantong gestasi berukuran 2-3 cm. Pada saat itu
akan tampak denyut jantung secara USG. Pada akhir minggu ke-8 usia gestasi 6
minggu usia embrio embrio berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang
relative besar dan tonjolan jari. Gangguan atau teratogen akan mempunyai dampak
berat apabila terjadi gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada minggu ke-3.

Berikut ini akan diungkapkan secara singkat hal-hal yang utama dalam
perkembangan organ dan fisiologi janin.1

Usia Organ
gestasi
6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari
telah terbentuk namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk
penuh.
7
Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah.
8
Mirip bentuk manusia. mulai pembentukan genitalia eksterna.
Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.
9
Kepala separuh besar janin, terbentuk muka janin; kelopak
mata terbentuk namun tak akan membuka sampaii 28 minggu.
13-16
Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-2.
Kulit janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut
halus pada janin). Janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan
air ketuban. Telah terbentuk mekonium (feses) dalam usus. Jantung
berdenyut 120-150x/menit.
17-24
Komponen mata terbentuk enuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh
diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks,
25-28
Saat ini disebut permulaan trimester ke-3. Dimana terdapar
perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan
dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup periode
ini sangat sulit bila lahir.
29-32
Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70%).
Tulang telah sempurna, gerakan napas telah regular, suhu relarif
33-36 stabil.

Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai


berkurang, pada saat 35 minggu paru telah matur/ janin akan dapat
38-40 hidup tanpa kesulitan.

Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan


meliputi selurugh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih
dalam batas normal.
2. Jelaskan fisiologi hemodinamik pada kehamilan!
Jawab:
Fisiologi perubahan hemodinamik dalam kehamilan2

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan
denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan perubahan pada aliran
pulsasi arterial. Kapasitas vaskular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan.
Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.

Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi


perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. Bersamaan dengan
perubahan posisi diafragma, apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri, sehingga
pada pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis kiri, depresi segmen ST, dan
inverse atau pendataran gelombang T pada lead III.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava


inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava
inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya
penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya
hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran. Penekanan aorta ini juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilahtidak
dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6-8


kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 - 34 dengan perubahan kecil
setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesterone dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur
renin-angiostensin dan aldosterone. Penambahan volume darah ini sebagian besar
berupa plasma dan eritrosit.

Eritropoietin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-
30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan
mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl
menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6% perempuan bisa mencapai di bawah 11 g/dl. Pada
kehamilan lanjut kadar lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan
hypervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorpsi dari makanan dan cadangan dalam
tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar
hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-
rata 6-7 mg/hari.

Hipervolemi selama kehamilan mempunyai fungsi berikut.

Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system vaskular.


Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena
dalam posisi terlentang dan berdiri
Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan.
Terjadi suatu autotransfusi dari system vaskularisasi dengan mengompensasi
kehilangan darah 500-600 ml pada persalinan pervaginam tunggal atau 1.000 ml
pada persalinan dengan seksio sesarea atau persalinan persalinan gemelli.

Volume darah iniakan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah persalinan.

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat, yakni berkisara antara


5.000-12.000/ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas
berkisar 14.000-16.000/ul. Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang
sama diketahui telah terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat.
Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama
trimester ke-tiga terjadi peningkatan monosit CD4 T. Pada awal kehamilan aktivitas
leukosit alkalin fosfatase juga meningkat. Demikian juga konsentrasi dari penanda
inflamasi seperti C-reactive protein (CPR). Suatu reaktan serum akut dan embryocyte
sedimentation rate (ESR) juga akan meningkat karena peningkatan plasma globulin
dan fibrinogen.

Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan koagulasi intravascular dan


fibrinolysis sehingga menginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi. Dengan
pengecualian pada faktor fibrinogen akan meningkat. Produksi platelet juga
meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya, kadarnya akan menurun.

Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah 6 cm, tetapi tidak


mencukupi penurunan kapasitas residu dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diafragma yang naik 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya
mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi
per menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada
kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan
akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan.

3. Bagaimana ciri-ciri bayi lahir normal?


Jawab:
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah
asuhan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.3
Ciri-ciri bayi baru lahir:3
Berat badan 2500 4000 gram
Panjang bayi 48 52 cm
Lingkar kepala 34 35 cm
Lingkar badan 30-38 cm
Bayi bernapas dan menangis dengan nyaring. Pernafasan pada menit pertama kira-
kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.
Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai
120-160 x/menit
Warna kemerahan pada muka, tangan dan kaki
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
Tonus tonus otot baik
Tangan dikepal, tungkai ditekuk
Mata tidak ikterus
Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkangerakan tangan
seperti memeluk.
Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tanganmaka akan
menggenggam.
Eliminasi, urin akan keluar dalam 24 jam, mekonium akan keluar dalam waktu 48
jam pertama berwarna kecoklatan
Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

4. Apa etiologi dan klasifikasi BBLR?


Jawab:
Faktor / Etiologi yang mempengaruhi BBLR :4

Sangat susah untuk memisahkan secara tegas antara faktor-faktor yang berkaitan
dengan prematur dan faktor yang berkaitan dengan IUGR yang menyebabkan
terjadinya BBLR. Sampai sekarang penyebab terbanyak yang diketahui menyebabkan
terjadinya BBLR adalaah kelahiran prematur. Dan dalam kasus demikian bayi yang
BBLR harus mendapatkan penanganan yang adekuat. Sedangkan faktor lain berkaitan
dengan faktor ibu dan janin

Menurut WHO (2004) faktor etiologi yang berkontribusi menyebabkan kejadian


berat badan lahir rendah terutama di negara-negara berkembang meliputi penggunaan
tembakau ( merokok, konsumsi tembakau kunyah, dan tembakau untuk kegunaan
terapi), kurang intake kalori, berat badan rendah sebelum masa kehamilan, primipara,
jenis kelamin janin, tubuh pendek, ras, riwayat BBLR sebelumnya, angka mordibitas
umum, dan faktor risiko lingkungan seperti paparan timbal, dan jenis-jenis polusi
udara.
Klasifikasi BBLR Bayi BBLR dapat diklasifikan berdasarkan umur kehamilan dan
berat badan lahir rendah. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan berat
badan waktu lahir, yaitu:5

1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir
1.500 2.500 gram
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan
berat lahir < 1500 gram
3. . Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan
berat lahir < 1000 gram

Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi
menjadi dua golongan :6
1. Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan
atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil
pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasanya disebut dengan bayi kecil
untuk masa kehamilan.

5. Apa etiologi anemia pada ibu hamil?


Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadar Fe yang
diperlukan untuk pembentukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe. Penyebab
terjadinya anemia defisiensi Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor langsung dan tidak langsung. Secara langsung anemia disebabkan oleh
seringnya mengkonsumsi zat penghambat absorbsi Fe, kurangnya mengkonsumsi
promoter absorbsi non hem Fe serta ada infeksi parasit. Sedangkan faktor yang tidak
langsung yaitu faktor-faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi kadar Hb
seseorang dengan mempengaruhi ketersidian Fe dalam makanan seperti ekonomi
yang masih rendah, atau rendahnya pendidikan dan pengetahuan.7

Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh:7

a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin


b. Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Menurut Julien Parise status gizi dalam hal ini adalah anemia gizi dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal sebagai berikut:7

a. Faktor internal meliputi antara lain umur, jarak kehamilan, berat


badan, jumlah anak, status kesehatan dan lain-lain
b. Faktor eksternal meliputi antara lain besarnya keluarga, pendapatan
pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, produksi dan faktor lingkungan lain.

6. Apakah Hubungan anemia dan BBLR?


Jawab:

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh pengaruh kurang baik bagi ibu
maupun janin yang dikandung. Terhadap janin meningkatkan resiko kelahiran berat
badan lahir rendah. Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh suplai O2 dari plasenta ke
janin. Terganggunya fungsi plasenta pada anemia kehamilan akan menyebabkan
terganggunya pertumbuhan janin intra uterine dan kelahiran berat badan lahir
rendah.7

Pertumbuhan janin tergantung pada nutrisi yang baik dari ibu ke janin oleh karena
itu dibutuhkan perfusi uterus yang baik sehingga akan berpengaruh terhadap
kelahiran berat badan bayi. Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin memerlukan
aliran darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Pada ibu hamil dengan
anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta
dan janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta. Ibu hamil dengan anemia akan
berhubungan dengan fungsi plasenta karena terjadi gangguan penyaluran O2 dan zat
makanan dari plasenta ke janin. Plasenta menunjukkan adanya hipertrofi, kalsifikasi
dan infark sehingga terganggu. Hal ini menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.
Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
janin. Berat bayi lahir rendah umumnya ditemukan pada ibu hamil dengan anemia
berat. Berat bayi lahir biasanya masih dalam batas normal pada ibu hamil dengan
anemia ringan dan anemia sedang meskipun lebih rendah dibandingkan dari ibu
hamil tidak anemia.7

7. Megapa bayi malas minum?


Jawab:
Prematuritas murni/premature adalah bayi lahir dengan kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan. Salah satu
ciri prematuritas murni adalah refleks-refleks bayi masih lemah, refleks tonus leher
lemah, refleks menghisap dan menelan serta reflexs batuk belum sempurna. Seorang
bayi dengan berat lahir rendah juga biasanya cepat lelah, dan sering tersedak ketika
mengisap ASI. Akibatnya, bayi menjadi malas minum.8
8. Bagimana Interpretasi dari temuan klinis pada scenario?
Jawab:
Berat badan bayi lahir9

Normal : 2500 gr - 4000 gr


Klasifikasi BBLR
a) BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) : 1500 gr 2500 gr
b) BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah) : < 1500 gr
c) BBLER (Berat Badan Lahir Ekstrim Rendah) : < 1000 gr

Panjang badan bayi

Normal : 48 cm - 50 cm

Suhu bayi baru lahir

Normal : 36,5 C - 37,5 C

Hipotermi : <36,5 C pada pengukuran diaksilla, diklasifikasikan yakni hipotermi


ringan 36-36,5 C, hipotermi sedang 32-26C, dan hipotermi berat dibawah 32 -
36C.12

Hipertermi : >37,5 C

Berdasarkan acuan di atas maka interpretasi hasil pemeriksaan fisik sesuai


skenario :

Berat badan lahir = 2200 gr


Interpretasi : BBLR
Panjang badan = 47 cm
Interpretasi : Lebih pendek dari normal
Suhu bayi = 36,2 C
Interpretasi : Hipotermi

9. Bagimana langkah-langkah diagnosis pada sekenario


Jawab:
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam
jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.10

a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan
mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
1) Umur ibu

2) Riwayat hari pertama haid terakhir

3) Riwayat persalinan sebelumnya

4) Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

5) Kenaikan berat badan selama hamil

6) Aktivitas

7) Penyakit yang diderita selama hamil

8) Obat-obatan yang diminum selama hamil

b. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
1) Berat badan

2) Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pemeriksaan skor ballard
2) Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan

3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah

4) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada BBL dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat atau diperkirakan atau
terjadi sindrom gawat nafas.

10. Bagaimana pencegahan dan penanganan ibu yang anemia dan BBLR?

Jawab:

Pencegahan Anemia pada kehamilan:11

Setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonas ferrous 1 tablet sehari
Konsumsi sayur
Diberikan suplemen asam folat 1-5mg/hari + zat besi
Makan daging dan kacang-kacangan

Penatalaksanaan Anemia pada kehamilan

Terapi Non Medikamentosa;

Konsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi (hati daging merah
sayuran hijau)
Konsumsi buah-buahan dan sayuran
Menghindari penghambat penyerapan besi, seperti kopi dan teh

Terapi Medikamentosa:

Pemberian preparat besi oral; fero sulfat fero fumarat atau fero glukonat.
Apabila preparat oral tidak bisa ditoleransi, dapat diberikan secara IV: fero
sukrosa fero dekstran. Preparat intravena juga diberikan pada pasien anemia
berat (Hb kurang dari 8g/dl)
Pemberian tablet vitamin C
Apabila Anemia Defisiensi asam folat diberi suplemen asam folat. Wanita
tidak hamil 50-100 ug oral/parenteral. Wanita hamil 1-5 mg/hari + bersama
dengan zat besi. Jika defisiensi vit B12 diberikan 1000ug/ minggu sampe 6
minggu

Pencegahan BBLR:

Pencegahan Primer
Mencegah kehamilan bagi ibu yang memiliki usia dan paritas resiko tinggi
untuk melahirkan bayi dengan BBLR, memperhatikan jarak kehamilan, dan
mencukupi gizi ibu hamil baik secara kualitas dan kuantitas, menghindari
rokok dan alkohol
Pencegahan sekunder
Pencegahan ini lebih ditujukam pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi
untuk menemukan penyakit atau gangguan kesehatan setiap individu dalam
populasi. Setiap ibu hamil disarankan agar melakukan pemeriksaan antenatal
minimal sebanyak 4 kali yaitu satu kali pada trimester I satu kali pada
trimester II, dan dua kali pada trimester III.
Pencegahan tertier
Mencegah cacat kematian serta usaha rehabilitasi.

Penatalaksanaan BBLR:

Pengaturan suhu lingkungan, bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu


yang diatur. Bayi berat badan di bawah 2 kg 350C, Bayi berat badan 2kg sam
2,5 kg 340C. Atau dengan cara skin to skin dengan ibu bayi.
Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan terhadap infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi. Cara pemberian nutrisi tergantung dari beberapa
faktor seperti keadaan klinis, masa gestasi dan juga keterampilan dan
pengalaman petugas di tempat perawatan bayi. Walaupun bayi mendapat
nutrisi parenteral, harus diusahakan pemberian nutrisi enteral walaupun hanya
sedikit sebagai trophic feeding yang jumlahnya ditingkatkan sesuai kondisi
klinis bayi. Diharapkan pada awal minggu kedua nutrisi enteral penuh sudah
tercapai. Bila ada ASI, dapat diberikan langsung ataupun dipompa tergantung
keadaan bayi dan pemberian tambahan human milk fortifier (HMF)
diperlukan. Pemberian formula dapat dengan botol/dot, sonde lambung
(nasogastrik / orogastrik), transpilorik atau gastrostomi dengan berbagai
pertimbangannya. Pemberian secara bolus ataupun drip (continueous
infusion) hasilnya masih tetap kontroversial.
Memeriksa kadar gula darah

11. Perspektif Islam sesuai scenario


Jawab:
Para ulama mengambil kesimpulan bahwa bayi prematur batasannya adalah 6
bulan. Berdasarkan ayat Al-Quran.



Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. [Al=Baqarah: 233]

Kemudian ayat lainnya, tentang waktu total hamil dan menyusui,




Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. [Al-Ahqaf:
15]
Maka batas minimal bayi bisa lahir adalah:
30 bulan 24 bulan [2 tahun]= 6 bulan

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo hal 157-159
2. Prof. dr. Andul Bari Saifuddin, MPH, Sp.OG(K). 2014. IlmuKebidananEdisi
4. Jakarta: PT. BinaPustakaSarwono Prawirohardjo
3. Kliegman, Robert M. Arvin, Ann M. Wahab, A. Samik. 1999. Ilmu Kesehatan
Anak Nelson. Jakarta: EGC
4. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards
promoting optimal fetal growth
5. Budjong RF. Bayi dengan berat badan lahir rendah. Di dalam: Wiknjosastro
H, editor. Ilmu kebidanan. edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, : 771-85
6. Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta: Nuha Medika
7. Asyirah, Sitti. 2012. Faktor factor yang berhubungan dengan anemia pada ibu
hamil diwilayah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bajeng kec.
Bajeng kab. Gowa thn 2012.
8. Maryanti Dwi. 2011. Buku Ajar Neonatus, bayi dan Balita. Jakarta:
Salemba Medika
9. Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta:Erlangga

10. Unimus Digital Library FK UniversitasMuhammadiyah Semarang


diaksesmelaluihttp://digilib.unimus.ac.id/ (tanggal 20 Maret 2016)
11. Kapita Selekta Kedokteran. 2014. Media Aesculapius. Edisi IV. Jilid I Hal
408-409
12. WHO, Thermal Protection of Newborn, A. Practical Guide 1997. Hal 5-22

Anda mungkin juga menyukai